PENETAPAN tujuan organisasi dan pembuatan keputusan

PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI

            Para manajer sering menciptakan kesalahan yang serupa. Mereka memulai aktivitas-aktivitas dan membuat keputusan-keputusan tanpa penetapan suatu kerangka tujuan-tujuan terlebih dahulu, dimana hal ini akan mengarahkan pembuatan keputusan dalam organisasi. Tujuan itu sendiri yakni sebuah hasil selesai, titik simpulan, atau segala sesuatu yang akan dicapai. Seorang manajer personalia mungkin mempunyai tujuan untuk mempesona beberapa orang operator mesin bulan depan, atau seorang mekanik pemiliharaan mempunyai tujuan untuk penyelesaikan pekerjaan penyetelan mesin ahad ini. Setiap tujuan kegiatan-kegiatan tersebut mampu juga disebut sasaran atau target.

MISI DAN TUJUAN ORGANISASISebelum menentukan tujuan – tujuan terlebih dulu harus menetapkan misi organisasi. Misi yakni suatu pernyataan lazim dan kekal wacana maksud organisasi, Misi Organisasi  adalah maksud khas (unik) dan fundamental yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.

Tujuan Organisasi ialah pernyataan ihwal keadaaan atau situasi yang tidak terdapat kini tetapi untuk diraih diwaktu yang akan datang melalui kegiatan – aktivitas organisasi. Tujuan lazim (tujuan strategic) yang dipilih akan menentukan acara – acara dan mengikat sumber daya-sumber daya untuk rentang waktu yang panjang. Tujuan khusus secara fungsional bangun sendiri namun secara operasional terangkai dalam tunjangan aliran pencapaian tujuan organisasi.

BERBAGAI  FUNGSI TUJUAN ORGANISASI
            Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas memiliki beberapa fungsi penting yang bermacam-macam berdasarkan waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sbb:

    Pedoman bagi acara, lewat penggambaran hasil final diwaktu yang mau tiba. Memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi perihal apa yang mesti atau tidak dikerjakan.    Sumber legitimasi, melalui pembenaran acara – kegiatannya. Akan memajukan kemampuan organisasi untuk menerima banyak sekali sumber daya dan pemberian dari lingkungan sekitarnya.    Standar pelaksanaan, memperlihatkan tolok ukur pribadi bagi evaluasi pelaksanaan kegiatan (prestasi organisasi).

    Sumber motivasi, alasannya adalah sering memperlihatkan insentif bagi para anggota.

Baca Juga:  Makalah Tokoh – Tokoh Filsuf Islam

5.      Dasar rasional pengorganisasian, sebab antara tujuan dan struktur organisasi saling berinteraksi dalam aktivitas – kegiatan untuk mencapai tujuan.

TIPE-TIPE TUJUANDalam pencapaian tujuan terdapat beberapa tipe yang menolong proses penetapan tujuan organisasi Kelima tipe tujuan dapat diperinci sbb:1. Tujuan Kemasyarakatan (social goals), masyarakat kebanyakan dan berkenan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan insan.2. Tujuan Keluaran (output goals), publik dalam relevansinya dengan organisasi dan berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen.3. Tujuan Sistem (system goals), cara pelaksanaan fungsi organisasi tidak  tergantung pada barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: Laba.4. Tujuan Product (product goals) atau tujuan karakteristik produk, karakteristik barang-barang atau jasa yang diproduksi.

5. Tujuan Turunan (derived goals), yang dipakai organisasi untuk meletakkan kekuasaannya dalam pencapaian tujuan-tujuan.

PROSES PENETAPAN TUJUAN
Merupakan usaha untuk membuat nilai-nilai tertentu lewat aneka macam aktivitas yang hendak dijalankan organisasi. 6 Unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan organisasi yaitu :

    Barang dan jasa yang dibuat organisasi akan dapat menunjukkan aneka macam faedah, paling sedikit sama dengan harganya    Barang dan jasa mampu memuaskankebutuhan konsumen/ langganan    Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menciptakan barang dan jasa dengan ongkos dan mutu berkompetisi    Kerja keras dan santunan seluruh sumber dayanya, organisasi mampu beroperasi dengan baik    Pelayanan administrasi akan menawarkan public image yang mengguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk menolong berhasil organisasi

    Perusahaan mempunyai rancangan diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan terhadap para karyawan dan pemegang saham organisasi.

