Apa hikmah yang dapat kita petik dari surat Al Kafirun?

Kisah-kisah orang-orang terdahulu di Alquran merupakan pengingat dan ibrah.

Republika/Agung Supriyanto

Alquran

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT memberikan pelajaran kepada manusia lewat beragam cara. Salah satunya adalah menampilkan kisah orang-orang terdahulu di dalam Alquran.

Ada kisah para nabi dan rasul, ada pula kisah tentang para pendurhaka, seperti Qarun, Firaun, serta umat atau kaum yang telah dibinasakan oleh Allah SWT.

Semua kisah yang terdapat di dalam Alquran itu sejatinya tidak hanya menjadi cerita yang diperdengarkan kepada anak cucu kita. Melainkan menjadi pengingat dan ibrah bagi semua orang.

Ustaz Adi Hidayat mengatakan banyak peradaban manusia pada masa lampau telah dimusnahkan Allah karena kedurhakaan mereka terhadap Sang Pencipta.

Saat ini, sebagian dari sisa-sisa peradaban mereka masih dapat kita temukan dalam bentuk puing-puing reruntuhan kota ataupun dalam rupa peninggalan yang lainnya.

Menurut Ustaz Adi, semua peninggalan sejarah itu semestinya dapat menjadi pelajaran untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.

Namun, tidak sedikit orang yang berkunjung ke situs-situs sejarah tersebut hanya untuk berwisata atau sekadar mengambil foto. Padahal, sisa-sisa peradaban pada zaman lampau sengaja dihadirkan Allah untuk memberikan pesan sekaligus menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada manusia yang hidup pada masa sesudahnya.

"Bagi orang yang beriman, apa saja yang ia lihat dan dengar selalu mengingatkannya dengan Allah SWT. Begitu pula ketika ia melihat puing-puing peradaban umat manusia di masa lalu atau mendengar kisah tentang mereka, akan bertambah keimanannya kepada Allah," ujar Ustaz Adi.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau mencip takan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'." (QS Ali Imran [3]: 190–191).

Ustaz Adi menjelaskan kata tanda di dalam bahasa Arab memiliki dua bentuk istilah. Yang pertama disebut dengan alamat, sedangkan yang lain disebut ayat.

Allah SWT sendiri selalu menggunakan kata ayat untuk mengungkapkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di dalam Alquran.

Secara terminologi, kata alamat diartikan sebagai tanda yang mendekatkan seseorang kepada tujuannya. Kata ini juga diserap ke dalam bahasa Indonesia untuk merujuk pada lokasi tertentu.

Sementara itu, kata ayat dalam bahasa Arab mempunyai makna yang lebih khusus lagi, yaitu tanda yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Sang Pencipta.

"Inilah alasan mengapa isi Alquran disebut ayat oleh umat Islam. Karena setiap kali membaca atau mendengarkannya, orang Mukmin akan semakin dekat dengan Allah SWT," ujar dai lulusan Islamic Call College Tripoli, Libia, itu.

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal." (QS al-Anfal [8]: 2).

Yang paling menarik, kata Ustaz Adi, Allah SWT tidak sekadar menghadirkan kedekatan kepadaham ba-Nya lewat tanda-tanda yang tertulis dalam Alquran (ayat-ayat qauliyah).

Allah juga menghadirkan bentangan kehidupan di alam semesta ini untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada manusia. Tanda-tanda di alam inilah yang dikenal sebagai 'yat-ayat kauniyah.

"Ayat-ayat kauniyah digunakan untuk menafsirkan ayat-ayat yang tertulis dalam Alquran. Dan bagi orang yang imannya kuat, seluruh tanda kebesaran Allah yang ia lihat di alam ini akan langsung menghujam ke dalam jiwanya dan memberikan gambaran kedekatannya kepada Sang Khalik," tutur Ustaz Adi.

Karena itulah, kita dituntut untuk menyelami tanda-tanda kekuasaan Allah di mana pun kita berada. Sebab, tanda-tanda itu dapat memperkuat keimanan kita kepada Sang Pencipta, seperti yang disampaikan-Nya dalam Alquran, "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Tiadakkah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (QS Fussilat [41]: 53).

