Jelaskan bagaimana cara meningkatkan bilangan oktan pada bensin ? ?
Jawaban yang benar diberikan: putti01
Kategori Soal : KimiaKelas : 7Materi : Nilai Oktan BBM
Kata Kunci : bilangan oktan
Pembahasan :
Hai, saya coba bantu jawab yaa.. Sebelumnya saya akan jelaskan bilangan oktan itu apa..
Bilangan oktan adalah bilangan yang menunjukkan tinggi tekanan suatu bahan bakar yang diberikan sampai bahan bakar tsb terbakar.
Cara meningkatkan bilangan oktan ada 3 cara, yaitu :
1. Dengan penambahan Etanol ⇒ C₂H₆O
Premium yang memiliki nilai oktan 88 apabila ditambahkan dengan etanol maka nilai oktannya menjadi 91 (nilai ini mendekati pertamax 92).
2. Dengan penambahan TEL (Tetraethyl Lead) ⇒ Pb(C₂H₅)₄
Penambahan TEL dapat meningkatkan nilai oktan, tetapi menghasilkan hasil samping Pb (Timbal) yang dapat mengendap di mesin. Disamping itu, senyawa PbBr₂ yang dilepaskan ke udara juga sangat beracun dan berbahaya.
3. Dengan penambahan MTBE (methyl tertiary butil eter) ⇒ C₅H₁₁O
MTBE merupakan senyawa yang dibuat dari etanol. MTBE dapat meningkatkan bilangan oktan dan dapat mengurangi pembakaran tidak sempurna premium yang menghasilkan gas CO.
Jawaban yang benar diberikan: mulfan7057
1)changing straight chain hydrocarbons into branched chains through a reforming process. Adding alicyclics or aromatics into the final mixture of gasoline. Adding antiknocking additive to slow down the gasoline combustion. 2) karena bensin terbuat dari senyawa alkana yg mempunyai sifat pelarut.
3)Terjadinya tumpahan minyak ke perairan
Jawaban yang benar diberikan: mutmainnaimut9047
Bil. oktan adalah angka yg menunjukkan seberapa besar tekanan yg bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. carameningkatkan bil. oktan perlu ditambah zat adiktif, misalnya TEL dan MTBE. krn TEL berbahaya maka lebih baik menggunakn MTBE yg bebas timbal.
Jawaban yang benar diberikan: puspa390
Bilangan oktanitu merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin.
Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin.
kalau gak salah
Bensin terdiri dari campuran kompleks hidrokarbon. Sebagian besar adalah alkana dengan 4-10 atom karbon per molekul. Jumlah yang lebih kecil dari senyawa aromatik yang ada. Alkena dan alkuna juga dapat muncul dalam bensin. Bensin yang paling sering diproduksi oleh distilasi fraksional minyak bumi, juga dikenal sebagai minyak mentah (itu juga dihasilkan dari batubara dan minyak serpih). Minyak mentah dipisahkan sesuai dengan titik didih yang berbeda ke dalam fraksi. Proses distilasi fraksional menghasilkan sekitar 250 mL bensin untuk setiap liter minyak mentah. Hasil bensin dapat digandakan menjadi dua kali lipat dengan mengubah fraksi titik didih yang lebih tinggi atau lebih rendah menjadi hidrokarbon dalam kisaran bensin.
Dua proses utama yang digunakan untuk melakukan konversi ini adalah cracking(cracking adalah proses pemecahan molekul hidrokarbon yang kompleks menjadi hidrokarbon yang lebih ringan) dan isomerisasi.
Dalam cracking, fraksi berberat molekul tinggi dan katalis dipanaskan sampai titik di mana ikatan karbon-karbon putus. Produk dari reaksi termasuk alkena dan alkana dengan berat molekul yang lebih rendah daripada yang muncul dalam fraksi aslinya. alkana dari reaksi cracking ditambahkan ke bensin untuk meningkatkan hasil bensin dari minyak mentah. Contoh dari reaksi cracking adalah:
alkana C13H28 (l) → alkana C8H18 (l) + alkena C2H4 (g) + alkena C3H6 (g)
Dalam proses isomerisasi, alkana rantai lurus diubah menjadi isomer rantai bercabang, yang membakar lebih efisien. Misalnya, pentana dan katalis dapat bereaksi untuk menghasilkan 2-methylbutane dan 2,2-dimethylpropane. Juga, beberapa isomerisasi terjadi selama proses cracking, yang meningkatkan kualitas bensin.
