Yang digunakan oleh para dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh manusia adalah

Yang digunakan oleh para dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh manusia adalah
Informasi Umum
Sejarah Ilmu Anatomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kronologi masalah anatomi mulai dari kejadian pemeriksaan kurban persembahan pada masa purba hingga analisa rumit akan bagian-bagian tubuh oleh para ilmuwan modern. Dalam perkembangannya, manusia kian memahami fungsi-fungsi dan struktur tubuh melalui ilmu anatomi. Metode pemeriksaan selalu berkembang, dari pemeriksaan tubuh hewan, pembedahan mayat, sampai ke teknik-teknik kompleks yang dikembangkan pada satu abad terakhir. Masa ini dimulai setidaknya pada permulaan tahun 1600 SM, saat dikeluarkannya papirus ilmu anatomi oleh ilmuwan peradaban Mesir kuno. Pada saat itu telah dapat dikenali beberapa organ dan pengetahuan dasar akan pembuluh darah. Hippokrates adalah ilmuwan kedokteran Yunani kuno yang karyanya masih diakui hingga sekarang. Ia adalah seorang dokter pada akhir abad ke-6 SM atau awal abad ke-5 SM. Hippokrates telah dapat memahami ilmu dasar mengenai sistem rangka dan otot, dan awal pemahaman lebih dalam akan kerja organ seperti ginjal. Namun, banyak karya lainnya yang didasarkan pada spekulasi bukan pada penelitian keilmuan. Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memulai penelitian yang lebih baik mengenai sistem tubuh melalui pembedahan tubuh hewan. Ia berhasil membedakan pembuluh balik (vena) dengan pembuluh nadi (arteri) dan hubungan organ-organ yang lebih akurat. Penggunaan tubuh mati manusia atau mayat untuk penelitian ilmu anatomi dimulai pada abad ke-4 SM, saat Herophilos dan Erasistratus mempertunjukkan pembedahan mayat di Iskandariyah di bawah bantuan dinasti Ptolemais. Herophilos adalah orang yang pertama kali mengembangkan ilmu anatomi berdasarkan struktur asli tubuh manusia. Ilmuwan yang cukup penting dalam masa anatomi kuno adalah Galen (abad ke-2 M). Ia banyak mengumpulkan ilmu-ilmunya dari ilmuwan terdahulu dan banyak memahami fungsi organ dengan melakukan pembedahan hidup-hidup pada hewan. Banyak koleksi gambar anatominya berdasarkan anatomi anjing, dan dianggap sebagai "Gray's Anatomy" pada dunia kuno selama 1500 tahun. Karya-karya aslinya banyak yang hilang, dan kebanyakan hanya diketahui oleh dokter pad masa renaisans. Oleh karena larangan agama untuk pembedahan manusia hidup-hidup, Galen menganggap struktur anatomi manusia serupa dengan anatomi anjing. Kemajuan kecil pada ilmu anatomi terjadi setelah kejatuhan kekaisaran Romawi. Ilmuwan Arab banyak memberi kemajuan bagi ilmu lainnya, tetapi tidak dengan ilmu anatomi karena berbagai larangan dan tabu. Setelah masa Galen, terjadi perkembangan anatomi di Bologna pada abad ke-14 hingga abad ke-16. Para imuwan mempelajari lebih lanjut hal-hal yang mereka bisa temukan pada mayat. Akhirnya, mereka dapat memahami lebih baik lagi mengenai fungsi organ tubuh. Ahli anatomi yang cukup berperan pada masa ini adalah Mondino de Liuzzi dan Alessandro Achillini. Pada abad ke-16, Vesalius menerbitkan gambar-gambar anatominya dari hasil perjalanan Leuven hingga Padua dengan cara membedah korban eksekusi gantung. Ia berhasil menunjukkan perbedaan besar mengenai gambaran anatomis tubuh manusia dengan anjing (gambaran Galen). Ilmuwan pada abad ke-16 dan 17, berhasil