Teknik pembuatan alat pada zaman paleolitikum

Sebutkan dan jelaskan teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah? Seperti yang kita ketahui, dalam pembagian atau pembabakan zaman prasejarah berdasarkan hasil kebudayaannya yaitu meliputi zaman batu dan logam. Nah pada zaman logam manusia telah dapat membuat alat-alat dari bahan perunggu. Hal ini berdasarkan fakta berupa peninggalan-peninggalan yang berhasil ditemukan. Lalu, bagaimana cara manusia pada masa itu membuat alat-alat dari bahan perunggu?

Terdapat dua teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah, yaitu dengan teknik Bivalve dan teknik A Cire Perdue. Apa maksud dan bagaimana cara pembuatan alat-alat dari bahan perunggu dengan kedua teknik diatas? Jika kalian sedang mencari informasi tersebut, maka tepat sekali membaca pembahasan dibawah ini. Oke, langsung saja simak ulasan berikut ini.

Teknik pembuatan alat pada zaman paleolitikum

Seperti yang sudah disinggung diatas, terdapat dua cara manusia pada zaman dahulu untuk membuat alat-alat perunggu, yaitu teknik Bivalve atau bisa disebut juga cetakan setangkup dan teknik A Cire Perdue atau diartikan sebagai cetakan lilin. Kedua teknik ini tentu berbeda cara kerjanya, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya.

1. Teknik Bivalve

Teknik Bivalve adalah teknik pembuatan alat dari bahan perunggu dengan menggunakan cetakan yang dapat ditangkupkan atau dirapatkan. Dalam pembuatan cetakan, di bagian atas diberi lubang. Jadi, setelah cetakan ditangkupkan atau disatukan maka langkah selanjutnya adalah menungkan cairan logam yang telah dipanaskan ke dalam cetakan tersebut melalui lubang bagian atas.

Setelah perunggu dingin barulah cetakan dibuka. Maka hasil perunggu sudah jadi. Apabila akan membuat benda yang memiliki lobang di dalamnya, maka dapat menggunakan tanah liat sebagai intinya. 

Cetakan Bivalve dapat digunakan berkali-kali, benda atau barang yang dihasilkan bisa berlipat ganda sama persis bentuknya dengan cepat. Hal ini karena cetakan masih bisa dipakai setelah sebelumnya digunakan. 

Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah ini biasanya digunakan untuk membuat benda-benda yang tidak berongga atau bisa disebut beda pejal.

Baca Juga : Hasil Kebudayaan Peninggalan Zaman Logam

2. A Cire Perdue

Teknik A Cire Perdue adalah teknik mengolah atau membuat logam dengan model benda dari lilin. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat benda dari bahan perunggu yang berukuran kecil, seperti arca kecil dan nekara kecil (moko). 

Cara pembuatan alat-alat dengan cetakan lilin : pertama membuat model beda dari bahan lilin. Setelah itu, lilin dibungkus dengan tanah liat. Di bagian atas tanah liat diberi lubang. Langkah selanjutnya membakar tanah tersebut agar lilin mencair.

Maka rongga di dalam tanah telah terbentuk seperti benda yang diinginkan. Kemudian logam cair yang telah dipanaskan dimasukkan kedalam tanah tersebut. Setelah dingin, tanah pembungkus kemudian dihancurkan. Maka jadilah alat-alat perunggu yang diinginkan. 

Cetakan ini memiliki kelemahan, yaitu hanya bisa digunakan sekali saja. Berbeda dengan teknik pembuatan alat-alat perunggu sebelumnya, yakni teknik Bivalve yang dapat digunakan berkali-kali.

Baca Juga :

Itulah penjelasan secara singkat mengenai 2 Teknik Pembuatan Alat-Alat Perunggu Pada Zaman Prasejarah. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua. Baca juga artikel sejarah menarik dan informatif lain seputar masa prasejarah. Terimakasih.

Share ke teman kamu:

Tags :

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

22 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Teknik pembuatan alat pada zaman paleolitikum

Teknik pemangkasan langsung yaitu dengan cara menggunakan alat pemangkas yang dibenturkan pada bahan yang dikerjakan dalam upaya membentuk alat yang diinginkan atau untuk melepaskan serpihan yang akan dijadikan alat. Bahan alat pemangkas dapat bermacam-macam tergantung dari keinginan si pembuat, tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu alat pemangkas keras seperti batu dan alat pemangkas lunak seperti bahan dari tulang, kayu dan sebagainya. (Wahyu Widianta, Ilham Abdullah, Haris Rahmanendra, Iwan SB)

Selengkapnya silahkan klik disini

KOMPAS.com - Manusia purba yang hidup pada zaman prasejarah memang belum mengenal tulisan. Kendati demikian, mereka sudah mengembangkan kebudayaan dan teknologi.

Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat dari bahan batu.

Teknologi yang dikenal manusia purba bermula dari teknologi bebatuan yang digunakan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pada tahap paling awal, mereka membuat peralatan menggunakan benda-benda dari alam, terutama batu dan tulang.

Lambat laun, teknologi bebatuan yang mereka kenal terus berkembang hingga sampai pada teknologi mengolah logam.

Alat-alat yang digunakan manusia purba pun dapat ditelusuri dengan mudah menurut periode perkembangan zaman prasejarah.

Jejak-jejak kehidupan manusia prasejarah dapat ditelusuri melalui benda-benda peninggalan hasil kebudayaannnya

Berikut ini jenis-jenis peralatan manusia purba dan fungsinya berdasarkan pembagian zaman prasejarah.

Baca juga: Pembabakan Masa Prasejarah Berdasarkan Geologi

Peralatan dari Zaman Batu

Pada Zaman Batu, hampir semua peralatan manusia dibuat dari batu. Periode ini dibedakan menjadi empat masa, yaitu Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Madya (Mesolitikum), Zaman Batu Muda (Neolitikum), dan Zaman Batu Besar (Megalitikum).

Peralatan Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Pada periode ini, alat-alat yang dihasilkan manusia purba masih sederhana dan kasar. Berikut ini beberapa peralatan dari Zaman Paleolitikum.

Peralatan dari batu yang berbentuk menyerupai kapak, tetapi tidak bertangkai, ujungnya meruncing, dan penggunaannya dengan cara digenggam.

Kapak genggam biasanya digunakan manusia purba untuk berburu.

Alat-alat yang menyerupai kapak genggam, namun tajaman pada ujungnya berbentuk cembung atau lurus.

  • Alat-alat serpih (flakes)

Slat serpih pada masa paleolithikum dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menusuk, memotong, dan melubangi kulit binatang.

  • Ujung tombak dengan gigi-gigi pada sisinya yang digunakan untuk menangkap ikan
  • Alat-alat dari tulang hewan yang dibentuk menjadi semacam belati, fungsinya untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah

Baca juga: Zaman Paleolitikum: Ciri-ciri, Peninggalan, dan Manusia Pendukung

Peralatan Zaman Batu Madya (Mesolitikum)

Manusia purba masih menggunakan peralatan dari batu yang sudah diasah namun belum halus terjadi pada Zaman Mesolitikum.

Berikut beberapa contoh peralatan manusia purba dari Zaman Mesolitikum.

  • Kapak genggam Sumatera (pebble)

Pebble atau dikenal sebagai Kapak Sumatera berbeda dengan kapak genggam dari Zaman Paleolitikum.

Alat ini terbuat dari batu kali yang pecah dan sisi luarnya dibiarkan kasar, sementara bagian dalamnya dikerjakan sesuai kebutuhan pemakainya.

  • Kapak pendek (hachecourt)

Bentuk peralatan ini lebih pendek dibanding kapak Sumatera, sehingga dinamai kapak pendek.

Fungsi hachecourt adalah untuk memotong buah atau daging hewan buruan dan mencukil biji-bijian dari dalam tanah.

Batu pipisan adalah sejenis alat penggiling yang memiliki landasan. Fungsinya untuk menumbuk makanan dan menghaluskan cat-cat merah.

Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri

Peralatan Zaman Batu Muda (Neolotikum)

Pada masa pra aksara ada banyak peralatan yang sudah digunakan oleh manusia pada saat itu, seperti kapak persegi, gerabah, dan kapak lonjong. Alat-alat tersebut digunakan pada masa bercocok tanam atau Zaman Neolitikum.

Kapak persegi berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk trapesium.

Kapak persegi yang besar sering disebut dengan beliung atau cangkul, bahkan sudah ada yang diberi tangkai sehingga persis seperti bentuk cangkul zaman sekarang.

Sementara yang berukuran kecil dinamakan trah atau tatah, yang digunakan untuk mengerjakan kayu.

Bentuk keseluruhan alat ini lonjong sepeti bulat telur, di mana pada ujungnya yang lancip ditempatkan tangkai dan bagian ujung yang bulat diasah hingga tajam.

Kapak lonjong mempunyai berbagai macam ukuran, yang besar sering disebut walzenbeil, sedangkan yang kecil dinamakan kleinbeil.

Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan menebang pohon.

Alat-alat gerabah dari Zaman Neolitikum umumnya digunakan untuk menampung air dan menyimpan bahan makanan.

Baca juga: Zaman Neolitikum: Ciri-ciri, Manusia Pendukung, dan Hasil Kebudayaan

Peralatan Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Peralatan manusia purba pada periode ini terbuat dari batu yang berukuran besar.

Umumnya, peralatan yang diciptakan tidak hanya untuk kebutuhan hidup manusia secara fisik, tetapi juga untuk upacara keagamaan.

Hasil peralatan Zaman Megalitikum antara lain sebagai berikut.

Kubur batu adalah wadah penguburan mayat yang terbuat dari batu.

Sarkofagus adalah kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang umumnya terdapat tonjolan pada ujungnya.

Waruga adalah kubur batu yang bentuknya seperti rumah dan biasanya ditemukan di daerah Minahasa.

Biasa disebut sebagai batu tegak, menhir adalah batu alam yang telah dibentuk manusia untuk keperluan pemujaan atau untuk tanda penguburan.

Dolmen atau meja batu adalah peninggalan Zaman Megalitikum yang terdiri dari sebuah batu besar yang ditopang oleh batu-batu berukuran lebih kecil sebagai kakinya.

Bangunan ini digunakan untuk meletakkan sesaji dan pemujaan terhadap nenek moyang.

Peralatan Zaman Megalithikum yang berbentuk anak tangga, berfungsi sebagai pemujaan arwah nenek moyang dan dianggap suci, dinamakan punden berundak.

Arca batu adalah pahatan berbentuk manusia atau binatang yang dipercaya sebagai wujud dari nenek moyang.

Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Pada Zaman Logam atau Perundagian, manusia purba telah mengembangkan kemampuan untuk membuat alat-alat dari logam.

Berikut ini beberapa contoh alat-alat zaman prasejarah dari Zaman Logam.

Nekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup.

Peralatan yang bentuknya seperti dandan terbalik ini umumnya digunakan dalam upacara keagamaan, seperti contohnya dalam ritual pemanggilan hujan.

Kapak corong juga dikenal sebagai kapak perunggu atau kapak sepatu. Bentuknya bermacam-macam, ada yang besar dan diberi hiasan, pendek dan lebar, bulat, dan ada pula yang berukuran kecil.

Sedangkan kapak corong yang panjang di salah satu sisinya disebut sebagai candrasa.

Kapak corong dan candrasa umumnya digunakan dalam upacara keagamaan serta perkakas rumah tangga.

Arca perunggu ada yang berbentuk manusia, ada pula yang berbentuk binatang.

Peralatan yang umumnya berukuran kecil dan terdapat cincin di bagian atasnya ini digunakan sebagai tempat penyembahan roh upacara keagamaan.

Bejana perunggu berbentuk seperti periuk, tetapi lebih langsing dan gepeng. Fungsinya adalah sebagai tempat upacara keagamaan dan tempat minum.

Referensi:

  • Sugiarti, Etty. (2010). Ensiklopedia Zaman Prasejarah. Semarang: ALPRIN.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.