Menurut hamka agama islam di indonesia berasal dari mesir berdasarkan

pake cara ama jan ngasal NB : dimohon untuk menjawab yang benar ya , beserta cara penyelesaian. Jangan hanya ambil poin saja​

pake cara ama jan ngasal NB : dimohon untuk menjawab yang benar ya , beserta cara penyelesaian. Jangan hanya ambil poin saja​

Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu Abbas pada tahun 750 masehi/132H. namun sebenarnya yang menata pemerintahan adalahjawab ya jangan asal​

pada hari Sabtu siswa berkumpul di tengah lapangan sekolah siswa diberi pengarahan saat itu ada 2 siswa dari kelas 7.7 bersama Nizar dan Reza terlamba … t datang ke sekolah mereka berjalan beriringan lorong lantai 1 "Nizar kmu terlambat"sapa Reza sambil memegang tas jinjing "Iyh aku terlambat hari ini"jawab sih Nizar nizar melihat teman temannya dengan seksama tapi nizar punya pikiran jelek udengan mengajak Reza bolos sekolah Reza pun setuju dan mereka keluar melalui pintu gerbang kiri hutan digunung sekolah saat di hutan mereka menelusuri hutan tersebut ............... lanjutin donk ceritanya panjangin ya sama kasiin judul ya seterah apa aja​

tugas sejarah mohon dibantu​

tolong bantu jawab dengan baik dan benar​

apa kronologi terjadi pembantaian rawagede​

sebutkan 5 orang terkaya di dunia berdasarkan nomor urut dari 1_5​

Quizz!~1. Siapa Bapak Proklamator Indonesia ?2. Siapa yang mengetik teks proklamasi ?3. Siapa yang menciptakan lagu 17 Agustus ? ​

tindakan Presiden Soekarno setelah terjadi Agresi Militer Belanda 2 adalah...a. melanjutkan perjuangan bersama Moh. Hatta ke Kaliurang b. mengasingkan … diri bersama Moh. Hatta ke Kaliurang c. ditangkap dan diasingkan ke Prapat d.tetap berada di Yogyakarta untuk mempertahankan ibukota RI Amir SyarifuddinBANTU DONG JANGAN DI LIAT DOANG:(​

Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) menyatakan bahwa Islam masuk Indonesia pada abada pertama hijriah. Pemikiran ini didukung oleh adanya bukti… .

A. kesamaan gelar antara raja Samudera pasai dengan raja-raja di Mesir yakni Al Malik

B. ditemukannya bukti orang Indonesia yang menggali ideologi islam aliran Syafi’I di Yordania

C. ditemukannya bukti orang Indonesia yang menggali ideologi aliran Maliki di Mekah

D. adanya laporan pengajaran Ibnu Batutah ke Demak

Pembahasan:

Menurut hamka agama islam di indonesia berasal dari mesir berdasarkan
Berdasarkan pendapat Hamka, islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi atau tahun pertama hijriah. Menurut Hamka jalur perdagangan antara Indonesia sudah ada sejak jauh sebelum masehi. Bukti dari pendapat Hamka adalah adanya kesamaan gelar raja antara gelar yang ada di Mesir dengan adanya ada di Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik. Perlu kita ingat bahwa raja pertama dari Kerajaan Samudera Pasai adalah Sultan Malik al Saleh.

Baca:

Teori teori masuknya agama Islam di Indonesia

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Kunci jawaban:

Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) menyatakan bahwa Islam masuk Indonesia pada abada pertama hijriah. Pemikiran ini didukung oleh adanya bukti… . A. kesamaan gelar antara raja Samudera pasai dengan raja-raja di Mesir yakni Al Malik

Untuk materi lebih lengkap tentang MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih

Menurut hamka agama islam di indonesia berasal dari mesir berdasarkan

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Menurut hamka agama islam di indonesia berasal dari mesir berdasarkan

Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Salah satu teorinya adalah teori Arab.  Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Senada dengan pendapat Hamka, teori yang mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam. Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera Utara yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah.
Selain itu, di Samudera Pasai mahzab yang terkenal adalah mahzab Syafi’i. Mahzab ini juga terkenal di Arab dan Mesir pada saat itu. Kemudian yang terakhir adalah digunakannya gelar Al-Malik pada raja-raja Samudera Pasai seperti budaya Islam di Mesir. Teori inilah yang paling benyak mendapat dukungan para tokoh seperti, Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.

Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah C.
 

Di lihat dari proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia, ada tiga teori yang berkembang. Teori Gujarat, teori Makkah, dan teori Persia (Ahmad Mansur, 1996). Ketiga teori tersebut, saling mengemukakan perspektif kapan masuknya Islam, asal negara, penyebar atau pembawa Islam ke Nusantara.

1. Teori Mekah

Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab.

Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh masehi.

Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat yang banyak kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangka-prasangka penulis orientalis Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata HAMKA, melakukan upaya yang sangat sistematik untuk menghilangkan keyakinan negeri-negeri Melayu tentang hubungan rohani yang mesra antara mereka dengan tanah Arab sebagai sumber utama Islam di Indonesia dalam menimba ilmu agama. Dalam pandangan HAMKA, orang-orang Islam di Indonesia mendapatkan Islam dari orang- orang pertama (orang Arab), bukan dari hanya sekadar perdagangan. Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah melakukan islamisasi awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

2. Teori Gujarat

Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat, berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang menyosialisasikan teori ini kebanyakan adalah sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini adalah J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19. Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafei telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke7 Masehi), namun yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia timur, termasuk Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, teori Pijnapel ini diamini dan disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak Benua India. Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia dibanding dengan pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini kebanyakan adalah keturunan Nabi Muhammad yang menggunakan gelar “sayid” atau “syarif ” di di depan namanya.

Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syafei yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.

3. Teori Persia

Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia.

Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi. Tradisi lain adalah ajaran mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, keduanya mati dihukum oleh penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai bertentangan dengan ketauhidan Islam (murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan sosial. Alasan lain yang dikemukakan Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada kesamaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan yang dipakai di kuburan Islam awal di Indonesia. Kesamaan lain adalah bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab Syafei, sama seperti kebanyak muslim di Iran.

Sumber:

Abdullah, Taufik (ed.).1991.Sejarah Umat Islam Indonesia. Jakarta: Majelis Ulama Indonesia.

Badri, Yatim. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto.1993. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.