memahami mengenai sistem sirkulasi, penemuan katup pada pembuluh balik, aliran darah dari ventrikel jantung kiri ke kanan, dan vena hepatika yang diidentifikasi berbeda dengan sistem sirkulasi lainnya. Begitu pula dengan penemuan sistem limfatik. Ilmu anatomi berjaya pada abad ke-17 dan 18. Dengan hadirnya perusahaan pencetakan, pertukaran ide dan pendapat dapat dengan mudahnya dilakukan di seluruh Eropa. Sejak ilmu anatomi berkonsentrasi pada penelitian dan penggambaran, ketenaran ahli anatomi pasti sebanding dengan mutu kemampuan menggambarnya, daripada kemampuan bahasa Latin. Banyak seniman ternama yang turut mempelajari anatomi, melakukan pembedahan, dan menerbitkan gambarnya untuk uang, dari Michaelangelo hingga Rembrandt. Untuk pertama kalinya, universitas terkemuka membuka jurusan anatomi melalui penggambaran. Namun, hambatan kadang kali datang dari kalangan gereja. Walaupun masa ini adalah masa panen bagi ilmuwan, namun dapat berbahaya, seperti yang dialami oleh Galileo Galilei. Beberapa ilmuwan takut untuk bergerak seperti Descartes. Walaupun semua dokter setuju bahwa ilmu anatomi akan mendukung perkembangan ilmu kedokteran, hanya ahli anatomi tertentu dan berijin saja yang boleh melakukan pembedahan. Pembedahan biasanya didukung oleh dewan kota dan selalu mematok pemungutan biaya. Banyak kota-kota di Eropa seperti Amsterdam, London, Kopenhagen, Padua, dan Paris memiliki ahli anatomi kerajaan yang terikat dengan pemerintah setempat. Walaupun pembedahan sangat sulit dilakukan, tetapi menghadiri pembedahan adalah hal yang legal. Hal ini membuat banyak mahasiswa anatomi mengembara berkeliling Eropa. Banyak masyarakat Eropa, yang tertarik akan ilmu anatomi, menuntut ilmu ke Italia sebagai pusat pendidikan ilmu anatomi. Hanya di Italia beberapa penelitian penting dilakukan seperti pembedahan pada tubuh wanita. Realdo Colombo dan Gabriele Falloppio adalah murid dari Vesalius (ahli anatomi abad ke-16). Colombo, yang akhirnya menjadi profesor di Roma, banyak melakukan perkembangan pada anatomi tulang, memperbaiki fakta mengenai bentuk dan ruangan jantung, pembuluh nadi paru-paru, aorta dan katup-katupnya, penggambaran baru tentang otak dan pembuluhnya, pembetulan mengenai pemahaman bagian dalam telinga, dan mengenai ruangan pada laring. Pada abad ke-19, banyak ilmuwan yang memberikan gambaran anatomi lebih mendalam dibandingkan abad sebelumnya. Selain itu, dikembangkan pula ilmu mengenai anatomi mikro yaitu histologi pada manusia dan hewan. Penelitian anatomi berkembang dimana-mana dengan Inggris sebagai pusatnya. Permintaan akan mayat semakin meningkat. Untuk itu berbagai cara dilakukan, bahkan pembunuhan. Melihat perkembangan yang tidak baik ini, parlemen Inggris mengeluarkan Undang-undang Anatomi 1832, yang memberikan batas-batas hukum untuk penyediaan jenazah. Pembatasan ini membuat dimulainya pengerjaan sebuah buku teks ilmu anatomi yang akhirnya terkenal, Gray's Anatomy. Penelitian anatomi pada ratusan tahun lalu banyak membantu perkembangan pemahaman pada ilmu-ilmu baru seperti biologi molekuler. Berbagai perkembangan juga terjadi pada alat-alat canggih untuk memahami tubuh manusia (terutama tubuh hidup), yakni melalui alat MRI dan pemindaian CAT. Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia pada 1981. Hal ini dilakukan untuk menjaga dan menghormati jenazah sebagai peninggalan manusia.

Bedah mayat klinis yang dimaksud adalah tindakan otopsi yang dilakukan untuk mengetahui sebab kematian pasien atau dalam kasus kriminal, dan memperoleh pengetahuan yang dianggap perlu. Bedah mayat anatomis adalah bedah mayat dalam rangka pendidikan.

Departemen Anatomi FKUI saat di ketuai oleh dr. Santoso Gunardi, MS

Visi dan Misi Departemen Anatomi FKUI Visi : Menjadi bagian unit aktif, dinamis, kooperatif dari manajemen FKUI, di bidang pendidikan S1, S2, Penelitian dan Pelayanan Masyarakat Misi :

  1. Bersikap dan bertindak proakktif terhadap kebijakan Dekanat dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi

  2. Meningkatkan kualitas pendidikan Anatomi kedokteran dan memperluas bidang penelitian makro dan mikro Anatomi serta Anatomi terapan

  3. Meningkatkan tertib waktu dan pelayanan administrasi

  4. Meningkatkan kesejahteraan


Divisi


Departemen Anatomi FKUI memiliki 8 orang staf pengajar, antara lain :

  1. Deswaty Furqonita, S.Si, M.Biomed
  2. Gondo Siswanto Gozali, dr, PAK
  3. Gregory Budiman, dr
  4. Isabella Kurnia Liem, dr, M.Biomed, PhD
  5. Rahmadini, dr
  6. Ria Margiana, dr
  7. Santoso Gunardi, dr, MS
  8. Sasanthy Kusumaningtyas, Ssi, M.Biomed
     

Untuk informasi dan keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi :
Departemen Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya No. 6, Jakarta Pusat 10430 Telepon. ( 021 ) 31930363

Fax. ( 021 )

31930363
 

KEMBALI

Skip to content

Yang digunakan oleh para dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh manusia adalah

KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Direktur Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mulyanto (kiri) mengawasi pembuatan prototipe alat tes diagnostik cepat (RTD) RI-GHA Covid-19 RDT IgG/IgM di Laboratorium Hepatika Bumi Gora, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (1/6/2020). RI-GHA (Republik Indonesia-Gadjah Mada-Hepatika-Airlangga) merupakan RDT buatan dalam negeri yang melibatkan peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram, dan Universitas Airlangga. Setelah proses validasi selesai, RI-GHA yang telah diluncurkan Presiden Joko Widodo dan mendapat izin edar diharapkan bisa diproduksi massal pada akhir Juni 2020. 

Ilmu Kedokteran modern berkembang melalui sejumlah penelitian dan uji coba yang dapat dibuktikan secara nyata. Para ilmuwan melakukan serangkaian penelitian dan uji coba di laboratorium tersebut untuk mengungkap hal-hal baru yang bisa dijadikan pemecahan masalah terhadap suatu penyakit ataupun pengobatan di bidang kedokteran.  Tentu penemuan yang sudah ada tidak akan mandek begitu saja karena penemuan tersebut akan terus berkembang seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi. Ilmuwan akan terus memperbarui hasil temuannya, baik dilakukan sendiri ataupun diteruskan dengan kerja sama bersama ilmuwan lain.

Berikut penemuan-penemuan di bidang kedokteran yang dirangkum berdasar Arsip Kompas:

27 Agustus 2020

  • Penemu: Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, Monash University, Yayasan Tahija
  • Temuan: Rekayasa teknologi melalui pemberian bakteri Wolbachia pada nyamuk Aedes aegypti menurunkan kejadian demam berdarah dengue hingga 77 persen.
  • Publikasi: Disampaikan oleh Ketua Proyek World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta Adi Utarini dalam diskusi daring, di Yogyakarta, 26 Agustus 2020.

Sumber: “Riset ‘Wolbachia’ Tekan Kasus DBD” (Kompas, 27 Agustus 2020 halaman 8)

20 Januari 2020

  • Penemu: Ilmuwan dari University of California San Diego
  • Temuan: Cara merekayasa nyamuk Aedes aegypti secara genetis guna menghentikan penularan demam berdarah dengue.
  • Publikasi: Jurnal PLOS Pathogens

Sumber: “Rekayasa Nyamuk Lawan Dengue * Inovasi Iptek” (Kompas, 20 Januari 2020 halaman 9)

Yang digunakan oleh para dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh manusia adalah

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir (ketiga dari kanan) mendapat penjelasan tentang donor bagi nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia di laboratorium riset Eliminate Dengue Project (EDP) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (26/4/2016). Nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia mampu menghambat perkembangan virus dengue pada nyamuk itu. Cara tersebut diharapkan mengurangi angka kasus demam berdarah dengue.

10 Desember 2018

  • Penemu: Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)
  • Temuan: Kit MIBI bertanda teknesium-99m, yaitu alat yang berfungsi untuk mendeteksi fungsi jantung dan mengevaluasi fungsi otot jantung.
  • Publikasi: Disampaikan oleh peneliti senior bidang teknologi radiofarmaka Badan Teknologi Nuklir Nasional Widyastuti.

Sumber: “Kit MIBI untuk Diagnosis Fungsi Jantung” (Kompas, 10 Desember 2018 halaman 14)

Yang digunakan oleh para dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh manusia adalah

Sumber: Badan Teknologi Nuklir Nasional

INFOGRAFIK: PANDU

2 Juli 2018

  • Penemu: Dadang Makmun
  • Temuan: Terapi paliatif melalui tindakan endoskopi terapeutik untuk menghilangkan gejala progresivitas kanker stadium lanjut.
  • Publikasi: Pidato upacara pengukuhan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di Jakarta, 30 Juni 2018.

Sumber: “Pengukuhan Guru Besar: Endoskopi Terapeutik untuk Atasi Kanker” (Kompas, 2 Juli 2018 halaman 14)

18 Juni 2018

  • Penemu: peneliti dari University of California San Diego School of Medicine
  • Temuan: Vitamin D dibutuhkan perempuan dewasa untuk mengurangi risiko kanker payudara.
  • Publikasi: Jurnal Plos One

Sumber: “Kesehatan: Vitamin D Kurangi Risiko Kanker Payudara” (Kompas, 18 Juni 2018 halaman 10)

23 Februari 2018

  • Penemu: Peneliti dari Murdoch Children’s Research Institute (MCRI)
  • Temuan: Vaksin RV3-BB yang berfungsi untuk memberi perlindungan lebih awal pada bayi baru lahir dari serangan diare akibat rotavirus.
  • Publikasi: Disampaikan oleh Ketua Regional Penelitian Gastroentrologi Anak dan Rotavirus Fakultas Kedokteran Universitas Gdjah Mada Yati Soenarto di Yogyakarta, 22 Februari 2018)

Sumber: “Riset Vaksin Rotavirus untuk Cegah Diare” (Kompas, 23 Februari 2018 halaman 13)

 28 Agustus 2015

  • Penemu: Ramadhan
  • Temuan: Metode terapi hormonal terbukti efektif bagi penderita kanker payudara stadium lanjut. Pasien yang menjalani terapi hormonal memiliki ketahanan hidup lebih panjang dan mengalami efek samping lebih sedikit dibandingkan mereka yang mendapat kemoterapi.
  • Publikasi: Sidang promosi doktor Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, di Yogyakarta, 25 Agustus 2015.

Sumber: “Kanker Payudara: Terapi Hormonal untuk Stadium Lanjut” (Kompas, 28 Agustus 2015 halaman 14)

28 Oktober 2014

  • Penemu: Khalid Shah, peneliti Sekolah Kedokteran Harvard dan RSU Massachusetts, Amerika Serikat
  • Temuan: Penggunaan sel punca untuk membunuh sel kanker otak. Percobaan pada tikus dengan memodifikasi genetika sel punca sehingga menghasilkan racun yang bisa membunuh tumor otak, tetapi tak membunuh sel normal di sekitarnya dan tak mematikan sel punca.
  • Publikasi: Jurnal Stem Cells

Sumber: “Kilas Iptek: Sel Punca Bisa Membunuh Sel Kanker” (Kompas, 28 Oktober 2014 halaman 14)

Yang digunakan oleh para dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh manusia adalah

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Penelitian sel punca di laboratorium Unit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI, Jakarta, Kamis (8/9). Di tempat itu tersedia layanan, pengolahan, pendidikan, pengembangan, dan riset sel punca. Penelitian sel punca di laboratorium Unit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI, Jakarta, Kamis (8/9). Tempat ini menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pengolahan, pendidikan, pengembangan, serta penelitian sel punca di rumah sakit.

4 November 2013

  • Penemu: Universitas Airlangga, Surabaya
  • Temuan: Uji klinis fase tiga konsentrat tanaman Malaleuca alternifolia, bahan obat anti-demam berdarah. Obat ini akan diproduksi massal dan menjadi solusi bagi penderita demam berdarah yang selama ini belum ada pengobatan atau vaksinnya.
  • Publikasi: Disampaikan oleh Ketua Lembaga Penyakit Tropik Universitas Airlangga Prof Nasronudin, di Surabaya, 3 November 2013.

Sumber: “Anti DBD Ditemukan * Calon Obat Sukses Melalui Uji Klinis Fase Tiga” (Kompas, 4 November 2013 halaman 13)

15 Juni 2013

  • Penemu: Pusat Penelitian Neurosains Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
  • Temuan: Pengembangan obat epilepsi dari lada hitam dan obat parkinson dari sel punca. Obat epilepsi dari lada hitam diharapkan mampu mengurangi kelainan aktivitas listrik pada otak penyandang epilepsi.
  • Publikasi: Disampaikan oleh Direktur Pusat Penelitian Neurosains Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Jan Sudir Purba pada peresmian dan seminar nasional PPN FK UKI, di Jakarta, 13 Juni 2013.

Sumber: “Neurosains: Upaya Mencari Obat Epilepsi dan Parkinson” (Kompas, 15 Juni 2013 halaman 13)

21 Februari 2012

  • Penemu: Tim dari Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Departemen Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
  • Temuan: Kasus osteoporosis alias keropos tulang yang ditemukan di Indonesia sebagian besar karena gen estrogen reseptor beta.
  • Publikasi: Disampaikan oleh Ketua Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia MF Lindawati Soetanto Kusdhany, di Jakarta, 20 Februari 2012.

Sumber: “Biologi Molekuler: Gen Penyebab Osteoporosis Ditemukan”  (Kompas, 21 Februari 2012 halaman 13)

4 April 2011

  • Penemu: Gerard Schellenberg, Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania
  • Temuan: Gen terkait penyakit Alzheimer. Penelitian ini membantu memahami mekanisme yang mendasari timbulnya penyakit yang kompleks dan belum bisa disembuhkan ini, serta membantu dokter memprediksi siapa saja yang paling berisiko.
  • Publikasi: Jurnal Nature Genetics

Sumber: Kilas Iptek: “Gen Terkait Alzheimer Ditemukan” (Kompas, 4 April 2011 halaman 14)

1 Agustus 2002

  • Penemu: Prof. dr. Masrin Munir, Sp.THT
  • Temuan: Terapi bedah untuk mengatasi tumor ganas di telinga, hidung, dan tenggorok (THT) dilanjutkan dengan radiasi (penyinaran). Angka harapan hidup setelah terapi tersebut termasuk tinggi meski tumor sudah pada stadium lanjut.
  • Publikasi: Pidato pengukuhan Guru Besar Tetap Ilmu Penyakit THT pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 31 Juli 2002.

Sumber: “Terapi Bedah untuk Tumor THT” (Kompas, 1 Agustus 2002 halaman 10)

22 Januari 1998

  • Penemu: dr. Nobutaka Inoue dan dr. Seinosuke Kawashima, dari Fakultas Kedokteran Universitas Kobe, Jepang
  • Temuan: Identifikasi gen yang melindungi jantung dari penyakit arteri jantung (coronary artery disease-CAD). Individu yang memiliki varian gen p22 phox rendah risiko terkena CAD.
  • Publikasi: Jurnal Circulation

Sumber: “Ditemukan Gen Pelindung Jantung” (Kompas, 22 Januari 1998)

5 April 1997

  • Penemu: Tim Peneliti yang dipimpin oleh Dr. Franz Fazekas dari Universitas Leopold-Franzens Austria.
  • Temuan: Terapi imunoglobulin untuk penderita Sklerosis
  • Publikasi: Jurnal The Lancet

Sumber: “Kilasan Iptek: Pengobatan Sklerosis” (Kompas, 5 April 1997 halaman 12)

3 Februari 1996

  • Penemu: Tim peneliti Genelabs
  • Temuan: Virus hepatitis G
  • Publikasi: Jurnal Science

Sumber: “Ditemukan, Virus Hepatitis G” (Kompas, 3 Februari 1996 halaman 3)

18 Juni 1994

  • Penemu: Tim Peneliti yang dipimpin oleh Dr. Stephen Strauss dari Lembaga Kesehatan Nasional AS (NIH) di Bethesda, Maryland
  • Temuan: Vaksin rekayasa genetika yang bisa menekan gejala herpes genitalis
  • Publikasi: Jurnal The Lancet

Sumber: “Kilasan Iptek: Vaksin Herpes” (Kompas, 18 Juni 1994 halaman 8)

6 April 1994

  • Penemu: Robert S Ledley dkk, seorang profesor fisiologi, biofisik, dan radiologi di Universitas Georgetown, Washington.
  • Temuan: USG (Ultrasonograf) tiga dimensi
  • Publikasi: Medical Tribune News Service

Sumber: “USG Baru, Melihat Janin Tiga Dimensi. * Laporan Iptek” (Kompas, 6 April 1994 halaman 1)

 3 Juli 1992

  • Penemu: Peneliti Jepang yang diketuai oleh Dr. Masayuki Miyake dari Rumah Sakit Kitano di Osaka
  • Temuan: Petanda untuk mengidentifikasi sel-sel kanker paru.
  • Publikasi: New England Journal of Medicine

Sumber: “Ilmu Pengetahuan & Teknologi: Petanda Kanker Paru Ditemukan” (Kompas, 3 Juli 1992 halaman 11)

Yang digunakan oleh para dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh manusia adalah

KOMPAS/ATIKA WALUJANI M

Alat pemeriksaan radiologi PET/MRI di Seidman Cancer Hospital di RS pendidikan Universitas Case Western Reserve, Cleveland, AS, diletakkan dalam ruang yang didesain untuk meningkatkan kenyamanan pasien. Ruang itu menggunakan pencahayaan lembut, video yang menampilkan gambar yang menyenangkan disertai musik yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan pasien.

27 Juli 1991

  • Penemu: Sutaryo
  • Temuan: Diagnosis penyakit demam berdarah dengue bisa dilihat dari perubahan darah. Jika sel darah limfosit warna biru penderita mencapai 4 persen, sudah merupakan indikasi yang bersangkutan mengidap penyakit itu.
  • Publikasi: Disampaikan di depan tim penguji UGM untuk memperoleh gelar doktor di Yogyakarta, 25 Juli 1991.

