Sebutkan alat musik tradisional beserta asal daerahnya

Sebutkan alat musik tradisional beserta asal daerahnya

Sebutkan alat musik tradisional beserta asal daerahnya
Lihat Foto

Kompas.com/Silvita Agmasari

Alat musik khas Rote, Nusa Tenggara Timur, sasando.

KOMPAS.com - Banyak budaya yang dimiliki Indonesia, salah satunya alat musik. Berbagai daerah di Indonesia tentu memiliki kekhasan alat musik yang berbeda-beda.

Dalam buku Seni Musik Tradisi Nusantara (2020) karya Ketut Wisnawa, musik nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara untuk menunjukkan ciri Indonesia.

Alat musik tradisional merupakan bagian dari sejarah perkembangan musik itu sendiri. Alat musik adalah sejumlah alat untuk menciptakan musik sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Tujuan tersebut seperti, sarana keagamaan, upacara budaya atau ritual, sarana hiburan, sarana ekspresi diri, sarana komunikasi, pengiring tarian, atau sarana ekonomi.

Baca juga: Daftar Rumah Adat di Indonesia

Berikut daftar alat musik tradisional di Indonesia berdasarkan buku Alat Musik Tradisional Nusantara (2015) oleh Akhmalul Khuluq, yaitu:

No Nama Daerah Alat Musik Tradisional
1 Aceh Serune Kalee, Rifai atau Rapai, Bangsi Alas, Arbab, Geundrang, Tambo, Taktok Trieng, Berenguh, Canang, dan Celempong
2 Sumatera Utara Oloan, Ihutan, Panggora, Doal, Hesek, Garantung, Gordang, Taganing, Odap, Sarune Bolon, Sarune Bulu, Sulim, Ole-Ole
3 Sumatera Barat Saluang, Bansi, Talempong, Rabab, Gandang Tabuik, Tambua, Serunai atau Puput Serunai
4 Riau Gambus
5 Kepulauan Riau Gendang Panjang
6 Jambi Akordeon
7 Sumatera Selatan Akordeon
8 Bangka Belitung Gendang Melayu
9 Bengkulu Dol dan Genderang Perang
10 Lampung Bende
11 DKI Jakarta Tehyan dan Tanjidor
12 Jawa Barat Angklung, Gamelan, Kecapi, dan Calung
13 Banten Gendang Dogdog
14 Jawa Tengah Gamelan dan Siter
15 DI Yogyakarta Gamelan
16 Jawa Timur Gamelan dan Terompet Reog
17 Bali Gengceng, Gamelan, Bumbang
18 Nusa Tenggara Barat Genggong, Rebana Burdah, Gambus, Mandolin, Preret, Barong Tengkok
19 Nusa Tenggara Timur Sasando, Suling, Gambus, Heo, Prere, Sowito, Thobo, Mendut, Reba, Kerontang
20 Kalimantan Utara Babun, Gambang, Rebab
21 Kalimantan Barat Tuma
22 Kalimantan Tengah Japen dan Garantung
23 Kalimantan Selatan Panting
24 Kalimantan Timur Sampe
25 Sulawesi Utara Kulintang
26 Sulawesi Barat Kecapi Mandar, Sattung, Pompang, Poponda
27 Sulawesi Tengah Ganda
28 Sulawesi Tenggara Ladolado
29 Sulawesi Selatan Keso-Keso, Alosu, Lembong, Popondoli
30 Gorontalo Ganda
31 Maluku Nafiri
32 Maluku Utara Fu
33 Papua Barat Guoto
34 Papua Tifa
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Ragam budaya Indonesia menghasilkan berbagai kesenian yang dapat dinikmati oleh masyarakat, salah satunya musik tradisional. Dalam modul yang ditulis oleh Hanun Adhaninggar dan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pengertian musik tradisional dalam adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu dan keberlangsungannya dilakukan dengan pewarisan secara turun temurun.

Sedyawati dalam buku Kebudayaan di Nusantara: Dari Keris Tor-Tor sampai Industri Budaya menjelaskan bahwa musik tradisional dimainkan menggunakan alat musik tradisional yang dibuat oleh masyarakat lokal. Dari cara memainkan, alat musik tradisional dapat dibedakan menjadi alat musik perkusi (pukul), alat musik tiup, alat musik petik, dan alat musik gesek.

Dari segi penampilan, banyak bentuk alat musik tradisional Indonesia yang mendapatkan pengaruh budaya dari Barat maupun dari daerah Asia lainnya. Hal ini terjadi karena akulturasi budaya sehingga berperan dalam perkembangan alat musik tradisional di beberapa daerah di Indonesia.

Alat musik tradisional memiliki berbagai karakteristik yang sangat unik. Hal ini dapat dilihat dari bahan, warna suara, tangga nada yang digunakan, dan fungsinya dalam masyarakat. Beberapa contoh alat musik tradisional Indonesia dapat dipahami melalui penjelasan berikut.

1. Sasando

Sasando adalah alat musik tradisional dari Nusa Tenggara Timur yang dimainkan dengan cara dipetik menggunakan kedua tangan. Sasando memiliki jumlah dawai atau senar yang berbeda, ada yang berjumlah 28 dan juga ada yang berjumlah 58 senar.

Sasando terbuat dari bambu sebagai wadah resonansi yang dikelilingi dengan bantalan kayu untuk menahan senar. Saat ini, Sasando dikembangkan menggunakan listrik, sehingga meski alat musik ini masuk dalam kategori tradisional namun dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin modern.

Advertising

Advertising

Tifa merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Timur Indonesia. Tepatnya dari daerah Papua dan Maluku. Tifa memiliki bentuk seperti tabung dan dimainkan dengan cara dipukul. Ada beberapa jenis tifa, yaitu jenis jekir, potong, dasar, dan bas.

Umumnya, tifa digunakan saat upacara adat, pertunjukan musik, dan mengiringi tarian tradisional. Secara bentuk, ada sedikit perbedaan antara tifa Maluku dan tifa Papua. Di daerah Maluku, tifa memiliki bentuk tabung dan tidak diberi pegangan. Sedangkan di daerah Papua, bagian tengah tifa dibuat lebih melengkung, serta terdapat pegangan pada bagian tengah tifa.

3. Gamelan

Gamelan merupakan gabungan dari beberapa alat musik tradisional khas Indonesia yang dimainkan secara bersamaan. Gamelan terdiri dari gong, kenong, gambang, saron, celempung, dan alat musik pendamping lainnya.

Ada beragam jenis gamelan dari Pulau Jawa dan Bali. Tak hanya di Indonesia, gamelan juga telah lama dikenal oleh mancanegara. Bahkan beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada menyelenggarakan pendidikan seni gamelan.

UNESCO telah mengakui gamelan sebagai warisan budaya sejak tahun 2014. Dalam falsafah masyarakat Jawa, harmonisme irama musik gamelan melambangkan keselarasan hidup. Pada zaman dahulu, masyarakat percaya bahwa gamelan dapat digunakan untuk memanggil dewa-dewa yang menguasai daratan Jawa.

4. Tatabuang

Tatabuang adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini berasal dari daerah Lamanole, Flores Timur. Masyarakat Lamanole memainkan tatabuang dengan dua cara, yaitu dengan cara digantung atau diletakkan di pangkuan sang pemain. Pembuatan alat ini yaitu menggunakan kayu sukun yang bagian tengahnya dihilangkan sebagai wadah resonansi.

5. Bangsi Alas

Bangsi Alas adalah alat musik tradisional dari daerah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Alat ini dimainkan dengan cara ditiup dan terbuat dari bambu. Menurut situs web pemerintah Aceh, pembuatan bangsi alas dipercaya oleh masyarakat sekitar ada kaitannya dengan orang yang meninggal dunia di kampung/desa tempat bangsi alas dibuat.

Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Bangsi yang hanyut nantinya akan diambil oleh anak-anak. Kemudian bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya.

6. Arbab

Arbab adalah alat musik tradisional yang berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Arbab digunakan dalam acara hiburan rakyat, seperti pasar malam. Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu arbab (instrumen induknya) dan penggeseknya (stryk stock). Arbab terbuat dari bahan tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai. Sekarang, alat musik ini jarang dijumpai dan diperkirakan sudah mulai punah. 

7. Gambus

Gambus adalah alat musik tradisional dari Riau dan dimainkan dengan cara dipetik. Dalam khasanah musik Melayu, ada dua jenis gambus, yaitu gambus ‘ud dan gambus selodang. Di Riau, gambus selodang semula dimainkan untuk mengiringi tari Zapin di istana Siak dan di rumah-rumah orang terkemuka.

Seiring berkembangnya zaman, gambus selodang digunakan sebagai alat musik hiburan dan acara-acara sosial. Kata ‘selodang’ digunakan karena bentuk punggungnya yang berfungsi sebagai resonator menyerupai selodang (seludang), yaitu pembungkus mayang kelapa atau pinang. Ukuran punggung (resonator) gambus selodang agak kecil, tidak sebesar dan sebuncit gambus ‘ud.

8. Kolintang

Alat musik tradisional kolintang berasal dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Kolintang termasuk alat musik perkusi bernada dengan bilahan dari kayu dan resonator pipa. Kolintang dimainkan dengan cara dipukul, baik menggunakan tangan atau alat bantu lainnya.

Alat musik kolintang terbuat dari susunan bilah-bilah kayu yang diatur berjajar sesuai urutan nada, dari rendah ke nada tinggi. Tangga nada pada alat musik kolintang awalnya adalah pentatonis. Menurut situs web Kemendikbud, pada tahun 1954 kolintang dikreasikan dan dikembangkan oleh Nelwan Katuuk yang menyusun nada kolintang menurut susunan nada musik universal, yaitu tangga nada diatonis (c=1(do), d=2(re), e=3(mi), f=4(fa), g=5(sol), a=6(la), b=7(si)).

Alat musik ansambel kolintang terdiri dari:

  • Kolintang Melodi (ina taweng) yang berfungsi sebagai penentu lagu.
  • Kolintang Pengiring, terdiri dari Alto (uner atau katelu) sebagai pengiring nada tinggi.
  • Tenor (karua) sebagai pengiring nada rendah.
  • Cello (sella) sebagai penentu irama dan pengiring (accompanion) bass.
  • Kolintang Bass yang menghasilkan nada rendah (loway).

Dahulu, musik kolintang hanya dapat dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu daerah yang bernada pentatonis. Kini, kolintang dapat digunakan sebagai musik pengiring hampir semua jenis lagu, baik lagu-lagu daerah, nusantara, lagu nasional atau lagu-lagu populer.

Di Minahasa, untuk mengajak orang bermain kolintang digunakan istilah mangemo kumolintang, yang artinya “mari kita ber Tong Ting Tang”. Dari istilah tersebut muncul nama “Kolintang” yang dikenal sampai sekarang.

9. Serunai

Serunai merupakan alat musik dari budaya Minangkabau di kawasan Sumatera Barat. Alat musik ini dikenal merata di Sumatera Barat, terutama di bidang dataran tinggi seperti di daerah Agam, Tanah Datar dan Lima Puluh Kota, dan juga di sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat.

Serunai dimainkan dengan cara ditiup. Dari situs web Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, serunai dimainkan dalam acara-acara hukum budaya yang ramai, seperti upacara perkawinan dan penghulu (batagak pangulu dalam bahasa Minang). Musik serunai juga populer untuk mengiringi pertunjukan pencak silat Minang

Bahan untuk membuat sebuah serunai terdiri dari batang padi, kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa. Perbedaan variasi serunai di Sumatera Barat dipengaruhi oleh kondisi geografis. Pada daerah yang memiliki lahan sawah yang luas, maka serunai akan banyak dibuat dari batang padi. Sementara bagi daerah yang memiliki banyak ternak, alat musik serunai banyak terbuat dari tanduk kerbau.

10. Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara digoyangkan.

Bunyi angklung merupakan hasil benturan badan pipa bambu yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. UNESCO mengakui angklung sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia sejak November 2010.

Fungsi Alat Musik Tradisional

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, alat musik tradisional adalah media ekspresi masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan masyarakat, alat musik tradisional memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Religius. Alat musik tradisional digunakan pada kegiatan religius. Contohnya tabuhan bedug yang dimainkan di masjid pada saat menyambut hari raya Idul Fitri dan Gamelan Bali yang dimainkan pada saat upacara Galungan.
  2. Pelengkap upacara adat. Masyarakat adat menggunakan alat musik tradisional untuk memeriahkan upacara adat. Contohnya adalah tabuhan kebogiro pada gamelan Jawa yang digunakan untuk mengiringi upacara panggih pengantin pada saat iring iringan pengantin masuk ke pelaminan.
  3. Iringan Tari. Pada saat pementasan tarian tradisional, alat musik tradisional digunakan sebagai iringan tari daerah setempat. Iringan tari menjadi satu kesatuan yang utuh pada penyajian tari.
  4. Media komunikasi dan hiburan. Bermain musik tradisional bersama keluarga, warga desa, atau teman sekolah dapat menjadi aktivitas menyenangkan dan sarana berkomunikasi antar masyarakat. Bermain alat musik tradisional juga dapat digunakan untuk media hiburan bagi masyarakat.

Demikian pembahasan mengenai alat musik tradisional Indonesia. Sebagai warga Indonesia, kita patut melestarikan alat musik tradisional agar tidak punah.