Jakarta - Pengertian sholat sunnah dapat ditemukan dalam berbagai hadits Rasulullah SAW. Secara bahasa, sunnah mengandung arti cara atau jalan. Jenis Amalan sholat sunnah juga banyak dicontohkan Rasulullah. Show Dikutip dari buku Super Lengkap Shalat Sunah karya Ubaidurrahim El-Hamdy, pengertian sholat sunnah adalah amalan yang bila dikerjakan mendapat pahala. Namun jika ditinggalkan tidak menjadi dosa. Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan minimal 24 kali sujud dalam sholat sunnah setiap harinya. Ummu Habibah mendengar Rasulullah bersabda, مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ Artinya: "Jika seorang hamba Allah SWT sholat demi allah SWT 12 raka'at (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah sholat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga. Aku tidak pernah absen melakukannya, sejak mendengarnya dari Rasulullah SAW." (HR Muslim). Setelah pengertian, berikut jenis sholat sunnah, Jenis sholat sunnahMenurut buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah karya Muhammad Ajib, Lc, MA, ada 33 jenis sholat sunnah. Kelompok sholat sunnah dibagi menjadi yang tidak dan mengiringi sholat wajib. Berikut penjelasannya, 1. Sholat sunnah yang mengiringi sholat wajibSholat sunnah yang mengiringi sholat wajib atau sholat fardhu lima rakaat adalah sholat sunnah rawatib. Berdasarkan hukumnya, sholat rawatib dibagi menjadi dua, di antaranya sholat sunnah muakkad dan sholat sunnah ghairu muakkad. Sunnah muakkad artinya hukum pengerjaan menjadi sunah yang sangat dianjurkan. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.
Sementara itu, sunnah ghairu muakkad berarti sunnah yang tidak begitu dianjurkan. Berikut macam-macam shalat sunnah rawatib ghairu muakkad,
2. Sholat sunnah yang tidak mengiringi sholat wajibPembagian sholat sunnah yang tidak mengiringi sholat wajib kembali dibagi menjadi dua jenis. Berdasarkan pelaksanaannya, sholat ini terbagi menjadi sholat yang dikerjakan sendirian (munfarid) dan sholat yang dikerjakan dengan berjamaah.
Demikian penjelasan terkait pengertian sholat sunnah dan jenisnya. Semoga bermanfaat dan bisa diamalkan ya. Aamiin. (rah/row)
Berdasarkan hadits, terdapat tiga macam doa iftitah untuk sholat. Selasa , 16 Jun 2020, 08:35 WIB REPUBLIKA Red: Ani Nursalikah REPUBLIKA.CO.ID, Baca Juga Pertanyaan: Assalamu ‘alaikum wr. wb. Terkait link, https:youtu.be/FfaeEdcYKac, yang salah satunya konon adalah berbeda iftitah antara shalat fardu dan shalat sunah Nabi saw. Bagaimana kami orang awam menyikapinya? Mohon saran dan petunjuk ulama di Majelis Tarjih. Syukran. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. Fahmi Majdi, Masjid Nurul Yaqin, Bekasi (disidangkan pada Jum‘at, 18 Muharram 1440 H / 28 September 2018 M) Jawaban: Wa ‘alaikumus-salam wr. wb. Terima kasih atas pertanyaan Saudara. Tautan video youtube tersebut isinya adalah kajian tentang ragam doa iftitah dalam shalat dan kapan digunakannya, yaitu doa allahumma ba‘id untuk shalat fardhu dan wajjahtu untuk shalat lail. Adapun doa iftitah yang menggunakan tambahan kata innii wajjahtu tidak ditemukan hadisnya. Hadis yang dipaparkan dalam video tersebut adalah, حَدَّثَنَا أَبُوْ هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ الرَسُوْلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَسْكُتُ بَيْنَ التَّكْبِيْرِ وَبَيْنَ الْقِرَاءَةِ إِسْكَاتَةً – قَالَ أَحْسِبُهُ قَالَ هُنَيَّةً – فَقُلْتُ بِأَبِيْ وَأُمِيْ يَارَسُوْلَ اللهِ إِسْكَاتُكَ بَيْنَ التَّكْبِيْرِ وَالْقِرَاءَةِ مَاتَقُوْلُ قَالَ أَقُوْلُ اللَّهُمَ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ [رواه البخاري: 711]. عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ قَالَ وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِى فَاغْفِرْ لِى ذُنُوبِى جَمِيعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ وَاهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ [رواه مسلم: 1848]. Hal serupa telah sering ditanyakan oleh warga Muhammadiyah, dan kami akan mencoba mengulas kembali jawaban yang telah dipaparkan dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid 1 halaman 52-53 cetakan ke-9 dan telah pula dimuat dalam Himpunan Putusan Tarjih Jilid III tentang Tuntunan Shalat halaman 539-544. Sebagaimana telah diketahui terdapat variasi bacaan iftitah dalam shalat berdasarkan hadis-hadis sebagai berikut, حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْكُتُ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَبَيْنَ الْقِرَاءَةِ إِسْكَاتَةً قَالَ أَحْسِبُهُ قَالَ هُنَيَّةً فَقُلْتُ بِأَبِي وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللهِ إِسْكَاتُكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ مَا تَقُولُ قَالَ أَقُولُ اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ [رواه البخاري:744, أبو داود: 781, أبو خوزيمة: 1630, مسلم: 1354]. Abu Hurairah telah menceritakan kepada kami, (diriwayatkan) ia berkata, bahwa Rasulullah saw diam sebentar di antara takbir dan bacaan ayat dengan benar-benar diam, maka saya bertanya kepada Rasulullah lalu saya berkata, demi bapak dan ibuku wahai Rasulullah, diammu di antara takbir dan bacaan ayat, apa yang kamu baca? Rasulullah saw menjawab, Aku membaca, allahumma baa‘id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa‘adta bainal-masyriqi wal-maghrib, allahumma naqqinii minal-khathaayaa kamaa yunaqqats-tsaubul-abyadlu minad-danas, allahummaghsil-khathaayaaya bil-maa’i wats-tsalji wal-barad [HR. al-Bukhari: 744, Abu Dawud: 781, Abu Khuzaimah: 1630, Muslim: 1354]. عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنْ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ [رواه المسلم: 1290]. Dari Ali bin Abi Thalib (diriwayatkan) dari Rasulullah saw, biasanya apabila Rasulullah saw shalat, beliau membaca (doa iftitah) sebagai berikut, wajjahtu wajhiya lil-ladzii fatharas-samaawaati wal-ardla haniifan wa maa ana minal-musyrikiin, inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lil-laahi rabbil-‘aalamiin laa syariika lahu wa bi dzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin, allahumma antal-maliku laa ilaaha illaa anta, anta rabbii wa anaa ‘abduka zhalamtu nafsii wa‘taraftu bi dzanbii faghfirlii dzunuubii jamii‘an, innahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta wahdinii liahsanil-akhlaaqi laa yahdii liahsanihaa illaa anta washrif ‘annii sayyi’ahaa laa yashrifu ‘annii sayyi’ahaa illaa anta labbaika wa sa‘daika wal-khairu kulluhu fii yadaik wasy-syarru laisa ilaika ana bika wa ilaika tabaarakta wa ta‘aalaita astaghfiruka wa atuubu ilaik[HR. Muslim: 1290]. Halaman selanjutnya... Selain itu, terdapat hadis lain yang menjelaskan tentang doa iftitah sebagai berikut, عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ الْقَائِلُ كَلِمَةَ كَذَا وَكَذَا قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ أَنَا يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ عَجِبْتُ لَهَا فُتِحَتْ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَلِكَ [رواه مسلم: 943]. Dari Ibnu Umar (diriwayatkan) dia berkata, ketika kami shalat bersama Rasulullah saw, tiba-tiba seseorang mengucapkan Allahu akbar kabiraa wal-hamdu lil-laahi katsiiraa wa subhaanal-laahi bukratan wa ashiilan (Maha Besar Allah, dan segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang). Lantas Rasulullah saw bertanya, siapakah yang mengucapkan kalimat tadi? Seorang sahabat menjawab, saya wahai Rasulullah. Beliau bersabda, sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi, sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu. Kata Ibnu Umar, lalu saya tak pernah lagi meninggalkannya semenjak saya mendengar Rasulullah saw. bersabda demikian [HR. Muslim: 943]. Dengan mencermati hadis-hadis yang telah kami paparkan di atas terdapat tiga macam doa iftitah untuk shalat. Kami belum menemukan dalil yang khusus yang menunjukkan doa iftitah mana yang khusus untuk shalat fardu dan doa iftitah mana yang khusus untuk shalat sunah. Pada tautan video youtube di atas juga tidak disebutkan dasarnya atau mungkin karena video tersebut sepertinya tidak utuh, ada bagian yang terpotong. Dengan demikian, baik dalam shalat fardu maupun shalat sunah, boleh memilih salah satu dari doa-doa iftitah di atas. Wallahu a‘lam bish-shawab. Sumber: https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/06/15/perbedaan-iftitah-pada-shalat-fardu-dan-shalat-sunah/
sumber : Suara Muhammadiyah Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ... |