Contoh PEMBELAJARAN berbasis proyek di PAUD

refleksi


sumber ilustrasi : Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learni

Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan sesama. Metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi.

Project Based Learning :

  • Dimulai dengan sebuah pertanyaan esensial atau membimbing.
  • Diselesaikan dalam waktu yang agak lama (beberapa minggu – bulan)
  • Berorientasi dengan produk akhir atau “artifact” (berupa produk tulisan, lisan, visual dan multimedia), serta kegiatan produksi yang memerlukan pengetahuan isi tertentu atau keterampilan, dan biasanya menimbulkan satu atau lebih masalah yang harus dipecahkan siswa. Proyek bervariasi dalam lingkup dan kerangka waktu, dan produk akhir sangat bervariasi dalam tingkat teknologi yang digunakan serta kecanggihannya.
  • Hasil pembelajaran berupa produk (model, prototype, poster seni, pertunjukan, dll)

Pembelajaran PjBL perlu mengangkat masalah riil yang terjadi di masyarakat, karena tujuan dari PjBL adalah mengkoneksikan pengetahuan yang diperoleh siswa di kelas untuk diaplikasikan di dunia nyata dengan membuat solusi atas permasalahan-permasalahan yang ada – dimana siswa juga berperan sebagai profesi-profesi yang ada di dunia nyata, seperti dokter, peneliti lingkungan, ahli energi, insinyur, dll. Selain itu, PjBL harus mampu memberikan value/nilai/manfaat kepada masyarakat sekitar/dunia nyata, dimana hal ini adalah esensi utama dari tujuan pendidikan.

Kegiatan belajar yang dialami oleh siswa akan sangat bermakna dalam kehidupannya, dimana mereka akan selalu mengingat point-point penting dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Selain itu, aliran pembelajaran dengan metode saintifik seperti yang ada pada PjBL akan memberikan keterampilan bagaimana menjadi pembelajaran seumur hidup bagi para siswa, dan pengetahuan ini akan sangat bermanfaat untuk dapat bertahan dalam kompetisi di dalam era ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Langkah-langkah pembelajaran PjBL adalah sebagai berikut :

1. Penentuan pertanyaan mendasar (start with essential question)

2. Menyusun perencanaan proyek (design project)

3. Menyusun jadwal (create schedule)

4. Memantau siswa dan kemajuan proyek (monitoring the students and progress of project)

5. Penilaian hasil (assess the outcome)

6. Evaluasi Pengalaman (evaluation the experience)

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL 

Kelebihan atau keunggulan PjBL sebagai berikut (Abidin, 2007:170) :

  1. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya. 
  2. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin.
  3. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya. 
  4. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru. 
  5. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.

Kekurangan/kelemahan PjBL adalah sebagai berikut (Abidin, 2013:171) :

  1. Memerlukan banyak waktu dan biaya. 
  2. Memerlukan banyak media dan sumber belajar. 
  3. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
  4. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.

Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek

Kamis , 04 Mar 2021, 18:05 WIB

SIT Nurul Fikri

Untuk anak-anak usia dini, pembelajaran paling cocok yang bisa diterapkan di masa pandemi adalah project based learning (PJBL) atau pembelajaran berbasis proyek.

Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, Sesuai surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19, sistem pendidikan di Indonesia dialihkan menjadi pembelajaran daring. Untuk anak-anak usia dini, pembelajaran paling cocok yang bisa diterapkan di masa pandemi adalah project based learning (PjBL) atau pembelajaran berbasis proyek.

PjBL adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran seperti tertuang dalam Permendikbud No 20 tahun 2014. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.

PjBL juga akan melatih siswa untuk bisa berpikir kritis dan mengaplikasikan problem solving dalam pengambilan keputusan apapun yang akan para siswa akan hadapi nantinya. Terlebih lagi, PjBL juga menanamkan pentingnya literasi, sebagai basis berpikir kritis tersebut.

Sedangkan untuk para peserta didik, diharapkan disrupsi pandemi yang memaksa para siswa untuk menjalani belajar dari rumah tidak akan mengganggu kemauan untuk terus berinovasi dalam pembelajaran.

Han and Bhattacharya dalam Warsono & Hariyanto (2012) menyebutkan bahwa ada beberapa keuntungan atau manfaat impelemntasi dari Project Based Learning (PjBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa. Project Based Learning mendorong siswa dan siswi berhadapan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehingga akan memunculkan motivasi dan pemikiran orisinil mengenai permasalahan tersebut.

Baca Juga

2. Meningkatkan kecakapan siswa dalam pemecahan masalah. Ketika siswa-siswi tersebut telah berhadapan dengan masalah-masalah dan motivasinnya telah timbul, semakin lama ia akan semakin paham bagaimana jalan keluar atau pemecahan masalahnya.