Bidang-bidang Tujuan
Peter Drucker dan GE, mengidentifikasikan 8 bidang pokok di mana perusahaan harus memutuskan tujuan :

Baca Juga:  Berakhirnya Akad Dalam Islam

    Posisi Pasar. Perusahaan mesti memutuskan tujuan mengenai bab pasar yang akan “direbut”. Bagian pasar yang paling baik mampu diputuskan lewat analisa 1) langganan dan produk atau jasa, 2) segmen pasar (kelompok yang berbelanja produk atau jasa) dan 3) saluran distribusi.    Produkivitas / Efesiensi, yaitu rasio antara masukkan (tenaga kerja, perlengkapan dan keuangan) dengan keluaran organisasi. Tujuan produktifitas mampu ditetapkan dalam beberapa bidang, meliputi sistem-tata cara kerja, kemajuan mesin dan peralatan, dan kenaikan efisiensi karyawan.    Sumber Daya Phisik dan Keuangan, tujuan mesti ditetapkan dengan memperhatikan mesin dan peralatan serta penyediaan bahan baku    Profitabilitas. Tujuan-tujuan keuntungan penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain, menyangkut 1) penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk inovasi, 2) kekuatan keuangan untuk mengubah mesin dan perlengkapan, dan 3) pengupahan yang diharapkan untuk mempesona personalia.    Inovasi. Ada kebutuhan terus-menerus akan produk atau jasa gres dan inovatif. Walaupun sesuatu yang baru senantiasa mengandung resiko, tetapi juga memiliki kemungkinan hasil yang tinggi.    Prestasi dan Sikap Karyawan. Karyawan operatif melakukan sebagian besar pekerjaan wajar dan rutin di setiap organisasi.    Prestasi dan Pengembangan Manajer. Kelangsungan hidup banyak organisasi tergantung pada kekuatan administrasi yang kreatif. Organisasi perlu mentapkan tujuan sehubungan dengan mutu pelaksanaan manajemen dan untuk menjamin pengembangan para manajer di semua tingkatan.

    Tanggung Jawab Sosial dan Publik. Tujuan-tujuan ini ditetapkan perusahaan untuk mengatasi boikot publik, kegiatan-aktivitas hukum, acara-acara pemerintah, kelompok-golongan berkepentingan, dsb.

(NAMA TEGUH PRIBADI/NIM 18112578,KELAS 12.2E.14)

Makalah Penetapan Tujuan Organisasi dan Pengambilan Keputusan (Pengantar Manajemen)

Salah satu faktor pendorong terbesar dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah sumber daya manusia. Apabila sumber daya manusia dapat dikelola dengan baik maka diharapkan perusahaan dapat menjalankan rencana kerja mereka dengan sangat baik dan yang diharapkan memiliki sumber daya manusia yang tinggi adalah seorang pimpinan atau seorang manajer. Seorang pemimpin atau manajer yang baik sebelum memulai suatu usaha yang diinginkannya, mereka akan menetapkan tujuan organisasi agar tujuan organisasi yang ada di dalam perusahaan menjadi jelas, transparan, dan akan selalu menjadi target dalam menjalankan perusahaan kedepannya. Penetapan tujuan perusahaan tersebut dapat dituangkan dalam hal yang kita sebut dengan visi dan misi perusahaan.

Selain penetapan tujuan organisasi dalam perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat merupakan faktor pendorong lain keberhasilan suatu perusahaan. Sebuah perusahaan akan dapat berkembang dengan sangat baik apabila seorang pemimpin atau manajer adalah seorang pembuat keputusan yang sangat tepat. Sebuah keputusan dikatakan sangat penting karena sebuah keputusan harus selalu diambil tidak hanya dalam satu atau dua masalah yang dihadapi perusahaan, tetapi setiap ada masalah ataupun hal yang memaksa terjadinya suatu tindakan, sebuah keputusan akan sangatlah berpengaruh dan berdampak terhadap jalannya suatu perusahaan. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan.

Penetapan tujuan organisasi dan pengambilan keputusan semata-mata hanyalah untuk mencapai sebuah keefektif dan keefisienan kerja suatu perusahaan. Tanpa keefektifan dan keefisienan kerja, perusahaan tidak akan mampu untuk mencapai keuntungan dari segi materi serta waktu dan suatu manfaat yang maksimal. Sehingga perlu adanya pembahasan tentang proses menetapkan tujuan organisasi dan proses pengambilan keputusan di dalam perusahaan yang kami tuangkan dalam makalah ini.

1.      Bagaimana misi dan tujuan organisasi?

2.      Bagaimana fungsi dan tujuan organisasi?

3.      Bagaimana tipe-tipe tujuan di dalam organisasi?

4.      Bagaimana proses penetapan tujuan?

5.      Bagaimana bidang-bidang tujuan di dalam organisasi?

6.      Bagaimana perumusan tujuan di dalam organisasi?

7.      Bagaimana pengertian dari MBO?

8.      Bagaimana maksud dari pengambilan keputusan di dalam perusahaan ?

9.      Bagaimana tipe-tipe pengambilan keputusan di dalam perusahaan?

10.  Bagaimana proses pembuatan keputusan di dalam perusahaan?

11.  Bagaimana metoda-metoda kuantitatif dalam pengambilan keputusan perusahaan?

Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk :

1.      Mengetahui misi dan tujuan organisasi

2.      Mengetahui fungsi dan tujuan organisasi

3.      Mengetahui tipe-tipe tujuan di dalam organisasi

4.      Mengetahui proses penetapan tujuan

5.      Mengetahui bidang-bidang tujuan di dalam organisasi

6.      Mengetahui perumusan tujuan di dalam organisasi

7.      Mengetahui pengertian dari MBO

8.      Mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan di dalam perusahaan

9.      Mengetahui tipe-tipe pengambilan keputusan di dalam perusahaan

10.  Mengetahui proses pembuatan keputusan di dalam perusahaan

11.  Mengetahui metoda-metoda kuantitatif dalam pengambilan keputusan perusahaan


2.1. Misi dan Tujuan Organisasi

Sebuah organisasi dapat dikatakan organisasi apabila perkumpulan itu memiliki tujuan yang sama, sebelum menentukan sebuah tujuan terlebih dahulu harus ditetapkannya visi ataupun misi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dengan organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar. Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan strategik perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan, serta menunjukkan bidang-bidang produk atau jasa pokok dan kebutuhan-kebutuhan langganan utama yang akan dipuaskan perusahaan. Misi organisasi juga menunjukkan fungsi yang hendak dijalankannya dalam sistem sosial atau ekonomi tertentu. Skema di bawah ini menunjukkan bahwa setelah misi dasar ditetapkan, tujuan, strategi, program, kebijaksanaan dan rencana dapat ditetapkan.

Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk dicapai diwaktu yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Dua unsur penting tujuan adalah (1) hasil-hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana (2) usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan. Tujuan-tujuan ini dapat berupa tujuan umum atau khusus, tujuan akhir, ataupun tujuan antara. Penetapan tujuan-tujuan strategik organisasi merupakan tahap yang paling kritis dalam proses perencanaan strategik(tujuan umum).

2.2.  Fungsi Tujuan Organisasi

Konsep tujuan organisasi dipandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sebagai berikut:

Melalui penggambaran hasil-hasil akhir di waktu yang akan datang, tujuan berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan dan penyaluran usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan para anggota organisasi. Dalam hal ini, fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus untuk dilakukan.

Tujuan juga merupakan sumber legimitasi bagi suatu organisasi melalui pembenaran kegiatan-kegiatannya, dan, disamping itu, keberadaannya, di kalangan kelompok-kelompok seperti pelanggan, politikus, karyawan, pemegang saham, dan masyarakat pada umumnya. Pengakuan atas legimitasi ini akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan berbagai sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.

   Bila tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, hal ini akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan-tujuan dalam bidang-bidang yang dapat dikuantifikasikan seperti penjualan, posisipasar, atau laba, derajat kesuksesan yang dicapai dapat diukur dengan mudah.

Tujuan organsasi dapat berfungsi sebagai sumber motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi sering memberikan isnsentif bagi para anggota. Phenomena ini tampakpaling jelas dalam organisasi yang menawrkan bonus bagi pencapaian tingkat penjualan tertentu, dan sebagainya.

e. Dasar rasional pengorganisasian

Tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi. Tujuan organisasi dan struktur organisasi berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan, pola penggunaan sumber daya, implementasi berbagai unsur perancangan organisasi : pola komunikasi, mekanisme pengawasan, departementalisasi, dan sebagainya.

      Perilaku pencapaian tujuan organisasi dapat ditelusuri pada berbagai penulisan teori manajemen. Klasifikasi yang paling luas diterapkan dan diterima adalah klasifikasi dari Perrow. Perrow mengarahkan klasifikasi bagi organisasi pada umumnya yang membedakan klasifikasinya. Klasifikasi tersebut djadikan lima tipe tujuan menurut “ sudut pandang mereka yang berkepentingan” yaitu masyarakat, langganan, investor, eksekutif puncak atau lainnya. Kelima tipe tujuan tersebut dapat di perinci sebagai berikut:

Keterangan : masyarakat pada umumnya

Sebagai contoh : memproduksi barang dan jasa, mempertahankan peranan, mengembangkan dan memelihara nilai-nilai budaya, dan sebagainya. Kategori ini berkenaan dengan kels-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

Keterangan : publik dalam hubungannya dengan organisasi

Kategori ini berkeaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh barang-barang konsumen, jasa-jasa bisnis, pemeliharaan kesehatan, pedidikan, dsb.

Keterangan : pernyataan atau cara pelaksanaan fungsi organisai, tidak tergantung pada barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil

Contoh penekanan pada pertumbuhan, stabilitas, laba atau cara-cara pelaksanaan fungsi, seperti menjadi ketat atau longgar dikendalikan dan disusun.

Keterangan :berbagai karakteristik barang-barang atau jasa-jasa yang diproduksi

Contohnya seperti penekanan pada kualitas atau kuantitas, gaya, ketersediaan, keunikan, keanekaragaman atau pembaharuan produk.

Keterangan : tujuan digunakan organisasi untuk meletakkan kekuasaannya dalam pencapaian tujuan-tujuan lain.

Contohnya maksud politik, pelayanan masyarakat, pengembangan karyawan, kebijaksanaan-kebijaksanaan investasi dan lokasi pabrik yang mempengaruhi keadaan ekonomi dan masa depan masyarakat tertentu, dan sebagainya.

       Perrow juga menekankan bahwa tujuan-tujuan suatu organisasi adalah tidak saling terpisah. Ini berarti, apa yang yang dipandag oleh suatu kelompok sebagai tujuan keluaran, dapat dipandang sebagai tujuan produk oleh kelompok lain.

2.4.  Proses Penetapan Tujuan

Proses penetapan tujuan merupakan usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi. Beberapa unsur dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan suatu organisasi untuk menciptakan nilai-nilai tersebut adalah :

1.      Barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai manfaat paling sedikit sama dengan harganya.

2.      Barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

3.       Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.

