Negara yang merupakan negara anggota sebagai lumbung cadangan pangan adalah

Empat negara, Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia dan Fhilipina mempunyai peluang besar menjadi lumbung pangan Asean dan Asia. Apalagi empat negara di kawasan Asia Tenggara tersebut sudah menjalin kerjasama regional ekonomi yakni BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Fhilipina East Asean Growth Area).

Asisten Deputi Bidang Kerjasama Multilateral Ekonomi, Menko Perekonomian, Rizal Edwin Manangsang mengatakan, kerjasama regional tersebut hanya untuk beberapa wilayah. Untuk Malaysia adalah wilayah negara bagian yang berbatasan langsung dengan Indonesia, khususnya Pulau Kalimantan.

Sedangkan wilayah Indonesia yang masuk dalam kerjasama tersebut adalah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua. “Wilayah Indonesia paling luas, karena hampir seluruh provinsi di wilayah Indonesia Timur,” kata Edwin yang terkenal juga sebagai salah satu penyanyi anggota Trio Libels.

Dalam cetak biru BIMP-EAGA (2012-2016) salah satu yang menjadi perhatian adalah food basket (lumbung pangan). Strategi menjadikan kawasan tersebut menjadi lumbung pangan adalah optimalisasi keanekaragaman hayati untuk mengurangi kesenjangan wilayah dan mengentaskan kemiskinan. Strategi lainya adalah optimalisasi potensi pertanian.

Edwin menjelaskan, beberapa kegiatan dalam food basket adalah kerjasama pengembangan produksi padi hibrida Indonesia-Philipina seluas 31.875 ha dan pengembangan jagung hibrida di Kalimantan seluas 12 ribu ha. “Kegiatan lainnya adalah penguatan kelembagaan berbasis industri,” katanya.

Sementara itu Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Hari Priyono mengatakan, kerjasama negara-negara Asia Tenggara (Asean) dalam bidang pangan sudah terjalin cukup lama dengan implementasi cadangan beras bersama (Asean Plus Three Emergency Rice Reserve/APTERR). Cadangan beras tersebut dapat dipergunakan saat keadaan darurat.

“Pangan memang menjadi isu penting di dunia,” katanya usai membuka Workshop Dukungan Swasembada Pangan melalui Optimalisasi Pemanfaatan Forum Kerjasama Internasional di Jakarta, pekan lalu.

Apalagi lanjut Hari, ancaman produksi pangan terus meningkat. Misalnya, akibat perubahan iklim dan dampak dinamika ekonomi global. “Karena menghadapi persoalan yang sama, di tingkat regional negara-negara Asean sepakat membuat cadangan pangan regional,” ujarnya.

Selain APTERR, kini bentuk kerjasama internasional yang sudah berjalan antara lain kerjasama ekonomi sub regional (KESR). KESR merupakan bentuk kerjasama dengan beberapa negara tetangga di bidang ekonomi yang memiliki kedekatan lokasi, komplementaritas dan sumberdaya.

Ada dua bentuk KESR yang aktif yaitu KESR IMT GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dan KESR BIMP EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Filipina East Asean Growth Area). “Bidang investasi dan kerjasama perdagangan antara pihak swasta atau BUMN Indonesia dengan Filipina dalam pengembangan padi hibrida adalah salah satu peluang nyata yang didapat dari KESR,” katanya. Yul

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

BALIKPAPAN, KOMPAS.com -- Wilayah ASEAN bagian timur diarahkan berperan menjadi lumbung pangan dunia guna mengantisipasi terjadinya krisis pangan dunia. Komitmen itu disepakati Indonesia, Malaysia, Brunei dan Filipina.

Demikian dikemukakan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gellwynn Jusuf pada pertemuan tingkat pejabat senior sektor pertanian dan perikanan kawasan pertumbuhan ASEAN Bagian Timur (Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines-East ASEAN Growth Area/BIMP-EAGA) ke-10, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (14/5/2012).

Keempat negara berkomitmen memperkuat kerja sama dalam memanfaatkan kawasan ini sebagai lumbung pangan ASEAN dan dunia. Pembangunan lumbung pangan itu untuk menjawab berbagai kepentingan serta kebutuhan semua masyarakat negara anggota melalui penguatan, perluasan, dan menjamin keberlanjutan kerja sama lintas negara.

Gellwynn mengemukakan, peningkatan kerja sama itu tidak terlepas dari berbagai kemajuan yang telah dicapai dari usulan sebelumnya, seperti proyek peningkatan produksi beras, proyek peningkatan sektor perkebunan dan proyek pengembangan rumput laut.

"Keempat negara juga optimistis bahwa strategi lumbung pangan mampu menjamin ketahanan pangan jangka panjang dalam mengoptimalkan potensi produk untuk ekspor, serta mengupayakan penghidupan yang berkelanjutan bagi petani dan nelayan," tutur Gellwynn.

Pertemuan itu juga membahas perkembangan dalam membentuk dasar realisasi Komunitas ASEAN tahun 2015, melalui integrasi ekonomi regional untuk agroindustri dan perikanan, serta kemajuan dalam pelaksanaan keamanan pangan terpadu ASEAN (AIFS).

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengemukakan, gagasan BIMP-EAGA dalam membangun lumbung pangan untuk negara ASEAN sangat tepat, karena kebutuhan pangan menjadi sangat penting sekarang ini dan masa depan. Untuk itu, perlu upaya memfasilitasi sektor swasta agar terlibat dalam mengembangkan laju perekonomian di daerah perbatasan dari empat negara.

Kalimantan Timur sangat memperhatikan pengembangan agroindustri dan perikanan meskipun provinsi ini memiliki sumberdaya alam minyak melimpah.

Sejalan dengan sasaran lumbung pangan, KKP menargetkan produksi perikanan tahun ini sebesar 14.851.990 ton, yakni dari perikanan budidaya sebanyak 9.415.700 ton dan perikanan tangkap sebanyak 5.436.290 ton. Sebanyak empat komoditas perikanan budidaya telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan, yaitu udang, rumput laut, patin dan bandeng. Sedangkan perikanan tangkap juga menetapkan tiga komoditas unggulan, yaitu tuna, cakalang, dan tongkol (TCT).

Wilayah Indonesia yang menjadi anggota BIMP-EAGA meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

TEMPO Interaktif, Hua-Hin :Empat negara sepakat untuk menjadikan kawasan regional ASEAN bagian timur sebagai lumbung pangan ASEAN.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu (1/3), memimpin pertemuan para kepala negara/kepala pemerintahan yang tergabung dalam Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Filipina-East Asean Growth Area (BIMP EAGA). Pertemuan sub regional ini adalah bagian penyelenggaraan KTT ASEAN ke 14 di Hua Hin. Tampak hadir PM Malaysia Abdullah Badawi, PM Thailand Abhisit Vejajiva, Presiden Filipina Gloria Macapagal Aroyo, Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dan Presiden Asia Development Bank (ADB).Juru bicara kepresidenan, Dino Patti Djalal, mengatakan pertemuan membahas rencana pembangunan ekonomi jangka panjang antara negara anggota. Dengan jangka waktu antara 2006-2010.

"Menteri Perekonomian melaporkan apa yang dilakukan dua tahun terakhir semenjak program roadmap to development ini dilakukan," kata Dino dalam jumpa pers di sela-sela pertemuan.

Roadmap to Development ini adalah bagian dari proses kerjasama integrasi sub regional ASEAN. Program dilakukan pada tiga sektor yaitu konektifitas transportasi, turisme dan fasilitasi perdagangan.

Didalamnya, sebut Dino, juga dibahas infrastruktur transportasi baik darat laut dan udara. "Sama seperti IMT GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) ini terkait dengan masalah transportasi yang menghubungkan ketiga ekonomi ini dipandang perlu untuk digalakkan," katanya.Para pemimpin negara ini juga sepakat menjadikan wilayah BIMP-EAGA sebagai tempat keranjang pangan. Yaitu tempat produksi pangan yang unggul. Mengingat potensinya besar, banyak lahan yang subur, dan memiliki banyak pengetahuan di bidang pertanian. "Presiden (Yudhoyono -red) menyatakan agar pemerintah daerah di setiap negara aktif memanfaatkan sumber potensi kerjasama," tandas Dino. Asian Development Bank menyatakan akan terus membantu proses integrasi sub regional ASEAN ini. "Presiden ADB menyatakan komitmennya untuk membantu kerjasama ini," jelasnya.

NININ DAMAYANTI

Jakarta -

Ada 6 negara yang dikenal sebagai lumbung padi Asia Tenggara. Sebutan ini muncul karena tingkat produksi beras yang tinggi. Lumbung padi dalam budaya agraris Indonesia adalah tempat menyimpan hasil panen.

Daftar negara lumbung padi ini dikutip dari buku Mengenal ASEAN dan Negara Negaranya yang ditulis Tri Prasetyono, S Pd, Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII karya Tim Ganesha Operation, dan Arif Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 6 dari Christiana Umi.

Daftar negara yang dikenal sebagai lumbung padi Asia Tenggara:

1. Thailand

2. Vietnam

3. Myanmar

4. Laos

5. Filipina

6. Indonesia

Indonesia sebetulnya memiliki tingkat produktivitas beras yang cukup tinggi hingga masuk daftar negara lumbung padi. Data BPS menyatakan, produksi padi pada 2020 sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG).

Jumlah produksi beras mengalami kenaikan sebanyak 45,17 ribu ton atau 0,08 persen jika dibandingkan dengan 2019. Jika dikonversi menjadi beras, total produksi mencapai 31,33 juta ton pada 2020.

Jumlah tersebut naik sebanyak 21,46 ribu ton atau 0,07 persen daripada 2019 sebesar 31,31 juta ton. Sayangnya total produksi beras belum mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia hingga harus impor.

Asia Tenggara juga memiliki lembaga penelitian padi internasional yang terletak di Los Banos, Filipina. Lembaga tersebut adalah Internasional Rice Research Institute (IRRI) yang hasil risetnya digunakan banyak negara.

Gumana detikers, sudah jelas ya negara yang dikenal sebagai lumbung padi Asia Tenggara. Semoga bermanfaat.

Simak Video "Konser Perak 25 Tahun Padi Reborn yang Sukses Mengguncang Panggung"



(row/erd)


Page 2

Jakarta -

Ada 6 negara yang dikenal sebagai lumbung padi Asia Tenggara. Sebutan ini muncul karena tingkat produksi beras yang tinggi. Lumbung padi dalam budaya agraris Indonesia adalah tempat menyimpan hasil panen.

Daftar negara lumbung padi ini dikutip dari buku Mengenal ASEAN dan Negara Negaranya yang ditulis Tri Prasetyono, S Pd, Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII karya Tim Ganesha Operation, dan Arif Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 6 dari Christiana Umi.

Daftar negara yang dikenal sebagai lumbung padi Asia Tenggara:

1. Thailand

2. Vietnam

3. Myanmar

4. Laos

5. Filipina

6. Indonesia

Indonesia sebetulnya memiliki tingkat produktivitas beras yang cukup tinggi hingga masuk daftar negara lumbung padi. Data BPS menyatakan, produksi padi pada 2020 sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG).

Jumlah produksi beras mengalami kenaikan sebanyak 45,17 ribu ton atau 0,08 persen jika dibandingkan dengan 2019. Jika dikonversi menjadi beras, total produksi mencapai 31,33 juta ton pada 2020.

Jumlah tersebut naik sebanyak 21,46 ribu ton atau 0,07 persen daripada 2019 sebesar 31,31 juta ton. Sayangnya total produksi beras belum mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia hingga harus impor.

Asia Tenggara juga memiliki lembaga penelitian padi internasional yang terletak di Los Banos, Filipina. Lembaga tersebut adalah Internasional Rice Research Institute (IRRI) yang hasil risetnya digunakan banyak negara.

Gumana detikers, sudah jelas ya negara yang dikenal sebagai lumbung padi Asia Tenggara. Semoga bermanfaat.

Simak Video "Konser Perak 25 Tahun Padi Reborn yang Sukses Mengguncang Panggung"


[Gambas:Video 20detik]
(row/erd)