Tahun berapa situs sangiran diakui sebagai warisan dunia oleh unesco

Tahun berapa situs sangiran diakui sebagai warisan dunia oleh unesco

Situs Sangiran adalah salah satu situs manusia purba yang ada di Indonesia. Situs Sangiran terletak di dua wilayah kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Nama Situs Sangiran mulai dikenal sejak seorang peneliti Belanda bernama Von Koenigswald melakukan penelitian pada tahun 1934.Di Situs Sangiran tidak hanya fosil, tetapi juga alat-alat batu hasil budaya manusia purba serta lapisan tanah purba yang dapat menunjukkan perubahan lingkungan alam sejak dua juta tahun lalu sampai sekarang tanpa terputus. Sehingga UNESCO menetapkan Situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia Nomor 593 pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site.

Dengan demikian, situs  manusia purba Sangiran yang ditemukan oleh Von Koenigswald tersebut ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO karena di dalam situs Sangiran terdapat berbagai unsur penting peninggalan kebudayaan manusia purba, tidak hanya ditemukan berupa fosil manusia purba saja, tetapi juga alat-alat batu hasil budaya manusia purba serta lapisan tanah purba yng dapat digunakan sebagi bahan dan dasar penelitian.

CNN Indonesia

Jumat, 29 Okt 2021 10:58 WIB

Tahun berapa situs sangiran diakui sebagai warisan dunia oleh unesco

SangiRun Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs arkeologi Sangiran masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)

Jakarta, CNN Indonesia --

Tahun ini merupakan tahun ke-25 sejak ditetapkannya situs arkeologi Sangiran di Jawa Tengah sebagai Situs Warisan Budaya UNESCO.

UNESCO sendiri menetapkan Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia Nomor 593 pada tahun 1996, dengan nama 'The Sangiran Early Man Site'.

Dalam rangka merayakan eksistensi situs sejarah itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan ajang olahraga lari di malam hari yang bertajuk 'SangiRun Night Trail 2021', yang merupakan perpaduan antara olahraga dan budaya.

"SangiRun Night Trail merupakan cara yang kreatif dalam memanfaatkan situs budaya. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memperingati 25 tahun ditetapkannya Situs Cagar Budaya Sangiran sebagai salah satu warisan dunia oleh badan PBB UNESCO," ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Kamis (28/10).

Hilmar menambahkan, kegiatan itu bukan hanya sekadar lomba lari atau kegiatan yang bersifat fisik saja. Melainkan untuk memperlihatkan kemampuan manusia dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang masih relevan dengan masa kini.

"Narasi yang dibangun melalui ajang ini adalah bahwa masyarakat masa lampau (manusia purba) pernah hidup di Sangiran, yang mana pada waktu itu sebagian besar kegiatan mereka dilakukan dengan pelibatan aspek fisik," ujarnya.

Selain untuk memperingati 25 tahun Situs Sangiran menjadi warisan dunia, ajang itu juga diharap dapat lebih memperkenalkan destinasi penelitian dan wisata sejarah ini kepada masyarakat luas.

Sehingga diharapkan masyarakat akan mengenal dan mengapresiasi lebih jauh Situs Sangiran sebagai warisan dunia yang sangat penting bagi dunia, yakni dalam hal proses evolusi manusia.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

[Gambas:Instagram]

Peringati 25 Tahun Masuk UNESCO, Situs Sangiran Gelar 'Night Run'


BACA HALAMAN BERIKUTNYA

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

Tahun berapa situs sangiran diakui sebagai warisan dunia oleh unesco
Museum Purbakala Sangiran. ©2016 merdeka.com/arie sunaryo

JATENG | 4 Desember 2021 13:26 Reporter : Shani Rasyid

Merdeka.com - Sangiran, begitulah namanya terpampang di buku-buku sejarah. Tempat yang berada di Kabupaten Sragen itu merupakan salah satu lokasi ditemukannya fosil manusia purba di Indonesia.

Tak hanya di Indonesia, situs penemuan fosil manusia purba Sangiran juga terkenal di dunia. Di mata dunia Internasional, situs manusia purba ini mampu menyumbangkan pengetahuan penting mengenai bukti-bukti evolusi manusia, evolusi fauna, evolusi kebudayaan, dan juga lingkungan yang terjadi berjuta-juta tahun yang lalu.

Tak heran pada tahun 1996, Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Lantas seperti apa perkembangan situs manusia purba itu dari waktu ke waktu? Dan hal apa yang bisa dipelajari dari situs tersebut? Berikut selengkapnya:

2 dari 4 halaman

Tahun berapa situs sangiran diakui sebagai warisan dunia oleh unesco

©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Mengutip Wikipedia, Situs Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling pada tahun 1883 saat melakukan kegiatan eksplorasi. Peneliti sejarah purbakala Eugene Dubois sebenarnya juga pernah melakukan penelitian di Sangiran, namun tidak terlalu intensif karena penelitannya kemudian dipusatkan di daerah Trinil, Ngawi.

Dikutip dari Kemdikbud.go.id, nama Situs Sangiran mulai dikenal saat seorang peneliti Belanda bernama Von Koeningswald melakukan penelitian pada tahun 1934. Waktu itu ia menemukan alat-alat batu hasil budaya manusia purba yang diperdagangkan oleh warga.

Oleh warga, alat-alat itu terkenal dengan sebutan “balung buta”. Selanjutnya pada tahun 1936 akhirnya ditemukan fosil manusia purba pertama di Sangiran. Tahun demi tahun, penemuannya makin banyak seperti fosil manusia, fosil hewan, alat tulang, dan alat batu.

3 dari 4 halaman

Tahun berapa situs sangiran diakui sebagai warisan dunia oleh unesco
©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Hasil penggalian Von Koeningswald beserta timnya kemudian disimpan pada sebuah bangunan yang ia dirikan bersama Toto Marsono di Sangiran. Sementara itu koleksi-koleksi penting dikirim ke kawannya di Jerman, Franz Weidenreich.

Namun baru pada tahun 1988 sebuah situs museum dan konservasi laboratorium lokal sederhana didirikan di tempat itu. Pada tahun 2011, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membuka museum itu untuk umum.

Kini, Museum Sangiran hadir dengan tiga ruang utama: ruang pertama berisi diorama yang berisi tentang kehidupan manusia purba di Sangiran sekitar 1 juta tahun yang lalu, ruang kedua berisi fosil-fosil yang ditemukan dan juga sejarah eksplorasi di situs tersebut, dan ruang ketiga berisi diorama besar yang memberikan pandangan seluruh wilayah Sangiran.

4 dari 4 halaman

Tahun berapa situs sangiran diakui sebagai warisan dunia oleh unesco
©2016 merdeka.com/arie sunaryo

Seiring berjalannya waktu, kehadiran Museum Purbakala Sangiran nyatanya belum memberi dampak signifikan bagi kehidupan ekonomi warganya. Oleh karena itu Sangiran dicetuskan menjadi sebuah desa wisata.

Selain museum purbakala, di desa wisata itu terdapat banyak UMKM yang menjajakan berbagai kerajinan lokal seperti ikat kepala, baju lurik, kapak batu, kaligrafi bambi, dan masih banyak lagi. Alhasil pada Oktober 2021 kemarin Desa Wisata Sangiran masuk dalam 50 desa wisata terbaik di Indonesia.

“Desa Wisata Sangiran ini kelasnya dunia karena sudah diakui UNESCO dan menjadi situs tertua yang sudah ada 1,8 juta tahun lalu. Di ini wisata yang ditawarkan berbasis sejarah dan budaya,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dikutip dari Sragenkab.go.id.

(mdk/shr)

Rabu, 10 Juli 2013 - 10:57 WIB

Sangiran, situs fosil purba yang diakui dunia

Di Indonesia, ada situs prasejarah lengkap yang berisi sisa - sisa kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Di situs itu, terdapat beragam fosil manusia puba, fosil fauna, fosil tumbuhan, artefak dan lapisan tanah yang terendapkan secara alamiah tidak kurang dari 2 juta tahun silam.

Situs tersebut adalah Sangiran. Terletak 15 km di sebelah utara Kota Solo, tepatnya di wilayah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Sindonews, situs Sangiran memiliki luas kurang lebih 78 km2. Atas beragam kelebihan tersebut UNESCO menetapkan situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia no. 593 pada tahun 1996 dengan nama The Sangiran Early Man Site.

Dengan adanya pengakuan dari UNESCO membuktikan bahwa kekayaan potensi Sangiran bagi ilmu pengetahuan semakin diakui dunia, ketika fosil-fosil manusia ditemukan karena kurang lebih separuh dari jumlah populasi temuan fosil Homo Erectus di seluruh dunia berasal dari Sangiran dan situs di sekitarnya."Diperkirakan, di dalam lapisan tanah seluas itu, beragam fosil manusia purba masih terkubur," kata Kepala Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) Harry Widianto.Menurutnya, situs Sangiran menjadi area penelitian kehidupan prasejarah terpenting dan terlengkap di dunia, khususnya di Asia. Situs Sangiran terbentang meliputi Kecamatan Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh di Sragen, serta Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.Menurut Harry Widianto, keistimewaan yang ada di Sangiran adalah fosil Homo Erectus yang dinilai memegang peran penting dalam evolusi manusia. Temuan fosil tengkorak yang paling terkenal di dunia karena temuan yang relatif lengkap disebut Sangiran 17 (S17). S17 merupakan Masterpiece Sangiran karena wajah Homo Erectus dapat direkonstruksi secara utuh dan duplikat dan S17 dapat ditemukan hampir di berbagai museum-museum prasejarah utama di dunia."Ciri fisik Sangiran 17 dengan dahi sangat datar, tulang kening menonjol, orbit mata persegi, pipi lebar menonjol, mulut menjorok ke depan, tengkorak pendek memanjang. Berdasarkan morfologi tengkorak S17 adalah individu laki-laki dewasa, dia hidup di Sangiran pada saat Sangiran didominasi lingkungan sungai yang luas sekitar 700.000 tahun yang lalu," jelasnya.Selain itu, disebutkan, Homo Erectus di Sangiran telah membuat berbagai macam alat-alat dari batu dengan berbagai ukuran. Artefak-artefak batu tersebut didominasi oleh jenis alat-alat serpih yang kecil sekitar 2 - 4 cm, tipis, dan tajam yang sebagian besar dibuat dari batuan kalsedon.

Dominasi alat serpih tersebut menyebabkan sebutan yang terkenal yaitu “Industri Serpih Sangiran” (Sangiran-Flakes Industry). Jenis alat serpih ini ditemukan di setiap tingkatan perlapisan tanah, mulai dari 1, 2 – 0, 2 juta tahun yang lalu.


Page 2

Rabu, 10 Juli 2013 - 10:57 WIB

Selain itu juga ditemukan alat-alat yang lebih besar, umumnya dibuat dari batu andesit kersikan, berupa kapak penetak, kapak perimbas, kapak genggam, dan bola batu. Alat tulang berupa penusuk yang dibuat dari tulang-tulang binatang besar juga ditemukan.Sementara itu, Mendikbud Muhammad Nuh menyatakan, ada lima hal menarik dari situs manusia purba Sanggiran ini. Pertama, situs ini merupakan salah satu situs manusia purba yang berusia dua juta tahun lalu. Kedua, memiliki koleksi lebih dari 80 individu manusia purba Takson Homo Erectus antara 1, 5 - 0, 4 juta tahun lalu yang menggambarkan sejarah evolusi manusia selama lebih dari satu juta tahun.Ketiga, sebagai pusat evaluasi fauna lebih dari dua juta tahun. Keempat, sebagai pusat evaluasi budaya yang ditandai dengan alat-alat batu Sangiran flake industry selama 1, 2 juta tahun. Kelima, dalam endapan-endapan purba Sangiran saat ini, masih banyak terpendam fosil manusia, binatang, dan juga alat-alat batu sebagai sumber informasi kehidupan masa lalu.

Di situs Sangiran ini terdapat tiga 3 jenis koleksi. Pertama, koleksi manusia purba yang terdiri dari homo sapiens (150 ribu tahun lalu-sekarang) dan homo erectus (1, 5 juta tahun lalu). Kedua, koleksi binatang purba (Gajah Sangiran), dan ketiga yaitu koleksi budaya berupa batu-batuan.

(rsa)