4.      Dengan kerja keras dan dukungan sluruh sumberdayanya, organisasi dapat beroperasi dengan baik dari sekedar mernjaga kelangsungan hidp (survive), yaitu penumbuhan (growth) dan dapat menghasilkan laba (profitable).

5.      Pelayanan manajemen akan memberikan pubic image yang menguntungkan, sehingga mereka bersedia menanamkan modal dan menyumbangkan tenaganya untuk membantu sukse organisasi.

6.      Perusahaan mempunyai konsep diri (self concept) yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan kepada karyawan dan pemegang saham organisasi.

2.5. Bidang-Bidang Tujuan

Tiga tujuan ekonomis memberikan arah strategik bagi hampir setiap organisasi perusahaan, yang mencerminkan tujuan perusahaan untuk menjamin kelangsungan hidupnya melalui pertumbahan dan profitabilitas.

8        bidang pokok penetapan tujuan didalam perusahaan :

1.      Posisi pasar. Perusahaan menetapkan tujuan pada bagian pasar yang akan “ direbut” . implementasinya melalui :

a.     Analisa langganan dan produk atau jasa

b.    Analisa segmen pasar (konsumen)

c.     Analisa saluran distribusi

2.      Produktifitas. Produktifitas atau efisiensi adalah rasio antara masukan dengan keluaran organisasi. Implementasinya :

a.     masukan ( input apa yang diperlukan );

b.    yang diperlukan untuk memproduksi output

3.      Sumber daya phisik dan keuangan.

a.     metode mengembangkan sumberdaya phisik  dan keuangan;

b.    memperhatikan mesin peralatan dan penyediaan bahan baku

4.      Profitabilitas. Tujuannya laba penting untuk mencapai tujuan-tujuan lain , menyangkut :

a.          Penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan untuk inovasi

b.         Kekuatan keuangan untuk mengganti mesin dan peralatan

c.          Pengupahan yang dibutuhkan untuk menarik personalia

5.    Inovasi. Manusia setiap tahunnya memiliki kebutuhan akan produk atau jasa baru dan inovatif.

6.      Prestasi dan pengembangan manajer. Organisasi perlu menetapkan tujuan sehubungan dengan kualitas pelaksanaanmanajemen dan untuk menjamin pengembangan para manajer di semua tingkatan.

7.      Prestasi dan sikap karyawan. Karyawan operatif melaksanakan sebagian besar pekerjaan normal dan rutin disetiap organisasi, organisasi perlu menetapkan tujuan yang menyangkut faktor-faktor keryawan seperti :

c.    Tingkatan semangat kerja yang memberikan kegunaan bagi manajemen dalam pencapaian efektifitas

8.      Tanggung jawab sosial dan publik. Tujuan ini ditetapkan perusahaan untuk menangani :

b.    Kegiatan-kegiatan hukum

c.     Kegiatan-kegiatan pemerintah

d.    Kelompok-kelompok berkepentingan

Tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan seluruh kekuatan yang terlibat dalam operasi organisasi. Perumusan tujuan merupakan hasil usaha perpaduan untuk memuaskan semua pihak atau himpunan berbagai tujuan individu, dan organisasi. Tujuan ditentukan oleh proses tawar- menawar terus-menerus diantara berbagai koalisi yang semuanya bermaksud untuk menjamin bahwa kepentingan-kepentingan mereka disajikan dalam rumusan tujuan organisasi.

Berikut hasil proses perumusan tujuan yang akan mencerminkan kekuasaan berbagai koalisi organisasi, dengan manajer biasanya sebagai pihak paling kuat.