  • tuntunan islam
  • kisah alquran
  • kajian alquran

Apa hikmah yang dapat kita petik dari surat Al Kafirun?

sumber : Dialog Jumat Republika

SuaraJatim.id - Surat Al Maun tergolong dalam surat makkiyah, sebab turun di mekah dan terdiri dari 7 ayat. Surat ke 107 ini memiliki arti barang yang berguna.  Berikut Surat Al Maun dan artinya yang bisa kamu reasapi. 

Jika diresapi surah Al Maun sebagai peringatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum lebih lanjut simak bacaan dan arti surat Al Maun.

Apa hikmah yang dapat kita petik dari surat Al Kafirun?
Ilustrasi wanita muslim hijab membaca alquran (elemen envato)


Bacaan surat Al Maun dan artinya:

Ara'atailadzii yukazzibu bid din

Baca Juga: Bacaan Latin Surat Al Maun dan Artinya

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?."

Fa zaalikallazii yadu'ul yatiim
"Maka itulah yang menghardik anak yatim."

Wa la yakhuduhuu alaa ta'aamil miskiin
"Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin"

Fa wailul lil musallin 
"Maka Celakalah orang yang shalat."

Allaziina hum 'an salaatihim saahun
"yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya."

Baca Juga: Surat Al Kafirun Ayat 1-6: Keutamaan dan Tafsirnya

Allaziina hum yuraa un
"Yang berbuat ria"


kontenPedia.com - Bagi sobat kontenPedia yang memeluk agam Islam, pastinya tidak asing dengan Surat Al Kafirun dong? Nah, bagi yang belum begitu paham, Surat Al Kafirun adalah salah satu jenis surat Makkiyah (surat yang diturunkan oleh Allah Swt di kota Makkah). Surat Al Kafirun merupakan surat ke109 dalam Al Quran. Surat ini terdiri dari 6 ayat. Surat Al Kafirun juga memiliki arti orang-orang kafir.

Rupanya, Surat Al Kafirun memiliki beberapa hikmah dan keutamaan yang luar biasa jika di baca loh ! Dikutip dari Ayo Surabaya, simak yuk hikmah apa saja yang terdapat dalam Surat Al Kafirun :

Baca juga : Saatnya Tampil Cantik dengan Busana Muslim Inklusif

1. Toleransi Beragama

Surat Al Kafirun salah satunya adalah mengajarkan kita bersikap toleransi. Meski banyak yang salah menafsirkan kata toleransi disini, ada sebagian yang beranggapan bahwa kita umat muslim akan selalu menyetujui pendapat agama lain ataupun memperbolehkan mereka mencampur agamanya dengan agama Islam.

Padahal sikap toleransi yang benar adalah sikap tidak memaksa keyakinan kita terhadap keyakinan orang lain. Hal inilah yang ditegaskan Surat Al Kafirun. Penegasan lain adalah Islam tidak pernah mengajarkan ajaran dengan paksaan. Hal ini tercantum jelas dalam ayat terakhir Surat Al Kafirun yang berbunyi “Lakum Dinukum Waliyadin” yang artinya bagimu agamamu, bagiku agamaku.

Baca juga : Wajib Simak ! Begini Perhelatan Fesyen Muslim ala Milenial

2. Ampuh Usir Iblis

Surah Al Kafirun rupanya sangat ditakuti oleh bangsa Iblis. Diriwayatkan dalam Ibnu Abbas berkata, "Tiada surah di dalam Alquran yang lebih menakutkan bagi bangsa iblis dari pada Surah Al Kafirun, sebab ia adalah surat yang mengajarkan Tauhid dan pembebas segala kemusyrikan."

Bahkan riwayat dari Imam Ja’far mengatakan, "Bacalah surah ini sebanyak 7x dalam sehari untuk menjaga iman dan menjauhkan dari kemusyrikan, keraguan, dan keyakinan buruk."

3. Keutamaan Seperempat Alquran

Membaca surat Al Kafirun sama saja dengan membaca seperempat Alquran. Hal ini terdapat pada riwayat Annas yang berbunyi: "Qul Ya Ayuhal Kafirun senilai dengan seperempat Alquran". Hadis tersebut dianggap hasan oleh Al-Albani dalam kitab silsilah ahadits sahihah. Tak heran jika surah ini memiliki fadhilah yang sama besar dengan seperempat Alquran.

Menurut Al-Mubarakfuri, Surat Al Kafirun sama dengan sebagian isi kalimat Syahadat. Sehingga surat tersebut benar-benar mengajarkan tauhid kepada umat muslim.  Menurut riwayat Abu Dawud dari Farwah Bin Naufal berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, "Qul Ya Ayyuhal Kafirun kemudian tidurlah di akhirnya, sesungguhnya ayat tersebut membebaskan dari kemusyrikan." Nah, itulah beberapa hikmah utama yang terdapat dalam Surat Al Kafirun. Bagi sobat kontenPedia muslim, yuk diamalkan !

Baca juga : Menikah Secara Islam, Putri Bill Gates Muallaf?

Editor: Aries Marthadiharja -

Kapanlagi.com - Surat Al Kafirun adalah salah satu surat yang ada di dalam Al Quran dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah karena diturunkan saat Nabi Muhammad SAW sedang berada di Mekkah. Surat ini menjadi salah satu surat pendek, karena hanya berisi 6 ayat, dan sering menjadi salah satu surat yang dibaca dalam ibadah sholat.

Bagi kalian yang ingin mengetahui lebih mengenai surat Al Kafirun, ada beberapa penjelasan tentang sejarah surat tersebut. Bagaimana surat Al Kafirun turun dan keutamaan yang kita dapat bila sering membaca surat Al Kafirun secara rutin. Tentu saja penjelasan ini akan memberikan kita ilmu untuk lebih dekat pada Allah SWT.

Untuk itu dilansir dari brilio.net dan berbagai sumber, inilah isi surat Al Kafirun beserta dengan arti dan keutamannya.

 

1. Sejarah Surat Al Kafirun

Ilustrasi (credit: Freepik)

Surat Al Kafirun menjadi salah satu surat pendek yang sering dibaca oleh umat muslim di saat melakukan sholat. Karena menjadi sebuah surat yang sering dibaca, tentu kalian juga harus mengetahui bagaimana surat ini bisa turun ke bumi.

Surat Al Kafirun termasuk dalam golongan surat Makkiyah karena diturunkan saat Nabi Muhammad sedang berada di Mekkah dan diturunkan setelah surat Al Maun. Al Kafirun merupakan surat ke-109 yang terdiri dari 6 ayat. Surat ini berisi tentang toleransi dalam keimanan dan peribadahan. Surat Al Kafirun turun pada saat kaum kafir Quraisy berusaha memengaruhi Nabi Muhammad SAW.

Kaum tersebut menawarkan kekayaan kepada Nabi Muhammad agar beliau menjadi seseorang yang paling kaya di kota Makkah, dan akan menikah dengan perempuan yang beliau inginkan. Namun para kaum kafir memiliki syarat, yaitu Rasulullah harus menyembah berhala yang telah menjadi Tuhan mereka dalam waktu satu tahun.

Secara umum, surat Al Kafirun mengandung pernyataan bahwa Nabi Muhammad tidak akan menyembah Tuhan selain dari Allah dan tidak akan mengikuti apa yang diserukan oleh orang-orang kafir. Hal ini menjadi penegas dan pembeda antara agama Islam dan agama yang dianut oleh orang-orang kafir. Itulah mengapa surat ini akhirnya turun, dan menjadi salah satu surat yang sering dibaca hingga saat ini.

2. Surat Al Kafirun Beserta Artinya

Ilustrasi (credit: Freepik)

Dan berikut ini bacaan dari surat Al Kafirun beserta dengan artinya:

1. Qul yaa ayyuhal-kaafirun

Artinya: "Katakanlah: "Hai orang-orang kafir"


2. Laa a'budu maa ta'budun

Artinya: "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."