Sumber: “Ditemukan, Diagnosa Baru Penderita Demam Berdarah” (Kompas, 27 Juli 1991 halaman 14)

31 Januari 1991

  • Penemu: Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Stanford dan Baylor College of Medicine di Houston
  • Temuan: Gen yang mungkin menonaktifkan ribuan gen lainnya pada embrio perempuan.
  • Publikasi: Jurnal Ilmiah Nature

Sumber: “Kilasan Iptek : Gen Non-Aktif pada Wanita” (Kompas, 31 Januari 1991 halaman 10)

1 Mei 1984

  • Penemu: Peneliti dari Amerika Serikat dan Perancis
  • Temuan: Virus HLTV (salah satu varian virus kanker yang digolongkan dalam virus leukimia pada sel-T manusia)
  • Publikasi: Jurnal The Lancet

Sumber: “Penyebab ‘AIDS’ Si Pembunuh Misterius Ketemu Sudah” (Kompas, 1 Mei 1984 halaman 9)

16 Desember 1981

  • Penemu: Institut Fisiologi Eksperimental dan Kedokteran Howard Florey di Melbourne, Australia
  • Temuan: Relaxin Hormon yang dapat mengurangi luka-luka ketika melahirkan dan menyempurnakan pengobatan arthritis.
  • Publikasi: Disampaikan oleh Profesor Derek Denton, Direktur Institut Physiologi Eksperimental dan Kedokteran Howard Florey di Melbourne, Australia.

Sumber: “Institut di Melbourne ‘Menyetek’ Hormon” (Kompas, 16 Desember 1981 halaman 7)

23 Januari 1973

  • Penemu: dr. Suharno Josodiwondo
  • Temuan: Diagnosis penyakit TBC dengan cara serologik
  • Publikasi: Dalam acara penganugerahan gelar doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 27 Januari 1973.

Sumber: “Doktor Dalam Ilmu Kedokteran untuk Sukarno Josodiwondo” (Kompas, 23 Januari 1973 halaman 2)

1 Februari 1971

  • Penemu: Robert Geoffrey Edwards dan Patrick Christopher Steptoe
  • Temuan: teknik fertilisasi in vitro yang populer disebut bayi tabung
  • Publikasi: Disampaikan oleh Dr. James Watson dalam panel diskusi di Kongres AS.

Sumber: “Bayi Tabung Lahir Tahun Ini dan Dunia Akan Gempar” (Kompas, 1 Februari 1971 halaman 1)

10 Oktober 1966

  • Penemu: dr. Matsu Kanedo dari Departemen Radioactive di Pusat Pendidikan Kanker Aichi Nagoya, Jepang
  • Temuan: Diagnosis Kanker dengan menggunakan 1-131 macro aggregated albumin, suatu unsur radioaktif.
  • Publikasi: Disampaikan oleh dr. Matsu Kanedo

Sumber: “Tjara Baru Diagnose Kanker” (Kompas, 10 Oktober 1966 halaman 3)

Yang digunakan oleh para dokter untuk melakukan pemeriksaan terhadap bagian tubuh manusia adalah

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Seharusnya ada suatu pola di mana pasien dapat secara pasti menerima pelayanan kesehatan yang terkini, pengobatan yang dapat terjangkau, dan efektivitasnya dapat diawasi dan dijamin oleh kemampuan klinik yang terlatih dengan pengetahuan kedokteran yang baik untuk mendapatkan pengobatan yang aman guna mencapai kesembuhan, termasuk pelayanan berdasar perspektif pasien. Pelaksanaan operasi bayi tabung pertama di Jawa Barat yang dilakukan oleh tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, 10 Februari 2006.

Sumber: Arsip Kompas

Riset foto: AAN

Editor: Dwi Rustiono

error: Content is protected !!