Pada upacara adat Rambu Solo derajat jenazah yang dimakamkan dapat dilihat dari

Pada upacara adat rambu solo derajat jenazah yang dimakamkan dapat dilihat dari

Share

Pada upacara adat rambu solo derajat jenazah yang dimakamkan dapat dilihat dari…..

Jawaban:

Pada upacara adat Rambu Solo, derajat jenazah yang dimakamkan bisa dilihat dari banyaknya jumlah kerbau (tedong) yang disembelih. Ini yang menjadikan upacara adat Rambu Solo memakan biaya yang sangat besar bahkan jauh lebh besar dari biaya pernikahan.

Pembahasan

Rambu Solo adalah salah satu upacara adat yang biasa dijumpai di wilayah Toraja. Wilayah Toraja berada di Sulawesi Selatan dan dihuni oleh Suku Toraja. Sebagaimana suku lainnya di Indonesia, suku ini juga mengembangkan kebudayaan yang khas di mana salah satunya adalah upacara adat pemakaman bernama Rambu Solo. Rambu Solo ini sendiri dilaksanakan saat matahari mulai terbenam.

BACA JUGA :  Jarak sebenarnya antara Kota Y dan Kota Z adalah 50 km, berapakah jarak pada peta antara Peta Y dan Peta Z apabila peta tersebut mempunyai skala 1 banding 250.000 ?

KOMPAS.com – Rambu Solo merupakan upacara pemakaman adat Toraja, Sulawesi Selatan yang mewajibkan keluarga almarhum membuat pesta sebagai tanda penghormatan terakhir.

Arti kata Rambu Solo dalam bahasa Toraja adalah asap yang mengarah ke bawah.

Baca juga: Tongkonan, Rumah Adat Toraja

Rambu Solo merupakan upacara pemakaman adat yang mengharuskan keluarga almarhum mengadakan pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang telah meninggal.

Upacara adat Rambu Solo ini sudah dimulai kira-kira pada abad ke-9 dan dilaksanakan turun-temurun sampai saat ini.

Secara harafiah, dalam bahasa Toraja arti kata Rambu Solo adalah asap yang arahnya ke bawah.

Maksud dari asap ke bawah adalah ritus-ritus persembahan (asap) untuk orang yang mati dilaksanakan sesudah pukul 12.00, saat matahari mulai turun atau terbenam.

Istilah dari Rambu Solo sendiri terbentuk dari tiga kata, yaitu aluk (keyakinan), rambu (asap atau sinar), dan turun.

Dengan demikian, aluk rambu solo diartikan sebagai upacara yang dilangsungkan saat sinar matahari mulai turun (terbenam).

Selain aluk rambu solo, upacara adat ini juga memiliki sebutan lain, yaitu aluk rampe matampu.

Aluk (keyakinan), rampe (sebelah atau bagian), dan matampu (barat). Jadi, aluk rampe matampu adalah upacara yang dilangsungkan di sebelah barat rumah.

Upacara Rambu Solo biasanya dilakukan dengan memperhatikan strata sosial orang yang meninggal.

Apabila mereka termasuk dalam kelompok berada atau bangsawan, maka upacara Rambu Solo biasanya akan dilangsungkan dengan cara yang mewah.

Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka memang berasal dari kelompok atas atau bangsawan.

Bagi keluarga yang sedang mengadakan Rambu Solo, biasanya akan diberikan dua jenis hewan dari keluarga atau kenalan pada orang yang sedang melakukan Rambu Solo.

Hewan yang biasanya diberikan adalah babi atau kerbau.

Tujuan pemberian hewan ini sebagai tanda kasih dan turut berduka sebagai kerabat.

Baca juga: Taa dan Sapei Sapaq, Pakaian Adat Kalimantan Utara

Tata Cara Upacara

Sebelum upacara Rambu Solo dimulai, akan diadakan pertemuan keluarga lebih dulu.

Kemudian pembuatan pondok-pondok upacara, menyediakan peralatan upacara, dan persediaan kurban dala upacara.

Setelah itu, akan dilakukan pemotongan kerbau atau babi. Jumlah kerbau atau babi yang akan dipotong disesuaikan dengan strata masyarakat suku Toraja.

Bila golongan bangsawan (Rapasan) yang meninggal dunia, maka jumlah kerbau atau babi yang akan dipotong untuk keperluan acara akan jauh lebih banyak, sekitar 24–100 ekor.

Sedangkan untuk masyarakat menengah (Tana’bassi) biasanya akan menyembelih sekitar 8-50 ekor babi dan kerbau.

Upacara Rambu Solo diadakan selama tiga sampai tujuh hari.

Sebelum upacara Rambo Solo dilakukan, jenazah masih belum boleh dikubur di tebing atau di tempat tinggi.

Oleh sebab itu, tidak jarang jenazah akan disimpan selama bertahun-tahun di atas tumah sampai keluarga almarhum mampu menyiapkan hewan kurban.

Namun, setelah upacara Rambu Solo selesai, mayat akan dimasukkan dalam peti dan diarak ke tempat peristirahatan terakhirnya, dikuburkan ke tebing.

KOMPAS.com - Rambu Solo adalah upacara pemakaman adat Toraja, Sulawesi Selatan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal.

Rambu Solo juga bertujuan untuk mengantarkan arwah seseorang yang telah meninggal ke alam roh.

Masyarakat Toraja menganggap orang yang sudah meninggal telah benar-benar meninggal jika seluruh kebutuhan prosesi upacara Rambu Solo terpenuhi.

Jika belum, maka orang meninggal tersebut akan diperlakukan layaknya orang sakit, sehingga harus disediakan makanan, minuman, dan dibaringkan di tempat tidur.

Secara harfiah, Rambu Solo diartikan sinar yang arahnya ke bawah. Dengan demikian, Rambu Solo diartikan sebagai upacara yang dilakukan saat matahari terbenam. Istilah lain Rambu Solo adalah Auk Rampe Matampu.

Baca juga: Rambu Solo, Upacara Pemakaman Adat Toraja

Prosesi Rambu Solo

Upacara Rambu Solo memakan biaya yang tidak sedikit maka upacara dilakukan beberapa bulan atau beberapa tahun, bahkan bertahun setelah seseorang meninggal.

Besarnya biaya upacara Rambu Solo karena upacara ini membutuhkan penyembelihan kerbau atau babi yang jumlahnya tidak sedikit (Ma'tinggoro Tedang) dan lamanya prosesi upacara. Pemberian babi atau kerbau kepada keluarga yang ditinggalkan sebagai wujud ikatan kekeluargaan.

Pemberian babi atau kerbau kepada keluarga yang ditinggalkan memiliki dua wujud, yaitu pertama sebagai bentuk belasungkawa (Pa'uaimata) dan pengembalian atas pemberian yang dilakukan oleh keluarga pelaksana Rambu Solo di masa lalu (Tangkean Suru').

Prosesi upacara pemakaman Rambu Solo dibagi ke dalam dua garis besar, yaitu:

  • Prosesi pemakaman atau Rante
  • Pertunjukkan kesenian

Kedua prosesi tersebut tidak dilaksanakan terpisah melainkan berlangsung secara harmoni dalam satu kegiatan upacara pemakaman. Lama upacara Rambu Solo sekitar tiga sampai tujuh hari.

Baca juga: Tradisi Rambu Solo, Ajang Perekat Keluarga Bangsawan di Mamasa

Puncak acara Rambu Solo biasanya berlangsung pada Juli dan Agustus.

Upacara Rambu Solo dilakukan berdasarkan status orang yang meninggal:

  • Upacara Dasili' adalah upacara pemakaman yang dilakukan untuk strata paling rendah atau kematian anak yang belum bergigi.
  • Upacara Dipasangbongi adalah upacara yang dilakukan untuk rakyat biasa (Tana' Karurung) dan hanya memerlukan waktu satu malam saja.
  • Upacara Dibatang atau Digoya Tedong adalah upacara yang dilakukan untuk kalangan bengsawan menengah (Tana' Nassi). Upacara ini harus menyembelih 8 ekor kerbau dan 50 ekor babi.
  • Upacara Rampasan adalah upacara untuk bangsawan tinggi (Tana' Bulaan) dengan menyembelih kerbau sebanyak 24 sampai 100 ekor.

Prosesi pemakaman atau Rante dilakukan di lapangan yang terletak di tengah kompleks rumah adat Tongkanan. Proses Rante terdiri dari:

Bagaimana tata cara pemakaman di Tanah Toraja?

Bagi masyarakat suku Toraja, Rambu Solo merupakan upacara pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal. Upacara ini juga bertujuan untuk mengantarkan arwah seseorang yang telah meninggal ke alam roh. Nama lain dari upacara ini adalah Aluk Rampe Matampu dalam Kompas.com.

Apa yang dimaksud dengan Rambu Solo dan bagaimana prosesnya?

Rambu Solo' adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga almarhum membuat sebuah pesta sebagi tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi. Kata Rambu Solo' dalam bahasa Toraja yang secara harafiah berarti asap yang arahnya ke bawah.

Bagaimana pelaksanaan tradisi Rambu Solo?

Prosesi upacara adar Rambu Solo dibagi menjadi dua garis besar, yaitu prosesi pemakaman atau Rante, yang kedua adalah pertunjukan kesenian. Kedua prosesi ini tidak dilaksanakan terpisah. Biasanya, kedua kegiatan akan terjadi dalam satu kegiatan upacara pemakaman yang berlangsung sekitar tiga sampai tujuh hari.

Apa itu upacara Rambu Solok?

KOMPAS.com - Rambu Solo adalah upacara pemakaman adat Toraja, Sulawesi Selatan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal. Rambu Solo juga bertujuan untuk mengantarkan arwah seseorang yang telah meninggal ke alam roh.