Sikap seseorang yang tidak ingin menonjolkan diri dengan sesuatu yang ada pada dirinya disebut

Ilustrasi Arogan. ©business2community.com

SEHAT | 15 Juli 2019 11:46 Reporter : Rizky Wahyu Permana

Merdeka.com - Kebutuhan seseorang untuk pengakuan orang lain tanpa sadar membuatnya merasa menjadi lebih hebat dan meninggikan diri dibanding orang lain. Salah satu hal yang mungkin terjadi ketika seseorang merasa dirinya lebih hebat dibanding orang lain dan butuh pengakuan adalah munculnya sebuah hal yang biasa disebut megalomania.

Megalomania atau penyakit kepribadian narsisistik merupakan salah satu masalah mental yang menyebabkan seseorang sangat memusatkan perhatian pada diri sendiri. Dilansir dari Underpress, masalah ini membuat seseorang merasa lebih hebat dibanding orang lain seperti misalnya lebih pintar, kaya, berpengaruh, atau berbagai hal lainnya.

Seseorang yang mengalami megalomania biasa disebut dengan megalomaniak. Pada orang-orang ini, kecenderungan yang muncul adalah mereka merasa diri lebih hebat dan besar dibanding orang lain dan cenderung terobsesi dengan kekuasaan dan perhatian dari orang lain.

Masalah ini sendiri biasanya tidak digolongkan muncul secara mandiri namun merupakan gejala dari kondisi patologis. Megalomania ini cenderung muncul bersamaan dengan gangguan bipolar, inferioritas kompleks, dan paranoid.

Seorang megalomaniak, cenderung tampak dengan karakteristik mereka yang tidak bisa melihat kenyataan. Masalah ini disebut muncul lebih banyak pada pria, walau begitu tidak tertutup kemungkinan bahwa hal ini juga bisa dialami wanita.

2 dari 5 halaman

Terdapat beberapa tingkatan perkembangan seseorang dalam mengalami megalomania. Pada awalnya, masalah kejiwaan ini tidak mudah dikenali namun seiring waktu bakal tampak makin jelas. Lebih jauh, hal ini bisa berakibat pada depresi dan juga munculnya demensia.

Tingkat pertama : Mulai muncul tanda pertama dari masalah kesehatan ini. Seseorang bakal mulai merasa ingin tampak dibanding orang lain dan menunjukkan kepribadian mereka yang menginginkan penghormatan atau pengakuan.

Tingkat kedua: Seseorang mulai menampakkan perkembangan penyakit dan menunjukkan gejala yang lebih jelas untuk dihargai dan dihormati orang lain.

Tingkat ketiga: Kondisi megalomania yang dialami seseorang semakin serius baik secara fisik dan mental. Lebih lanjut, percobaan bunuh diri bisa terjadi dan mungkin berkembangnya demensia.

3 dari 5 halaman

Megalomania secara klinis sering disebut sebagai gejala dari penyakit seperti masalah manic depressive atau gejala paranoid. Dua masalah kesehatan ini bisa mendorong munculnya megalomania pada seseorang.

Cukup sering masalah kesehatan ini berkembang menjadi skizofrenia dan sejumlah masalah saraf lainnya. Pada jangka panjang, megalomania ini bisa menyebabkan kerusakan otak.

4 dari 5 halaman

Terdapat sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko megalomania. Salah satu hal yang bisa menyebabkan munculnya hal ini adalah karena faktor tuntutan orangtua yang cukup tinggi. Hal kedua yang dapat menyebabkan masalah ini adalah kecanduan obat-obatan dan alkohol.

Selain karena perilaku tersebut, masalah kesehatan berikut juga bisa menyebabkan megalomania:- skizofrenia- neurosis atau masalah mental- trauma moral masa kecil- trauma otak

- munculnya sifilis

Patut diketahui juga bahwa terdapat risiko berkembangnya masalah ini ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini terutama dapat muncul pada hasrat berlebihan seseorang terhadap kesempurnaan dan kepemimpinan.

5 dari 5 halaman

Secara umum, gejala megalomania yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:

- berubahnya penilaian terhadap diri sendiri baik secara kemampuan fisik dan mental- narsisme- perubahan mood yang sering- meningkatnya aktivitas- ketidakpedulian terhadap pendapat orang lain- perilaku agresif pada orang lain- gejala insomnia

- hanya terpusat pada pikiran diri sendiri

Ketika sejumlah gejala tersebut kamu alami, mungkin kamu sudah menuju perilaku megalomania. Ketika terjadi kondisi tersebut, segera konsultasi dengan psikiater atau psikolog untuk mengatasi masalah tersebut. (mdk/RWP)

Baca juga:
Sederet Manfaat Mengejutkan Di Balik Kebiasaan Menonton Film Horor
5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Ketika Mengalami Serangan Panik di Tempat Kerja
3 Hal Tak Terduga yang Bisa Jadi Penyebab Utama Kamu Mengalami Insomnia
Jangan Biasa Menggunakan Gawai untuk Membuat Anak Menjadi Diam
Kecanduan Gawai Bisa Buat Emosi Anak Tidak Stabil
Manfaat Kesehatan bagi Tubuh dan Mental yang Bisa Kamu Peroleh dari Memancing

Ilustrasi berbagi dan saling tolong menolong. ©2018 www.pixabay.com

JABAR | 24 Juli 2020 05:00 Reporter : Novi Fuji Astuti

Merdeka.com - Dalam kehidupan sosial, manusia kerap kali berhubungan dengan manusia lainnya dengan beragam kepribadian, perbedaan kebudayaan bahkan perbedaan agama. Namun tidak bersikap sombong merupakan hal yang dianjurkan oleh agama apapun, begitu juga dengan agama Islam.

Dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim sangat dianjurkan untuk selalu memelihara sikap tawadhu. Memiliki perilaku tawadhu atau rendah hati juga merupakan salah satu cerminan seorang Muslim yang beriman kepada Allah SWT.

Tawadhu bukan sekedar tata krama biasa, melainkan sikap ini jauh lebih dahulu ketimbang sopan santun yakni suatu sikap batin yang menjelma dalam praktik lahiriyah secara wajar dan bijaksana. Belajar menerapkan sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari tidak akan merugikan melainkan dapat bermanfaat membuat kamu lebih tenang dalam menjalani kehidupan.

Lebih jauh, berikut informasi mengenai tawadhu adalah sikap rendah hati yang telah dirangkum merdeka.com melalui NU Online pada Jumat, (24/7/2020).

2 dari 4 halaman

Tawadhu memiliki arti rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati cenderung tak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong kerap kali menghargai diri sendiri secara berlebihan.

Rendah hati tidak sama artinya dengan rendah diri, sebab rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Meskipun dalam praktiknya orang yang rendah hati sering kali merendahkan diri di hadapan orang lain, namun sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.

Sikap tawadhu atau rendah hati selalu dianjurkan untuk dimiliki setiap Muslim. Seseorang yang senantiasa menjalankan perilaku ini secara lahir batin, akan diangkat drajatnya oleh Allah SWT. Pasalnya, sikap tawadhu juga menjadi salah satu bukti keimanan yang ditujukkan kepada-Nya. Hal ini sebagaimana yang di terangkan dalam salah satu surah Alquran berikut ini, yang artinya:

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. al-Furqon ayat 63)

3 dari 4 halaman

1. Menghindarkan dari Sikap Takabur

Takabur atau menyombongkan diri merupakan salah satu sifat yang paling dibenci oleh Allah. Seseorang yang berperilaku sombong diancam akan dimasukkan ke neraka, sampai dirinya bertobat. Oleh karena itu, salah satu manfaat bersikap tawadhu adalah menghindarkan diri dari sikap takabur.

Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Al-Kharaithi, imam Al-Hasan bin Sufyan, Ibnu La’al, dan imam Ad-Dailami dari sahabat Anas bin Malik r.a, berikut ini:

"Tidak ada manusia kecuali di kepalanya ada dua rantai, rantai di langit ke tujuh dan rantai di bumi ke tujuh, jika ia tawadhu’ maka Allah akan mengangkatnya dengan rantai ke langit ke tujuh, dan jika ia sombong maka Allah akan merendahkannya dengan rantai ke bumi ke tujuh."

2. Mengangkat Derajat

Tawadhu merupakan akhlak terpuji yang sangat dicintai oleh Allah. Selain itu, setiap Muslim yang memiliki sikap tawadhu maka derajatnya akan diangkat oleh Allah SWT. Sedangkan, orang yang mempunyai sifat sombong akan dihinakan oleh Allah. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini, yang artinya:

"Tidaklah seorang bertawadhu yang ditunjukkan semata-mata karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya." (HR Imam Muslim)

4 dari 4 halaman

  1. Sikap tawadhu dapat ditunjukkan pada saat kita berdoa kepada Allah. Seseorang dapat dikatakan tawadhu apabila ada rasa takut (khauf) dan penuh harap (raja') kepada Allah SWT saat berdoa.
  2.  Sikap tawadhu juga berkaitan dengan sikap baik kita kepada orang tua dan orang lain. Kepada orang tua kita bersikap penuh dengan hormat dan patuh terhadap perintah-perintahnya. Jika mereka memerintahkan kepada hal-hal yang positif, kita berusaha memenuhinya. Sebaliknya jika orang tua memerintahkan kita kepada sesuatu yang buruk maka kita akan berusaha menolaknya dengan cara-cara yang ramah. Sikap tawadhu kepada orang lain bisa kita tunjukkan melalui sikap yang baik dan tidak menyakiti mereka.
  3. Seseorang dapat dikatakan memiliki sifat tawadhu manakala ia tidak membangga-banggakan diri dengan apa yang dimiliki. Sebab sifat membangga-banggakan diri sendiri amat sangat dekat dengan kesombongan, sementara kesombongan merupakan lawan dari sikap tawadhu.
(mdk/nof)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA