Jakarta - Zaman batu terbagi atas zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu madya (mesolitikum), zaman batu muda (neolitikum), dan zaman batu besar (megalitikum). Setiap zaman batu memiliki ciri-ciri tersendiri. Show Namun, secara umum, ciri-ciri zaman batu adalah penggunaan alat-alat dan perabot berbahan paling dekat dengan lingkungan hidup, seperti kapak batu, kayu, dan bambu. Bedanya, makin maju satu zaman, makin halus atau terpoles bentuknya. Ciri-Ciri Zaman BatuBerikut ciri-ciri zaman batu seperti dikutip dari IPS Terpadu IA oleh Y. Sri Pujiastuti dkk:
Dikutip dari Antropologi Sosial Budaya oleh Sriyana, S.Sos., M.Si., berikut ciri-ciri zaman paleolitikum:
Ciri-Ciri Zaman Batu Madya (Mesolitikum)
Ciri-Ciri Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Ciri-Ciri Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Apa saja ciri-ciri zaman batu yang masih detikers jumpai di peradaban modern? Selamat belajar, ya! Simak Video "Belajar Sejarah dari Pameran Kampung Purba" [Gambas:Video 20detik] (twu/pal) ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM Kapak Genggam Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong) Kapak Perimbas Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat, (Sumatra Selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan Pacitan. Alat dari tulang atau tanduk rusa Salah satu alat peninggalan zaman Paleolitikum yaitu alat dari tulang binatang. Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan. Flakes Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
Zaman paleolitikum atau zaman batu tua berlangsung kira kira pada masa pleistosen awal, sekitar 600.000 tahun yang lalu. Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang berfungsi untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbian. Kehidupan manusia purba pada masa ini juga masih nomaden/ berpindah-pindah tempat menyesuaiakan ketersediaan bahan makanan yang ada disekitar tempat tinggal. Dengan demikian, kehidupan pada masa paleolitikum masih sangat sederhana dibuktikan dengan peralatan terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah. Jadi, jawaban yang tepat adalah A.
Zaman Paleolitikum – Zaman Batu Tua (Bahasa Inggris: Paleolithic atau Palaeolithic) adalah zaman prasejarah yang bermula kira-kira 50.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM – 10.000 SM.
Pada zaman ini, manusia Peking dan manusia Jawa telah ada. Di Afrika, Eropa dan Asia, manusia Neanderthal telah hidup pada awal tahun 50.000 SM, manakala pada tahun 20 000 SM, manusia Cro-magnon sudah menguasai kebudayaan di Afrika Utara dan Eropa. Beberapa perkembangan kebudayaan ditemukan di sekitar Pacitan (ditemukan oleh Von Koenigswald) dan Ngandong. Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden atau berpindah-randah dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan. Mereka mencari biji-bijian, umbi, serta dedaunan sebagai makanan. Mereka tidak bercocok tanam. Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan sehari-hari. Alat-alat ini juga digunakan untuk mempertahankan diri dari musuh. [ Sejarah sebagai Ilmu Pengetahuan ]
Peninggalan yang ditemukan antara lain berupa peralatan batu seperti flakes (alat penyerpih berfungsi misalnya untuk mengupas, menguliti), chopper (kapak genggam/alat penetak), selain itu terdapat pula peralatan dari tulang. Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan, biasa disebut Chopper (alat penetak/pemotong). Dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara menggunakannya dengan cara menggenggam. Pembuatannya dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam. Spesies manusia purba yang telah ada:
Proses pembuatan kapak batu:
Alat-alat Zaman Paleolitikum
1. Kapak Genggam Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut “chopper” (alat penetak/pemotong). Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara menggunakannya dengan cara digenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai tajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang. [ Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terhadap Sistem Kepercayaan ] 2. Kapak Perimbas Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata. Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis Pithecanthropus. Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat, (Sumatra Selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing). Alat ini paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, sehingga oleh Ralp Von Koenigswald disebut kebudayan Pacitan. 3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa Salah satu alat peninggalan zaman Paleolitikum yaitu alat dari tulang binatang. Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan. 4. Flakes Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan. Hasil Kebudayaan Zaman PaleolitikumSebagai alat penunjang kehidupan manusia praaksara. Penemuan alat batuan dari zaman Paleolitikum banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama wilayah Pacitan dan Ngandong. Oleh sebab itu, lahir istilah kebudayan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. 1. Kebudayaan PacitanManusia purba pendukung kebudayaan Pacitan diperkirakan berjenis Pithecanthropus erectus. Hal ini disimpulkan dari adanya temuan alat-alat batuan berupa flake atau alat serpih di lapisan peleistosen tengah. Selain itu ada kesamaan jenis batuan yang ditemukan di Gua Choukoutien Peking (tempat fosil Pithecanthropus erectus), dengan alat-alat batuan yang ditemukan di daerah Pacitan. Selain di Pacitan, alat batuan zaman Paleolitikum juga ditemukan di daerah lain seperti Sukabumi Perigi, Gombong, Tambang Sawah, Lahat, Trunyang, Maumere hingga Atambua. Berikut temuan fosil batuan hasil penggalian von Koeningswald pada 1935 di Pacitan. [ Sejarah Pembentukan Chuo Sangi In ] 2. Kebudayaan Ngandong Temuan hasil kebudayaan Ngandong banyak ditemukan di daerah Ngawi, Jawa Timur. Kebudayaan Ngandong merupakan hasil kebudayaan manusia praaksara zaman Paleolitikum yang menggunakan batu dan tulang sebagai alat penunjang kebutuhan hidupnya. Alat yang ditemukan di Ngandong berupa kapak genggam, alat serpih (flake), dan alat-alat yang berasal dari tulang seperti alat penusuk atau belati. Selain di Ngandong, alat-alat serupa juga ditemukan di wilayah Sangiran (Jawa Tengah) dan Cabenge (Sulawesi Selatan). |