3. Memperbaiki keterampilan menggunakan media pembelajaran. Dari pemikiran orisinil dan pemecahan masalah yang ditemukan oleh siswa, akan ditemukan pemikiran-pemikiran kreatif mengenai cara menyelesaikan masalah (dalam hal ini media). Apalagi dizaman IPTEK sekarang, banyak hal yang bisa dimanfaatkan sebagai media pemecahan masalah yang bisa digunakan oleh siswa-siswi.

4. Meningkatkan semangat dan keterampilan kolaborasi. Di dalam Project Based Learning, siswa akan bekerja secara kolaboratif atau bekerja sama dengan siswa lainnya dalam mengerjakan suatu proyek baik mengenai pembagian struktur kerja, perumusan masalah, percobaan dan lainnya.

5. Meningkatkan keterampilan dalam manajemen berbagai sumber daya. Proyek yang dikerjakan oleh siswa tentu dihadapi sendiri oleh siswa tersebut dan dilihat sebagai sebuah tantangan yang harus diselesaikan maka dari itu ia harus belajar mengelola segala hal berkaitan dengan penyelesaian proyek yang ia kerjakan.

Di TKIT Nurul Fikri sudah menerapkan PjBL pada awal semester dua tahuan ajaran 2020/2021 dalam bentuk kegiatan Nufi Kids Talk. Tujuan dari PjBL ini menurut Kepala Sekolah TKIT Nurul Fikri, Muji Rahayu, ialah untuk membentuk siswa yang cerdas sesuai dengan karakter SMART (Sholeh Muslih, cerdAs, mandiRi dan Terampil).

"TKIT Nurul Fikri mulai semester 2 menerapkan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) yaitu metode pembelajaran yang berbasis proyek/kegiatan sebagai sarana bagi siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan analitis. Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi dan eksplorasi yang mendalam terhadap topik/ tema tertentu," ujar Muji, seperti dalam siaran persnya, Kamis (4/3).

Untuk tema bulan ini, lanjut Muji, adalah "Depok Kotaku Berkah Karunia Allah SWT" dengan harapan siswa belajar tentang hal-hal yang ada di Depok, seperti ikon kota Depok, kesenian, tempat wisata, alat transportasi, gedung-gedung yang ada di Depok, makanan khas Depok, RS yang ada di Depok, dan lainnya. Kemudian siswa mengeksplor dan membuat proyek berdasarkan informasi yang didapatkan dan ingin diketahuinya.

"Tidak berhenti sampai dengan mengekplor, siswa akan mempresentasikan hasil project yang dikerjakannya di depan teman-temannya," tandasnya.

  • sit nurul fikri
  • pjbl
  • pembelajaran berbasis proyek
  • project based learning

Oleh:Kustila, S.Pd

TK Anak Cerdas Rejang Lebong

Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Salah satu terobosan yang sering dilakukan adalah dengan adanya pergantian Kurikulum, hingga sampai saat ini Kurikulum 2013 yang digunakan. Dalam implementasi Kurikulum 2013 ini diperlukan pendekatan yang dapat mengintregasikan antara aspek teoritis dan praktis.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah (scientificappoach). Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah,yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kemendikbud, 2013). Dari berbagai kajian tentang strategi pembelajaran, salah satu pendekatan yang mendekati konsepsi tersebut adalah pendekatan proyek atau yang dikenal sebagai Project Based Learning.

Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan siswa akan berkembang saat siswa menghadapi pengalaman baru yang akan membangun dan memodifikasi pengetahuan awal, Sedangkan Vygotsky terkenal dengan kontruktivisme sosial dimana dalam mengkontruksi pemikiran seorang individu juga dipengaruhi oleh lingkungan sosialnyad engan teori scaffolding dan ZPD.

Pembelajaran berbasis proyek berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep “Learning by doing”. Bentuk pembelajaran seperti ini merupakan penolakan Dewey pada lembaga prasekolah selama ini yang sering kali pasif, malas bekerja, dan tidak produktif. Pembelajaran dengan prinsip “learning by doing” sangat banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif, bekerja dan produktif untuk menemukan berbagai pengetahuan. Pendekatan project based learning merupakan salah satu strategi yang dapat dipilih untuk mengembangkan prinsip bermain sambil belajar dan menjadikan anak sebagai pusat dalam pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini.

Pada pembelajaran project based learning anak-anak dilibatkan dalam memilih topik- topik pembelajaran yang menarik perhatian dan ingin diketahui lebih dalam dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Dengan penggunaan pembelajaran proyek anak merasa terlibat langsung sehingga pembelajaran lebih bermakna untuk anak, pembelajaran bermakna akan disimpan di memori jangka panjang.

