Apa akibat tidur di lantai dingin?

Saat cuaca sedang panas-panasnya, tidur di lantai kerap dipilih orang yang ingin mencari kesejukan. Respons tubuh setiap orang pada hal ini pun berbeda-beda. Ada yang merasa pegal-pegal, tapi ada juga yang merasa baik-baik saja, bahkan ada yang percaya manfaat sehatnya.

Beragam efek tidur di lantai tersebut membuat sebagian orang enggan tidur di lantai, sedangkan sebagian yang lain menyukainya. Lantas, bagaimana sebenarnya dampak sering tidur di lantai bagi kesehatan?

  • Bikin kambuh alergi dingin dan mempercepat infeksi kuman

Menurut dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter, tidur di lantai tanpa alas dapat menjadi masalah pada orang-orang yang memiliki alergi dingin. Sebab, tidur di tempat dingin seperti lantai akan membuat alergi mudah kambuh.

“Selain itu, jika lantai yang ditiduri kotor atau berdebu, tentunya ini akan mengganggu sistem pernapasan orang-orang alergi atau sensitif terhadap debu,” jelas dr. Reza.

Jika terdapat kuman bakteri dan virus di lantai, orang yang tidur di lantai tersebut akan sangat mudah terinfeksi. Apalagi bila sedari awal kekebalan tubuhnya tidak baik.

  • Membuat tidur tidak nyenyak

Sebagian orang yang tidak terbiasa tidur di lantai atau tidur di alas lain yang permukaannya keras dan dingin pasti tidurnya tidak akan nyenyak. Sebab, tubuh merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut. Alhasil, bukannya kelelahan hilang setelah beristirahat, Anda justru bangun dalam keadaan yang tidak segar.

  • Membuat tubuh nyeri dan pegal

Anda tentu sudah paham bahwa suhu di permukaan lantai lebih dingin daripada di atas kasur. Saat tubuh terpapar suhu dingin dalam waktu lama, jaringan tubuh akan mengembang dan membengkak. Hal tersebut menyebabkan ruang persendian terdesak.

Akhirnya, tubuh akan mengalami nyeri sendi sekaligus merasakan sensasi ngilu pada tulang. Tak cuma itu, sebagian orang justru rentan mengalami sakit kepala setelah tidur di lantai akibat penurunan suhu tubuh.

Perubahan lingkungan atau suhu tersebut membuat kadar hormon serotonin dalam otak tidak seimbang. Alhasil, saraf otak bereaksi berlebihan dan menimbulkan sakit kepala.

  • Menyebabkan masuk angin

Sebenarnya, dalam dunia medis tidak ada istilah “masuk angin”. Namun, jika Anda tidak terbiasa tidur di lantai dan tak kuat dingin, tubuh Anda akan meriang. Saat kedinginan, Anda akan lebih mudah jatuh sakit akibat virus, misalnya virus influenza.

Jadi, bila ingin tidur di lantai, setidaknya alasi dulu dengan tikar atau matras tipis agar suhu dingin dari lantai tidak langsung menyerang tubuh dan bikin masuk angin.

  • Dapat memperbaiki postur tubuh dan meredakan pegal linu

Telentang di lantai dipercaya dapat membantu memperbaiki keselarasan tulang belakang. Berbeda halnya bila Anda Anda tiduran di kasur yang empuk. Postur tubuh cenderung tidak stabil (ringsek)ke dalam mengikuti lekuk kasur, sehingga bentuk tulang belakang akan berubah.

Selain itu, tidur di lantai dapat menjadi cara mudah untuk meredakan pegal dan kaku otot akibat duduk terlalu lama. Pegal linu biasanya disebabkan postur tubuh yang buruk atau kurang gerak. Kebiasaan ini akan menekan tulang belakang, otot, dan sendi sehingga menimbulkan sensasi pegal-pegal di sekujur tubuh.

  • Melancarkan peredaran darah

Ketika Anda berbaring telentang di lantai, jantung akan lebih mudah dalam memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Sebab, tidak ada rintangan dari lekukan atau posisi tubuh yang bisa melepaskan peredaran darah.

Sering tidur di lantai bisa memberikan dampak negatif sekaligus positif terhadap kesehatan tubuh, tergantung individu yang merasakannya. Jika memang Anda mendapat sejumlah manfaat dari tidur di lantai, tak ada salahnya kebiasaan itu terus dilakukan. Hanya saja, tetap berikan alas seperti tikar atau matras yoga untuk mencegah kedinginan dan infeksi kuman dari lantai. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut justru membuat Anda sakit, jangan lanjutkan lagi kebiasaan tidur di lantai.