3. Wa laa antum 'aabiduna maa a'bud

Artinya: "Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah."


4. Wa laa ana 'aabidum maa 'abattum

Artinya: "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah."


5. Wa laa antum 'aabiduna maa a'bud

Artinya: "Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah."


6. Lakum diinukum wa liya diin

Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

3. Keutamaan Surat Al Kafirun

Ilustrasi (credit: Freepik)

Berikut beberapa keutamaan dari membaca surat Al Kafirun tersebut:

1. Memperkuat keimanan

Karena surat Al Kafirun berisikan tentang ketundukan dan kepatuhan umat muslim kepada Allah, maka dengan membaca dan mengamalkannya setiap hari dapat memperkuat fondasi keimanan seorang muslim. Di dalam ayat-ayat Al Kafirun menunjukkan bahwa seorang itu adalah orang yang berikrar dan bersaksi hanya kepada Allah SWT.

2. Ditakuti iblis

Surat Al Kafirun adalah surat yang ditakuti oleh iblis. Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, menurutnya tiada surat yang sangat ditakuti iblis kecuali surat Al Kafirun. "Tidak ada dalam Al Quran yang lebih menakutkan bagi iblis daripada Qul Ya Ayyuhal-Kafirun, sebab ia adalah tauhid dan pembebas dari kemusyrikan."

3. Mendapat pahala seperti seperempat Alquran

Menurut Syeikh Ibnu 'Abbaz membaca empat kali surat Al Kafirun sama dengan mengkhatam Al Quran. Hanya saja, bukan berarti tidak perlu lagi membaca Al Quran, sebab seorang muslim hendaknya membaca Alquran setiap hari.

4. Terbebas dari kemusyrikan

Jika seorang muslim rutin membaca surat Al Kafirun terutama saat sebelum tidur maka dirinya akan terbebas dari kemusyrikan. Seperti dalam suatu hadis, Rasulullah bersabda:

"Bacalah Qul ya Ayyuhal-kafirun kemudian tidurlah di akhirnya, sesungguhnya ayat tersebut membebaskan dari kemusyrikan." (HR Abu Dawud dari Farwah bin Naufal).

5. Mengajarkan toleransi

Dalam kehidupan pasti terdapat perbedaan dalam keyakinan pasti akan terjadi di antara masyarakat. Namun, surat Al Kafirun ayat ke-6 menjelaskan bahwa 'Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku", artinya dengan keyakinan terhadap Allah, umat Islam harus menjalankan kehidupan toleransi yang sesuai dengan tujuan penciptaan manusia yaitu hanya menyembah kepada Allah.

6. Membangun keberanian menghadapi orang kafir

Di dalam surat Al Kafirun terdapat makna bahwa umat muslim harus siap melawan dan menentang orang-orang kafir, bahwa agama Islam tidak bisa disamakan dengan agama mereka. Orang-orang Islam dan orang-orang kafir tentunya berbeda dan hal ini ditunjukkan dalam surat Al Kafirun.

7. Pembela antara Islam dan kafir

Surat Al Kafirun menjadi pembeda antara Islam dan kafir. Hal ini ditunjukkan oleh ayat tersebut bahwa apa yang disembah, diikuti dan apapun yang menjadi aturan Islam tidak sama dengan apa yang mereka (orang kafir) yakini. Mereka tidak dapat menjadi seorang muslim dan muslim tidak bisa menjadi mereka. Inilah keutamaan ayat ini sehingga menjadi identitas dan pembeda antara muslim dan bukan.

8. Membangun keoptimisan Islam

Surat Al Kafirun dalam sejarah dulu juga menjadi suatu penyemangat dan pembangun optimisme agar umat Islam tidak takut dan gentar dalam melawan kekafiran. Semuanya dilakukan agar Islam menang dan dapat memberikan rahmatan lil alamin bagi semesta alam.

Itulah isi surat Al Kafirun beserta dengan arti dan juga keutamannya. Semoga semua hal tentang pembahasan surat Al Kafirun di atas dapat bermanfaat untuk kalian semua.

Yuk, simak juga

Kandungan Surat Al Kafirun ayat 1-6, keutamaan, asbabun nuzul dan tafsirnya tentang toleransi beragam. (Foto: Freepik)

Kastolani Senin, 29 November 2021 - 17:26:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Surat Al Kafirun ayat 1-6, kandungan, keutamaan & tafsir penting diketahui Muslim. Surat Al Kafirun merupakan surat ke-109 dalam Alquran.

Surat Al Kafirun berjumlah 6 ayat termasuk dalam surat Makkiyah karena diturunkan oleh Allah SWT ketika Nabi Muhammad SAW tinggal di Kota Mekah atau sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah. 

Surat ini turun sesudah Surat Al-Ma'un. Kata al-Kafirun diambil dari ayat pertama yang berarti orang-orang kafir. 

Berikut bacaan Surat Al Kafirun ayat 1-6:

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)

Artinya: Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah men]adi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku.”

Kandungan Surat Al Kafirun

Kandungan Surat al-Kafirun merupakan dasar sikap toleransi dalam Islam. Pada ayat yang terakhir dijelaskan bahwa agama Islam menjunjung tinggi sikap toleransi dan kebebasan dalam memeluk suatu agama.

Islam menjunjung tinggi sikap toleransi dalam bidang sosial, tetapi tidak ada toleransi dalam bidang akidah dan ibadah. Surah al-Kafirun juga menjelaskan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

Adapun  isi pokok dari Surat al-Kāfirūn adalah sebagai berikut:

a. Sikap tegas terhadap orang kafir bahwa kita tidak menyembah apa yang mereka
sembah

b. Sikap toleran terhadap orang yang berbeda agama, dengan saling menghormati
dalam hubungan sosial, tetapi tidak ada toleransi dalam akidah dan ibadah pokok

c. Sikap tegas kebebasan beragama, saling menghargai, dan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama masing-masing.

Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul atau sebab-sebab turunnya Surat Al Kafirun. Diriwayatkan bahwa Surat Al Kafirun diturunkan oleh Allah SAWT kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai jawaban tegas atas ajakan dan tipu daya pemimpin Quraisy agar Rasulullah SAW meninggalkan dakwahnya.

Hal ini bermula, ketika dakwah Nabi Muhammad SAW mengalami perkembangan yang lebih baik sehingga banyak di antara penduduk Mekah yang memeluk agama Islam. Melihat kenyataan demikian, para pemimpin Quraisy, Walid Ibnu Mughirah dan Al-‘Ash bin Wa’il, Al-Aswad Ibnu Muththalib dan Umayyah bin Khalaf bertemu dan meminta Nabi Muhammad SAW untuk menghentikan dakwahnya dengan memberikan imbalan berupa harta kekayaan dan takhta (kedudukan).

Namun, semua itu ditolak oleh Nabi Muhammad SAW. Para pemimpin Quraisy terus berusaha untuk menghentikan dakwah Rasulullah
saw. dengan cara lain, yakni mereka mengajak Rasulullah saw untuk berkompromi dan bertukar ibadah. Mereka berkata, “Hai Muhammad! Mari kita bersama-sama menyembah apa yang kami sembah, dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah, dan kita akan bersekutu (bekerjasama) dalam segala hal, dan engkaulah yang memimpin kami.”

Mendengar ajakan para pemimpin Quraisy tersebut, pada awalnya Rasulullah saw bimbang atas tawaran tersebut. Allah SWT lalu menurunkan Surah Al Kafirun yang menyatakan dengan tegas dan melarang mengikuti ajakan mereka untuk kompromi dalam hal akidah dan ibadah serta menyembah tuhan mereka.

Keutamaan Surat Al Kafirun

Keutamaan Surat Al Kafirun untuk membersihkan diri dengan sebersih-bersihnya dari segala bentuk kemusyrikan.

Syirik merupakan dosa paling besar dan tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Karena itu, Muslim harus benar-benar menjaga diri dari perbuatan syirik.

Muslim juga dianjurkan untuk rutin membaca Surat Al Kaafirun tiap salat Subuh dan sebelum tidur. Salah satu keutamaan membaca surat itu sebelum tidur bisa menjauhkan diri dari sifat dan perbuatan yang bisa menjerumuskan ke kemusyrikan.
Hal ini sebagimana sabda Nabi Muhammad SAW.

«اقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ ثُمَّ نَمْ عَلَى خَاتِمَتِهَا فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ»

Artinya: Bacalah surat Qul Ya Ayyuhal Kafirun, kemudian tidurlah bila telah selesai, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan kemusyrikan".

Dalam hadits lain juga disebutkan dengan hal yang sama:

«إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ مِنَ اللَّيْلِ فَاقْرَأْ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكافِرُونَ فَإِنَّهَا بَرَاءَةٌ مِنَ الشِّرْكِ»

Artinya: Apabila engkau telah berada di peraduanmu di malum hari, maka bacalah Qul Ya Ayyuhal Kafirun, karena sesungguhnya surat ini merupakan pembebasan dari kemusyrikan.

Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui hadis Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW membaca kedua surat tersebut dalam dua rakaat salat Subuhnya.

Imam Turmuzi mengatakan bahwa dalam hadis yang terdahulu telah disebutkan bahwa surat Al-Kafirun ini sebanding dengan seperempat Alquran.

Tafsir Surat Al Kafirun:

Allah SWT berfirman:

{قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ}

Katakanlah, "Hai orang-orang kafir.” (Al-Kafirun: 1)

Ayat ini mencakup semua orang kafir yang ada di muka bumi, tetapi lawan bicara dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang kafir Quraisy. Menurut suatu pendapat, di antara kebodohan mereka ialah, mereka pernah mengajak Rasulullah Saw untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu tahun, lalu mereka pun akan menyembah sembahannya selama satu tahun. 

{لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ}

Artinya: Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. (Al-Kafirun: 2)

 Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar menyatakan kepada orang-orang kafir bahwa "Tuhan" yang mereka sembah bukanlah "Tuhan" yang ia sembah, karena mereka menyembah "Tuhan" yang memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau menjelma dalam suatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang mereka dakwakan. Sedang Nabi saw menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak dan istri. 

{وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}

Artinya: Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 3)

Selanjutnya Allah menambahkan lagi pernyataan yang diperintahkan untuk disampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan bahwa mereka tidak menyembah Tuhan yang didakwahkan Nabi Muhammad, karena sifat-sifat-Nya berlainan dengan sifat-sifat "Tuhan" yang mereka sembah dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.

{وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ }

Artinya: Dan aku tidak pernah menyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 4)

Sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi saw dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan dalam hal ibadah. Tuhan yang disembah Nabi Muhammad adalah Tuhan yang Mahasuci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedangkan "Tuhan" yang mereka sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas. 

{وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ}

Artinya: Dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 5)

Sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi saw dengan yang disembah oleh orang-orang kafir, maka dengan sendirinya tidak ada pula persamaan dalam hal ibadah. 

Rasul dan para pengikutnya menyembah Allah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh-Nya. Untuk itulah maka kalimah Islam ialah 'Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah.' Dengan kata lain, tiada yang berhak disembah selain Allah, dan tiada jalan yang menuju kepada-Nya selain dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. 

{لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ}

Artinya: Untuk kalianlah agama kalian dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6)

Tidak ada tukar-menukar dengan pengikut agama lain dalam hal peribadahan kepada Tuhan. Wahai orang kafir, untukmu agamamu, yakni kemusyrikan yang kamu yakini, dan untukku agamaku yang telah Allah pilihkan untukku sehingga aku tidak akan berpaling ke agama lain. Inilah jalan terbaik dalam hal toleransi antar umat beragama dalam urusan peribadahan kepada Tuhan.

Wallahu A'lam

Sumber: Tafsir Kemenag, Mari Mengaji Surah Al Kafirun Cendekia.Kemenag.go.id


Editor : Kastolani Marzuki

​ ​ ​

Video yang berhubungan