Penyakit kelamin yang hanya terjadi pada laki-laki adalah brainly

Halodoc, Jakarta – Jenis penyakit kulit beragam, mulai dari yang ringan, hingga yang paling parah bisa mengancam nyawa kamu. Banyak faktor yang menyebabkan penyakit kulit, mulai dari faktor lingkungan hingga faktor genetik.

Baca juga: 5 Penyakit Kelamin yang Sering Menyerang Wanita

Jika kamu pernah memiliki riwayat penyakit kulit, jaga kebersihan kulit kamu agar kamu tidak terinfeksi penyakit kulit lainnya. Khususnya di bagian organ intim kamu, karena ternyata ada penyakit kulit yang bisa menyerang alat kelamin, yaitu:

1. Lichen Sclerosus

Lichen sclerosus adalah suatu penyakit kulit yang cukup umum dijumpai, khususnya pada wanita. Lichen sclerosus umumnya memengaruhi kulit di bagian alat kelamin dan anus. Wanita yang mengidap penyakit ini, biasanya mendapati gejala berupa bercak putih pada bagian vulva atau bibir vagina. Meskipun banyak terjadi pada wanita, tidak menutup kemungkinan para pria juga bisa mendapatkan penyakit ini.

2. Eksim

Eksim adalah kelainan kulit dengan ciri peradangan, bengkak, kemerahan, dan rasa gatal. Meskipun penyakit eksim ini tidak menular, tapi penyakit ini memberikan rasa tidak nyaman pada pengidapnya, terutama jika kamu terkena eksim pada sekitar alat kelamin. Penggunaan sabun atau pembersih alat kelamin menimbulkan eksim pada alat kelamin jika kulit kamu tidak cocok dengan bahan-bahan pembersih yang digunakan.

Eksim pada sekitar alat kelamin biasanya ditandai dengan timbulnya ruam dan rasa gatal disekitar alat kelamin. Untuk mencegah kondisi ini, jaga kebersihan sekitar alat kelamin.

3. Herpes

Salah satu penyakit kulit yang menjangkiti alat kelamin adalah herpes. Biasanya, jika penyakit herpes menyerang alat kelamin, lebih dikenal dengan nama herpes genital. Herpes genital adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks yang bisa terjadi pada wanita maupun pria akibat hubungan seksual.

Baca Juga: 5 Penyakit Kelamin yang Biasa Mengidap Anak Muda

Biasanya, herpes genital dapat dikenali dengan beberapa gejala yang muncul, seperti luka melepuh seperti kemerahan, terasa sakit di sekitar area kelamin, nyeri pada saat buang air kecil, serta benjolan merah atau putih.

4. Sifilis

Pada tahap pertama infeksi sifilis, luka terbuka dapat terjadi pada alat kelamin. Luka atau ruam ini sering tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi jika tidak diobati, penyakit ini dapat berlanjut ke tahap selanjutnya.

Jika kamu menemukan luka terbuka di area genital, segera periksakan ke rumah sakit untuk mencegah sifilis berlanjut ke tahap selanjutnya. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kamu bisa memesan janji dengan dokter lewat aplikasi Halodoc.

Melalui Halodoc, kamu dapat mengetahui estimasi waktu giliran masuk, sehingga kamu tidak harus duduk lama-lama di rumah sakit. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan lewat aplikasi.

5. Kondiloma Akuminata

Kondiloma Akuminata atau kutil kelamin adalah jenis penyakit kelamin yang perlu diwaspadai wanita. Dua jenis virus HPV, yaitu HPV 16 dan HPV 18 penyebab banyak kasus penyakit kutil kelamin. Kutil kelamin akibat HPV biasanya ditandai dengan kemerahan, gatal, dan nyeri. Virus ini menyebar melalui kontak kulit, seringkali secara seksual.

6. Moluscum Contagiosum

Melansir dari Healthline, moluscum contagiosum disebabkan oleh virus dan ditandai oleh pertumbuhan seperti kutil pada alat kelamin atau tempat lain. Pertumbuhannya mungkin tidak menyakitkan. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa gatal, sakit, dan bengkak. Moluscum contagiosum dapat ditularkan secara seksual, melalui kontak kulit ke kulit atau melalui benda-benda pengidapnya.

Baca juga: 5 Tanda yang Jangan Diabaikan saat Kena Penyakit Kelamin

Nah, tidak ada salahnya mengetahui informasi lebih banyak mengenai penyakit kulit atau penyakit kelamin. Menjaga kebersihan tubuh dan sekitar kelamin juga merupakan salah satu cara yang kamu gunakan untuk menghindari penyakit kulit. Jika kamu memiliki keluhan, kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.

Penyakit kelamin yang hanya terjadi pada laki-laki adalah brainly

Referensi :
Verywell Health. Diakses pada 2019. An Overview of Genital Rashes.
Healthline. Diakses pada 2019. What Causes Groin Rash and How Is It Treated?.

“INFEKSI SALURAN KEMIH”

Oleh : dr. FENDIK SETIAWAN SpU

Kali ini kita mengambil tema tentang infeksi saluran kemih. Kenapa materi kita tentang hal ini, karena seringkali hal ini dianggap biasa oleh masyarakat, namun jika terlambat penanganannya akan memerlukan waktu dan biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Infeksi saluran kemih merupakan kondisi berkembangnya mikroorganisme atau bakteri di dalam saluran kemih, yang mana dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, atau mikroorganisme lain. Infeksi ini dapat terjadi pada pria maupun wanita baik dewasa, lanjut usia ataupun anak-anak. Namun dalam penelitian lanjutan menyebutkan bahwa pada wanita angka kejadiannya lebih tinggi daripada pria.

Manifestasi klinis atau gejala yang dirasakan bisa bervariasi tergantung tingkat keparahan dan organ yang terlibat dalam infeksi ini, namun secara garis besar bisa kami sebutkan :

  1. Anyang anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski dicoba untuk berkemih, tapi tidak ada air kemih yang keluar
  2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, kadang disertai dengan air kemih yang keruh.
  3. Air kemih berwarna kemerahan serta bau yang menyengat.
  4. Nyeri pada area di bawah pusar atau bisa disertai nyeri pada pinggang
  5. Demam atau menggigil, yang artinya infeksi mulai meyebar ke tubuh yang lain.
  6. Mual dan muntah jika infeksi menyebar dan mulai mengganggu fungsi ginjal.

Secara umum penyebab infeksi saluran kemih karena bakteri, jamur atau virus yang masuk ke dalam saluran kemih, sedangkan beberapa faktor pencetus atau kebiasaan yang bisa menjadi predisposisi infeksi saluran kemih ini antara lain:

  1. Kebersihan alat vital yang kurang baik
  2. Sering menahan kencing, terutama untuk orang yang kerjanya banyak duduk berjam-jam
  3. Kurang air minum
  4. Sisa air kemih yang masih banyak di dalam kandung kemih meskipun orang tersebut sudah berkemih. Biasanya ini terjadi pada pasien pasien usia lanjut yang disertai pembesaran kelenjar prostat, yang mana memang terjadi gangguan pengeluaran air kemih.
  5. Cara cebok yang salah, terutama pada wanita.
  6. Pada orang yang memang memiliki riwayat penyakit kelamin

Adapun penanganan pasien dengan gejala tersebut, yaitu:

  1. Jika pasien datang dengan keluhan keluhan tersebut, akan kita pilah terlebih dahulu pastinya jenis kelamin dan usianya, karena sedikit banyak nanti membedakan pilihan terapinya.
  2. Jadi pasien akan di anamnesa dulu riwayat keluhannya, kita lakukan pemeriksaan fisik mendetail, lalu kita lakukan pemeriksaan laboratorium Urine lengkap dan sedimen urine.
  3. Jika membutuhkan ke tahap pemeriksaan kultur urine dan Ultrasonografi abdomen.
  4. Cara pengambilan sampel pemeriksaan laboratorium urine juga berbeda antara pria, wanita dan anak anak, tentunya untuk menghilangkan kontak dengan bakteri yang lain. Artinya tidak terjadi flase positif.

Jadi pengobatan yang tepat terhadap infeksi saluran kemih ini sangat penting karena pengobatan yang kurang tepat menjadikan keluhan berkepanjangan dan juga bisa terjadi resistensi terhadap antibiotika yang diberikan, dan ini yang paling penting. Jika terjadi resistensi antibiotika maka akan menjadikan biaya pengobatannya juga membengkak dan tidak jarang memerlukan rawat inap, karena pilihan antibiotiknya hanya tersedia dalam bentuk injeksi. Namun secara garis besar pendekatan pengobatannya sebagai berikut:

  1. Pengobatan farmakologis :
  1. Antibiotic yang sesuai kultur urine, jadi akan lebih tepat dan efektif
  2. Analgetik dan obat pendukung untuk keluhan penyerta yang ada
  1. Penalataksanaan non farmakologis
  1. Istirahat yang cukup
  2. Diet : perbanyak vitamin C untuk perlindungan terhadap saluran kemih
  3. Kompres air hangat jika ada nyeri di bawah pusat
  4. Asupan protein dan gizi yang cukup

Untuk infeksi saluran kemih pada anak sering terjadi, dengan angka kejadian bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin. Resiko ISK selama dekade pertama setelah kelahiran adalah 1% pada lelaki dan 3% pada perempuan. Sumber patogenik yang umum adalah bakteri gram negative yang bersifat enteric. E.Coli sekitar 75% pada episode ISK. Untuk anak laki laki, adanya phimosis sangat berpengaruh terjadinya ISK. Phimosis itu adalah suatu keadaan dimana kulit preputium penis menutupi seliruh penis dan cenderung menutup. Hal ini yg menyebabkan stasis sisa air kemih yang bisa menimbulkan infeksi.

Gejala yang dikeluhkan anak anak memang tergantung usia, karena jika masih kecil tentunya anak blm bisa berkomunikasi dengan baik, biasanya anak rewel, demam yang ilang timbul tanpa disertai batuk pilek. Jika anak sudah besar maka dia akan bisa mengeluh ke orang tuanya adanya nyeri saat berkemih.

Terkait pertanyaan tentang infeksi saluran kemih ini dengan penyakit menular seksual dapat dijelaskan sebagai berikut: penyakit menular seksual itu ada bermacam macam variasinya, salah satunya kita sebut URETRITIS yaitu infeksi pada saluran urethra. Nah urethra ini termasuk juga saluran kemih. Urethritis Pada pria bisa ditandai dengan nyeri saat kencing dan keluarnya secret atau cairan kekuningan di ujung kemaluannya. Biasanya dikarenakan kuman N.Gonorrohoeae, C.Trachomatis, Trichomonas vaginalis.

Tips and trik agar terhindar dari infeksi saluran kemih yaitu:

  1. Perbanyak asupan minum air putih 8-10 gelas perhari
  2. Mengkonsumsi vitamin C secara teratur karena bisa untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki sel
  3. Hindari konsumsi alkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung kemih, menyebabkan sering berkemih
  4. Diusahakan tidak sering menahan kencing
  5. Cuci alat kelamin sebelum dan sesudah koitus
  6. Jalani hidup bersih, dengan menjaga kebersihan alat vital
  7. Jika memakai kateter lakukan penggantian secara rutin dan benar ke ahlinya
  8. Khusus untuk wanita:
  1. Rajin ganti pembalut jika sedang mensturasi
  2. Hindari pemakaian celana ketat
  3. Segera cuci setelah senggama
  4. Basuh bagian kemaluan dari arah depan ke belakang
  5. Hindari penggunaan parfum, deodorant, pada bagian kelamin karena dapat berpotensi mengiritasi urethra.