Agar perumusan tujuan efektif manajer perlu memperhatikan berapa ketentuan sebagia berikut:

1.    Proses penetapan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan.

2.    Manajer puncak sebagai perumusan tujuan umum

3.    Tujuan harus realistik

5.    Tujuan-tujuan umum hendaknya dinyatakan secara sederhana

6.    Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum

7.    Menajemen harus meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan.

Management By Objectives atau MBO pertama kali diperkenalkan oleh Peter Drucker dalambukunya The Practice of Management pada tahun 1954. Prosesnya juga berjalan dengan nama-nama lain, termasuk “manajemen berdasarkan sasaran”, “manajemen berdasarkan hasil”, atau “management by results”, “goals management”, “work planning and review”,“goals and controls”, “joint target setting”, dan sebagainya. Walaupun menggunakan nama-nama yang berbeda prosesnya adalah sama. MBO telah berkembang sangat terkenal, terutama dalam-organisasi-organisasi besar. Pada hakekatnya MBO menekankan pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan efektif.

Secara umum esensi sistem MBO terletak pada penetapan tujuan-tujuan umum oleh para manajer dan bawahan yang bekerja bersama, penentuan bidang tanggung jawab utama setiap individu yang dirumuskan secara jelas dalam bentuk hasil-hasil (sasaran-sasaran) dapat diukur yang diharapkan, dan penggunaan ukuran-ukuran tersebut sebagai pedoman pengoperasian satuan-satuan kerja serta penilaian sumbangan masing masing anggota.

Dalam bukunya, Drucker membedakan antara managemen by objectives dengan mamagement by drives (dorongan). Dia menggunakan istilah mamagement by drive untuk menggambarkan tanggapan-tanggapan organisasi terhadap berbagai tekanan keuangan atau pasar baru dengan “dorongan ekonomi” atau “dorongan produksi”. Dalam praktek, hal ini memberikan perbaikan sementara, dan biasanya hanya menghasilkan ketidak efisienan yang lebih besar dan meningkatnya ketidak puasan.

Menurut Drucker, hubungan antara setiap tujuan individu dengan tujuan umum adalah sangat penting karena maksud utama penerapan MBO adalah untuk mencapai efisiensi operasi seluruh organisasi melalui operasi yang efisien dan integrasi bagian- bagiannya. Proses MBO sebagai berikut.

Kelebihan dan kekurangan MBO

1. Pekerja dapat meningkatkan rasa keterlibatan dan pemahaman terhadap tujuan-tujuan organisasi.

2. Pekerja mengetahui bahwa mereka akan dievaluasi, tidak dalam hal sifat-sifat pribadi atau dasar prasangka atasan, tetapi bagaimana mereka mencapai tujuan yang mereka sendiri telah membantu untuk menetapkannya.

3. Pekerja akan lebih cenderung melakukan tanggung jawab mereka dengan bersemangat dan sukses dibanding lainnya.

4. Membantu organisasi mencapai tujuannya dengan lebih mudah.

     Ada dua kategori kelemahan-kelemahan khas organisasi yang mempunyai progam-progam MBO formal. Dalam kategori pertama adalah kelemahan-kelemahan yang melekat (inherent) dalam proses MBO. Ini mencakup konsumsi waktu dan usaha yang cukup besar dalam poses belajar untuk menggunakan teknik-teknik MBO, serta biasanya meningkatkan banyaknya kertas kerja. Dalam kategori kedua, kelemahan-kelemahan seharusnya tidak ada tetapi sering dijumpai dalam pengembangan dan implementasi progam-progam MBO. Kategori kedua ini menyangkut beberapa masalah pokok yang haru dikendalikan agar progam MBO sukses:

a.       Gaya dan dukungan manajemen

Bila para manajer puncak lebih suka pendekatan otoritas yang kuat dan pembuatan keputusan yang disentalisasi, mereka akan memerlukan pendidikan dan latihan kembali sebelum mereka dapat menerapkan program MBO.

b.      Penyesuaian dan perubahan

MBO mungkin memerlukan banyak perubahan dalam struktur organisasi, pola wewenang, dan prosedur pengawasan.

c.       Ketrampilan-ketrampilan antar pribadi

Proses penetapan tujuan dan peninjauan kembali manajer-bawahan memerlukan suatu tingkat ketrampilan tinggi dalam hubungan-hubungan antar pribadi. Banyak manajer tidak mempunyai pengalaman maupun kemampuan dasar dalam bidang ini.

Penyusunan suatu daftar khusus tujuan dan tanggung jawab perseorangan adalah sulit dan menekan waktu. Disamping itu, deskripsi jabatan harus ditinjau kembali dan direvisi sesuai perubahan kondisi organisasi.

e.       Penetapan dan pengkoordinasian tujuan

Penetapan tujuan yang menantang, sekaligus realistik, sering merupakan sumber kebingungan manajer. Kemungkinan timbul masalah dalam pembuatan tujuan yang dapat diukur dan dalam penggambaran tujuan secara jelas dan tepat. Disamping itu mungkin ada kesulitan untuk mengkoordinasi tujuan organisasi secara keseluruhan dengan kebutuhan-kebutuhan pribadi dan tujuan-tujuan perseorangan.

f.        Pengawasan metode pencapaian

Manajer dapat mengalami frustasi bila usahanya untuk mencapai tujuan tergantung pada pencapaian bagian lain dalam organisasi.

g.      Konflik antara kreativitas dan MBO

Meningkatkan evaluasi prestasi, promosi dan kompensasi pencapaian tujuan mungkin berlawanan dengan tujuan produktivitas bila hal itu cenderung tidak mendorong inovasi. Bila manajer gagal mencoba sesuatu yang baru karena energi mereka terarah pada tujuan-tujuan MBO, berbagai kesempatan dapat hilang. Usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah ini adalah dengan menempatkan inovasi dan perubahan menjadi bagian proses penetapan tujuan.

2.8 Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pengambilan keputusan merupakan kunci  kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan.kualitas  Keputusan manajer akan menentukan efektivitas rencana yang disusun. G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

2.9 Tipe-tipe Pengambilan Keputusan

1.       Pengambilan keputusan terprogram

Jenis pengambilan keputusan ini mengandung suatu respons otomatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik.

Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan pengambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas yang lebih penting. Misalkan : keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dan lain-lain.

2.       Pengambilan keputusan tidak terprogram

Menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah-masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses-proses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter – parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab masalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah dengan bantuan sistem informasi. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan      dan      pengiklanan     kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak terprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi  pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara langsung. Misalkan : Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terprogram. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

2.10 Proses Pembuatan Keputusan

1.      Pemahaman dan perumusan masalah

Seorang manajer harus bisa menemukan masalah yang sebenarnya dan bagian mana saja dari masalah tersebut yang harus dipecahkan.

2.      Pengumpulan dan analisis data yang relevan

Setelah menemukan dan merumuskan masalah, manajer harus menentukan langkah selanjutnya yaitu manajer harus menemukan data-data yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan menemukan informasi tersebut.

3.      Pengembangan alternatif-alternatif

Berbagai alternatif yang dikembangkan untuk membuat keputusan sering membuat para manajer tidak ingin membuat keputusan terlalu cepat. Manajer masih mencari kepuasan atas pengembangan alternatif yang lain seperti yang dikemukakan oleh Herbert Simon dalam konsep Pemuasan yang memilih suatu alternatif yang cukup baik walau bukan suatu yang sempurna.

4.      Evaluasi alternatif-alternatif

Setelah manajer mengembangkan beberapa alternatif, maka mereka juga harus mengevaluasi untuk menilai efektivitas dari berbagai alternatif tersebut apakah sesuai dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternatif tersebut akan membantu pemecahan masalah.

5.      Pemilihan alternatif terbaik

Manajer memilih hasil evaluasi dari berbagai alternatif berdasarkan informasi yang tersedia bagi manajer.

6.      Implementasi keputusan

Setelah manajer memilih alternatif terbaik, maka selanjutnya harus membuat rencana-rencana untuk menyelesaikan berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan tersebut.

7.      Evaluasi hasil-hasil keputusan

Implementasi keputusan harus terus di monitor. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan tersebut memberikan hasil-hasil yang diinginkan.

2.11 Metoda-Metoda Kuantitatif Dalam Pengambilan Keputusan

Ada dua pendekatan yaitu Kualitatif dan Kuantitatif.  Secara sederhana, pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian subyektif terhadap suatu masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang dibuat.

Metode kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.

Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan menggunakan model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang lalu dan telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi. Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model matematika yang lebih rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif yang dikembangkan dalam pengambilan keputusan.

Sebagai contoh sederhana, bagaimana mengatur 50 kursi dengan ukuran tertentu ke dalam sebuah ruangan dengan ukuran tertentu pula. Dengan ukuran kursi dan ruangan, maka akan ditemukan cara terbaik untuk mengatur kursi; apakah 5 baris kali 10 lajur, atau sebaliknya, semuanya tergantung ukuran ruangan yang ada.

Keputusan penerimaan karyawan berdasar nilai tes masuk adalah contoh lain pendekatan kuantitatif, sedang jika didasarkan pada hasil wawancara untuk mengetahui kepribadian dan motivasi maka pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif. Metode tersebut sering juga disebut operations research atau riset operasi

Riset Operasi ialah metode yang digunakan untuk memformulasikan dan merumuskan sebuah permasalahan sehari-hari baik itu mengenai bisnis, ekonomi, sosial ataupun bidang lainnya ke dalam suatu pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal

            Organisasi merupakan sekumpulan orang orang yang memiliki tujuan yang sama. Sebelum menetapkan tujuan , harus menetapkan sebuah visi dan misi. Visi dan misi digunakan untuk pedoman organisasi dalam melakukan suatu kegiatan. Setiap organisasi memiliki tujuan yang berbeda beda, antara lain : tujuan kemasyarakatan, tujuan keluaran tujuan sistem, tujuan produk, dan tujuan turunan. Tujuan organisasi harus ditetapkan dan dirumuskan.

Didalam sebuah organisasi pasti terdapat pengaturan (manajemen) antar bidang bidang organisasi. Terdapat Managemen by Objectives (MBO), dimana penerapannya untuk mencapai efisiensi operasi seluruh organisasi melalui operasi yang efisien dan integrasi bagian- bagiannya. MBO membuat karyawan memahami apa posisi mereka dalam organisasi.

Setelah mengerti MBO, organisasi juga harus mengambil keputusan atas masalah-masalah yang dihadapi. Tipe-tipe pengambilan keputusan yaitu pengambilan keputusan terprogram dan tidak terprogram. Pengambilan keputusan terprogram merupakan keputusan yang diambil sesuai dengan prosedur pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Pengambilan keputusan tidak terprogram menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah-masalah yang tidak dapat didefinisikan , umumnya masalah yang bersifat kompleks.

Proses pembuatan keputusan dilakukan oleh manajer. Dimana proses pembuatan keputusan dimulai dari :pemahaman dan perumusan masalah, pengumpulan dan analisis data yang relevan, pengembangan alternatif-alternatif, evaluasi alternatif-alternatif, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan, evaluasi hasil-hasil keputusan.

Selanjutnya terdapat dua pendekatan pengambilan keputusan yaitu kualitatif dan kuantitatif. pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian subyektif terhadap suatu masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang dibuat. Keputusan penerimaan karyawan berdasar nilai tes masuk adalah contoh lain pendekatan kuantitatif, sedang jika didasarkan pada hasil wawancara untuk mengetahui kepribadian dan motivasi maka pendekatan yang dilakukan adalah

Handoko, T. Hani. 1998. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan Dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi Aksara

A.F. James dkk.1996. manajemen. Jakarta: PT INDEKS GRAMEDIA