Zidan menerapkan bukti iman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari hari dengan cara

ilustrasi qada dan qadar, sumber gambar: https://www.freepik.com/

Iman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman di dalam agama islam. Memercayai enam rukun iman hukumnya wajib dan perlu benar-benar ditanamkan dalam hati kita. Keyakinan pada rukun iman tersebut juga perlu diimplementasikan melalui pemikiran dan perilaku, bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita termasuk kehendak dari Allah SWT.

Sebagai orang yang beriman, sudah selayaknya kita menerima segala ketentuan dari Allah untuk kita. Hal ini dijelaskan dalam hadist qudsi:

“Siapa yang tidak rida dengan qada’-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana yang Aku timpakan atasnya, maka baiklah ia mencari tuhan selain Aku.” (HR. Thabrani).

Dalam buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak oleh Masan (2016:93) dijelaskan bahwa takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah SWT. Oleh karenanya, wujud sebuah takdir tidak dapat selalu sesuai dengan harapan atau keinginan kita.

Ketika memperoleh takdir berupa musibah, hendaknya kita bersikap lapang dada dan menerima segala ketentuan-Nya. Begitu pula ketika menerima takdir berupa kesenangan dan kenikmatan, hendaknya kita bersyukur atas apa yang diberikan Allah SWT tersebut.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa terlepas dari takdir baik ataupun buruk, hal tersebut dapat bersifat ujian kepada manusia. Oleh karena itu, setiap muslim yang bertaqwa dianjurkan untuk selalu bermuhasabah kepada Allah SWT.

Contoh Qada’ dan Qadar dalam Kehidupan Sehari-hari

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai berbagai peristiwa atau kejadian yang dialami oleh manusia. Entah itu sesuai dengan keinginannya ataupun bertentangan dengan harapannya. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sering menjumpai ada orang miskin, kaya, berpendidikan, anak jalanan, cacat, sehat dan lain-lain. Inilah yang dinamakan takdir Allah, bahwa segala sesuatu merupakan kehendak dari-Nya.

Adapun contoh qada’ dan qadar dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:

1. Takdir mu’allaq: takdir yang berkaitan dengan ikhtiar manusia.

Contohnya: seorang pelajar bercita-cita menjadi pengacara. Agar mampu mencapai hal tersebut, maka ia perlu belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh. Setelah lulus kuliah, akhirnya ia diterima bekerja di instansi hukum sebagai pengacara.

2. Takdir mubram: takdir yang terjadi pada manusia dan tidak dapat ditawar lagi.

Contohnya: seorang pengendara motor telah melaju dengan kecepatan rendah dan penuh kehati-hatian. Akan tetapi, ia justru ditabrak oleh orang yang mengendarai mobil dan menyebabkan pengendara motor meninggal dunia.

Itu dia penjelasan mengenai contoh qada’ dan qadar dalam kehidupan sehari-hari. Mudah-mudahan artikel ini dapat semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita dalam menyikapi takdir yang diberikan Allah SWT.

tirto.id - Iman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini seorang muslim. Keimanan ini dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah SWT telah menetapkan takdir manusia, baik itu ketentuan yang buruk maupun yang baik. Ketentuan mengenai iman terhadap qada dan qadar ini tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW. Waktu itu, seorang laki-laki bertanya tentang iman kepada beliau. Rasulullah SAW menjawab:

"Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya; kitab-kitab; para rasul-Nya; hari akhir; dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk [qada dan qadar]," (H.R. Muslim).



Meski tampak serupa, sebenarnya qada dan qadar memiliki perbedaan dalam ketentuan takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT, sebagaimana dilansir dari NU Online sebagai berikut:

Pertama, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali.

Takdir dan ketetapan ini sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta berdasarkan firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat 22:

“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-Hadid [57]: 22).

Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi. Hal ini juga tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

"Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim).

Kedua, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk.

Jika qada itu ketetapan yang belum terjadi, maka qadar adalah terwujudnya ketetapan yang sudah ditentukan sebelumnya itu.

Contoh Perilaku dari Iman kepada Qada dan Qadar

Iman kepada qada dan qadar, selain dilakukan dalam hati, juga terjewantah dalam perilaku sehari-hari. Berikut perilaku-perilaku yang dapat diterapkan sebagai buah dari keimanan kepada qada dan qadar, sebagaimana dikutip dari uraian "Beriman kepada Qada dan Qadar" yang diterbitkan Kementerian Agama RI:


  • Jika seseorang memahami konsep qada dan qadar, maka ia tidak akan pasrah pada takdir, namun terus berikhtiar jika ingin meraih tujuan dan keinginannya.
  • Allah tidak akan menyalahi hukum-Nya, Dia berlaku dengan adil dan sesuai dengan ketetapan yang maha bijaksana. Karena itulah, seorang muslim tidak mengeluh dan menyalahkan keadaan yang menimpanya, sesulit apa pun itu.
  • Tidak boleh sombong jika sudah mencapai suatu prestasi atau pencapaian. Segala hal yang terjadi karena campur tangan dan izin Allah SWT.
  • Tidak boleh putus asa, serta senantiasa berprasangka baik pada Allah SWT.
  • Berusaha menyusun usaha dan strategi, khususnya, dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dan efisien.
  • Jika memperoleh rezeki, seorang muslim patut bersyukur. Sementara itu, jika mengalami musibah, ia bersabar.
Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar Berikut hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari keimanan kepada qada dan qadar:
  • Dengan memahami konsep qada dan qadar yang benar, seorang muslim senantiasa optimis, berikhtiar, serta bertawakal kepada Allah SWT.
  • Seseorang yang memahami qada dan qadar tidak akan berprasangka buruk, baik kepada Allah maupun kepada makhluk-Nya.
  • Allah SWT menciptakan makhluknya dengan segenap kemampuan, anggota tubuh, atau kelebihan tertentu. Dengan berkah tersebut, seorang muslim diwajibkan berusaha untuk memperoleh kehidupan yang layak dan tidak berputus asa dengan rahmat Allah SWT.
  • Kita menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda-beda dan beragam. Hikmahnya adalah untuk saling mengenal dan bekerja sama.
  • Dengan qada dan qadar, seorang muslim sadar bahwa segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan memiliki tugas masing-masing. Karena itulah, ia tidak patut menyombongkan diri atau merasa rendah diri dari orang lain.
  • Setiap manusia memiliki kehendak bebas. Kendati sudah ada ketetapannya, namun ia diberi keleluasaan untuk memilih. Dari pilihannya itulah ia memperoleh balasan, baik itu balasan di dunia atau balasan di akhirat.
  • Allah SWT akan memberikan berkah dan hasil yang maksimal sesuai usaha hambanya, jika ia mau berusaha.
  • Mampu membedakan antara jalan yang baik dan yang buruk karena masing-masing memiliki akibat atau konsekuensinya.
  • Tidak ada sesuatu sia-sia yang diciptakan Allah SWT. Dengan segala kemampuan yang sudah diberikan, manusia sepatutnya memanfaatkan potensinya untuk mencapai hal-hal yang ia inginkan.

Baca juga: Dalil Naqli yang Menjelaskan Qada dan Qadar