Mengapa tumbuhan jati akan menggugurkan daun saat kemarau dan hormon apa yang bekerja?

Klikhijau.com – Berjalanlah ke hutan atau di kebun yang ada pohon jati saat musim kemarau. Apa yang paling terlihat dan terasa di kaki?

Hal paling menonjol adalah pemandangan pohon jati yang menggugurkan daunnya. Daun yang berguguran akan mongering dan bila terinjak kaki akan mengeluarkan bunyi: kriuk-kriuk.

Sepintas terlihat betapa pohon jati itu mengalami kekalahan oleh panas matahari akibat kemarau. Bahkan, seolah memberi tanda bahwa pohon itu akan mati. Benarkah pohon jati yang gugur daunnya di musim kemarau akan mati?

Artikel ini akan membahas tentang fakta di balik pohon jati yang menggugurkan daunnya. Pemahaman ini amat menarik sebagai bagian dari literasi tanaman dan bagaimana kita mengambil makna berharga dari alam.

Mengapa pohon jati menggugurkan daun?

Pohon jati termasuk pohon idaman yang ditanam karena potensi kayunya yang sangat baik. Kayu jati memang sangat baik untuk kebutuhan pembangunan rumah, meubel dan lainnya. Inilah alasan mengapa pohon ini banyak ditanam, selain sifatnya yang memang mudah tumbuh.

Perihal pohon jati yang menggugurkan daunnya di musim kemarau ternyata bukanlah pertanda bahwa pohon itu akan mati. Namun, sebuah proses atau upaya adaptasi demi bertahan hidup.

Sejatinya cara alami pada pohon ini tidak saja ditunjukkan pohon jati, tetapi juga pada pohon akasia, mahoni, petai dan pohon albasiar.

Jadi, adaptasi pohon jati dengan menggugurkan dedaunnya justru berfungsi untuk mengurangi penguapan air.

Menurut Asih Kusumaningsih, SP.,M.Sc., dalam artikelnya di Ilmubudidaya, cadangan air pohon jati pada bagian akarnya hanya bertahan hingga musim kemarau usai. Faktanya, saat kemarau tiba, cadangan air berkurang. Inilah yang membuat pohon jati beradaptasi dengan menggugurkan daunnya.

Selain itu, saat kemarau, penguapan akan terjadi dengan frekuensi tinggi. Proses ini akan membuat cadangan air pohon jati bakal habis bila tak menggugurkan daunnya. Jadi, pohon jati justru akan mati di musim kemarau bila tak menggugurkan dedaunnya.

Apa dampaknya peristiwa ini?

Dedaun pohon jati yang berguguran akan menutupi permukaan tanah. Hal ini akan memengaruhi proses pertumbuhan tanaman lain, terlebih masa pelapukan dedaun jati membutuhkan waktu yang cukup lama.

Selain itu, dedaun yang berguguran bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Daun jati kering sangat mudah terbakar apalagi saat musim kemarau.

Ada banyak kasus kebakaran lahan akibat daun kering, sementara aktivitas masyarakat di kebun atau di hutan justru semakin tinggi. Jadi, perlu kehati-hatian tinggi saat beraktivitas di kebun yang ada pohon jatinya. Hindari melakukan aktivitas membakar dan pastikan api yang dinyalakan sudah benar-benar padam saat meninggalkan lokasi.

Fakta menarik perihal pohon jati

Sejumlah ahli botani mengatakan, jati berasal dari Burma. Lalu menyebar ke Semenanjung India, Muangthai, Filipina, dan Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran tanaman ini sangat dominan di Asia.

Selain di wilayah tersebut, jati juga ditemukan di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909). Faktanya, jati memang sangat mudah tumbuh di wilayah yang beriklim tropis.

Berbeda dengan tanaman lainnya yang akan bertumbuh maksimal jika curah hujan tinggi, jati justru lebih cocok ditanam di daerah tandus dengan curah hujan rendah.

Inilah satu daya tariknya tanaman ini. Karena bisa ditanam tanpa intervensi apa pun dan menunggunya bisa berkembang secara alami di alam. Sebagai contoh, kayu Jati yang ditanam di Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih baik dari Jawa Barat karena di Jawa Barat sangat tinggi curah hujannya.

Selain kayunya yang sangat berkualitas tinggi, daun jati juga bisa digunakan sebagai alternatif pembungkus makanan ramah lingkungan. Di beberapa daerah, daun jati digunakan sebagai pembungkus tempe, pembungkus daging bahkan dipakai sebagai pembungkus oleh penjual ikan.

Kayu jati tergolong kayu berkualitas tinggi. Hal ini karena kayu ini mengandung minyak dan endapan di dalam sel–sel kayunya. Berkat kandungan istimewa ini maka kayu jati sangat awet digunakan meski tanpa divernis.

KLIK INI:  Ngeri, Telur Burung di Pedalaman Arktika Dihuni Senyawa Plastik

Kayu jati termasuk kayu yang sangat legendaris di Jawa. Istilah meubel Jepara misalnya yang sangat populer menunjukkan betapa legendarisnya kayu ini.

Sejak zaman Majapahit kayu jati sudah dikenal dan dimanfaatkan di Jawa. Rumah-rumah tradisional Jawa, misalnya rumah joglo Jawa Tengah, berbahan kayu jati.

Pada masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa umumnya telah memanfaatkan kayu jati untuk bahan bangunan. Jati bahkan dimanfaatkan dalam pembuatan kapal–kapal niaga dan kapal perang.

Dalam sejarahnya daerah yang tak jauh dari hutan jati di pantai Utara Jawa pernah menjadi sentrum galangan kapal antara lain Tuban, Pasuruan, Tegal hingga Juwana. Fakta menarik lainnya adalah petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16 mencatat bah galang kapal di masanya ada di Jepara dan Rembang.

Demikianlah pembahasan mengenai fakta di balik bergugurannya dedaun jati dan fakta menarik lainnya perihal tanaman ini. Semoga bermanfaat!

KLIK INI:  Tentang Pohon Gaharu, Manfaat, Morfologi, dan Penyebarannya

Soal Uji Kompetensi Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XII (Penerbit Erlangga) Halaman 36-41:

Soal:

Pada saat musim kemarau, tanaman jati menggugurkan daunnya. Hal ini disebabkan oleh akumulasi suatu hormon pada kucup ketiak, yaitu hormon....

A. etilen B. sitokinin C. auksin D. asam absisat

E. asam traumalin

Jawaban:

D. asam absisat

Pembahasan:



Asam Absisat (ABA, abcisic acid) merupakan hormon yang memeprlambat atau menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel. Pada kondisi buruk, asam absisat membantu tumbuhan bertahan dengan cara dormansi tunas atau pucuk. Dimusim dingin atau musim gugur, konsentrasi asam absisat pada kuncup dan ketiak daun meningkat sehingga merangsang pengguran daun. 


Hormon asam absisat berperan dalam pengguguran daun (meranggas). Hormon asam absisat menghambat pembelahan sel pada bagian pangkal tangkai daun.


Pembahasan

Secara garis besar, ada 7 macam hormon tumbuhan yang semuanya berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tumbuhan tersebut adalah:

1. Hormon Auksin

Hormon auksin adalah hormon tumbuhan yang ditemukan pertama kali pada ujung kecambah gandum Avena sativa oleh Frits Went. Auksin alami ada dua macamnya yaitu auksin a dan b.

Letak auksin berada pada meristem apikal dan diproduksi disitu. Perpindahan hormon auksin mengikuti pengaruh gravitasi dan menjauhi cahaya matahari, atau rentan dengan cahaya matahari.

Hormon auksin memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Merangsang perpanjangan sel (elongasi sel) dengan melemahkan dinding sel.

b. Merangsang pembentukan bunga dan buah.

c. Merangsang pemanjangan titik buah.

d. Mempengaruhi pembengkokan batang.

e. Merangsang pembentukan akar lateral.

f. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.

Hormon auksin memegang peranan penting dalam bioteknologi tumbuhan contohnya kultur jaringan. Kultur jaringan menjadi sangat menentukan kelak untuk masa depan pertanian perkebunan di dunia.

2. Hormon Sitokinin

Hormon sitokonin adalah hormon yang dikenal karena fungsinya dalam pembelahan sel tumbuhan atau sitokinesis.  Hormon yang pertama kali ditemukan pada ragi santan kelapa ini dinamai kinetin. Hormon ini dapat ditemukan pada bagian tumbuhan yang aktif membelah seperti pada jaringan meristem, kambium serta pada santan kelapa.

Hormon sitokonin memiliki kaitan erat dengan hormon auksin. Apabila hormon auksin tidak ada, maka sitokonin tak mampu melakukan pembelahan sel dengan cepat. Hal tersebut karena untuk membelah, dinding sel tumbuhan haruslah menjadi lunak. Untuk melakukannya dibutuhkan kehadiran hormon auksin.

Fungsi Hormon Sitokinin (Kinetin)

a. Mengatur pembentukan bunga dan buah.

b. Membantu proses pertumbuhan akar dan tunas pada pembuatan kultur jaringan.

c. Memperkecil dominansi apikal dan juga dapat menyebabkan pembesaran daun muda.

d. Merangsang pembelahan sel dengan cepat.

e. Kombinasi dengan hormon auksin dan giberelin dapat memberikan pertumbuhan normal bagi tumbuhan yang kerdil.

f. Memperlambat terjadinya pengguguran daun, bunga dan buah pada tumbuhan karena terjadi peningkatan transport makanan.

3. Hormon Giberelin

Hormon giberelin adalah hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroi oleh Eiichi Kurosawa. Hormon giberelin memiliki fungsi yang hampir sama dengan hormon auksin, akan tetapi dengan letak yang berbeda.

Fungsi Hormon Giberelin

a. Mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel.

b. Memengaruhi perkembangan embrio dan kecambah.

c. Menghambat pembentukan biji.

d. Mempengaruhi pemanjangan batang.

e. Memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, bunga, dan bunga.

4. Hormon Traumalin

Hormon asam traumalin adalah hormon perawatan tumbuhan yang berfungsi utama dalam kerusakan atau luka yang terjadi pada tumbuhan.  Asam traumalin pertama kali ditemukan untuk dipelajari oleh Haberland.

5. Hormon Etilen

Hormon ini adalah hormon yang berperan untuk mendorong terjadinya pematangan buah.

Fungsi Hormon Gas Etilen

a. Mempercepat dalam pematangan buah.

b. Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal dan kuat.

c. Memacu hormon lain dalam menimbulkan reaksi tertentu.

d. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.

e. Induksi sel kelamin betina pada bunga.

f. Merangsang terjadinya pemekaran bunga.

g. Mengakhiri masa dormansi.

h. Pembentukan akar adventif.

6. Hormon Asam Absisat

Asam absisat merupakan hormon yang menghambat pertumbuhan. Hormon ini dapat ditemukan pada kuncup serta daun daun tumbuhan.

Fungsi Hormon Asam Absisat :

a. Menghambat perkecambahan biji.

b. Mempengaruhi terjadinya dormansi pada kuncup.

c. Menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel.

d. Membantu tumbuhan dalam mengatasi tekanan pada lingkungan yang kurang baik., misalnya saat iklim panas.

e. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.

7. Hormon kalin

Kalin adalah sekelompok hormon yang terbagi atas berbagai jenis hormon tergantung letak atau daerah yang dipengaruhi oleh hormon tersebut. Macam macam hormon kalin berdasarkan letaknya yaitu:

a. Kaulokalin pada batang.

b. Riizokalin pada akar.

c. Filokalin pada daun.

d. Antokalin pada bunga.

Fungsi setiap hormon kalin diatas berperan dalam pembentukan organ dimana dia berada. Contoh hormon Antokalin artinya bersama dengan hormon lain seperti sitokinin dan auksin merangsang pembentukan bunga.


Pelajari lebih lanjut

1. variabel penelitian: brainly.co.id/tugas/13829841

2. peranan hormon pertumbuhan: brainly.co.id/tugas/15492985

3. faktor pertumbuhan: brainly.co.id/tugas/13156922


Detil jawaban

Kelas: 12

Mapel: Biologi

Bab: Bab 1 - Pertumbuhan dan Perkembangan

Kode: 12.4.1

Kata kunci: hormon pertumbuhan, asam absisat, auksin, giberelin, sitokinin. Traumalin, kalin, etilen

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA