Penyakit kulit yang sering terjadi pada manusia akibat kerusakan lingkungan adalah brainly

Impetigo dan bisul sama-sama disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Namun selain itu, bisul juga bisa disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.

Selain itu, penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh infeksi bakteri yaitu kusta, selulitis, erisipelas, dan folikulitis.

Bakteri biasanya masuk ke tubuh melalui luka di kulit seperti lecet atau luka terbuka. Jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah bakteri biasanya akan lebih mudah menginfeksi tubuh.

Biasanya menurunnya sistem kekebalan tubuh ini disebabkan oleh penyakit tertentu atau efek samping pengobatan.

Infeksi parasit

Sebagian masalah kulit bisa disebabkan oleh parasit. Biasanya jenis infeksi kulit ini bisa menyebar ke luar kulit, termasuk aliran darah dan organ.

Namun tak perlu khawatir, infeksi kulit umumnya tidak mengacam jiwa hanya saja memang membuat pengidapnya tidak nyaman. Adapun jenis infeksi kulit akibat parasit yaitu kutu rambut dan kudis.

Infeksi jamur

Infeksi jamur biasanya menyerang bagian kulit yang cenderung lembap seperti kaki dan ketiak. Namun ternyata, tidak semua infeksi jamur menular.

Biasanya infeksi yang tidak menular ini cenderung ringan. Adapun berbagai masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur, yaitu:

  • kutu air,
  • kurap, dan
  • ruam popok.

Orang yang sering membiarkan kulitnya dalam keadaan lembap sangat berisiko tinggi terkena infeksi akibat jamur. Apalagi jika ditambah adanya luka yang membuat jamur bisa masuk ke lapisan kulit lebih dalam.

Gangguan autoimun

Gangguan autoimun adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh keliru dan menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Para ahli tidak mengetahui secara pasti mengapa hal ini bisa terjadi.

Biasanya penyakit kulit yang disebabkan oleh autoimun tidak bisa disembuhkan. Namun, berbagai pengobatan akan membantu meringankan dan mengendalikan gejala Anda. Vitiligo dan psoriasis termasuk masalah kulit yang disebabkan oleh gangguan autoimun.

Faktor risiko

Biasanya seseorang lebih rentan terkena masalah kulit jika memiliki satu atau lebih faktor yang meningkatkan risikonya. Di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Paparan sinar matahari berlebih.
  • Riwayat keluarga yang memiliki penyakit kulit.
  • Tidak menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan.
  • Sedang terserang infeksi virus atau bakteri di bagian tubuh yang lain.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat penyakit atau efek samping pengobatan.
  • Paparan alergen.
  • Makanan pedas.
  • Minuman beralkohol.
  • Stres.
  • Merokok.
  • Obesitas.

Diagnosis

Biasanya memeriksa tanda dan gejala menjadi tes yang paling banyak dilakukan oleh dokter. Hal ini terutama dilakukan untuk memeriksa penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi.

Sering kali dokter bisa melihat jenis infeksi kulit berdasar tampilan dan lokasi terjadinya. Selain itu, dokter juga akan memeriksa infeksi dengan melihat lebih dekat tanda gangguan pada kulit Anda termasuk pada kulit kepala.

Jika dibutuhkan pemeriksaan lanjutan, berikut beberapa prosedur yang akan dilakukan dokter.

Biopsi kulit

Pada prosedur ini, dokter mengambil sampel kecil dari kulit (biopsi) Anda untuk melihat penyebab penyakit. Sebelum proses biopsi kulit dilakukan, dokter akan memberikan Anda bius lokal di lokasi sampel kulit diambil.

Kemudian, sampel ini nantinya akan diperiksa di bawah mikroskop untuk menentukan jenis penyakit kulit yang tepat. Biasanya tes ini dilakuan untuk melihat memeriksa keberadaan kanker kulit.

Tes kultur

Tes kultur adalah tes yang dilakukan dengan mengambil sampel dari permukaan kulit, isi benjolan, rambut, atau kuku. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, atau parasit penyebab infeksi.

Obat dan pengobatan

Setelah mendapatkan diagnosis, dokter akan memberikan obat penyakit kulit sesuai dengan jenis penyakit dan penyebabnya. Berikut adalah pilihan pengobatan untuk menangani penyakit kulit.

Obat-obatan

Obat yang diberikan bisa berupa obat yang dioleskan pada kulit dan obat yang diminum. Ada juga beberapa obat yang digunakan dengan cara disuntikkan langsung ke dalam tubuh. Berbagai obat-obatannya adalah:

  • Antibiotik, diberikan untuk penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bisa berupa obat oles, obat minum, atau diberikan melalui infus.
  • Antijamur, diberikan untuk penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Seringnya berupa obat oles seperti clotrimazole (Lotrimin), ketoconazole (Nizoral), dan terbinafine (Lamisil AT).
  • Antivirus, diberikan untuk penyakit kulit akibat infeksi virus. Beberapa pilihannya adalah acyclovir (Zovirax), famciclovir (Famvir), dan valacyclovir (Valtrex).
  • Asam salisilat, sering diberikan untuk mengatasi jerawat. Dapat berupa losion, gel, sabun, sampo, atau patch.
  • Kortikosteroid, digunakan untuk mengurangi peradangan dan mengurangi rasa gatal. Biasa diresepkan untuk psoriasis atau eksim.
  • Imunosupresan, digunakan untuk mengobati psoriasis dan eksim yang lebih parah. Beberapa obatnya termasuk azathioprine (Imuran) dan methotrexate (Trexall).
  • Inhibitor enzim, berfungsi untuk mematikan enzim dalam sistem kekebalan tubuh guna melawan peradangan. Salah satu jenis obatnya adalah apremilast (Otezla).
  • Retinoid, digunakan untuk mengobati jenis psoriasis parah, berfungsi untuk mengurangi pertumbuhan sel kulit. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil karena dapat menyebabkan cacat lahir.

Operasi dan terapi

Terkadang pada kondisi tertentu, ada juga beberapa pasien yang membutuhkan perawatan selain obat-obatan. Namun prosedur yang dilakukan tak hanya terbatas pada pengobatan saja, tapi bisa digunakan untuk memperbaiki tampilan kulit.

Untuk menurunkan risiko ini, mulailah peduli dengan kebersihan diri. Jangan malas untuk mandi setiap harinya. Mandi membantu membersihkan kotoran dan keringat yang menempel di tubuh setelah beraktivitas.

Selain menjaga kebersihan diri, jangan lupa untuk menjaga kebersihan lingkungan terutama rumah. Usahakan untuk rajin mengganti seprai, membersihkan lantai, dan karpet agar Anda terhindari dari berbagai infeksi kulit.

5. Sistem imun tubuh lemah

Sistem imun memiliki fungsi penting yaitu sebagai pelindung tubuh dari infeksi penyakit. Ini karena sistem kekebalan tubuh memiliki banyak sel putih yang berguna untuk memerangi kuman penyebab infeksi.

Ketika kondisinya melemah, otomatis tugasnya untuk melawan kuman penyebab penyakit kulit menjadi terhambat. Akibatnya, virus dan bakteri dapat dengan mudah masuk dan menginfeksi kulit. Biasanya sistem kekebalan tubuh yang lemah ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

  • memiliki penyakit kronis seperti HIV/AIDS, diabetes, kanker,
  • sedang menjalani kemoterapi,
  • efek obat seperti kortikosteroid atau TNF inhibitor untuk mengatasi penyakit rematik,
  • orang yang melakukan transplantasi organ,
  • berusia di atas 65 tahun, dan
  • bayi dan anak-anak.

6. Obesitas

Obesitas disebut-sebut sebagai salah satu masalah kesehatan yang memicu banyak penyakit berbahaya. Faktanya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Trends in Immunotherapy menemukan hubungan antara obesitas dan penyakit kulit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa obesitas menjadi faktor risiko utama berkembangnya penyakit yang mengakibatkan peradangan pada kulit. Eksim dan psoriasis termasuk penyakit yang bisa muncul ketika seseorang mengalami obesitas.

Ini karena sitokin inflamasi yang diproduksi jaringan lemak dan sistem imun bawaan dianggap sebagai faktor yang memicu peradangan. Untuk itu, yuk turunkan risiko munculnya penyakit peradangan pada kulit dengan cara menjaga berat badan tetap ideal.

7. Stres

Stres memang bukan menjadi penyebab utama munculnya penyakit kulit. Akan tetapi, stres bisa memicu dan memperaparah berbagai penyakit kulit. Hal ini terutama terjadi pada penyakit-penyakit yang kambuhan dan tidak bisa disembuhkan seperti psoriasis, rosacea, dan eksim.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of the German Society of Dermatology dinyatakan bahwa stres bisa memicu sistem imun bawaan dan senyawa pemicu radang. Akibatnya, penyakit menjadi terpicu untuk muncul kembali atau memperparah yang sudah ada.

8. Merokok

Kebiasaan merokok juga bisa membuat Anda berisiko tinggi terkena masalah kulit tertentu. Asap tembakau bisa menyebabkan stres oksidatif sehingga tidak ada cukup oksigen untuk disuplai ke kulit.

Akibatnya, jaringan mengalami kondisi yang dinamai iskemia. Kondisi ini bisa menggerus jumlah kolagen yang membuat kulit tetap kencang dan awet muda. Dengan merokok, Anda juga dapat berisiko terkena masalah kulit seperti:

  • Infeks bakteri terutama Staphylococccus aureus dan Streptococcus pyogenes
  • Infeksi Candida albicans, terutama di mulut
  • Infeksi virus, terutama human papillomavirus (HPV), termasuk kutil kelamin.

Selain itu, dilansir dari laman Dermnet NZ, merokok meningkatkan risiko kanker karsinoma sel skuamosa sebanyak dua kali lipat. Bahkan, merokok juga bisa memicu gejala psoriasis muncul kembali yang lebih parah dari sebelumnya.

Hal tersebut dikarenakan kandungan nikotinnya memengaruhi sistem kekebalan tubuh, peradangan kulit, dan pertumbuhan sel kulit tambahan.

9. Minuman beralkohol

Minum minuman beralkohol termasuk salah satu pemicu munculnya penyakit kulit. Lagi-lagi, rosacea, psoriasis, dan dermatitis sebroik merupakan deretan penyakit yang bisa dengan mudah terpicu kemunculannya.

Orang yang sudah memiliki penyakit ini bisa mengalami keparahan gejala jika tak menghentikan kebiasaan minumnya. Peradangan parah dan kemerahan di kulit menjadi gejala masalah kulit yang sering muncul akibat kebanyakan minum alkohol.