Dalam mesin pembakaran internal, kompresi campuran bensin-udara campuran memiliki kecenderungan untuk menyalakan secara prematur daripada membakar dengan lancar. Hal ini menciptakan ketukan(istilah untuk nyala mesin) mesin. Angka oktan bensin adalah ukuran ketahanan untuk menyala. Angka oktan ditentukan dengan membandingkan karakteristik bensin untuk isooctane (2,2,4-trimethylpentane) dan heptana. Isooctane diberikan sebuah angka oktan 100. Ini adalah senyawa yang bercabang dan membakar dengan lancar, dengan sedikit penyalaan. Di sisi lain, heptana diberi nilai oktan dari nol. Ini adalah senyawa tak bercabang dan nyalanya buruk. bensin biasa memiliki angka oktan sekitar 70. Dengan kata lain, bensin memiliki sifat nyala yang sama campuran isooctane 70% dan 30% heptana. Cracking, isomerisasi, dan proses lainnya dapat digunakan untuk meningkatkan nilai oktan bensin menjadi sekitar 90. agen anti-nyala dapat ditambahkan untuk lebih meningkatkan nilai oktan. Tetraetil timbal, Pb (C2H5) 4, adalah salah satu agen tersebut, yang ditambahkan ke gas pada kecepatan hingga 2,4 gram per galon bensin. Namun peraliha ke bensin tanpa timbal telah mewajibkan penambahan senyawa lain yang lebih mahal, seperti aromatik dan alkana bercabang , untuk mempertahankan angka oktan tinggi.
Pompa bensin di beberapa negara biasanya menunjukkan nomor oktan sebagai rata-rata dari dua nilai yang berbeda. Sering kali Anda mungkin melihat nilai oktan dikutip (R + M) / 2. Salah satu nilai research octane number (RON), yang ditentukan dengan mesin uji berjalan pada kecepatan rendah 600 rpm. Nilai lainnya adalah motor octane number (MON), yang ditentukan dengan mesin uji berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi dari 900 rpm. Jika, misalnya, bensin yang memiliki RON dari 98 dan MON dari 90, maka angka oktan ditulis akan menjadi rata-rata dari dua nilai atau 94.
Bensin oktan tinggi tidak selalu mengungguli bensin beroktan rendah dalam mencegah deposito mesin dari pembentukan, menghilangkan , atau membersihkan mesin dari endapan.
Jadi Bilangan oktan didasarkan pada ketahanan bahan bakar untuk tahan terhadap nyala, semakin tinggi bilangan oktan, maka akan semakin tahan terhadap pembakaran. Bilangan oktan yang rendah berarti bensin diberi sedikit nyala saja akan langsung terpicu terbakar dengan banyak atau tak terkendali.
Berikut ialah beberapa cara untuk meningkatkan bilangan oktan bensin yang dikutip dari
GS-Xtra
1213 Gornto Road Valdosta, GA 31602 (912) 244-0577
Editor: Richard Lasetter, president Gran Sport Club of America (GSCA)
Page 2
Formula #1 – Toluene
R+M/2………114
campuran dengan oktan 92
10%………..94.2 Octane 20%………..96.4 Octane
30%………..98.6 Octane
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus dihindari.[1]
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Bilangan oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Penambahan tetraetil timbal (tetraethyl lead atau TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilena bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.[2]
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan oktan setara 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul dari TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin meningkat.
Nilai oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai Research Octane Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur. Nilai RON diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana dan n-heptana. Misalnya, sebuah bahan bakar dengan RON 88 berarti 88% kandungan bahan bakar itu adalah iso-oktana dan 12%-nya n-heptana.
Motor Octane Number (MON)
Jenis bilangan oktan lainnya, disebut Motor Octane Number (MON), ditentukan pada kecepatan mesin 900 rpm dan bukan 600 rpm seperti pada RON.[1] pengujian MON menggunakan mesin tes serupa dengan yang digunakan dalam pengujian RON, tetapi dengan campuran dipanaskan bahan bakar, kecepatan mesin yang lebih tinggi, dan variabel waktu pengapian untuk lebih menekankan mengetuk ketahanan bahan bakar. Tergantung pada komposisi bahan bakar, MON dari pompa bensin yang modern akan menjadi sekitar 8 sampai 12 oktan lebih rendah dari RON, tetapi tidak ada hubungan langsung antara RON dan MON. spesifikasi pompa bensin biasanya membutuhkan baik minimal RON dan MON minimum.
Anti-Knock Index (AKI) atau (R+M)/2
Di banyak negara, termasuk Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara di Eropa, nilai oktan yang ditampilkan pada pompa adalah RON, namun di Kanada, Amerika Serikat, Brasil, dan beberapa negara lain, jumlah nilai utama yang ditampilkan adalah rata-rata dari RON dan MON, disebut Anti-Knock Index (AKI), dan terkadang dituliskan di pompa sebagai (R+M)/2. Terkadang nilai ini juga disebut sebagai Posted Octane Number (PON).
Nilai RON/MON dari n-heptana dan iso-oktana adalah bulat 0 and 100, berturut-turut, berdasarkan definisi bilangan oktan. Tabel berikut tercantum peringkat oktan untuk berbagai bahan bakar lainnya.[3]
heksadekana | < −30 | ||
n-oktana | −20 | ||
n-heptana (RON dan MON 0 per definisi) | 0 | 0 | 0 |
bahan bakar diesel | 15–25 | ||
2-metilheptana | 23 | 23.8 | 23 |
n-heksana | 25 | 26.0 | 26 |
1-pentena | 34 | ||
2-metilheksana | 44 | 46.4 | 45.2 |
3-metilheksana | 55.0 | ||
1-heptena | 60 | ||
n-pentana | 62 | 61.9 | 62 |
persyaratan untuk motor tempel khas dua-stroke[4] | 69 | 65 | 67 |
Pertamina "Premium" | 88 | 78 | 83 |
Pertamina "Pertalite" | 90 | ||
"Bensin Reguler" di Jepang | 90 | ||
n-butanol | 92 | 71 | 83 |
Neopentana (dimetilpropana) | 80.2 | ||
n-butana | 94[5] | 90.1 | 92 |
Isopentana (metilbutana) | 90.3 | ||
"Bensin Reguler" di Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat | 91–92 | 82–83 | 87 |
Pertamina "Pertamax" | 92 | 82 | 87 |
"Shell Super" di Indonesia, "Total Performance 92" di Indonesia | 92 | ||
2,2-dimetilbutana | 93.4 | ||
2,3-dimetilbutana | 94.4 | ||
"YPF Super" di Argentina | 95 | 84 | 90 |
Pertamina "Pertamax Plus" (Tidak Berlanjut), "Super/Premium" di Selandia Baru dan Australia | 95 | 85 | 90 |
"Aral Super 95" di Jerman, "Aral Super 95 E10" (10% Etanol) di Jerman | 95 | 85 | 90 |
"Shell V-Power" di Indonesia, "Total Performance 95" di Indonesia, "Shell FuelSave " di Malaysia | 95 | ||
"EuroSuper" atau "EuroPremium" atau "Regular unleaded" di Eropa, "SP95" di Prancis, "Super 95" di Belgia | 95 | 85–86 | 90–91 |
"Premium" atau "Super unleaded" di Amerika Serikat (10% etanol campur) | 97 | 87-88 | 92-93 |
"Shell V-Power 97" di Malaysia | 97 | ||
"IES 98 Plus" di Italia, "Aral SuperPlus 98" di Jerman, Pertamina "Pertamax Turbo" di Indonesia | 98 | ||
Pertamina "Pertamax Turbo" di Indonesia | 98 | 118 | 108 |
"YPF Infinia" di Argentina | 98 | 87 | 93 |
"Corriente (Regular)" di Kolombia | 91.5[6] | 70 | 81[7] |
"Extra (Super/Plus)" di Kolombia | 95[8] | 79 | 87[9] |
"SuperPlus" di Jerman | 98 | 88 | 93 |
"Shell V-Power 98", "Caltex Platinum 98 with Techron", "Esso Mobil Synergy 8000" dan "SPC LEVO 98" di Singapura, "BP Ultimate 98/Mobil Synergy 8000" di Selandia Baru, "SP98" idi Prancis, "Super 98" di Belgia, Britania Raya, Slovenia dan Spanyol | 98 | 89–90 | 93–94 |
"Shell V-Power Nitro+ 99" "Tesco Momentum 99" di Britania Raya | 99 | 87 | 93 |
Pertamina "Pertamina Racing Fuel" (bioetanol campur) di Indonesia | 100 | 86 | 93 |
"Premium" di Jepang (Japanese Industrial Standards), "IP Plus 100" di Italia, "Tamoil WR 100" di Italia, "Shell V-Power Racing" di Australia - tidak berlanjut pada Juli 2008[10] | 100 | ||
"Shell V-Power" di Italia dan Jerman | 100 | 88 | 94 |
"Eni(atau Agip) Blu Super +(atau Tech)" di Italia | 100 | 87 | 94 |
"isooktana" (RON dan MON 100 per definisi) | 100 | 100 | 100 |
" Petron Blaze 100 Euro 4M " di Malaysia | 100 | ||
"San Marco Petroli F-101" di Italia (utara Italia saja, hanya beberapa SPBU) | 101 | ||
benzena | 101 | ||
2,5-Dimetilfuran | 101.3[11] | 88.1[11] | 94.7[11] |
ExxonMobil Avgas 100[12] | 99.5 (min) | ||
i-butana | 102[5] | 97.6 | 100 |
2,3,3-trimetilpentana | 106.1[13] | 99.4[13] | 103 |
etana | 108 | ||
etanol | 108.6[14] | 89.7[14] | 99.15 |
metanol | 108.7[14] | 88.6[14] | 98.65 |
propana | 112 | 97 | 105 |
2,2,3-trimetilbutana | 112.1[13] | 101.3[13] | 106 |
isopropanol | 118 | 98 | 108 |
1-propanol | 118[15] | 98 | 108[15] |
toluena | 121 | 107 | 114 |
VP C16 Race Fuel | 117 | 118 | 117.5 |
metana | 120 | 120 | 120 |
hidrogen | > 130 |
- ^ a b Werner Dabelstein, Arno Reglitzky, Andrea Schütze and Klaus Reders "Automotive Fuels" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry 2007, Wiley-VCH, Weinheim.doi:10.1002/14356007.a16_719.pub2
- ^ "Leaded Gas Phaseout". U.S. EPA, Region 10. Juni 1995. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-03. Diakses tanggal 15 Juni 2012.
- ^ Balaban, Alexandru T. (1983). "Topological Indices based on Topological Distances in Molecular Graphs" (PDF). Pure and Applied Chemistry. IUPAC. 55 (2): 199–206. doi:10.1351/pac198855020199.
- ^ Johnson Operation and Maintenance Manual, 1999
- ^ a b Henig, Y. "SciTech Connect: Autoignition of n-butane/isobutane blends in a knock research engine". osti.gov.
- ^ "Ecopetrol - Energía para el Futuro". ecopetrol.com.co.
- ^ "Ecopetrol - Energía para el Futuro". ecopetrol.com.co. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Ecopetrol - Energía para el Futuro". ecopetrol.com.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-19. Diakses tanggal 2017-03-23.
- ^ "Ecopetrol - Energía para el Futuro". ecopetrol.com.co. [pranala nonaktif permanen]
- ^ Shell phases out V-Power Racing fuel (100 RON) Diarsipkan 2011-02-22 di Wayback Machine. – MRT
- ^ a b c Daniel, Ritchie (2012). "'Combustion performance of 2,5-dimethylfuran blends using dual-injection compared to direct-injection in an SI engine'". Applied Energy. 98: 59–68. doi:10.1016/j.apenergy.2012.02.073.
- ^ "ExxonMobil Avgas". Exxonmobil.com. Diakses tanggal 2017-01-06.
- ^ a b c d A. T. Balaban, L. B. Kier, and N. Josh, MATCH (Commun. Math. Chem.) 28 (1992) 13–27.
- ^ a b c d Eyidogan, Muharrem (2010). "'Impact of alcohol–gasoline fuel blends on the performance and combustion characteristics of an SI engine'". Fuel. 89 (10): 2713–2720. doi:10.1016/j.fuel.2010.01.032.
- ^ a b "Biofuels - Types of Biofuels - Bioalcohols". biofuel.org.uk.
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bilangan_oktan&oldid=18624392"
Page 2
2-Metilheptana adalah alkana bercabang yang merupakan isomer dari oktana. Mempunyai rumus kimia (CH3)2CH(CH2)4CH3.
2-Metilheptana[1]
Nomor CAS
- 592-27-8 Y
Model 3D (JSmol)
- Gambar interaktif
- 11106 Y
PubChem CID
- 11594
CompTox Dashboard (EPA)
- DTXSID2060460
InChI
InChI=1S/C8H18/c1-4-5-6-7-8(2)3/h8H,4-7H2,1-3H3
YKey: JVSWJIKNEAIKJW-UHFFFAOYSA-N
Y
SMILES
CCCCCC(C)C
Rumus kimia
C8H18Massa molar 114,23 g·mol−1 Penampilan Tidak berwarna, cairan transparan Bau Tidak berbau Densitas 698 mg mL−1Tekanan uap 5.3 kPa (at 37.7 °C) kH 2.7 nmol Pa−1 kg−1Indeks bias (nD) 1.395–1.396 Termokimia Kapasitas kalor (C) 252.00 J K−1 mol−1Entropi molar standar (So) 356.39 J K−1 mol−1Entalpi pembentukan standar (ΔfHo) −256.5–−253.9 kJ mol−1Entalpipembakaran
standar ΔcHo298 −5466.7–−5464.3 kJ mol−1Bahaya Piktogram GHS
Pernyataan bahaya GHS
H225, H304, H315, H336, H410Langkah perlindungan GHS
P210, P261, P273, P301+310, P331 Titik nyala 4.4 °C Ambang ledakan 0.98–?% Senyawa terkaitKecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
- ^ "2-METHYLHEPTANE - Compound Summary". PubChem Compound. National Center for Biotechnology Information. 26 March 2005. Diakses tanggal 6 March 2012.
- International Chemical Safety Card 0731
- Chemical and physical properties table Diarsipkan 2007-09-28 di Wayback Machine.
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=2-Metilheptana&oldid=18670587"