Apa fungsi dari money robot

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan menemukan modus paling baru terkait penawaran investasi yang tidak memiliki perizinan dari Bappebti. Salah satunya penawaran paket investasi forex berkedok penjualan robot trading.

Penawaran itu melalui paket-paket investasi dengan menggunakan sistem member get member. Hal itu disampaikan Plt. Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti M. Syist.

Sebelumnya Bappebti memblokir 249 domain situs web entitas di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang tidak memiliki perizinan dari Bappebti pada Agustus 2021.

Bappebti menghimpun domain situs web entitas tak berizin pada Agustus secara umum terdiri atas duplikasi situs web dari pialang berjangka yang memiliki izin dari Bappebti, situs web introducing broker dari pialang berjangka luar negeri, dan penawaran paket investasi forex berkedok penjualan robot trading.

Pengamat dan Praktisi Investasi Desmond Wira menuturkan, penggunaan robot trading sudah lama dilakukan oleh trader. Robot trading ini paling sering digunakan untuk trading forex. Robot trading ini, menurut Desmon berbentuk software untuk bantu trading secara otomatis. Ada sebuah file digunakan seperti mq4 dan diinstall di komputer.

Desmond mengatakan, trading forex berlangsung selama 24 jam sedangkan trader juga perlu waktu untuk istirahat. Oleh karena itu, robot trading dipakai trader untuk trading 24 jam.

Namun, saat ini, Desmond menuturkan,  penawaran robot trading yang marak di Indonesia hanya kedok, tetapi sebenarnya money game.

Desmond mengatakan, kalau robot trading yang abal-abal jarang ditemui kerugian. Desmond mengatakan, robot trading asli berbentuk software dipasang di komputer, dan bisa untung rugi tergantung kualitas program.

"Program jelek, sering rugi secara umum, ini robot trading asli. Robot trading palsu jarang rugi, ending bahaya,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (2/10/2021).

Ia mengatakan, bahaya dari robot trading palsu ini karena sebenarnya memakai skema money game. Oleh karena itu, penawaran investasi berkedok penawaran robot trading ini dengan mencari member baru. “Uang member baru jadi profit untuk member lama,” ujar dia.

Untuk menarik masyarakat agar tergiur investasi tersebut dengan menawarkan imbal hasil tinggi.”Karena ditawarkan dengan profit tinggi, sehari bisa satu persen, dua persen, tiga persen, empat persen dan lima persen,” kata Desmond.

Dengan memakai skema money games saat penawaran investasi berkedok robot trading tersebut, menurut Desmond seperti bom waktu. Apalagi jika tidak dapat member baru dan master mind keluar untuk merealisasikan keuntungan.

“Risiko money game akan ambruk, uang hilang, semua dibawa kabur. Korban akan banyak sekali, bom waktu yang akan meledak,” kata dia.

Oleh karena itu, ia mengingatkan ciri-ciri robot trading abal-abal antara lain:

-TIdak ada flie

-Penawaran paket sekian juta

-Member get member

-Harus di broker tertentu

-Broker tidak teregulasi dengan baik

-Keuntungan cenderung besar

-Jarang loss atau rugi

“Kalau ada salah satu ciri di atas hati-hati saja,” ujar dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Home Investment Berita Investment

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembicaraan mengenai robot trading menghangat sejak beberapa bulan terakhir. Topik ini ramai dibicarakan terutama pasca sejumlah aplikasi investasi bodong menggunakan alat tersebut untuk menipu korbannya.

Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag), robot trading merupakan peranti lunak komputer yang dapat bekerja secara otomatis untuk memonitor pasar, melakukan kalkukasi peluang entry, menempatkan transaksi, dan melakukan manajemen risiko berdasarkan algoritma yang telah ditanamkan pada baris-baris programnya.

Sistem ini tak bisa berjalan sendiri. Dia dikendalikan orang di baliknya. Pengendalinya harus memiliki pengetahuan tentang operasional robot trading, dan instrumen investasi yang sesuai kebutuhan pengguna.

Piranti lunak ini bisa dibeli melalui lokapasar atau dibuat sendiri. Biasanya, robot trading digunakan secara pribadi oleh investor pemula atau ahli yang ingin bertransaksi secara praktis.

Ada juga Lembaga Pengelola Dana yang menggunakan robot trading. Biasanya, lembaga terkait menggunakan robot trading untuk portofolio trading yang bonafide.

"Skema pengelolaan dana yang digunakan adalah PAMM, MAMM, dan copytrading. Provider layanan pengelolaan dana menggunakan robot trading sebagai main mesin transaksi atau alat bantu untuk mengelola transaksi," tulis Kemendag dikutip dari IG Bappebti, Jumat (6/5/2022).

Terakhir, robot trading kerap digunakan pelaku tindak kejahatan money game. Biasanya, robot trading digunakan sebagai pemanis tindak kejahatan ini.

"Tujuan dan sasarannya mengelabui masyarakat awam dengan bisnis yang seolah bonafide dan masuk akal. Robot trading akan disandingkan dengan skema ponzi berjubah MLM," tuturnya.


(RCI/dhf)

TAG: robot trading bappebti

JAKARTA – Mei 2021 silam, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti) mengumumkan pemblokiran 137 entitas perdagangan berjangka komoditas atau perdagangan berjangka komoditas (PBK) tak berizin. Saat itu, pemblokiran mencakup penawaran investasi forex melalui robot trading.

Pemblokiran beragam situs web tersebut, diputuskan sebagai langkah preventif menghindari kerugian masyarakat di kemudian hari. Dari 117 domain situs web yang diblokir, terdapat 33 domain situs web yang menawarkan investasi forex melalui penjualan perangkat lunak trading forex Smartxbot atau Smartx Net89.

“Bappebti menerima aduan masyarakat tentang adanya penawaran investasi forex dengan dalih melakukan penjualan robot trading yang dilakukan Smartxbot atau Smartx Net89 melalui internet," terang Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana kala itu.

Sejatinya, Bappebti sendiri sudah memperingatkan potensi buruk skema investasi dengan robot trading ilegal di awal 2021. Lewat pengawasan dan pengamatan, lanjut Wisnu, beragam situs web tersebut melakukan penawaran investasi forex melalui penjualan paket-paket robot.

Robot trading yang ditawarkan, umumnya dapat memberikan keuntungan secara maksimal. Mereka juga bisa meminimalkan risiko dari kegiatan trading valuta asing (foreign exchange/forex).

Perangkat itu juga diklaim dapat menganalisis data transaksi forex beberapa tahun sebelumnya, melakukan investasi otomatis (auto pilot), hingga memberikan keuntungan besar tanpa mengganggu kegiatan harian calon investornya. Singkatnya, robot yang bekerja dan investor tinggal menikmati hasilnya.

Menurut Bappepti, situs-situs yang diblokir menawarkan penghasilan pasif dan menjanjikan keuntungan tanpa kerugian, dalam trading forex. Anggota diminta membayar sejumlah dana sesuai paket yang ditawarkan, untuk membeli robot dan deposit dana ke pialang berjangka luar negeri yang tak berizin dari Bappebti.

Nantinya robot tersebut akan bekerja secara otomatis, tanpa perlu analisis dan open posisi secara langsung. Menurut Wisnu, paket-paket robot yang ditawarkan biasanya terdiri dari paket Starter, Trader, ProTrader, Executive Trader, Tycoon Trader, Supreme Trader, atau sejenisnya.

Wisnu menyebutkan “perang” melawan investasi jenis ini sudah dimulai. Beragam alasan dikemukakan Wisnu. Di antaranya, tidak ada audit pada robot yang memungkinkan settingan merugikan investor.

Kemudian, dana investor langsung masuk ke international broker, bukan ke segregator. Apalagi, ada dugaan penggunaan skema ponzi, keuntungan investor lama diambilkan dari setoran investor baru.

“Jadi mulai kita tertibkan,” ujar Wisnu kepada Validnews, beberapa waktu lalu.

Cerita Manis
Genderang perang boleh saja sudah ditabuh. Akan tetapi, nyatanya tawaran menggiurkan investasi menggunakan robot trading masih banyak berseliweran. Mereka menggoda masyarakat dengan janji cuan yang menggiurkan.

Maklum, dampak pandemi covid-19 yang sudah jalan sekitar dua tahun, bikin ekonomi lesu. Hampir semua lapisan masyarakat kena dampak.

Nah, di tengah menurunnya penghasilan, cerita manis soal perdagangan valas memang terdengar cukup menggiurkan buat sebagian orang. Apalagi ajakan datang dari para pesohor di sosial media.

Sebagai gambaran, mengacu laporan Bank for International Settlements, per April 2019 saja kegiatan perdagangan di pasar valas sebelum pandemi mencapai US$6,6 triliun/hari. Jumlah ini naik dari tiga tahun sebelumnya di kisaran US$5,1 triliun. 

Pertumbuhan perdagangan derivatif valas, terutama dalam pertukaran valuta asing, melampaui perdagangan spot. Dolar AS mempertahankan status mata uang dominannya, berada di satu sisi sebesar 88% dari semua perdagangan.  

Di tengah kesulitan ekonomi, potensi untung yang besar dan riuhnya perdagangan sejak sebelum pandemi, seolah menjadi resep mujarab untuk memikat banyak orang. Kondisi ini mempermudah pihak tertentu untuk ‘berjualan’ trading forex.

Rizka (25) salah seorang yang sempat menggunakan platform trading forex berbasis robot, bercerita kepada Validnews, dirinya menggunakan aplikasi robot trading bernama Meta Trader 4 dalam kurun waktu lima bulan. Awalnya, Rizka mengenal aplikasi itu dari seorang teman.

Terbujuk rayu temannya yang menjanjikan untung cepat, ia akhirnya membuka akun. Padahal, ia tak tahu-menahu soal aplikasi tersebut. Ia hanya menyandarkan rasa percaya saja kepada sang teman, mlai dari membuat akun hingga kegiatan trading. 

“Jadi aku punya akun sendiri, teman yang buat, aku cuma setor deposito. Yang mainin teman karena aku enggak ngerti trading dan analisanya. Nanti aplikasi itu kasih sinyal (jual-beli) pagi dan malam. Nah, kita ikutin sinyal itu,” ucap Rizka, Kamis (3/2). 

Selama menggunakan aplikasi, Rizka mengaku sering memperoleh untung. Ia menaksir, cuan yang didapat pernah menyentuh angka Rp8 juta. Meski begitu, lanjutnya, tak selamanya ia selalu mendapat cuan dari aplikasi penuh risiko itu. 

“Kalau jalaninnya bener dan teliti itu bisa jadi cuan kok. Tapi ada ruginya juga, gak selamanya untung,” serunya.

Apa fungsi dari money robot

Rizka menjelaskan, meta trader tak hanya menawarkan robot trading saja. Namun, juga manual trading. 

“Di aplikasi meta trader itu bisa kita yang jalanin, bisa robot juga,” ungkapnya.

Namun, meski sempat menjanjikan, pada akhirnya, Rizka memutuskan untuk tidak melanjutkan investasi di sini, karena ia menyadari ada potensi risiko yang besar. Untungnya, ia tak sempat menuai kerugian yang besar dari aktivitas tradingnya tersebut.

“Ruginya masih ratusan ribu,” ujarnya. 

Beda cerita dengan Tina (40). Pengusaha petshop di Surabaya ini tak seberuntung Rizka. Sempat menyecap gurihnya cuan di awal mulai berinvestasi menggunakan robot trading, Tina justru terus menambah besaran investasinya.

“Sebelum ditutup pemerintah, udah mulai susah di WD,” ujarnya kepada Validnews, Jumat (4/2).

Asal tahu saja, WD singkatan dari withdraw, alias penarikan investasi. Hingga kini, Tina hanya bisa berharap cemas karena dana miliknya masih tersangkut US$9.000.

Kedok Terbongkar
Investasi trading berbasis robot abal-abal sebenarnya mulai menunjukan belangnya, akhir tahun lalu. Beragam kedok mulai terbongkar dengan sendirinya. 

Mulai dari Sunton Capital yang menggondol kabur uang nasabah di tengah kegiatan trading valas, hingga Perusahaan trading robot crypto Mark AI yang tiba-tiba menghilang, karena perbaikan operasional yang dijanjikan tak kunjung selesai. 

Member Mark AI pun melaporkan dugaan penipuan yang dilakukan ke Polda Metro Jaya, Rabu (20/10) lalu. Salah satu korban yang hanya ingin Duta menuturkan, anggota MarkAI berkisar 400.000 sampai 500.000 orang. 

Ia memiliki sekitar 300 member dengan setoran dana beragam. Dari grupnya, “Kerugian di anggotanya saya berkisar Rp 1 miliar,” ujarnya

Tak hanya Dita, Mark AI dilaporkan oleh member lainnya Fisiharto (46) dengan total kerugian yang dialami grup Fisiharto mencapai Rp 700 juta dengan 120 member.

"Grup saya ada 120 orang, total investasi Rp700 juta. Paling tinggi di grup saya ada yang sampai tanam US$14 ribu atau setara Rp217 juta," ujarnya di Mapolda Metro Jaya kala itu.

Fisiharto sendiri merasa dirugikan sekira Rp128 juta dari investasi yang diduga bodong itu. Dengan dugaan sekitar 400 ribu orang yang ikut tertipu dalam investasi robot crypto itu, Fisiharto memperkirakan total kerugian bisa mencapai Rp775 miliar hingga Rp1 triliun.

Dittipideksus Bareskrim Polri memang mengungkap beberapa perusahaan sejenis diduga melakukan penipuan, lewat pengumpulan dana masyarakat berkedok robot trading dengan sistem piramida pemasaran. Jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun ditaksir bisa mencapai ratusan miliar. 

Hanya saja, sejumlah perusahaan trading punya dalih sebagai justifikasi. Perusahaan robot trading ATG 5.0 misalnya. Mereka menjelaskan, perusahaannya berbeda dengan Auto Trade Gold yang baru-baru ini diblokir Bappebti. Sejauh ini, ATG 5.0 telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual atau HAKI atas produk robot trading. 

Pihaknya menjabarkan, produk ATG 5.0 telah mengantongi dan terdaftar di bawah perlindungan Ditjen Kekayaan Intelektual dengan kode DID2022002441. Selanjutnya, ATG 5.0 juga sudah terdaftar pada Penyelenggara Sistem Elektronik Kominfo dengan Nomor 001056.02/DJAI.PSE/12/2021. 

Sejauh ini, perusahaan juga telah melaksanakan operasional selama 23 bulan di Indonesia, di tengah pemberhentian perusahaan lain karena faktor regulasi. 

“Sementara ATG 5.0 aman-aman saja. Member kami sudah di angka 230 ribu lebih, dengan dana yang dikelola sebanyak lebih dari US$500 juta,” terang Tim ATG 5.0 kepada Validnews, Senin (7/2).

Berkaitan sengkarut robot trading belakangan, perusahaan ATG 5.0 telah mengantisipasi sejak Agustus 2021. Semua robot trading diminta untuk mengikuti regulasi terbaru. 

Ya, robot trading legal di indonesia harus memiliki izin dan peranti lunak dari Kemkominfo serta Kemendag. Perusahaan ini pun mengklaim sudah mengikuti arahan pemerintah dari awal, sehingga kini telah mengantongi izin tersebut. 

“Bot lain baru sekarang sibuk-sibuk ngurusin (regulasi), sedangkan kita sudah keluar semuanya,” tuturnya.

Berdasarkan paparan, rata-rata keuntungan yang diperoleh oleh member ATG 5.0 selama 2020-2021 cukup impresif. Pada 2020, keuntungannya bisa berkisar antara 13,81-30,32%/bulan. Sementara di 2021, keuntungannya berkisar 11,81-17,92%/bulan. 

Ke depan, perusahaan akan terus berkembang dan memudahkan para member. “Agar member bisa mendapatkan profit semaksimal mungkin tanpa ada keraguan,” pungkasnya. 

Apa fungsi dari money robot

Tak Ada Izin
Menyikapi hal ini, Kabiro Peraturan Perundang-Undangan dan Penindakan Bappebti Aldison menegaskan, berdasarkan identifikasi dan penilaian Bappebti, penggunaan robot telah melanggar ketentuan dan perizinan yang ada.

Bahkan, secara gamblang ia menyebut, Bappebti juga belum pernah mengeluarkan izin robot trading hingga saat ini. Ia menegaskan, belum ada perusahaan robot trading yang telah memperoleh perizinan, bahkan tercatat sedang mengajukan perizinan dari Bappebti. 

“Sampai dengan saat ini Bappebti tidak pernah menerbitkan izin usaha kepada perusahaan robot trading manapun,” ujarnya, Senin (7/2).

Ia menjelaskan, tindakan pemblokiran terhadap entitas tertentu merupakan bentuk perlindungan kepada masyarakat. 

“Bappebti selaku anggota SWI (Satgas Waspada Investasi-red) berkoordinasi dalam penghentian kegiatannya, guna melindungi masyarakat, jelasnya kepada Validnews, Jumat (4/2).

Dirinya pun mendukung masyarakat yang telah menjadi korban dan merasa dirugikan, dapat melakukan upaya hukum secara keperdataan atau menempuh upaya hukum dengan melaporkan kepada pihak kepolisian. 

“Untuk itu, Bappebti siap membantu Polri dalam pemeriksaan, dengan memberikan keterangan dan bantuan yang diperlukan,” tegasnya.

Bappebti juga menjamin tidak akan melakukan pemblokiran rekening masyarakat di dalam aplikasi robot trading. Hal ini sekaligus menanggapi keluhan nasabah yang tidak bisa menarik dana (withdraw) setelah pemberlakuan pemblokiran sejumlah perusahaan robot trading. 

