7 bagaimana cara Mengatasi jika terjadi defisit anggaran dalam kehidupan manusia sehari hari

7.Bagaimana cara mengatasi jika terjadi defisit anggaran dalam kehidupan manusia sehari-hari!8.Berikan contoh biaya peluang yang terjadi di masyarakat!9.Simaklah terlebih dahulu soal cerita ini.Suatu perusahaan akan menentukan berbagai pilihan produksi sebagai berikut. Apabilamemproduksi barang A diperoleh laba Rp2.000.000,00, memproduksi barang B diperoleh labaRp 2.200.000,00, dan memproduksi barang C diperoleh laba Rp2.500.000,00. Pada akhirnyaperusahaan mengambil keputusan untuk memproduksi barang D. Lakukan diskusi denganteman-temanmu berapa biaya peluangnya!10.Simaklah pernyataan yang berhubungan dengan biaya peluang berikut ini!Tn. Amir seorang karyawan perusahaan swasta di kota "Y" memperoleh gaji Rp3.000.000,00 perbulan. Karena ingin memiliki usaha sendiri dia berhenti dari perusahaan tempat bekerja danmendirikan industri batu bata. Pendapatan dari industri batu bata 1 bulan Rp5.000.000,00, belibahan Rp1.500.000,00, upah karyawan Rp2.000.000,00 dan biaya lain-lain Rp750.000,00. Hitunglahhal berikut.a.Biaya peluang / biaya implisitb.Biaya eksplisitc.Biaya sesungguhnyad.Laba akuntansie.L/R ekonomiScore : Setiap soal memiliki nilai 5Nilai akhir : Jumlah Score x 2Tugas :1.Diskusikanlah dengan teman kelompok Anda!

2.Perhatikanlah, sejak manusia bisa menciptakan mobil dari awal penciptaan hingga sekarang munculmobil dengan berbagai ragam bentuk maupun model, demikian pula dengan penciptaan barang-barang yang lainnya, seperti televisi, komputer, dan handphone. Mengapa manusia tidak pernahmenghentikan usahanya untuk menciptakan, membuat atau mengola suatu benda menjadi alatpemuas kebutuhan hidupnya?3.Lakukanlah analisis terhadap permasalahan tersebut dan buatlah laporan diskusi kepada gurupelajaran untuk mendapatkan nilai!Sistematika laporan minimal terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup, lampirkan sumber dan dokumenpendukung yang anda miliki.1.Pada saat ini dengan persaingan kerja yang begitu ketat, banyak pekerja mencoba mencari alternatif lain dalamberkendaraan untuk menghindari macet yang sering terjadi. Untuk itu pemerintah berusaha mewujudkansuatu alat transportasi yang aman, terjangkau, dan nyaman seperti Bus Trans Jakarta (Bus Way) di Jakarta. Halini peluang bagi produsen untuk memecahkan masalah yang tepat … .A.barang apa yang dapat diproduksiB.bagaimana cara memproduksiC.untuk siapa barang diproduksiD.di mana pengguna memanfaatkanE.kapan barang akan produksi2.Setiap musim hujan tiba, beberapa kawasan di Indonesia sering dilanda banjir. Hal ini terjadi karena alih fungsilahan menjadi gedung perkantoran atau tempat usaha, dan menimbulkan kelangkaan lahan resapan airterutama di perkotaan. Cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah … .A.membongkar gedung-gedung yang ada dan mengembalikan lahan bekas gedung tersebut seperti keadaansemulaB.menyediakan lahan baru di daerah yang masih kosong untuk diijadikan tempat resapan air danpenghijauanC.membuat lubang biopori di setiap lahan yang masih tersisa di antara bangunan atau tempat airtergenangD.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 18 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Artikel Pajakku

Bandung - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah tembus Rp289,1 triliun per Oktober kemarin. Defisit tersebut mencapai 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini meningkat jika dibandingkan dengan nilai defisit pada Agustus 2019 yang baru mencapai Rp199,06 triliun atau sekitar 1,24 % dari PDB Indonesia. Bahkan nilai tersebut juga lebih tinggi dari Oktober 2018 yang mencapai Rp229,7 triliuan atau 1,56 persen dari PDB. Hal ini tentu menjadi buruk mengingat dalam pelaksanaannya, pemerintah memiliki target defisit sebesar 1,84 persen dari PDB atau sekitar Rp296 triliun.

Di sisi lain, belanja negara pada periode yang sama sudah mencapai Rp1.798 triliun atau 73,1 persen dari target APBN 2019 yang sebesar Rp2.461,1 triliun. Dengan realisasi tersebut berarti, penerimaan negara tercatat hanya naik 1,2 persen. Walaupun ada sedikit catatan baik untuk pertumbuhan belanja negara yang mencapai 4,8%.

Alasan dari kenaikan dari defisit, menurut Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, dikarenakan menurunnya penerimaan negara dikarenakan tertekannya harga minyak dunia, nilai tukar rupiah yang kerap melemah, dan harga komoditas yang tidak stabil.

Namun, ke depannya, pemerintah juga belum bisa bersikap “pelit” pada kehidupan ekonomi masyarakat – terutama di daerah bukan perkotaan metropolitan. Pemerintah, berdasarkan prediksi Kemenkeu, akan tetap memperlebar defisit di sekitar 2,2% untuk menjaga aktivitas ekonomi masyarakat. Sokongan dana tentu tidak bisa kita dapatkan sendiri. Oleh karena itu, pemerintah terpaksa harus menggunakan utang untuk menjaga asa ekonomi di masyarakat, baik lewat pengadaan barang, modal, atau pun transfer sumber daya lainnya.

Ini juga merupakan salah satu upaya pemerintah yang tetap mengharapkan agar pendapatan negara dari pajak bisa terus meningkat. Pemerintah meyakini bahwa jika aktivitas ekonomi terus didukung, maka Wajib Pajak akan melaksanakan kewajiban mereka dengan patuh dan taat.

Ke depannya, terlihat, bahwa Indonesia akan sulit keluar dari pelebaran defisit walau pun masih ada harapan lewat penerimaan negara dari pajak. Hal ini sulit dikarenakan ada beberpaa faktor eksternal yang harus dilewati dan tentu sangat berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi masyrakat Indonesia.

Pertama, harga minyak dan batubara yang belum kunjung memberikan tren positif yang signifikan. Kedua komoditas ini, selain memberikan peranan besar untuk pendapatan negara bukan pajak, komoditas ini juga merupakan komoditas berbagai perusahaan besar yang merupakan Wajib Pajak Besar. Jadi, jika komoditas-komoditas ini belum menunjuukkan tren positif akan sulit bagi pemerintah untuk menaruh harapan penerimaan dari sektor ini.

Kedua, adanya dugaan bahwa ekonomi global akan mengalami resesi dan juga pelemahan yang cukup masif. Ini tentu ditenggarai oleh banyak hal, seperti perang dagang RRT dan Amerika, stabilitas politik di berbagai belahan dunia, dan faktor-faktor krusial lainnya. Tentu saja, dalam konteks ini, Indonesia tidak bisa banyak bergerak, apalagi dengan harapan bahwa langkah yang kita ambil akan signfikan terhadap iklim ekonomi nasional.

Terakhir, pemerintah bisa saja lebih “keras” terhadap Wajib Pajak. Intensifikasi pajak lewat meneliti ulang terkait laporan pajak dari para wajib pajak tentu meruapakan salah satu cara untuk meningkatakan penerimaan negara dari pajak yang akan mengurangi defisit anggaran. Namun, jika pemerintah mengambil langkah ini, kemungkinan besar para wajib pajak akan mengurangi ekspansi dan menjadikan iklim ekonomi semakin stagnan.

Jadi, sepertinya solusi pemerintah untuk membiarkan pelebaran defisit di angka 2,0- 2,2% dan mengandalkan utang untuk stimulus ekonomi masih menjadi solusi terbaik. Selama masih ada ruang kosong yang membolehkan pemerintah untuk melakukannya, sepertinya memang tidak akan menjadi polemik yang berbahaya.