Persaingan prestasi di era digital sangat ketat, oleh karena itu kita harus memiliki kemampuan

Kemajuan luar biasa dalam teknologi telah mengubah cara orang berkomunikasi, berinteraksi, bekerja, dan belajar. Literasi digital, juga dikenal sebagai pembelajaran virtual dan e-learning, memiliki potensi untuk meningkatkan pembelajaran. Ini melibatkan pembelajaran melalui berbagai platform teknologi seperti komputer, internet, jarak jauh, atau kombinasi dari ketiganya. 

Melek digital penting untuk mengembangkan keterampilan teknologi, memahami cara mengakses informasi online, dan belajar tanggung jawab sosial saat berinteraksi di jejaring sosial. Setidaknya ada lima kemampuan literasi digital yang wajib dimiliki pada era modern ini. Apa saja?

Digital culture adalah sebuah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi dan internet membentuk cara seseorang berinteraksi sebagai manusia. Hal ini mencakup cara seseorang berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi. Digital culture merupakan produk dari perkembangan teknologi yang tak ada habisnya. Ini berlaku untuk banyak bidang, tetapi sama-sama berbicara tentang hubungan antara manusia dan teknologi.

Khususnya, generasi Z sekarang bertanggung jawab membentuk digital culture. Sebagai konsumen besar media digital, remaja menggunakan internet untuk berbagai tujuan, mulai dari game online, berita, dan hiburan. Hanya saja, kelompok usia ini memakai teknologi secara lebih mendalam untuk menciptakan komunitas online dan identitas diri. Jadi, menjadi penting untuk mengembangkan keterampilan menjelajahi internet dengan aman dan kompeten.

Ada banyak definisi critical thinking atau berpikir kritis. Secara umum, critical thinking membahas tentang kemampuan berpikir untuk diri sendiri. Agar dapat berpikir kritis, seseorang harus mampu menganalisis dan mengevaluasi informasi serta argumen, melihat pola dan koneksi, mengidentifikasi dan membangun informasi yang bermakna, menerapkannya pada konteks dunia nyata, dan dapat mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri.

Salah satu kemampuan literasi digital yang wajib dimiliki pada era modern ini perlu dikembangkan untuk mendapatkan manfaat terbaik dari teknologi digital. Setiap orang harus mampu mengajukan pertanyaan dan tetap skeptis untuk meningkatkan kekayaan informasi yang tersedia secara online

Dengan mengajukan pertanyaan, seseorang dapat mengetahui arti dari pesan yang diterima sehingga dapat mengenali apakah itu berita palsu, apakah informasi yang dibaca valid atau tidak, dan apakah sumbernya dapat dipercaya. Melatih keterampilan critical thinking mendukung konsumsi konten lebih bijaksana dan membantu menjadi lebih berempati ketika berpartisipasi dalam dunia online

Menjadi aman saat online berarti kamu memiliki pengetahuan untuk mengidentifikasi potensi risiko dan sadar akan keamanan pribadi saat mencari informasi, berbagi, atau menjelajahi internet. Selain membantu seseorang lebih waspada terhadap keselamatan mereka sendiri, kemampuan ini juga membantu menjadi pengguna internet yang lebih baik.

Kemampuan literasi digital satu ini wajib dimiliki agar akses tak terbatas ke internet dapat dilakukan dengan aman. Membuka dialog tentang praktik online safety skills adalah langkah positif untuk mengembangkan keterampilan literasi digital. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan online safety skills adalah cyber-bullying, sexting, konten sesuai usia, berbagi foto dan izin, pemerasan online, eksploitasi online, plagiarisme dan hak cipta, hingga proteksi terhadap virus.

Literasi digital merujuk pada keterampilan untuk mengakses, memahami, mempertanyakan, menganalisis secara kritis, dan mengevaluasi konten online. Dalam hal ini, etika digital atau digital ethics sangat penting agar kamu bisa menggunakan internet dengan benar dan menghormati karya kreatif orang lain.