”Bappebti tidak melakukan blokir rekening nasabah,” tegas Plt Kepala Bappebti Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana dalam pesan singkat kepada Validnews, Jumat (4/2).

Aldison menuturkan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan regulasi yang jelas mengenai investasi dengan robot trading. Ia menyadari, penggunaan alat bantu dalam transaksi trading merupakan suatu perkembangan teknologi yang perlu direspons keberadaannya secara bijaksana.

Sementara ini, kegiatan perdagangan dan penawaran robot trading dari satu member ke member lain masih tergolong ilegal.

Senada, Ketua Satgas Waspada Investasi OJK Tongam Lumban Tobing menegaskan, seluruh kegiatan komoditas berjangka di wilayah NKRI harus memiliki izin dari Bappebti. Tanpa itu, maka kegiatannya tergolong ilegal. 

Menurutnya, kegiatan penjualan robot trading dengan skema penjualan langsung; direct selling/ multi-level marketing/ single level marketing tanpa izin merupakan kegiatan ilegal.

Kesemua ini, lanjutnya, telah diatur dalam Pasal 49 ayat (1a) UU 10/2011 tentang Perubahan UU 32/1997; kemudian dalam Pasal 21 huruf m Permendag 70/2019 tentang Distribusi Barang Secara Langsung; serta Pasal 6 Peraturan Kepala Bappebti 83/2010. 

Terhadap entitas robot trading dengan skema penjualan langsung tanpa izin atau investasi robot trading dengan iming-iming profit tetap, SWI melakukan pencegahan dan penanganan investasi ilegal secara preventif sekaligus represif. 

“Seperti menghentikan aktivitas entitas investasi ilegal sebelum banyak makan korban, mengajukan blokir website dan aplikasi secara rutin kepada Kemkominfo, hingga laporan informasi ke Bareskrim Polri untuk proses penegakan hukum,” tuturnya.


Money Game
Sementara itu, pengamat dan praktisi investasi Desmond Wira menjelaskan, robot trading yang asli memiliki file dengan extensi mq4 atau ex4. Kegunaannya, untuk mengotomatisasi trading dalam bentuk Expert Advisor (EA), yang bisa digunakan di broker forex manapun. 

Nah, masalahnya, kata Desmond, penawaran robot trading di Indonesia kebanyakan cuma sebatas kedok saja. Padahal skema tersebut disinyalir money game, memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat awam.

Ia yakin, Bappebti sudah mensinyalir fenomena trading yang dilakukan adalah rekayasa. Selayaknya skema ponzi, tak ada trading yang terjadi. Profit dari member baru diambil dari setoran member lama. 

Bentuk penipuan atau scam yang sudah dibuktikan bersama-sama bisa dilihat pada kasus Mark AI, Evotrade, dan seterusnya. Hal ini terjadi, lantaran, kesulitan orang awam membedakan mana robot palsu dan robot asli. 

“Orang awam cuma tergiur dengan iming-iming profit tinggi, tapi tidak mau melihat potensi risikonya. Risikonya jelas, uang lenyap semua,” kata Desmond kepada Validnews, Senin (7/2).

Sama seperti yang ditegaskan Bappebti, ia bilang semua investasi robot trading di Indonesia belum ada yang legal. Jika pun masyarakat tetap mau menggunakan robot trading, masyarakat mesti bisa membedakan mana robot trading yang asli; sesuai peruntukannya otomatisasi trading, dan mana robot trading palsu yakni kegiatan money game berkedok robot trading. 

Robot trading palsu ditandai dengan keterbatasan proses instalasi perangkat. Kemudian penawaran dalam bentuk paket investasi, terbatas digunakan broker tertentu, penggunaan regulasi yang tidak jelas, penawaran profit yang fantastis, hingga penggunaan sistem member get member. 

Untuk itu, Desmond menyarankan, agar investor pemula lebih baik mempelajari investasi saham dulu untuk jangka panjang. Tidak perlu mengikuti skema investasi beragam robot trading yang sekarang terbukti scam. 

“Untuk pemula mulai dengan membuka rekening saham, pelajari softwarenya, cara beli saham, lalu meningkat belajar menganalisis fundamental perusahaan,” terangnya. 

Sementara itu, Tongam mengingatkan, manakala investasi robot trading mulai menjanjikan imbal hasil investasi tetap. Masyarakat perlu sadar, konsekuensi logis dari kegiatan investasi adalah tidak selalu untung, bisa juga rugi. 

“Jangan karena iming-iming profit tinggi dalam waktu singkat, masyarakat langsung tergiur tanpa dipikirkan terlebih dulu,” sebut Tongam.