Project Based Learning merupakan suatu pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip contructivis, problem solving, inquiri riset, integrated studies dan refleksinya yang menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasinya. Pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning siswa mengembangkan suatu proyek baik secara individu ataupun secara kelompok untuk menghasilkan suatu produk.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode Project Based Learning berpusat kepada anak. Pendapat tersebut sejalan dengan Masitoh (2008; 8.8) menjabarkan ciri-ciri pembelajaran yang berpusat pada anak yaitu:

1) prakasa kegiatan tumbuh dari anak,

2) anak memilih bahan dan memutuskan sendiri apa yang ingin dikerjakan,

3) anak mengekspresikan bahan secara aktif dengan seluruh inderanya,

4) anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan objek,

5) anak menggunakan otot kasarnya ketikasedang belajar, dan anak berkesempatan untuk menceritakan pengalamannya.

Dari penjabaran diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mendorong kemampuan peserta didik dan menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis proyek (Project Based Learning).

Langkah-langkah Project Based Learning seperti yang telah dikembangkan oleh TheLucas George Fundation (2005)

  1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With The Essensial Question)

Pembelajar dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanya anyang dapat memberi penugasan kepada siswa untuk melakukan suatu aktivitas. Topik penugasan sesuai dengan dunia nyata yang relevan untuk siswa dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

  • Mendesain Perencanaan Proyek (Design A Plan For The Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.

Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktifitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang, mungkin serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

  • Menyusun Jadwal(Create Schedule)

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktifitas dalam menyelesaikan proyek. Aktifitas pada tahap ini antara lain:

  1. Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
  2. Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
  3. Membawa peserta didik agar merencanakan rencana yang baru,
  4. Membimbing peserta didik ketika mereka membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu acara
  • Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek (Monitoring)

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Guru berperan sebagai mentor dalam aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring dibuats ebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting

  • Menguji Hasil(Assess The Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

  • Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate The Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik dimintau ntuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

Adapun menurut kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut :

Kelebihan

-Meningkat kanmotivasi, karena dalam pembelajaranya melewati beberapa proses yang mendorong siswa untuk lebih berfikir kreatif .

-Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

-Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan  mempraktekkan keterampilan komunikasi.

-Meningkatkan keterampilan mengolah sumber.

Adapun kekurangan dari pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut:

  1. setiap mata pelajaran mempunyai kesulitan tersendiri, yang tidak dapat selalu dipenuhi di dalam proyek.
  2. Sulit untuk memilih proyek yang tepat.
  3. Menyiapkan tugas bukan suatu hal yang mudah.

Implementasi Project Based Learning pada anak usia dini, dibagi menjadi 3 diantaranya adalah:

  1. Pembelajaran Proyek Total untuk Anak Usia Dini

Bentuk ini menghendaki setiap bidang studi/pengembangan melebur menjadi satu menunjukkan keterkaitan dalam bidang studi lain membentuk satu kesatuan yang utuh (Sudjiono, 103:2009). Implementasi pembelajaran proyek total pada anak usia dini terdapat pada pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak usia dini karena pada dasarnya anak usia dini masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik) perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional. Prinsip pemilihan tema merupakan wahana yang berisikan bahan- bahan yang perlu dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program pengembangan yang operasional.

Implementasi pembelajaran proyek total pada pembelajaran tematik anak Usia dini dapat dicontohkan sebagai berikut:

Tema      : Tanaman

NAM      : Melafaz Bismiilah sebelum bermain

Sosem    : Melakukan kegiatan tanpa dibantu

Bahasa  : Tanya jawab mengenai bagian-bagian tanaman

Kognitif  : Mengetahui alat teknologi sederhana yang digunakan dalam membuat proyek

Fismok   : Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam melakukan kegiatan

Seni         : Membuat proyek bunga tanaman dengan menggunakan tehnik mengecap

  • Pembelajaran Proyek Parsial/Bagan untuk Anak Usia Dini

Pembelajaran proyek parsial/bagan pada anak usia dini, dalam bentuk penggabungan antara pengembangan yang berdiri sendiri dengan bidang studi yang saling berhubungan.

  • Pembelajaran Proyek Okasional

Bentuk pembelajaran proyekokasional pada anak usia dini hanya dilakukan pada saa tkegiatan-kegiatan tertentu saja yang memungkinkan dilaksanakan pembelajaran proyek, baik secara total maupun parsial. Proyekokasional dapat dilakukan dalam satu bulan sekali, pertengan semester atau satu semester sekali.

Melalui kegiatan pembelajaran dengan materi berbasis Problem Based Learning yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) ini diharapkan peserta didik dapat melakukan pemecahan masalah yang  ditemukan saat melaksanakan rangkaian kegiatan pembelajaran sesuai tema yang disajikan oleh guru. Setelah menemukan solusi atas masalah yang ditemukan,  diharapkan peserta didik dapat membuat suatu produk   yang berkaitan dengan pemecahan masalah dari materi tersebut. Hal ini diharapkan agar anak usia dini kedepannya terbiasa menyelesaikan masalah dan mudah menempatkan diri dalam lingkungan barunya. Kedepannya diharapkan anak usia dini menjadi generasi yang memiliki kompetensi 4C, mampu berpikirkritis, berkerjasama, kreatif dan berkomunikasi dengan baik.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA