Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Hallo temen-temen??? Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung blog gue :). Slamat datang di blog paling bermanfaat sedunia. Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin blog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :) Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee..... Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.

Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang , Tanpa panjang lebar lagi yo check it out !

Ada 3 metode penentuan taksiran kerugian piutang, diantaranya adalah :

  1. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Jumlah Penjualan (Pendekatan Laba Rugi)
  2. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)
  3. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Analisis Umur Piutang

Dalam metode ini piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Mengapa demikian ? karena timbulnya suatu piutang itu disebabkan oleh penjuala kredit.

Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan selama periode yang bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan mempertimbangkan kemungkinan di masa yang akan datang.

Contoh :

Pada buku besar PD Pajar Sidik tanggal 31 Desember 2017 terdapat akun sebagai berikut :

Piutang dagang = Rp. 250.000.000,00Cadangan kerugian piutang = Rp.2.000.000,00

Penjualan = Rp.1.500.000.000,00

Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 0,5% dari penjualan.

Berdasarkan data diatas maka besarnya kerugian piutang adalah :

0,5% x Rp.1.500.000.000,00 = Rp.7.500.000,00

Dan jurnal yang harus dibuat adalah :

Beban kerugian piutang (debet) Rp.7.500.000,00
   Cadangan kerugian piutang (kredit) Rp.7.500.000,00

Maka pada buku besar akun Cadangan Kerugian Piutang, akan tampak sebagai berikut :

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Kerugian piutang dihitung berdasarkan saldo piutang dengan cara menyisihkan piuyang tak tertagih :

  • Dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang;
  • Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang;
  • Dihitung berdasarkan analisis umur piutang.

Metode cadangan dipakai apabila kerugian piutang yang terjadi cukup besar jumlahnya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini :

  • Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan;
  • Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang;
  • Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan;
  • Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang;
  • Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.

Contoh :

Pada buku besar PD Pajar Sidik tanggal 31 Desember 2017, terdapat akun sebagai berikut :

Piutang Dagang = Rp.250.000.000,00
Cadangan Kerugian Piutang = Rp.2.000.000,00

Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 Desember 2017.

Taksiran kerugian piutang :

2% x Rp.250.000.000,00 = Rp.5.000.000,00

Maka kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2017 adalah :

Taksiran kerugian piutang - Saldo kerugian piutang = Rp.5.000.000,00 - Rp.2.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00

Maka jurnal pada tanggal 31 Desember 2017 adalah :

Beban Kerugian Piutang (debet) Rp.3.000.000,00
   Cadangan Kerugian Piutang (kredit) Rp.3.000.000,00

Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut :

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang telah jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lamanya tunggakan. Besarnya persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan usia tiap kelompok.

Contoh :

Pada buku besar PD Pajar Sidik Nusantara tanggal 31 Desember 2017, terdapat akun sebagai berikut :

Piutang dagang = Rp.250.000.000,00
Cadangan kerugian piutang = Rp.2.000.000,00

Rincian nama debitur :

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut :

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Berdasarkan data tersebut, dibuat analisis umur piutang sebagai berikut :

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Berdasarkan analisis umur piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun 2017 sebagai berikut :

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu :

Taksiran kerugian piutang - Cadangan kerugian piutang (saldo kredit) = Rp.29.490.000,00 - Rp. 2.000.000,00 = Rp.27.490.000,00

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2017 adalah :

Beban kerugian piutang (debet) Rp.27.490.000,00

   Cadangan kerugian piutang (kredit) Rp.27.490.000,00

Buku besar Cadangan kerugian piutang :

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.

Akhir kata wassalamualiakum wr. wb.

Referensi :

  • Modul akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Kunjungi kumpulan artikel lainnya, dengan cara klick link menu kumpulan artikel di bawah ini :

  • Akuntansi
  • Ekonomi
  • Matematika
  • Ms. Excel
  • Artikel Terbaru
Share on:


Page 2


Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Dalam postingan sebelumnya yaitu pencatatan penghapusan piutang, telah dibahas cara mencatat akun atau rekening piutang saat terjadi penghapusan piutang, sekarang dalam postingan ini akan membahas tentang cara menentukan atau menghitung besarnya kerugian piutang yang dialami perusahaan, jadi ada keterkaitan yang tinggi antara postingan ini dengan postingan sebelumnya, disarankan kepada anda untuk membaca postingan ini dan postingan sebelumnya jika anda ingin memahami tentang proses perhitungan hingga pencatatan kerugian piutang ataupun penghapusan piutang secara komprehensif. Penentuan kerugian piutang dapat dilakukan dengan menerapkam tiga metode yaitu sebagai berikut: Kerugian piutng dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Mengingat bahwa timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan kredit, maka sebaiknya kerugian piutang dihitung berdasarkan penjualan kredit. Tetapi pada praktiknya, dapat pula dihitung dari jumlah penjualan kredit maupun tunai (penjualan bersih). Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan selama periode yang bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan mempertimbangkan kemungkinan di masa yang akan datang.
Contoh soal: Pada buku besar PD Ingin jaya tanggal 31 desember 2011 terdapat akun sebagai berikut: 112      Piutang dagang                          saldo            Rp     250.000.000 112.1   Cadangan kerugian piutang,      saldo kredit  Rp      2.000.000 411      Penjualan                                   saldo             Rp 1.500.000.000 Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 0,5% dari total penjualan.Berapa taksiran kerugian piutang? dan bagaimana jurnal yang dibuat?

Pembahasan:

Berdasarkan data tersebut, besarnya taksiran kerugian piutang yaitu: 0,5% x 1.500.000.000 = 7.500.000 Jurnal yang dibuat tanggal 31 desember 2011 (jurnal penyesuaian) adalah sebagai berikut: Beban Kerugian Piutang        7.500.000     Cadangan Kerugian Piutang    7.500.000 Pada buku besar akun cadangan kerugian piutang, akan tampak seperti dibawah ini:

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut


1. dinaikan sampai persentase tertentu dari saldo piutang 2. Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang

3. Dihitung berdasarkan analisis umur piutang


Metode cadangan digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi cukup besar jumlahnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut: a) Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan ( matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan. b) Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang. c) Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan. d) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang. e) Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang ahir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang. Contoh soal:

(Jika cadangan kerugian piutang bersaldo kredit)



Pada buku besar PD Latanza tanggal 31 Desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:
112      Piutang dagang          250.000.000
112.1   Cadangan Kerugian piutang, saldo kredit   2000.000

Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011. Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:

Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000          =   5000.000


Saldo kredit akun cadangan kerugian piutang            =   2000.000 -
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011    =   3000.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang        3000.000
      Cadangan Kerugian Piutang        3000.000

Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut




DOCP-182 https://onlystream.tv/ycfyusy0k9dv
Contoh soal: (Jika cadangan kerugian piutang bersaldo debet)


Pada buku besar PD latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:


112    Piutang dagang                  250.000.000
112.1   Cadangan Kerugian piutang, saldo debet     2000.000

Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 desember 2011. Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:

Taksiran kerugian piutang 2% x 250.000.000           = 5000.000


Saldo debet akun cadangan kerugian piutang              = 2000.000 +
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011     = 7.000.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 desember 2011 adalah:
Beban Kerugian Piutang        7000.000
      Cadangan Kerugian Piutang        7000.000

Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang telah jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lamanya tunggakan. Berdasarkan persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkaniap usia tiap kelompok. Contoh: Pada Buku Besar PD Latanza tanggal 31 desember 2011, terdapat akun sebagai berikut:

112      Piutang dagang                              250.000.000


112.1   Cadangan Kerugian piutang            2000.000 Rincian Nama Debitur adalah sebagai berikut:

Toko mataram   Jumlah 61.000.000        Tanggal jatuh tempo  15 November 2011


Toko Thamrin    Jumlah 64.000.000        Tanggal Jatuh Tempo  10 Oktober 2011
Toko Damai        Jumlah 63.000.000        Tanggal jatuh tempo 25 Desember 2011
Toko Lancar       Jumlah 62.000.000        Tanggal Jatuh Tempo 4 Januari 2011

Persentase kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut:
Kelompok Piutang                           Persentase kerugian
Belum Jatuh tempo                                  2%
Lewat Jatuh tempo 1-30 hari                 5%
Lewat Jatuh tempo 31-60 hari              10%
Lewat Jatuh tempo 61-90 hari              15%
Lewat Jatuh tempo > 90 hari                20%

Berdasarkan data tersebut dibuat analisis umur piutang sebagai berikut:

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Berdasarkan analisis umur Piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun 2011 sebagai berikut:

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut

Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu:

Taksiran kerugian piutang              = 29.490.000


Cadangan Kerugian piutang            =  2.000.000-
Kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2011  = 27.490.000

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2011
Beban Kerugian Piutang        27.490.000
      Cadangan Kerugian Piutang        27.490.000

Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:

Pada buku besar PD berseri tanggal 31 Agustus 2022 terdapat akun sebagai berikut