Setiap manusia harus senantiasa berhusnuzan terhadap dirinya sendiri apa artinya

tirto.id - Husnudzon adalah perilaku terpuji yang wajib dimiliki oleh seseorang dan kata ini termasuk salah satu yang sering digunakan oleh umat Islam.

Arti Husnudzon

Dikutip dari modul pelajaran kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), husnudzon atau prasangka baik berasal dari kata Arab yaitu husnu yang artinya baik, dan zan yang artinya prasangka.

Jadi prasangka baik atau positive thinking dalam terminologi Islam dikenal dengan istilah husnudzon. Secara istilah, husnudzon adalah sikap orang yang selalu berpikir positif terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain.

Lawan dari sifat ini adalah buruk sangka (suudzon), yaitu menyangka orang lain melakukan hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar.

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ‌ۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

Yaaa ayyuhal ladziina aamanuj tanibuu kasiiram minazh zhanni inna ba'dazh zhanniismunw wa laa tajassasuu wa la yaghtab ba'dhukum ba'dhaa; ay yuhibbu ahadukum ay yaakula lahma akhiihi maitan fakarih tumuuh; wattaqul laahaa; innal laaha tawwaabur Rahiim

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12).

Macam-Macam Husnudzon

Dalam ilmu akhlak, husnudzon dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu:

1. Husnudzon kepada Allah Swt, yakni dengan cara berprasangka baik dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT.

2. Husnudzon kepada diri sendiri, dengan cara percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri.

3. Husnudzon kepada orang lain, dengan cara semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan.

Prasangka baik adalah sifat sangat penting dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Sebaliknya, prasangka buruk adalah sifat yang harus dijauhi dan dihindari.

Sikap husnudzon akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatannya.

Tidak seorang pun bisa lari dari takdir yang telah ditetapkan Allah. Tidak ada yang terjadi di alam semesta ini melainkan apa yang Dia kehendaki dan Allah SWT tidak meridhai kekufuran untuk hamba-Nya, Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memilih dan berikhtiar.

Segala perbuatannya terjadi atas pilihan dan kemampuannya yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT.

Seorang muslim wajib bersopan santun terhadap saudara, karib-kerabatnya dan kepada orang-orang yang ada hubungan silaturahmi, seperti bersopan santun terhadap kedua orang tuanya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya, jadi hilangkanlah perasaan suudzon.

Hikmah Husnudzon

Hikmah selalu ber-husnudzon antara lain:

1. Melahirkan kesadaran bagi umat manusia, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan dengan pasti oleh Allah SWT.

2. Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku sesuai ketetapan Allah SWT.

3. Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluk-Nya.

4. Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.

5. Sikap husnudzon mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah.

Selain itu, membiasakan perilaku husnudzon akan dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menimbulkan sifat-sifat yang baik dalam diri, di antaranya:

1. Memberikan semangat kepada orang lain yang hendak melakukan kebaikan;

2. Bersabar dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT;

3. Memeriksa kebenaran berita yang didengar;

4. Memercayai kemampuan yang dimiliki;

5. Selalu bersikap ramah kepada teman;

6. Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.

Manfaat Husnudzon

Selalu husnudzon memiliki banyak manfaat, yaitu:

  1. Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah;
  2. Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya;
  3. Menumbuhkan sikap sabar dan tawakal;
  4. Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah SWT;
  5. Menjadi seorang yang Al–afwu (pemaaf);
  6. Selalu bersikap Ar–rahmah (kasih sayang); dan
  7. Suka At–ta’awwun (tolong menolong).

Baca juga:

  • Perilaku Ikhlas, Sabar & Pemaaf Menurut Agama Islam serta Contohnya
  • Contoh Perilaku Jujur dalam Kehidupan & Maknanya Menurut Al-Quran
  • Memahami Makna Tata Krama, Sopan Santun dan Rasa Malu dalam Islam

Baca juga artikel terkait HUSNUDZON atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/agu)


Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

tirto.id - Dalam Islam, berbaik sangka dikenal dengan istilah husnudzon, yaitu penilaian baik terhadap suatu hal. Salah satu jenisnya adalah berbaik sangka pada diri sendiri.

Sikap tak berbaik sangka pada diri sendiri merupakan salah satu tanda lemahnya iman kepada Allah SWT.

Berbaik sangka pada diri sendiri merupakan sikap menilai diri kita dengan positif.

Apabila seseorang sadar bahwa ia memiliki kekurangan, dengan berprasangka baik, ia dapat memperbaiki kekurangan tersebut, alih-alih mencela dirinya sendiri.

Dalil anjuran berbaik sangka pada diri sendiri sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 11.

" ... dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah [panggilan] yang buruk sesudah iman," (QS. Al Hujurat [49] : 11).

Tanda lemahnya iman karena su'udzon (berprasangka buruk) pada diri sendiri berkaitan dengan sikap meragukan kuasa dan pengetahuan Allah SWT.

Bagaimanapun juga, Allah SWT menciptakan manusia dalam kondisi sempurna, sebaik-baiknya keadaan.

Orang yang berburuk sangka pada diri sendiri artinya meragukan pengetahuan Allah SWT. Setiap manusia memang memiliki kekurangan.

Justru karena kekurangan itulah, manusia dapat saling melengkapi, menyempurnakan satu sama lainnya.

Islam menganjurkan umatnya untuk selalu berprasangka baik dan menjauhi prasangka buruk. Larangan prasangka buruk atau su'udzon ini tertera dalam Al-Hujurat ayat 12.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa ... " (QS. Al Hujurat [49] : 12).

Manfaat Berbaik Sangka Pada Diri Sendiri untuk Kesehatan

Seorang muslim yang berbaik sangka pada dirinya sendiri akan memperoleh ganjaran pahala di sisi Allah SWT, selain juga manfaat kesehatan, baik itu kesehatan fisik maupun kesehatan mental.

Orang yang berbaik sangka pada diri sendiri akan memiliki kepercayaan diri tinggi, gigih, tidak pesimis, dan tekun dalam pekerjaannya, sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak (2014) yang ditulis Abdurrohim, dkk.

Salah satu bentuk berbaik sangka pada diri sendiri adalah positive self-talk atau menyampaikan hal positif pada diri sendiri.

Berikut ini manfaat berbaik sangka pada diri sendiri ditinjau dari aspek kesehatan, sebagaimana dilansir Healthline.

    • Meningkatkan vitalitas
    • Kepuasan hidup yang lebih besar
    • Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
    • Kesehatan kardiovaskular yang lebih baik
    • Kesehatan fisik yang lebih baik
    • Mengurangi stres dan tekanan batin
Bukti empiris bahwa prasangka baik bermanfaat bagi kesehatan tertera dalam penelitian yang dimuat Buletin Psikologi dari Asosiasi Psikologi Amerika (APA).

Studi tersebut menemukan bahwa berpikir positif, termasuk berprasangka baik berguna menurunkan hormon kortisol yang menyebabkan stres.

Dengan demikian, berprasangka baik dapat meningkatkan imun dan kekebalan tubuh sehingga bermanfaat bagi kesehatan individu dalam jangka panjang.

Baca juga:

  • Hikmah Berbaik Sangka Terhadap Sesama: Dalil dan Contohnya
  • Berbaik Sangka kepada Allah SWT: Hikmah dan Manfaatnya

Baca juga artikel terkait BERBAIK SANGKA PADA DIRI SENDIRI atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/tha)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Abdul Hadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates