Nilai budaya apa yang bisa kita ambil dari kutipan hikayat di atas adalah

adjar.id - Teks hikayat merupakan karya sastra yang biasanya menonjolkan kemustahilan atau kesaktian tokohnya.

Hikayat biasanya memiliki akhir cerita yang bahagia dan terdapat nilai-nilai yang bisa dipetik pembacanya.

Terdapat beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat.

Contohnya seperti nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, dan juga nilai moral.

Nah, kali ini kita diminta untuk menganalisis nilai-nilai yang terkandung pada teks hikayat berjudul "Hikayat si Miskin".

Teks hikayat tersebut bisa kita temukan pada buku Kurikulum Merdeka Bahasa Indonesia kelas X.

Perintah soal tersebut bisa kita temukan pada halaman 68, Bab III, materi "Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman".

Nah, berikut pembahasan soal menganalisis nilai yang terkandung pada teks "Hikayat si Miskin".

Yuk, simak!

Nilai-nilai yang Terkandung dalam Hikayat Si Miskin

1. Nilai = Agama

Baca Juga: Jawab Soal Teks 'Hikayat si Miskin' No. 4-5, Buku Bahasa Indonesia Kelas X Bab III Kurikulum Merdeka

Konsep nilai = Percayalah pada Tuhan karena Dia yang menentukan nasib manusia.

Kutipan Teks = "Karena takdir Tuhan, si Miskin yang menggali tanah menemukan sebuah telaju besar berisi emas yang banyak." 

2. Nilai = Sosial

Konsep nilai = - Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.

- Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.

Kutipan Teks = "Karena kasihan dengan si Miskin, orang-orang yang bersimpati padanya ada yang memberikan buah mangga, nasi, baju, dan buah-buahan lainnya"

3. Nilai = Budaya

Konsep nilai = Budaya menyembah seorang raja atau tunduk kepada raja

Kutipan Teks = “Yang Mulia,” sahut si Miskin lalu bersujud kepada Maharaja.

4. Nilai = Moral

Konsep nilai = Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup.

Baca Juga: Jawab Soal Teks 'Hikayat si Miskin' No. 1-3, Buku Bahasa Indonesia Kelas X Bab III Kurikulum Merdeka

Kutipan Teks = "Mendengar perkataan suaminya, sang istri menangis semakin hebat. “Tenanglah Adinda, jangan menangis. Kakanda akan mencarikan buah mangga itu, jika dapat kakanda akan berikan kepada adinda,” kata si Miskin. Sang istri pun tidak menangis lagi."

Nah, itulah pembahasan soal nilai-nilai yang terkandung dalam teks "Hikayat si Miskin" pada buku Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban tugas dalam buku Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/ SMK/ MA/ MAK bab 4 halaman 138 kurikulum 2013 terbitan kemendikbud. Peserta didik diminta mengerjakan soal tentang nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat dan cerpen. Agar lebih jelas, sila perhatikan soal dan jawabannya di bawah ini !

Materi Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Hikayat Mapel Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA - Halo adik adik yang baik, pada kesempatan kali ini kakak ingin membagikan kepada adik adik mengenai materi yang sudah kakak siapkan, materi ini kakak ambil dari pembahasan mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Hikayat yang dikhususkan untuk adik adik kelas X SMA/MA, Semoga bermanfaat yah.

Nilai budaya apa yang bisa kita ambil dari kutipan hikayat di atas adalah

Materi Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam Hikayat Mapel Bahasa Indonesia kelas 10 SMA/MA

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan:

Kalian mampu mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, yaitu nilai moral, sosial, edukasi, dan religius dengan kritis dan semangat agar dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi pribadii yang baik dan terpuji.

Baca juga - Soal Laporan Hasil Observasi

B. Uraian Materi

Sebelum memulai materi, kalian perlu ketahui bahwa cerita yang akan disajikan adalah hikayat. Hikayat ini termasuk ke dalam jenis cerita rakyat. Jenis cerita ini bervariasi, di antaranya, dongeng, legenda, mitos, dan masih banyak lainnya. Mungkin kalian akan bertanya, mengapa dipilih cerita rakyat jenis hikayat? Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta. Melihat pengertian hikayat ini, maka hikayat berfungsi untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan, kepentingan didaktis, dan sarana hiburan. Pada zaman dahulu hikayat ini sering dibacakan pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman, atau pelipur lara atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan.

Baca juga - Soal Isi dan Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

Materi pada kegiatan pembelajaran ini menekankan pada nilai-nilai dalam hikayat. Nilai-nilai adalah merupakan unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas pengaruh pengarangnya. Pada umumnya, para penulis tidak menuliskan nilai-nilai di dalam ceritanya secara eksplisit. Untuk itu, bila kalian ingin mengenalinya, terlebih dahulu kalian harus membaca karya tersebut secara tuntas. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan yang mewarnai cerita tersebut dapat dirasakan oleh pembacanya.

Nah, apa bedanya dengan amanat? Perbedaan amanat dan nilai-nilai pada karya sastra adalah amanat merupakan pesan yang akan disampaikan pengarang lewat karyanya sedangkan nilai merupakan tuntunan perilaku atau hidup sesorang. Oleh karena itu, nilai-nilai biasanya  tampak pada karakter tokoh yang diciptakan oleh pengarang cerita tersebut.

Bagaimana, kalian sudah paham konsep dari nilai-nilai dan perbedaannya dengan amanat? Ya, nilai-nilai dan amanat memang saling berkaitan, tetapi tetap ada perbedaannya. Hal tersebut, pasti kalian sudah paham karena kalian hebat dan cerdas. Hal ini juga bukan masalah bagi kalian, bukan?

Meskipun hikayat merupakan karya sastra klasik warisan dari masyarakat zaman dahulu, nilai-nilai tersebut ada yang masih relevan dengan kehidupan masa sekarang. Nilai-nilai yang relevan itu dapat kalian tiru, ikuti dan terapkan. Akan tetapi, pada modul ini hanya akan dibahas nilai moral, sosial, budaya, edukasi, dan religius. Terlepas dari apa pun jenis nilai itu, kandungan nilai-nilai hikayat sangat dominan. Hal ini sangat dipahami karena memang pada zaman dahulu karya sastra klasik, khususnya hikayat merupakan media yang ampuh di masyarakat dalam kehidupan.

Baca juga - Soal Identifikasi Teks Eksposisi

Cermati kutipan hikayat berikut!

Setelah pagi-pagi hari, maka berkatalah Si Miskin kepada istrinya, “Ya, tuanku, matilah rasku ini, sangatlah sakit rasanya tubuh ini. Maka tiadalah berdaya lagi; hancurlah rasanya anggotaku ini.” Maka ia pun terseduh-sedulah menangis, maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, sambil ia berkata, “Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”.

Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai moral di sana?

Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau kepada baik buruk tingkah laku.

Berdasarkan pengertian tersebut, nilai moral dari kutipan hikayat, yaitu

a. Perhatian istri kepada suaminya Bukti yang mendukung:

Maka ia pun terseduh-sedulah menangis, maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, kesetiaan istri kepada suaminya

Baca juga - Soal Struktur dan Kebahasaan Teks Eksposisi

b. Tidak mendendam atas perbuatan orang lain. Bukti yang mendukung:

sambil ia berkata, “Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”

Cermati kutipan hikayat berikut!

Baginda raja Indera Bungsu sangat bahagia melihat kepulangan kedua putranya yang didampingi juga oleh istrinya. Indera Bangsawan juga langsung menyerahkan buluh perindu yang diidamkan ayahnya. Sang ayah bertambah bahagia dan langsung mengangkat Indera Bangsawan menjadi raja untuk menggantikan posisinya. Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapat dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan. Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.

Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai sosial di sana?

Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat. Oleh karena itu, nilai sosial dapat juga disebut nilai kemasyarakatan.

Baca juga - Soal Makna Tersirat dalam Teks Anekdot

Berdasarkan pengertian tersebut, nilai sosial dari kutipan hikayat, yaitu

a. saling menolong/kerja sama Bukti yang mendukung:

Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.

b. saling menghargai Bukti yang mendukung:

Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapat ndimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan.

Baca juga - Soal Struktur dan Kebahasaaan Teks Anekdot

Cermati kutipan hikayat berikut!

Lalu Marakarma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari. Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.

Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai budaya di sana?

Baca juga - Soal Nilai-Nilai dan Isi Hikayat

Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat istiadat. Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan hikayat, yaitu

a. Bakti anak kepada orang tua Bukti yang mendukung:

Lalu Marakarma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari.

b. Perebutan kekuasaan Bukti yang mendukung:

Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.

Baca juga - Soal Nilai-Nilai dan Kebahasaan Teks Cerita

Cermati kutipan hikayat berikut!

Di dalam padang itu terdapat sebuah gua yang dihuni oleh raksasa perempuan. Indera Bangsawan lalu bertemu dengan raksasa perempuan itu, dan menjadikan raksasa perempuan itu sebagai nenenknya. Selama mereka bersama, raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya, memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat). Raksasa perempuan bercerita bahwa masih di wilayah ini, ada sebuah kerajaan yang akan dihancurkan oleh Buraksa.

Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai edukasi di sana?

Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran). Nilai edukasi dapat juga disebut nilai Pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan hikayat, yaitu

a. Belajar dari pengalaman Bukti yang mendukung:

Selama mereka bersama, raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya,

b. Memberikan pengetahuan Bukti yang mendukung:

memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat).

Baca juga - Soal Butir-butir Penting Buku Nonfiksi

Cermati kutipan hikayat berikut!

Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu  lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan. Sejak kecil kedua anak baginda itu dididik dengan baik. Mereka tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik.

Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai budaya di sana?

Baca juga - Soal Teks Negosiasi

Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama. Nilai religius dapat juga disebut nilai agama.

Berdasarkan pengertian tersebut, nilai religius dari kutipan hikayat, yaitu

a. Selalu berdoa dalam kehidupan Bukti yang mendukung:

Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah.

b. Percaya kepada kuasa Tuhan Bukti yang mendukung

Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar.

Baca juga - Soal Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

Dari contoh-contoh kutipan hikayat tersebut dapatkah kalian simpulkan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat?

Ya, benar, setiap kutipan mungkin saja mengandung lebih dari satu nilai-nilai kehidupan, misalnya,

Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang – orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do’a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu  lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan. Sejak kecil kedua anak baginda itu dididik dengan baik. Mereka tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik.

Berdasarkan kutipan tersebut, selain nilai religius juga terdapat nilai moral, nilai sosial, nilai adat, nilai edukasi. Manakah nilai-nilai itu?

(1) Nilai sosial, yaitu diajarkan untuk berbagi (sedekah)

(2) Nilai adat, yaitu raja mengutus orang yang diperintah

(3) Nilai edukasi, yaitu mendidik anak dengan baik

(4) Nilai moral, yaitu tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik

Baca juga - Soal Berdebat Secara Santun

Bagaimana kalian sudah jelas tentang nilai-nilai yang ada dalam hikayat itu? Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat itu sangat penting. Nilai-nilai itu dapat memengaruhi karakter pribadi seseorang. Seseorang tidak akan merasa digurui jika diberikan contoh melalui cerita terutama karya sastra.

C. Rangkuman Materi

  1. Hikayat ini termasuk ke dalam jenis cerita rakyat.
  2. Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang- undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta.
  3. Fungsi hikayat untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan, kepentingan didaktis, dan sarana hiburan.
  4. Pada zaman dahulu hikayat ini sering dibacakan pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman, atau pelipur lara atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan.
  5. Nilai-nilai adalah merupakan unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas pengaruh pengarangnya.
  6. Nilai-nilai karya sastra biasanya tampak pada karakter tokoh yang diciptakan oleh pengarang cerita tersebut.
  7. Nilai-nilai dalam kehidupan banyak macamnya, nilai yang paling sering muncul dari hikayat biasanya nilai moral, sosial, budaya, edukasi, dan religius.
  8. Hikayat merupakan media yang ampuh di masyarakat dalam kehidupan.
  9. Hikayat banyak mengajarkan kehidupan secara tidak langsung sehingga seseorang tidak akan merasa digurui
  10. Setiap hikayat dapat saja mengandung berbagai nilai-nilai kehidupan.

Baca juga - Soal Analisis Isi Debat

D. Tugas

Isilah tabel berikut dengan memberikan tanda cek (√)!

E. Latihan Soal

Cermati teks hikayat berikut!

HIKAYAT SI MISKIN DAN MARAKARMA

Kisah dimulai ketika seorang raja keinderaan terkena sumpah Batara Indera. Raja dan istrinya menjadi miskin dan hidup sengsara dalam hutan di negeri antah berantah yang dikuasai oleh seorang raja bernama Indra Dewa. Kedua pasangan tersebut sering disebut sebagai si miskin yang setiap hari selalu mendapat siksaan dan penganiayaan dari penduduk setempat, seperti: melempari batu.

Beberapa tahun kemudian, Si Miskin dan Istri diberikan momongan seorang anak laki – laki yang bernama Marakarma yang artinya anak dalam kesukaran. Dia adalah anak semata wayang si miskin dan istri sehingga dirawat dengan penuh kasih sayang. Suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan tanjau yang berisi emas yang bisa digunakan hingga ke anak cucunya. Dengan kuasa Allah, pada tempat tersebut beridiri sebuah kerajaan lengkap yang diberi nama Puspa Sari.

Baca juga - Soal Hal yang Dapat Diteladani dari Toko Biografi

Setelah berdirinya kerajaan, Mereka kemudian berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan istrinya berganti nama menjadi Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagian mereka bertambah dengan kehadiran seorang anak perempuan bersana Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka tidak luput dari kejahatan orang sekitar mereka. Seperti yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa yang sangat iri dengan negeri puspa sari dan kebaikan hati rajanya. Dia melakukan rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.

Ahli nujum terperangkap bujukan Raja Indera Angkasa, dengan menyampaikan ramalan palsu bahwa kedua anak Maharaja Indera Dewa hanya akan mendatangkan celaka bagi orang tuanya. Akibatnya, kedua anak tersebut di minta pergi dari Negeri Puspa Sari. Tak butuh waktu lama, Negeri Puspa Sari turut hancur dan raja ataupun ratu hidup miskin kembali.

Baca juga - Soal Keteladanan Tokoh dalam Teks Biografi

Keduanya berlari ke hutan. Marakamah di sangka sebagai seorang pencuri, dan dibuang kelaut. Sedangkan Nila Kesuma ditemukan oleh Raja Mengindera Sari dan telah menjadi istrinya yang kemudian berganti nama menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang terhanyut hingga ditelan oleh ikan nun mempertemukannya dengan Cahaya Chairani dan Nenek Kabayan.

Marakamah hidup bersama Nenek Kabayan dengan menjual bunga dan bertemu kembali dengan istrinya Cahaya Chairani. Ia juga mengetahui Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita Nenek Kabayan. Segera Marakamah menemui adiknya dan pergi ke Negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita sebagai pemungut kayu.

Baca juga - Soal Mendalami Puisi

Marakarmah meminta kepada Dewa untuk mengembalikan Negara Puspa Sari seperti sediakala. Kesaktian Marakarmah dapat mengalahkan serangan dari Negeri Antah Berantah yang dengki melihat kemakmuran Negeri Puspa Sari. Markamah menjadi raja di Palinggam Cahaya (negeri mertuanya) dan keluarganya hidup bahagia di Negeri Puspa Sari.”

sumber: https://sekolahnesia.com/contoh-teks-hikayat/

Tentukanlah nilai-nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat tersebut dan berikan bukti yang mendukungnya!


Perhatikan ilustrasi berikut!


Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapatkah kalian menentukan nilai apa yang paling menonjol?


Buatlah sebuah paragraf yang mengandung nilai tersebut!

Baca juga - Soal Analisis Unsur Pembangunan Puisi

Pembahasan soal pembelajaran 1

Berilah tanda centang (√) pada format di bawah ini sesuai dengan jawaban kalian!

Baca juga - Soal Analisis Buku Fiksi dan Nonfiksi