[HNS/ RVS]

Saat cuaca sedang panas, pasti Anda akan merasa panas dan akan menyalakan kipas angin, sambil minum minuman dingin tentunya. Mungkin kalau Anda memiliki AC di rumah, benda ini pasti akan menjadi sahabat Anda ketika cuaca panas. Anak-anak juga tidak lepas dari kebutuhan ini. Keseringan anak adalah tidur di atas lantai sambil menyalakan kipas angin. Tapi, tahukah Anda kalau mengarahkan kipas angin secara langsung ke arah anak kecil dapat menyebabkan penyakit? Apalagi kalau langsung ke arah wajah, ini dapat dapat menyebabkan penyakit Bell Palsy.

Bell Palsy terjadi karena membengkaknya saluran saraf Fasialis (wajah) yang melewati telinga. Beberapa ahli menyatakan penyebab BP berupa paparan angin dingin di salah satu sisi wajah secara terus menerus, ada juga yang menyatakan hal itu disebabkan oleh virus herpes yang menetap di tubuh dan teraktivasi kembali karena trauma, faktor lingkungan, stres dll. Sebagian penderita dapat sembuh tanpa pengobatan, tetapi tetap disarankan untuk menjalani terapi dan pengobatan.

Tanda-tanda jika seseorang terkena penyakit ini terutama anak kecil adalah Pada saat tersenyum, misalnya, maka bagian bibir yang satu sisi dengan pembengkakan saluran saraf akan sulit untuk bergerak mengikuti pola senyuman. Begitupun apabila anak hendak mengernyitkan alis, maka pada alis di sisi pembengkakan akan sulit terangkat.

Manfaat tidur dilantai

Tidur di lantai sebenarnya memang punya manfaat kesehatan tersendiri bagi tubuh, misalnya saja peredaran darah yang lebih lancar dan postur tubuh jadi lebih baik. Bahkan, ketika Anda merasa sakit punggung atau sakit leher, tidur di lantai akan membantu mengatasinya lho, bahkan skoliosis juga bisa dicegah. Selain itu, ada dua manfaat lain di sisi pikiran dan relaksasi, di mana tidur di lantai memberikan kenyamanan bagi pikiran dan memurnikan jiwa.

Resiko yang harus dihadapi karena tidur di lantai

Kasur diciptakan untuk memberikan kenyamanan dan kehangatan sepanjang tidur, dan inilah mengapa tubuh tidak mudah masuk angin atau demam. Sementara tidur di lantai yang lembab dan dingin memang nyaman pada awalnya, namun bila dilakukan terlalu sering akan membuat tubuh terasa sakit, demam dan masuk angin.

Ancaman serangga dan kuman

Tidur tanpa alas bisa meningkatkan ancaman terhadap serangga dan kuman, yang bisa kapan saja menggigit dan menyebabkan penyakit tertentu. Selain itu, sebagian orang juga mengalami mimpi buruk ketika mencoba tidur di lantai.

Read more: http://doktersehat.com/tidur-di-lantai-itu-bahaya-nggak-sih/#ixzz36tTmEUea

Apa efek samping tidur di lantai?

Risiko kesehatan yang mungkin timbul dari tidur di lantai tanpa alas adalah paparan kuman dan bakteri yang menempel di lantai. Tidur di lantai sebenarnya tidak menyebabkan penyakit apa pun secara langsung, kecuali jika lantai kotor, maka debu dan kotoran bisa terhirup.

Apakah tidur di lantai bisa masuk angin?

Bahaya sering tidur di lantai yang pertama adalah masuk angin. Yup, setelah kamu bangun dari tidur, kamu bisa merasakan masuk angin. Kebiasaan ini bisa membuat kamu terserang penyakit lainnya seperti demam, sakit kepala dan meriang.

Sehatkah tidur di lantai?

Tidur di lantai bisa membantu menyelaraskan dan meluruskan tulang belakang dan leher, yang bisa menghasilkan postur tubuh yang lebih baik. Postur tubuh yang lebih baik tidak hanya dapat meredakan ketegangan leher dan bahu, tetapi juga mengurangi risiko migrain dan sakit kepala, skoliosis, dan nyeri sendi.