Untuk dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah dengan

Penciptaan Manusia Pertama

Ketika Allah SWT akan menciptakan manusia yang pertama, Allah SWT berfirman kepada para Malaikat: “ Sesungguhnya Aku hendak menjadikan (khalifah) di mukabumi”. Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya, dan akan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih memuja Engkau”? Tuhan berfirman: “ Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Al Qur’an Surat (QS) Al Baqarah (2: 30). Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat, lalu berfirman:”Sebutkanlah kepada Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana”. (QS) Al Baqarah (2: 31-32).

Hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui, para malaikat dan manusia hanya mengetahui apa-apa yang diajarkan Allah SWT kepada mereka. Malaikat selalu bertasbih dan memuja Allah SWT, sedangkan manusia ada yang taat kepada Allah ada yang ingkar kepada Allah. Allah berfirman dalam QS Al-Insan, 76:3: Sesungguhnya Kami telah menunjukkan manusia jalan yang lurus, tetapi ada yang bersyukur, ada juga yang kafir”.  Itulah bedanya manusia dengan malaikat, manusia diberikan pilihan, taat kepada Allah SWT atau kafir. Di antara orang-orang yang mengaku beriman, tetapi sesungguhnya mereka tidak beriman, mereka disebut orang munafik. Sedangkan malaikat semuanya taat kepada Allah. Manusia yang bertaqwa lebih baik dari para malaikat karena manusia mempunyai hawa nafsu dan ada syetan yang selalu berusaha menyesatkan manusia, sehingga manusia harus berjuang untuk melawan hawa nafsu dan godaan syetan untuk tetap taat hanya kepada Allah Yang Maha Esa. Ketika Allah SWT mengajarkan kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian para malaikat ditanya tentang nama-nama benda-denda tersebut, malaikat tidak dapat menyebutkannya, karena belum diajarkan oleh Allah SWT kepada mereka. Allah SWT memerintahkan para malaikat untuk bersujud (menghormati) Adam. Dalam QS Al Baqarah, 2: 34 disebutkan: “ Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk orang-orang yang kafir. Iblis beralasan kenapa iblis tidak mau bersujud kepada Adam, karena iblis diciptakan Allah dari api dan manusia diciptakan Allah dari tanah hitam berlumpur yang diberi bentuk. Syetan sombong dan merasa lebih baik dari pada manusia. Atas kesombongan dan ketidak-patuhan iblis terhadap perintah Allah, maka iblis dinyatakan sesat oleh Allah, dan tempatnya adalah di neraka jahanam.

Iblis telah bersumpah kepada Allah SWT sebagai berikut:”Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalangi-halangi) mereka dari jalan yang lurus, kemudian saya akan menghalangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersukur (taat) (QS Al A’raaf, 7: 16-17). (QS Al Hijr, 15: 39-40, 41-44), (QS Ash Shaad, 38: 82-83, 84-85) (Al Isyaa’, 17:63-65).

Tujuan Allah SWT Menciptakan Manusia

Allah SWT menciptakan manusia dan jin dengan suatu tujuan sebagaimana firman Nya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka, dan aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah Allah Maha Pemberi Rizki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (QS Adz dzariyat, 51: 56-58). Jadi jin dan manusia diciptakan Allah SWT untuk menyembah Allah SWT dengan kepentingan jin dan manusia itu sendiri, bukan untuk kepentingan Allah SWT. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada makhluk ciptaan Nya. Allah SWT memberi petunjuk kepada manusia ke jalan yang lurus sebagaimana disebutkan dalam QS Al-Insan, 76:3 di atas. Manusia yang mengikuti petunjuk Allah SWT akan selamat, dan bahagia dunia akhirat.

Setiap Bayi Lahir Dalam Keadaan Fitrah

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu?. Mereka menjawab: “Benar  (Engkau adalah Tuhan kami)., kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (anak-anak Adam)  adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Ke-Esaan Tuhan) (QS Al A’raf, 172). Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan mereka yahudi, nasrani, atau majusi (Hadist Riwayat Al Bukhari). Artinya sebagian besar manusia di dunia ini sudah keluar dari fitrahnya. Mereka beragama Yahudi, Nasrani, Majusi, dan banyak agama-agama lain bikinan manusia, bahkan banyak yang tidak beragama, karena pengaruh orang tua dan lingkungannya.

Syetan Musuh Manusia Yang Sesungguhnya

 Syetan telah bersumpah untuk menyesatkan manusia semuanya, kecuali sebagian kecil. Iblis dan Syetan adalah musuh yang nyata bagimu (manusia), terdapat pada surat 2: 168, 2:208, 6: 142, 7:22, 12:5, 18:50, 20:117, 28:15, 35:6, 36:60, 43:62. Syetan hanya mengajak golongannya untuk masuk neraka. Manusia mempunyai hawa nafsu, hawa nafsu itu yang perlu dikendalikan dengan baik agar menjadi manusia yang berjalan di atas jalan yang lurus, yaitu jalan yang membawa kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jika manusia tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya, maka yang terjadi adalah sebaliknya, mereka dikendalikan oleh hawa nafsunya dan menjadi manusia yang hina di sisi Allah SWT, meskipun kelihatannya terhormat disisi manusia yang termasuk dalam golongannya.

Dalam QS Al Furqan, 25:43 disebutkan: “terangkanlah kepada Ku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya. Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar aatau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannyya (dari binatang ternak itu). Binatang ternak hanya makan seperlunya saja, tidak pernah menyimpan makanan untuk besuk, lusa dan seterusnya, apa lagi untuk anak cucunya. Sedangkan manusia yang dikendalikan hawa nafsu menumpuk harta kekayaannya, kalau bisa sampai tujuh turunan. Bukankah hal yang demikian itu melebihi binatang ternak. Belum lagi cara mencari harta kekayaan, jika nafsu sudah menguasasinya, maka tidak perduli halal dan haram. Manusia diberi kemampuan untuk berpikir dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sedangkan binatang ternak hanya diberi naluri saja untuk bertahan hidup, tidak dapat membedakan yang baik maupun yang buruk, yang benar atau pun yang salah. Jadi sudah sesuai  dengan kenyataan bahwa manusia yang mempertuhan hawa nafsunya, mengikuti apa kemauan hawa nafsunya, maka lebih sesat atau lebih buruk dari binatang ternak. Mereka sudah lupa akan fitrahnya. Agar mampu melawan godaan syetan, maka Allah SWT memberi petunjuk dalam surat Fushilat ayat 36: “Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Strategi Untuk Mencapai Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

  1. Ingat tujuan penciptaan jin dan manusia, yaitu untuk menyembah Allah SWT. Menyembah dalam arti luas adalah beribadah kepada Allah SWT, segala yang diniatkan dan dikerjakan hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Dalam hal ini ada dua dimensi, yaitu dimensi vertikal hubungan manusia dengan Allah SWT dan dimensi horizontal, yaitu hubungan manusia dengan makhluk ciptaan Allah SWT.
  2. Menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai pedoman dalam menjalani hidup. Perhatikan hadist berikut: “ Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw. (Hadist Riwayat Muslim).
  3. Selalu mengingat Allah SWT. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28). Ketenangan hati karena selalu dekat dengat Allah, bagi orang-orang yang beriman menjadi sumber kebahagiaan. Bila kita mencintai Allah SWT maka Allah SWT juga akan lebih mencintai kita.
  4. Menjalankan semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan Nya. Sikap dan perilaku orang mencintai Allah SWT akan selalu berusaha untuk tunduk dan patuh kepada semua aturan yang sudah ditetapkan Allah SWT, bukan hanya dalam ingatan, dan sikap, tetapi juga dalam perbuatannya. Itulah iman dan amal sholeh yang selalu harus diselaraskan. Iman saja tidak cukup, harus diikuti amal sholeh. Amal sholeh saja juga tidak ada artinya tanpa disertai iman.Iman perlu bukti, maka amal sholeh buktinya.

Manusia yang mempunyai hawa nafsu, dan syetan yang selalu berusaha untuk mencari peluang yang ada pada hawa nafsu manusia, maka manusia sesungguhnya hidup di dunia ini ibarat berada dalam peperangan melawan hawa nafsu dan syetan yang sudah jelas-jelas menjadi musuh manusia. Untuk memenangkan peperangan dalam melawan hawa nafsu yang cenderung mencari kepuasan duniawi dan syetan yang dengan segala cara dari segala arah berusaha menjerumuskan manusia ke arah jalan yang sesat,  diperlukan strategi yang tepat. Di antara strategi tersebut adalah empat hal yang telah dibahas di atas

Kembali ke cerita awal dari artikel ini, mengapa manusia Adam As dan istrinya dikeluarkan dari surga yang penuh kenikmatan (tidak ada penderitaan dan susah payah di dalam surga)? Adam dan istrinya tertipu oleh syetan sehingga lupa akan larangan Allah mendekati sebuah pohon serta memakan buahnya. Itulah keberhasilan iblis yang pertama dalam menjalankan sumpahnya. Ketika Allah SWT telah menciptakan Adam. Iblis membangkang perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam. Iblis sombong dan merasa lebih baik karena diciptakan Allah SWT dari api, sedangkan manusia pertama, Adam As diciptakan dari tanah. Kesombongan itu yang membuat iblis melawan perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam As. sehingga diusir dari surga. Iblis menaruh dendam kesumat kepada Adam As dan keturunannya, dan bersumpah akan menyesatkan semua manusia kecuali manusia yang dilindungi Allah SWT karena ketaatannya kepada Allah SWT.

Allah berfirman:”Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim”.  Lalu keduanya digelincirkan oleh syetan dari surga itu, dan dikeluarkan dari keadaan semula. Allah berfirman: “Turunlah kamu, sebagian kamu menjadi mush sebagian yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. “Turunlah kamu semua dari surga itu, kemudian jika datang petunjuk Ku kepada-Mu, maka barang siapa mengikuti petunjuk Ku, tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. QS  Al Baqarah, 2: 35, 36. 37, dan 38.

Iblis adalah dari bangsa jin. Syetan adalah pengikut iblis, syetan dapat berbentuk jin dan manusia. Allah SWT berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (Qs. al-An’am: 112).

Manusia yang mengikuti syetan maka termasuk dalam golongannya dan di akhirant masuk neraka bersama mereka. Syetan yang berbentuk jin dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat jin kecuali jin itu sendiri menampakkan dirinya dalam berbagi bentuk yang dapat dilihat oleh manusia. Allah SWT sudah memperingatkan berkali-kali di dalam Al Qur’an bahwa syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia, oleh karena itu jadikanlah ia musuh dan selalu minta perlindungan Allah SWT dari godaan syetan yang terkutuk sehingga tidak tersesat mengikuti jalan syetan dan menjadi golongannya. Syetan sangat tahu kelemahan manusia. Hal itu sudah ditunjukkannya dengan keberhasilan syetan menggelincirkan Adam dan istrinya sehingga dikeluarkan dari surga. Allah SWT menjajikan kepada jin dan manusia untuk mengembalikan ke surga, jika mengikuti petunjuk Nya, dan taat kepada semua perintah Nya, menjauhi segala larangan Nya. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad Saw sebagai Rosul terakhir dan menjadi rahmat bagi seluruh alam, kepadanya diturunkan Al Qur’an, dan segala ucapan, perbuatan, dan persetujuan beliau dibimbing oleh Allah SWT menjadi Sunnah. Al Qur’an dan Sunnah menjadi dua perkara yang harus kita pegang erat-erat sebagai petunjuk untuk hidup bahagia di dunia dan di akhirat.