Jakarta - Setiap hari kita melihat macam-macam warna. Namun, detikers tahu belum arti dari warna dan macam-macamnya? Untuk lebih lanjut simak penjelasannya di bawah ini ya! Show Secara objektif, warna dapat diartikan sebagai sifat dari pancaran cahaya. Sedangkan secara subjektif, warna diartikan sebagai bagian dari pengalaman penglihatan. Warna dapat dilihat dikarenakan adanya cahaya yang mengenai suatu benda kemudian cahayanya tersebut dipantulkan ke dalam retina mata. Hal ini tentu tidak berlaku bagi orang yang mengalami buta warna. Dikutip dari buku "Manajemen Warna dan Desain" karya Sarwo Nugroho, berikut penjelasan tentang macam, klasifikasi dan nama-nama warna: Warna Menurut KejadiannyaWarna menurut kejadiannya terdiri dari warna additive dan subtractive.
Contohnya: Merah (Red), Hijau (Green) dan Biru (blue) atau sering disebut dengan istilah RGB. Percampuran warna cahayaBiru + Merah = magentaMerah + Hijau = kuningHijau + Biru = Sian Biru + Merah + hijau = menghasilkan cahaya terang dan jernih.
Contohnya: Sian (cyan), Magenta (Magenta) , dan Kuning (Yellow) atau sering disebut dengan istilah CMY. Percampuran warna bahanKuning + Sian = HijauMagenta + kuning = Jingga (Orange)Sian + Magenta = Ungu Biru (Violet) Kuning + Magenta + Sian = menghasilkan warna Hitam/Gelap. Klasifikasi Warna dan Nama- nama Warna
a. Biru, nama warna ini sebenarnya adalah Sian (Cyan), yaitu warna Biru Semu Hijau.b. Merah, nama warna sebenarnya adalah Magenta, yaitu Merah Semu dan Ungu. c. Kuning. Warna sekunder adalah hasil warna dari campuran warna primer. Nama- nama warna sekunder antara lain: a. Jingga, yakni hasil percampmpuran warna Merah dan Kuning.b. Ungu, yakni hasil percampuran warna Merah dan Biru. c. Hijau, yakni hasil percampuran warna Kuning dan Biru. Warna Intermediate adalah warna perantara antara warna primer dan sekunder. Nama- nama warna intermediate antara lain:a. Kuning Hijau (Moon Green), yakni warna antara Kuning dan Hijau.b. Kuning Jingga (Deep Yellow), yakni warna antara Kuning dan Jingga.c. Merah Jingga (Red Vermilion),yakni warna antara Merah dan Jingga.d. Merah Ungu (Purple), yakni warna antara Merah dan Ungu.e. Biru Hijau (Sea Green), yakni warna antara Biru dan Hijau. f. Biru Violet (Indigo), yakni warna antara Biru dan Ungu. Warna tersier adalah warna hasil percampuran dari dua warna sekunder.Warna ini adalah warna penengah antara warna primer dan sekunder. Nama- nama warna tersier antara lain: a. Coklat Kuning (Yellow Ochre), yakni campuran warna Jingga dan Hijau.b. Coklat Merah (Burnt Siena), yakni campuran warna Jingga dan Ungu. c. Coklat Biru (Navy Blue), yakni campuran Hijau dan Ungu. Warna Kuarter adalah warna hasil dari campuran dua warna tersier. Nama- nama warna kuarter antara lain:a. Coklat Jingga, yakni campuran dari Kuning tersier dan Merah tersier.b. Coklat Hijau (Moss Green), yakni campuran Biru tersier dan Kuning tersier. c. Cokat Ungu (Deep Purple), yakni, campuran Merah tersier dan Biru tersier Skala Percampuran Warna
|
Lingkaran Warna Dasar Salah satu cara paling populer untuk memahami pembagian warna-warna adalah dengan mengenal lingkaran warna (color ring). Pada lingkaran warna dasar terdapat 12 warna yang terbagi atas warna-warna plrimer, sekunder dan tersier. Primier Warna primer terdiri atas warna merah, biru dan kuning. Disebut primer karena tidak dapat dihasilkan dari campuran warna-warna lainnya.SekunderWarna sekunder diperoleh dengan mencampur 2 warna primer yaitu:
Tersier Warna tersier diperoleh dengan mencampur warna sekunder dan warna hasil campurannya yaitu:
|
Apa itu Warna?
Setelah anda pahami selayang pandang tentang Teori Warna Brewster, sekarang kita lihat lebih jauh pengertian dan contoh lengkap dari keempat kelompok warna versi Brewster tersebut.
Warna Primer
Merah - Kuning - Biru
Bahasa indonesianya adalah warna pokok atau warna dasar. Artinya warna yang menjadi fondasi dari warna lain. Sama dengan kebutuhan pokok manusia seperti makan dan minum. Tanpa makan dan minum, maka kehidupan manusia, akan berakhir alias mati. Nah begitu juga dengan warna primer. Tanpa adanya warna kategori ini, maka tidak akan ada warna lain. Artinya semua warna, pada hakikatnya adalah turunan dari percampuran ketiga warna primer ini. Karena itulah seorang pelukis, dengan menggunakan hanya 3 warna dasar merah, kuning dan biru, bisa menghasilkan ribuan bahkan tak terhingga jumlah warna pada lukisannya. Karena warna yang begitu kaya dari setiap coretan di kanvasnya, adalah hasil pencampuran dari ketiga warna pokok. Secara teknis, asal usul warna primer berbeda dengan warna sekunder, tidak bisa dibuat berdasarkan campuran warna lain. Mereka adalah warna induk. Warna yang murni berdiri sendiri tanpa campuran warna lain.
Warna Sekunder
Orange - Hijau - Ungu Warna ini disebut juga dengan istilah warna kedua, yang artinya adalah warna yang berasal dari pencampuran 2 warna primer. Misalnya warna merah bila dicampur dengan warna kuning akan menghasilkan warna orange. Merah dengan kuning adalah warna primer. Sedang hijau sebagai hasilnya, disebut dengan warna sekunder. Bagan lengkapnya bisa anda lihat pada gambar di bawah ini:
Lalu apakah hanya 3 warna saja yang disebut dengan warna sekunder seperti gambar diatas? Tidak. Jumlah warna sekunder, bisa tak terhingga, tergantung berapa takaran percampuran warna pokoknya. Jika takarannya 1 : 1, memang hasilnya hanya 1. Misalnya anda mencampur satu gelas cat berwarna merah dengan 1 gelas cat berwarna kuning. Maka hasilnya, tentu saja orange murni. Tapi bagaimana jika takrannya 1 : 1,5 ? Atau 1 : 1,7 dan seterusnya? Misalnya warna merahnya 1 gelas, tapi warna kuningnya 1,5 gelas. Lalu hasilnya warna sekunder apa? Karena takaran kuningnya lebih banyak, maka namanya disebut dengan istilah "orange kekuningan". Tapi jangan lupa, jumlah warna orange kekuningan ini juga bisa tak terhingga, tergantung volume pertambahan yang dilakukan setiap mencampur warna merah dengan kuning. Contoh lengkapnya bisa anda cermati seperti gambar di bawah ini:
Warna Tersier
Coklat Kemerahan - Coklat Kekuningan - Coklat Kebiruan Warna ini disebut juga dengan istilah warna ketiga, yang artinya warna yang terbentuk dari hasil pencampuran warna pokok dengan warna sekunder. Tapi warna yang dicampur (sekunder dengan primer), adalah yang posisinya berhadapan dalam Lingkaran Warna Brewster. Bukan yang bersebelahan. Misalnya warna merah dicampur dengan warna hijau. Warna kuning dicampur dengan warna ungu. Dan warna biru dicampur dengan warna orange. Lalu hasilnya warna apa? Karena semua unsur warna pokok sudah masuk pada percampuran ini, maka warna yang dihasilkannya adalah warna kecoklatan. Jumlah warna coklat yang dihasilkan, juga bisa tak terhingga. Tergantung berapa perbandingan antar warna yang digunakan setiap mencampurnya. Contohnya akan terlihat seperti ini:Warna Netral
Putih - Hitam Yaitu warna yang berasal dari campuran ketiga warna pokok. Merah, Kuning dan Biru, dicampur secara sekaligus dengan takaran perbandingan yang sama 1:1:1. Secara teori, pencampuran ketiga warna ini akan menghasilkan warna hitam. Tapi dalam prakteknya, sulit ditemukan. Karena syaratnya kualitas warna dan originalitasnya, harus valid. Ketiga warna primer yang digunakan, benar-benar asli sesuai standar kualifikasi laboratorium. Sedang faktanya, cat atau zat warna primer yang beredar, tidak murni sebagaimana pengukuran laboraturium warna. Akibatnya, hasil pencampuran ketiga warna primer biasanya akan menghasilkan warna kecoklatan. Jika sumber ketiga warna primer itu dalam bentuk cahaya, maka hasil pencampurannya secara teori akan menghasilkan warna putih. Ingat teori spektrum warna berdasarkan cahaya. Cahaya putih, bila diuraikan melalui kaca prisma, akan menghasilkan warna pelangi. Dan warna pelangi itu bila disatukan, akan kembali ke warna asalnya yaitu cahaya berwarna putih. Contoh kongkritnya adalah cahaya matahari. Bila cahaya matahari diuraikan oleh percikan air hujan, maka di kaki langit akan memantul lingkaran warna pelangi. Singkatnya, warna jenis ini disebut warna netral karena didalamnya, sudah terkandung semua unsur warna yang ada. Itu sebabnya, warna putih dan hitam, akan tetap serasi bila dikombinasikan dengan warna apapun.