Melalui etika digital, dapat tercipta budaya kepercayaan, tanggung jawab, integritas, dan keunggulan dalam penggunaan sumber daya di ranah online. Etika digital juga mempromosikan privasi, kerahasiaan informasi dan akses ke jaringan komputer, hingga membantu mencegah konflik dan ketidakjujuran.

Internet memberi banyak informasi yang bisa diakses dengan mudah. Masalahnya adalah ada hampir terlalu banyak informasi untuk dipilih. Memilah antara informasi nyata, informasi yang salah, dan opini terkadang bisa menjadi sulit. Mesin pencari pun sering diandalkan untuk melakukan penyortiran, tapi ini juga belum cukup. 

Kemampuan finding information diperlukan untuk mengetahui cara mencari informasi secara akurat dan kemudian mengevaluasi informasi yang ditemukan. Kemampuan finding information mencakup komunikasi, kesadaran sosial dalam lingkungan digital, pemahaman tentang keamanan elektronik, dan penciptaan informasi baru. Baik literasi digital maupun informasi didukung oleh pemikiran kritis dan evaluasi.

Itulah informasi singkat tentang lima kemampuan literasi digital yang wajib dimiliki pada era modern. Jika tertarik untuk mempelajari hal-hal tersebut lebih mendalam, kamu bisa mempelajarinya dengan mengikuti perkuliahan di BINUS ONLINE LEARNING. Kabar baiknya lagi, sistem pembelajaran di BINUS ONLINE LEARNING sudah 100% online sehingga kamu bisa kuliah dengan fleksibel!

Sebagai seorang guru, meningkatkan kompetensi adalah suatu keharusan agar siswa yang diampunya bisa mendapatkan Pendidikan yang maksimal.

Terlebih di era digital seperti sekarang, seorang guru dituntut untuk lebih memahami tentang teknologi.

Dalam undang-uang sudah tertuang standar kopetensi guru yang terdapat pada UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Disebutkan terdapat 4 kompetensi guru yang harus dimiliki, yaitu: kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi social.

Sedikit penjabaran mengenai salah satu indikator kompetensi professional guru adalah mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran untuk menjawab tantangan zaman.

Karena semakin majunya dunia Pendidikan, maka guru dituntut untuk dapat mengikuti dan harus selalu upgrade dalam cara mengajar.

Dan hal ini sangat sesuai dengan kompetensi guru abad 21 yaitu memiliki kenterampilan dan literasi digital yang baik.

Di sisi lain, perkembang teknologi ini telah disambut baik oleh para siswa, karena kebanyakan siswa akan antusias dengan hal yang berbau teknologi dan juga digital.

5 Kemampuan yang Harus Dimiliki Guru di Era Digital

Menurut International Socienty for Technology in Education, klasifikasi keterampilan guru abad 21 ini dibagi menjadi 5 kategori, yaitu:

1. Merancang dan Mengembangkan Pengalaman Belajar dan Asesmen Era Digital

Dalam kategori dini terdapat 4 poin di dalamnya:

  • Merancang atau mengadaptasi pengalaman belajar yang tepat dengan mengintegrasikan tools dan sumber digital untuk mendorong belajar dan kreativitas siswa.
  • Mengembangkan lingkungan belajar yang melibatkan peran serta teknologi sehingga memungkinkan semua siswa merasa ingin tahu dan ikut berpartisipasi aktif dalam menyusun tujuan belajar, mengelola pembelajaran (self-regulated learning) dan mengukur perkembangan belajarnya sendiri.
  • Melakukan penyesuaian dan personalisasi belajar yang dapat memenuhi strategi, gaya belajar dan kemampuan menggunakan tools serta sumber digital yang beragam.
  • Menyediakan alat evaluasi formatif dan sumatif yang bervariasi sesuai dengan standar teknologi dan konten yang dapat memberikan informasi bermanfaat bagi proses pembelajaran siswa maupun embelajaran secara umum di sekolah.

2. Mampu Memfasilitasi dan Menginspirasi Belajar serta Kreatifitas Siswa

Indikator kategorinya sebagai berikut:

  • Memberi dukungan dan memodelkan penemuan dan pemikiran kreatif dan inovatif.
  • Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia nyata dan memecahkan permasalahan otentik menggunakan tools dan sumber-sumber digital.
  • Mendorong refleksi siswa menggunakan tool kolaboratif untuk menunjukan dan mengklarifikasi pemahaman, pemikiran, proses kreatif siswa, dan perencanaan konseptual.
  • Memodelkan desain pengetahuan kolaboratif dengan cara melibatkan diri belajar dengan siswa, kolega, dan orang-orang lain baik melalui kegiatan tatap muka ataupun melalui media virtual.

3. Mendorong dan Menjadikan Model Tanggung Jawab dan Masyarakat Digital

Terdapat 4 indikator sebagai berikut:

  • Memberi contoh, actuate, dan mengajar bagaimana memakai teknologi informasi digital secara sehat, legal dan etis, dan juga bagaimana menghargai hak cipta, hak kekayaan intelektual dan dokumentasi sumber belajar.
  • Melengkapi kebutuhan siswa yang beragam dengan memakai strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dan memberikan akses yang memadai terhadap tool-tool digital dan basis belajar digital lainnya.
  • Mendorong dan mencontohkan pemakaian teknologi informasi yang sinkron dengan etika digital dan juga tanggung jawab interaksi sosial.
  • Meningkatkan dan mencontohkan pengembangan budaya dan juga kesadaran global melalui keterlibatan dengan seswa dari budaya yang berbeda dan juga teman sejawat menggunakan tool komunikasi dan kolaborasi digital.

4. Menjadi Model Cara Bekerja dan Belajar di Era Digital

Berikut ini indikatornya:

  • Memperlihatkan kemampuan dalam sistem teknologi dan bisa memindahkan pengetahuan ke dalam teknologi dan situasi yang baru.
  • Berkerja sama dengan siswa, teman sejawat, dan komunitas menggunakan tool-tool dan sumber digital untuk mendukung  keberhasilan dan inovasi siswa.
  • Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif kepada siswa, orang tua, dan teman sejawat  menggunakan aneka ragam format media digital.
  • Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan tool–tool digital secara efektif terkini untuk melakukan analisis, evaluasi dan memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk mendukung penelitian dan pembelajaran.

5. Berpartisipasi dalam Pengembangan dan Kepemimpinan Profesional

Untuk poin ini memiliki indikator sebagai berikut:

  • Mengikuti komunitas lokal dan global agar dapat menerapan teknologi kreatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Memperlihatkan sifat kepemimpinan dengan mencontohkan visi infusi teknologi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama dan penggabungan komunitas, dan agar bisa mengembangkan keterampilan kepemimpinan teknologi kepada orang lain.
  • Mengevaluasi dan mempertimbangkan penelitian-penelitian dan praktik profesional yang berkaitan dengan penggunaan tool-tool dan sumber digital secara efektif untuk mendorong keberhasilan pembelajaran.
  • Berkontribusi terhadap efisiensi, vitalitas, dan self-upgrading terkait dengan profesi seorang guru baik di sekolah maupun di dalam komunitas.

Penggunaan teknologi dalam konteks pendidikan dapat menjadi personal branding seorang guru dan untuk kebutuhan professional.

Sehingga, beberapa kemampuan yang harus dimiliki guru di era digital ini benar-benar perlu dikuasai secara mendalam.

Sesuaikan Kebutuhan Belajar Bersama Fun Teacher Private. Anda dapat memilih program dan mengatur jumlah pertemuan sesuai kebutuhan Putra-Putri Anda.