Telinga kita hanya mampu mendengar suara yang frekuensinya antara

Ilustrasi suara yang dapat didengarkan oleh pendengaran manusia normal. Foto: Buku Kuark - Bunyi, Pendengaran, dan Pencemaran Tanah Komik Sains Kuark Tahun 6 Edisi 09 Level 2 karya Gelar Soetopo.

Telinga manusia tidak dapat mendengar semua bunyi. Mengapa demikian? Menurut buku IPA Sekolah Dasar kelas 4 terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia, telinga manusia hanya mampu mendengar bunyi dengan jumlah 20-20.000 getaran per detik. Suara yang dapat didengarkan oleh pendengaran manusia normal disebut sebagai audiosonik.

Sementara itu, gelombang bunyi dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensinya. Di antaranya, infrasonik (bunyi infra), audiosonik (bunyi jangkauan pendengaran manusia normal), dan ultrasonik (bunyi ultra). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frekuensi adalah jumlah getaran gelombang suara per detik.

Disebut Apakah Suara yang Dapat Didengarkan oleh Pendengaran Manusia Normal?

Bunyi dengan frekuensi 20-20.000 getaran per detik disebut dengan audiosonik. Bunyi audiosonik ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contohnya adalah bunyi dari alat-alat musik. Bunyi yang keluar dari instrumen itu bersifat teratur, sehingga disebut istilah nada. Ada pula bunyi yang tidak teratur yang dinamakan desah.

Anjing dapat mendengar bunyi infrasonik. Foto: Pexels

Bunyi infrasonik adalah bunyi yang tidak bisa didengar oleh telinga manusia. Besaran frekuensi bunyi infrasonik kurang dari 20 getaran per detik.

Manusia tidak dapat mendengar frekuensi infrasonik, tetapi beberapa hewan tertentu dapat mendengarnya. Contohnya, jangkrik dan anjing.

Bunyi ultrasonik juga tidak dapat ditangkap oleh telinga manusia karena gelombang ini memiliki frekuensi lebih dari 20.000 getaran per detik. Contoh makhluk hidup yang bisa mendengar bunyi ultrasonik ialah kucing, kelelawar, dan lumba-lumba.

Mengutip buku Fisika 2 Smp Kelas VII terbitan Yudhistira Ghalia Indonesia, bunyi ultrasonik dapat digunakan dalam bidang kedokteran untuk keperluan diagnosis.

Selain itu, bunyi dengan frekuensi tinggi ini pun dapat dipakai untuk keperluan pengobatan. Misalnya, untuk menghancurkan jaringan yang tidak biasa seperti tumor atau batu ginjal.

Cepat rambat bunyi tidak bergantung pada tekanan udara. Jadi, jika terjadi perubahan tekanan udara, cepat rambat bunyi tidak berubah.

Mengutip buku Mudah dan Aktif Belajar Fisika yang disusun oleh Dudi Indrajit, cepat rambat bunyi bergantung kepada suhu. Semakin tinggi suhu udara, semakin besar dan cepat perambatan bunyi.

Cara lainnya, Anda bisa mempraktikannya saat berada di daerah pegunungan atau kawasan pantai. Di daerah yang tinggi seperti pegunungan, cepat rambat bunyi lebih lambat daripada di kawasan pantai. Di udara, cepat rambat bunyi bergantung pada jenis partikel yang membentuk udara.

Ilustrasi Mendengar foto:Unsplash

Bunyi yang kerap didengar oleh manusia merupakan suatu getaran yang merambat melalui perantara gas, cairan atau benda padat. Gelombang bunyi memiliki beberapa sifat, yakni dapat dipantulkan, dibiaskan, dilenturkan, dan sejajar dengan arah rambatan.

Kecepatan bunyi dipengaruhi oleh medium perantara hingga kondisi sekitarnya. Jika letak medium rapat, bunyi akan semakin cepat untuk merambat. Namun jika medium renggang, perambatan bunyi akan semakin lambat.

Bunyi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan frekuensi atau jumlah getaran yang dihasilkan setiap satu detik. Di antaranya adalah bunyi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

Bunyi infrasonik memiliki frekuensi yang sangat rendah untuk manusia, yaitu kurang dari 20 Hz hingga 0,0001 Hz. Bunyi ini bisa didengarkan oleh hewan seperti gajah, anjing dan jangkrik. Namun, tidak bisa didengarkan oleh telinga manusia.

Ilustrasi Mendengar foto:Unsplash

Sebaliknya, bunyi ultrasonik memuat frekuensi yang terlalu tinggi untuk manusia, yaitu di atas 20.000 Hz atau 20kHz. Jenis frekuensi ini hanya mampu didengarkan oleh hewan tertentu yakni kelelawar dan lumba-lumba. Dalam dunia medis, bunyi ultrasonik juga dimanfaatkan untuk teknologi Ultrasonografi (USG).

Selanjutnya, bunyi audiosonik adalah satu-satunya bunyi yang mampu didengar oleh telinga manusia. Bunyi ini memiliki frekuensi antara 20Hz hingga 20.000 Hz.

Meski begitu, tidak semua manusia dapat mendengar bunyi 20Hz hingga 20kHz dengan volume maksimal. Semua manusia memiliki kapasitas pendengaran yang berbeda-beda. Biasanya, orang yang berumur memiliki kapasitas pendengaran yang lebih rendah dibanding orang muda.

Jika dipaksakan mendengar frekuensi bunyi tinggi, pendengaran manusia dapat terganggu bahkan rusak. Gendang telinga dapat mengalami hilang pendengaran sementara hingga tuli permanen.