Tuhan menggagalkan pembangunan Menara Babel dengan cara

BERTAHUN-TAHUN kemudian. Putra-putra Nuh telah memperoleh banyak anak. Anak-anak mereka menjadi dewasa dan memperoleh anak-anak lagi. Maka jadi banyaklah manusia di atas bumi.

Seorang dari antara mereka bernama Nimrod, adalah cicit Nuh. Ia jahat. Ia memburu dan membunuh binatang dan manusia. Nimrod juga menjadikan dirinya raja, memerintah orang-orang lain. Allah tidak menyukai Nimrod.

Semua orang pada waktu itu mempunyai satu bahasa. Nimrod ingin agar mereka semua tetap berkumpul di satu tempat saja, supaya ia dapat menguasai mereka. Tahukah engkau apa yang Nimrod lakukan? Ia menyuruh orang-orang membangun sebuah kota dengan sebuah menara besar di dalamnya. Lihatlah gambar ini. Mereka sedang membuat batu bata.

Allah Yehuwa tidak senang melihat ini. Allah ingin agar manusia berpencar dan mendiami seluruh muka bumi. Tetapi mereka berkata, ’Mari kita bangun sebuah kota dan sebuah menara yang tinggi sekali sampai puncaknya mencapai langit. Maka kita akan menjadi termasyhur!’ Manusia ingin dirinya dihormati, bukan Allah.

Maka Allah pun membuat manusia berhenti membangun menara itu. Tahukah kau bagaimana cara Allah melakukannya? Dengan tiba-tiba membuat bahasa mereka berbeda-beda. Sebelum itu mereka hanya mempunyai satu bahasa. Mereka tidak dapat lagi saling mengerti satu sama lain. Inilah asal mulanya, mengapa kota ini disebut Babel atau Babilon, yang berarti: ”Kekacauan.”

Lalu orang-orang mulai pindah dari Babel. Mereka yang mempunyai bahasa yang sama pergi bersama dan tinggal di berbagai daerah di bumi.

Kejadian 10:1, 8-10; 11:1-9.

Pertanyaan Pelajaran

Forum tanya-jawab:NN, Citayam

Tuhan menggagalkan pembangunan Menara Babel dengan cara

Tanya: Di Kej 11:1-9 dikisahkan tentang orang-orang yang membangun menara Babel. Kalau saya perhatikan, mereka sepertinya mempunyai tujuan yang baik, yaitu untuk persatuan. Tetapi, diakhir kisah dari bagian firman Tuhan ini, Tuhan mengagalkan rencana baik mereka. Apa yang menjadi kesalahan mereka sehingga Tuhan tidak setuju, bahkan melawan mereka dan mengacaubalaukan mereka?

Jawab: Jika kurang teliti di dalam membaca atau tidak menyelidiki lebih dalam, maka kita bisa keliru memahami kisah menara Babel ini. Bisa-bisa kita menyalahkan Tuhan. Namun, tidak mungkin Tuhan berbuat seperti itu kalau tidak ada alasan yang kuat. Ada dua hal yang bisa menjadi kesimpulan kita mengapa Tuhan menggagalkan rencana mereka:
Pertama, karena pembangunan menara Babel adalah wujud kesombongan manusia.
Perhatikan perkataan ini," Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit." Perkataan ini bukan perkataan biasa, tetapi perkataan yang menunjukkan keinginan mereka untuk membangun persaingan dengan Tuhan."Langit" disini menunjukkan tempat yang paling tinggi. Memang ada yang menafsirkan bahwa ini adalah persiapan mereka kalau ada air bah lagi. Tetapi, tekanan utama di sini bukan itu. Tekanan utamanya adalah keinginan untuk sejajar dengan Tuhan. Perkataan mereka bisa disejajarkan dengan perkataan Bintang Timur, putra Fajar, yang adalah Iblis,"Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi !"(Yes 14;13-14). Di samping itu, mereka juga ingin membangun monumen kebanggaan." Mencari nama" merupakan bentuk usaha manusia supaya tetap dikenal dan dikenang sepanjang masa. Betapa sombongnya mereka ! Ini merupakan kesalahan besar, sebab tidak pernah dan tidak akan pernah ciptaan menyamai Penciptanya. Layak kalau Tuhan menghukum mereka. Di sini bukannya Tuhan takut tersaingi,tetapi untuk menunjukkan bahwa tidak seorang pun yang bisa menyamaiNya.
Kedua, karena pembangunan menara Babel adalah wujud pemberontakan manusia.
Mereka membangun menara Babel untuk memperkuat diri. Perhatikan lagi perkataan mereka, "Marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." Di samping untuk tetap dikenang," mencari nama" juga merupakan usaha supaya mereka tetap satu dan menjadi kuat, sehingga mereka tidak akan tercerai-berai. Ini bertentangan dengan perintah Tuhan. Dikatakan di dalam Kej 9:1, "Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: 'Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi." Perintah Tuhan ini sangat serius, sebab di Kej 1:28, Tuhan sudah memerintahkannya. Ketika manusia gagal, perintah Tuhan ini tetap berlaku. Dan, melalui orang yang dikaruniaNya, Tuhan menginginkan perintah Tuhan ini diwujudkan.Oleh karena itu, penolakan terhadap perintah ini merupakan kesalahan yang sangat serius. Sama artinya dengan pemberontakan. Bagaimana mungkin Tuhan tidak melawan manusia yang memberontak terhadapNya ?
Perhatikan bahwa Tuhan tidak menentang"persatuan" mereka.Yang Tuhan tentang adalah dosa yang ada di balik persatuan itu, yaitu kesombongan dan pemberontakan. Oleh sebab itu, kita tetap harus mengusahakan persatuan, tetapi persatuan yang tunduk pada perintah Tuhan, dan persatuan yang meninggikan nama Tuhan.


Page 2