Hadits Qauliyah adalah salah satu jenis hadits Nabi ﷺ. Sebagaimana telah kita ketahui bersama, hadits Nabi ﷺ ada tiga jenis, yaitu hadits qauliyah, hadits fi’liyah dan hadits taqririyah. Show
Tulisan berikut ini membahas tentang pengertian hadits qauliyah, ciri-cirinya dan contoh-contohnya serta kandungan pelajaran yang ada dalam hadits yang menjadi contoh tersebut. Pengertian Hadits Qauliyah Secara Bahasa Dan IstilahBerikut ini penjelasan tentang pengertian qadits qauliyah dilihat dari segi bahasa dan istilah: Arti Qauli Secara BahasaKata القوْلُ secara bahasa berarti الكلامُ – yaitu perkataan atau ucapan dan juga berarti الرأيُ والمعتقَد yaitu pendapat, pandangan, pikiran dan keyakinan atau anggapan.[i] Definisi Hadits Qauliyah Secara IstilahPengertian hadits qauliyah secara istilah ilmu hadits adalah sebagai berikut: هي الأحاديث التي قالها النبي صلى الله عليه وسلم في مختلف الأغراض والمناسبات ”Seluruh hadits yang diucapkan Rasulullah ﷺ untuk berbagai tujuan dan dalam berbagai kesempatan.”[ii] Dari segi kekuatan sebagai hujah syar’iyyah, hadits qauliyah berada pada tingkatan tertinggi dibanding hadits fi’liyah dan taqririyah.[iii]
Ciri Hadits Qauliyah / Hadits QauliBerikut ini beberapa ciri dari lafazh hadits qauliyah sehingga mudah untuk diidentifikasi: 1. Diawali dengan ungkapan Qoola RasuululloohiSalah satu ciri hadits qauliyah yakni ada lafadz قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ qoola rasuululloohi …..“Rasulullah ﷺ bersabda….” Misalnya dalam hadits berikut: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ Dari Abu Hurairah, ia berkata,” Rasulullah ﷺ bersabda,”Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman, Subhanallahi wabihamdih dan Subhaanallahil ‘azhiim.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 6188] 2. diawali dengan ungkapan ‘anin nabiyi ﷺ qoolaCiri hadits qauliyah yang kedua yakni adanya lafadz عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ‘anin nabiyi ﷺ qoola “Dari Nabi ﷺ beliau bersabda…..” Misalnya dalam hadits yang sama dengan di atas namun dari jalur yang berbeda: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda,”Dua kalimat ringan di lisan, berat di timbangan, dan disukai Ar-Rahman yaitu Subhaanallahil ‘azhiim dan Subhanallahi wa bihamdih.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 5927] 3. Diawali dengan ungkapan Rasulullahi Yaquulu:Ciri hadits qauliyah yang ketiga yakni adanya lafadz رَسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يقول “Rasulullah ﷺ yaquulu …” Misalnya hadits dari Abu Darda’ berikut ini: فَإنِّي سَمِعْتُ رَسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يقول: «مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطلُب فيه عِلْمًا سلَك اللهُ به طريقًا من طرقِ الجنةِ ”Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,”Siapa saja yang melewati suatu jalan dalam rangka mencari ilmu, Allah akan melewatkannya sebuah jalan dari jalan-jalan menuju surga.” [Hadits riwayat Abu Dawud (3641), At-Tirmidzi (2682), Ibnu Majah (223) dan Ahmad (21715). Dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Abu Dawud no. 3641] Itulah sejumlah ciri dari hadits qauliyah yang langsung bisa terlihat oleh setiap orang yang membaca matan hadits Nabi ﷺ secara lengkap dalam Bahasa Arab. Wallahu a’lam.
5 Contoh Hadits Qauliyah Beserta ArtinyaContoh hadits qauliyah sangatlah banyak. Berikut ini sejumlah contoh sebagai gambaran dari hadits qauliyah: 1. Hadits qauliyah pendekعن أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه- أن رسول الله -صلى الله وعليه وسلم- قال: لا ضَرَرَ ولا ضِرَارَ Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.” [ Hadits riwayat Ibnu Majah. Imam An-Nawawi mengatakan hadits ini hasan di dalam Al-Arba’un An-Nawawiyah no. 32][iv] Di dalam hadits ini terdapat pelajaran yaitu bahwa syariat ini tidak membenarkan tindakan yang menimbulkan madharat kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.[v] 2. Hadits qauliyah tentang niatDari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, الأعْمَالُ بالنِّيَّةِ، ولِكُلِّ امْرِئٍ ما نَوَى، فمَن كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللَّهِ ورَسولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلى اللَّهِ ورَسولِهِ، ومَن كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا، فَهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إلَيْهِ. ”Semua amalan itu dengan niat. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Maka siapa saja yang hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya menuju Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa saja yang hijrahnya untuk dunia yang ingin dia dapatkan atau untuk wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya menuju kepada apa yang dia niatkan.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (54) dan Muslim (1907) dengan sedikit perbedaan. Al-Bukhari menyatakan hadits ini Shahih di dalam Shahih Al-Bukhari no. 54] Di antara kandungan pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini adalah sebagai berikut:
3. Hadits qauliyah tentang 7 golongan manusia yang mendapat naungan di akhirat.عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - عَنِ اَلنَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم -قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى في ظِلِّهِ يَومَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ: إمَامٌ عَدْلٌ، وشَابٌّ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّهِ، ورَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ في المَسَاجِدِ، ورَجُلَانِ تَحَابَّا في اللَّهِ، اجْتَمعا عليه وتَفَرَّقَا عليه، ورَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وجَمَالٍ فَقالَ: إنِّي أَخَافُ اللَّهَ، ورَجُلٌ تَصَدَّقَ بصَدَقَةٍ فأخْفَاهَا حتَّى لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ ما تُنْفِقُ يَمِينُهُ، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا، فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau ﷺ bersabda, ”Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang pria yang hatinya bergantung ke masjid. (4) dua orang pria yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan suatu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendirian lalu ia meneteskan air matanya.” [Hadits riwayat Al-Bukhari (1423) dan Muslim (1031), hadits Shahih di dalam Shahih Al-Bukhari no. 1423] Di antara kandungan pelajaran dalam hadits ini adalah sebagai berikut:
4. Hadits qauliyah tentang mencari ilmu syar’iعن أبي الدرداء -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ سَلَكَ طَريقا يَبْتَغي فيه عِلْما سَهَّل الله له طريقا إلى الجنة، وإنَّ الملائكةَ لَتَضَعُ أجْنِحَتها لطالب العلم رضًا بما يَصنَع، وإنَ العالم لَيَسْتَغْفِرُ له مَنْ في السماوات ومَنْ في الأرض حتى الحيتَانُ في الماء، وفضْلُ العالم على العَابِدِ كَفَضْلِ القمر على سائِرِ الكواكب، وإنَّ العلماء وَرَثَة الأنبياء، وإنَّ الأنبياء لم يَوَرِّثُوا دينارا ولا دِرْهَماً وإنما وَرَّثُوا العلم، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بحَظٍّ وَافِرٍ». Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,”Siapa saja yang melewati suatu jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya para malaikat benar-benar meletakkan sayapnya bagi pencari ilmu karena ridha dengan apa yang sedang mereka lakukan. Dan sesungguhnya, orang yang berilmu (‘alim) benar-benar dimohonkan ampunan untuknya oleh siapa saja yang berada di langit dan di bumi hingga ikan-ikan di lautan. Dan keutamaan orang yang berilmu (ahli ilmu) dibandingkan dengan ‘abid ( orang yang banyak ibadah) sebagaimana kelebihan bulan dibandingkan dengan seluruh bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka siapa saja yang mengambil warisan tersebut, dia telah mengambil bagian yang banyak.” [Hadits hasan riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi dan Ahmad] Ada sejumlah faedah dari hadits ini, di antaranya adalah sebagai berikut:
Dan masih banyak lagi faedah lainnya dari hadits ini, namun kami cukupkan di sini saja.
5. Hadits qauliyah tentang hasad yang dibolehkanDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, لا حَسَدَ إلَّا في اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ القُرْآنَ، فَهو يَتْلُوهُ آناءَ اللَّيْلِ، وآناءَ النَّهارِ، فَسَمِعَهُ جارٌ له، فقالَ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ ما أُوتِيَ فُلانٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ ما يَعْمَلُ، ورَجُلٌ آتاهُ اللَّهُ مالًا فَهو يُهْلِكُهُ في الحَقِّ، فقالَ رَجُلٌ: لَيْتَنِي أُوتِيتُ مِثْلَ ما أُوتِيَ فُلانٌ، فَعَمِلْتُ مِثْلَ ما يَعْمَلُ. ”Tidak boleh ada hasad kecuali dalam dua perkara: seorang pria yang Allah ajarkan al-Quran kepadanya, lalu dia membacanya siang dan malam. Tetangganya mendengarnya lalu berkata,’Andaikan aku diberi semisal apa yang diberikan kepada si fulan, aku akan melakukan apa yang dia lakukan.’ Dan seorang pria yang Allah anugerahkan harta kepadanya, lalu dia menginfakkannya semuanya dalam kebenaran. Lalu seseorang berkata,”Andaikan aku diberi karunia harta seperti yang dikaruniakan kepada si fulan, aku akan melakukan apa yang dia lakukan.” [Hadits shahih riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 5026] Beberapa pelajaran yang bisa di ambil dari hadits ini adalah sebagai berikut:
Demikianlah pembahasan tentang hadits qauliyah, pengertiannya, ciri-cirinya dan contoh-contohnya serta kandungan pelajaran yang ada di dalamnya. Semoga tulisan sederhana ini bisa memberikan sedikit tambahan wawasan tentang hadits qauliyah. Apabila ada kebenaran dalam tulisan ini maka itu dari Allah Ta’ala semata karena rahmat dan karunia-Nya. Dan bila ada kesalahan di dalamnya maka dari kami dan dari setan. Semoga Allah Ta’ala mengampuni semua kesalahan kami dan kaum Muslimin. [i] https://www.almaany.com/ar/dict/ar-ar/%D8%A7%D9%84%D9%82%D9%88%D9%84/ [ii] Ulumul Hadits, Dr. nawir Yuslem, M.A., hal. 47. lihat juga: https://www.islamweb.net/ar/fatwa/38938/%D8%A3%D9%86%D9%88%D8%A7%D8%B9%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%86%D8%A9%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%88%D9%8A%D8%A9 [iii]https://mawdoo3.com/%D9%85%D8%A7_%D9%87%D9%8A_%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%86%D8%A9 [iv] lihat: https://islamic-content.com/hadeeth/754 dan https://www.dorar.net/hadith/sharh/85582 [v] https://www.dorar.net/hadith/sharh/85582 [vi] https://islamic-content.com/hadeeth/745 [vii] https://dorar.net/hadith/sharh/8956 [viii] https://islamic-content.com/hadeeth/1333 [ix] https://www.dorar.net/hadith/sharh/64965 |