Perilaku seperti apakah yang dapat mendukung terbentuknya budaya demokrasi?

tirto.id - Sebuah negara yang demokratis cenderung memiliki rakyat yang lebih dinamis. Sebab, kehidupan dalam negara demokratis cukup menjunjung sisi persamaan di mata hukum. Setiap orang memiliki keadilan yang sama dengan lainnya.

Dilansir dari Jurnal Tapis Volume 12 Nomor 1 (2016), negara demokrasi merupakan negara yang menganut mekanisme sistem pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara agar dijalankan oleh pemerintah negara itu.

Pada negara demokrasi, rakyat dilibatkan dalam kehidupan bernegara. Pemerintah atau wakil adalah kepanjangan tangan dari rakyat, yang telah mengamanahkannya kekuasaan agar dipergunakan demi kebaikan bersama.

Partisipasi rakyat dalam urusan negara ini dapat terlihat ketika diadakannya pemilihan umum untuk memilih presiden atau wakil rakyat.

Rakyat juga memiliki kebebasan di alam demokrasi. Mereka boleh menyuarakan apa pun yang ada di benak pikirannya ke publik. Namun, kebebasan berpendapat tetap harus dilandasi tanggung jawab dan bukan kebebasan yang liar.

Dalam buku PPKn Kelas XI (Kemdikbud 2017) disebutkan, kebebasan pada negara demokrasi meliputi empat hal yaitu kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan mengeluarkan pendapat, dan kebebasan berkumpul.

Keempatnya ini menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dilindungi dan dijamin negara. Namun, catatannya yaitu semua kebebasn tetap harus memperhatikan norma-norma yang berlaku di sebuah negara.

Misalnya, orang boleh menyuarakan pendapatnya di media sosial. Namun, jika pendapat tersebut ternyata adalah kabar bohong (hoax) yang merugikan, maka bukan berarti harus dilindungi tindakan tersebut. Sebaliknya, penyuaraan kabar bohong dapat ditindak dengan norma hukum yang berlaku.

Negara demokrasi juga menjadi jembatan terwujudnya distribusi pendapatan yang adi. Hal ini terlihat dari program-program pemerintaha untuk membantu fakir miskin.

Di samping itu, pemerintah juga mengusahakan terciptanya lapangan kerja sehingga diharapkan distribusi pendapatan terwujud secara adil

Perilaku yang mendukung demokrasi

Semua kebaikan dalam kehidupan demokrasi tidak akan terwujud tanpa peran serta rakyat dalam menjalankan perilaku yang sesuai nilai-niai demokrasi.

Kehidupan demokrasi yang menghindari adanya kekuasaan absolt, perlu ditunjang dengan menjalankan berbagai hal demokratis. Contohnya sebagai berikut:

- membiasakan diri berbuat sesuai aturan main atau hukum yang berlaku

- membiasakan bertindak demokratis dalam berbagai hal

- membiasakan menyelesaikan persoalan melalui musyawarah

- membiasakan untuk mengadakan perubahan secara damai tanpa kekerasan

- membiasakan memilih pemimpin menggunakan cara-cara yang demokratis

- Memakai akal sehat dan hati nurani saat musyawarah

- Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah pada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, bangsa, dan negara bahkan diri sendiri

- Melaksanakan kewajiban terlebih dahulu, baru menuntut hak

- Menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab

- Menghormati hak orang lain saat menyampaikan pendapat

- Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun

Baca juga:

  • Mengenal Perilaku Setia Kawan, Kerja Keras & Penyayang dalam Islam
  • Cara Membiasakan Perilaku Terpuji: Percaya Diri, Tekun, dan Hemat

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/adr)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Budaya demokrasi pancasila merupakan paham demokrasi yang berpedoman pada asas kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanaan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bersama sama menjiwai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Budaya demokrasi pancasila mengakui adanya sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Rumusan sila keempat pancasila sebagai dasar filsafat Negara dan dasar politik Negara yang di dalamnya terkandung unsure kerakyatan, permusyawaratan, dan kedaulatan rakayat merupakan cita-cita kefilsafatan dari demokrasi pancasila. Oleh sebab itu, perilaku budaya demokrasi yang perlu di kembangkan dalam kehidupan sehari-hari adalh hal-hal berikut :

1. Menjunjung tinggi persamaan

Budaya demokrasi mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki persamaan harkat dan derajat dari sumber yang sama sebagai makhluk ciptaan yang maha esa. Oleh sebab itu, dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu membuat dan bertindak untuk menghargai orang lain sebagai wujud kesadaran diri untuk menerima keberagaman dalam masyarakat. Menjunjung tinggi persamaan mengandung makna bahwa kita mau berbagi dan terbuka menerima perbadaan pendapat, keritik dan saran dari orang lain.

2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

Setiap manusia menerima fitrah hak asasi dari Tuhan Yang Maha Esa berupa hak hidup, hak kebebasan, dan hak memiliki sesuatu. Penerapan hak-hak tersebut bukanlah sesutu yang mutlak tanpa batas. Dalam kehidupan bermasyarakat, ada batas-batas yang harus di hormati bersama berupa hak-hak yang dimiliki orang lain sehingga batasan normayang berlaku dan di patuhi. Untuk itu, dalam uoaya mewujudkan tatanan kehidupan sehari-hariyang bertanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang lain perlu dengan sebaik-baiknya.

3. Membudayakan sikap yang adil

Salah satu perbuatan mulia yang dapat di wujudkan da;am kehidupan sehari-hari baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain adalah mampu bersikap bijak dan adil. Bijak dan adil dalam makna yang sederhana adalah perbutan yang benar-benar dilakukan dengan perhitungan, mawas diri, mau memahami yang dilakukan orang lain dan proporsional. Masyarakat kita perku mengembangkan budaya bijak dan adil dalam rangka mewujudkan kehidupan yang saling menghormati harkat dan martabat orang lain, tidak diskriminatif, terbuka, dan menjaga persatuan dan kesatuan lingkungan masyarakat sekitar.

4. membijaksanakan musyaearah mufakat dalam mengambil keputusan

mengambil keputusan melalui musyawarah mufakat merupakan salah satu nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sejak lama telah  diperaktikkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam musyawarah mufakat terkandung makna bahwa pada setiap kesempatan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan diperlukan kesadaran dan dan kearifan untuk memutuskan. Untuk itu, sebelum suatu keputusan di terapkan selalu di dahului dengan dialog dan mau mendengar dari berbagai pihak, juga selalu di upayakan untuk memahami terlebih dahulu persoalan-persoalan yang ada. Keputusan dengan musyawarah mufakat akan menghasilkan keputusan yang mampu memuaskan banyak pihak sehingga dapat terhindar dari konflik-konflik vertical maupun horizontal.

5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sikap untuk lebih mengutamakan kepentingan orang lain / umum dari kepentingan peribadi yang sangat penting untuk di tumbuhkan. Kesadaran setiap waraga Negara untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan merupakan wujud cinta dan bangsa terhadap bangsa dan Negara. Kita harus mampu berfikir cerdas dan bekerja keras untuk kepentingan dan kemajuan bangsa dan Negara melalui berbagai bidang kehidupan yang dapat kita lakukan. Makna penting dalam memahami sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan adalah bagai mana kita mampu berbuat tanpa pamrih untuk kepentingan bangsa dan Negara, betapa pun yang kita lakukan adalah hal-hal kecil dalam status dan propesi yang kita miiliki.

Kesimpulan :

Perilaku budaya politik demokrasi yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain menjunjung tinggi persamaan, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban membudayakan sikap bijak dan adil, membiasakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan serta mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.