Mengapa tema dalam pameran itu sering disebut sebagai subject matter seni

D. Komponen Seni Rupa

Komponen karya seni terdiri dari tiga bagian, yaitu tema, bentuk, dan isi. Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang terkandung dalam suatu karya seni rupa. Masing-masing komponen tersebut mempunyai perannya tersendiri, serta saling melengkapi satu sama lainya untuk membentuk satu kesatuan yang utuh.

1. Tema (Subject matter)

Tema atau Subject matter merupakan suatu pokok persoalan utama yang diangkat dalam karya seni. Sementara, menurut P. Mulyadi, bahwa, pengertian tema atau subject matter adalah apa saja yang diungkapkan dalam suatu karya seni. Dalam karya-karya yang abstrak, subject matter yang dimaksud ada dalam dunia ide atau konsep-konsep intelektual; dan ini berlainan dengan karya-karya non abstrak dimana subject matter mendasarkan pada fakta-fakta atau obyek- obyek yang dapat dilihat (P. Mulyadi, 1993:15)

Menurut Jim Supangkat bahwa yang dimaksud dengan subject matter adalah bentuk atau gambaran (yang paling dominan), yang dianggap sebagai

‗pokok persoalan utama‘ dalam setiap karya seni rupa (Jim Supangkat, 2005: xvii). Lebih lanjut lagi, bahwa, pada dasarnya inti pokok persoalan yang dihasilkan sebagai akibat adanya proses pengolahan objek alam, yang terjadi dalam gagasan seorang seniman dengan pengalaman pribadinya. Objek alam tersebut dapat mengarah pada objek alam eksternal (alam nyata) maupun objek alam internal (alam pikiran).

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan, bahwa, pengertian tema atau subject matter dalam karya seni rupa adalah apa saja yang ditampilkan dalam

commit to user

suatu karya seni rupa (figur-figur, objek-objek, tempat-tempat, dan peristiwa- peristiwa), sebagai, sarana untuk megungkapkan maksud yang berada di dalam benak seniman.

2. Bentuk (form)

Menurut etimologinya istilah bentuk atau dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan kata “form” dan berawal dari bahasa kuno Perancis “forme“ yang artinya ―bentuk fisik, penampilan, yang menyenangkan; bidang, gambar.‖ Sedangkan kata “forme” diambil dari kata Latin “forma” yang artinya ―kontur, figure, bidang; penampilan, desain; pola, jenis isyarat‖, yang diambil dari akar kata “morphe”,

penampilan luar‖ (//www.etymonline.com/index.php?term=form. 21/02/2012).

Sementara itu, Darsono Sony Kartika dalam bukunya yang berjudul “Seni Rupa Modern ” (2004), mengungkapkan bahwa, bentuk atau “form” adalah totalitas dari pada karya seni itu sendiri yaitu merupakan organisasi atau satu kesatuan atau komposisi dari unsur-unsur yang mendukung karya. Sehingga bentuk fisik dalam karya seni rupa merupakan susunan atau konfigurasi dari unsur-unsur seni rupa. Pengertian tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh P. Mulyadi bahwa bentuk pada karya seni rupa yaitu organisasi dari unsur-unsur rupa untuk mewujudkan apa yang disebut sebagai karya. Sedangkan unsur-unsur yang dimaksud diantaranya meliputi, unsur garis, volume, warna, bidang, yang intinya dapat diterima melalui panca indera, yaiyu dapat dilihat atau diraba (Darsono Sony Kartika, 2004: 30; P. Mulyadi, 1997: 16).

commit to user

Untuk memahami hal tersebut lebih lanjut lagi seperti yang dijelaskan oleh M. Dwi Marianto dalam bukunya yang berjudul “Seni Kritik Seni” (2002), bahwa:

―….Bentuk itu bisa realistic atau abstrak, representasional atau non- representasional , dibuat secara cermat dengan persiapan yang matang atau dibuat secara spontan ekspresif. –menerangkan bagaimana materi subjek (subject matter) karyanya melalui medium yang dipilih. –membicarakan komposisinya,–aransemennya, dan kontruksi visualnya. Elemen-elemen formal suatu karya seni meliputi titik, garis, shape, cahaya, teksture, massa, ruang, dan isi. – elemen-elemen formal ini diorganisir dikatakan sebagai prinsip- prinsip desain –.–meliputi skala, proporsi, unity–, repetisi, ritme, keseimbang an, kontras, penekanan, dominasi,…(M. Dwi Marianto, 2002: 6).‖

3. Isi

Pengertian isi dalam seni rupa adalah arti yang terkandung didalam totalitas bentuk dan subjek matter yang ditampilkan dalam suatu karya rupa. Menurut P. Mulyadi, isi adalah kualitas atau arti yang ada didalam suatu karya seni, di mana isi merupakan arti yang esential daripada bentuk (P. Mulyadi, 1994:16).

Sedangkan pengertian isi menurut Darsono Sony Kartika dalam bukunya yang berjudul “Seni Rupa Modern”, yang menyatakan bahwa: ―Isi atau arti sebenarnya adalah bentuk psikis dari seorang penghayat

yang baik. Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri penghayat. Bentuk hanya cukup dihayati secara inderawi tetapi isi atau arti dihayati dengan mata batin seorang penghayat secara kontemplasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa isi disamakan- dengan subjek matter seorang penghayat (Darsono Sony Kartika, 2004: 30).‖

Lebih jelasnya lagi seperti contoh yang diajukan oleh M. Dwi Marianto, yang mengungkakan bahwa:

commit to user

―….makna atau isi suatu karya seni disampaikan dalam bahasa seni. Contohnya, sebuah gambar dengan garis yang terputus-putus pendek

dan melengkung akan ‗mengatakan‘ sesuatu yang berbeda dibanding sebuah gambar yang sama dengan garis-garis yang lembut tertata walau memiliki subject-matter sama (M. Dwi Marianto, 2002: 18).‖

Dari pemahaman diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian isi dalam seni rupa merupakan arti yang terkandung didalam konfigurasi antara subject matter dalam totalitas bentuknya terhadap pengalaman batin sang seniman, yang ditampilkan melalui medium yang digunakan pada karya rupa.

a. Faktor ideoplastis, terdiri dari pengalaman, emosi, fantasi dan sebagainya, dimana faktor ini bersifat rohani yang mendasari penciptaan seni lukis. b. Faktor fisikoplastis, berupa hal-hal yang menyangkut persoalan teknis, termasuk pengorganisasian elemen-elemen fisik seperti garis, tekstur, ruang, bentuk beserta prinsip-prinsipnya. Dapat disimpukan bahwa seni lukis tersusun dari faktor fisikoplastis yang terbentuk dari berbagai susunan unsur berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa, dan faktor ideopastis seperti konsep, tema, ide, dan sebagainya yang bersifat rohani. Adapun penjabaran mengenai aspek Ideoplastis dan fisikoplastis adalah sebagai berikut:

1. Ideoplastis

Menurut Dan Suwaryono 1957, aspek ideoplastis merupakan gambaran mengenai ide atau gagasan dan dasar pemikiran sebelum diwujudkan menjadi karya seni lukis, yang diperoleh dari proses membaca, mengamati, dan perenungan terhadap berbagai aspek lingkungan. Untuk menjelaskan struktur seni lukis Ideoplastis, dijabarkan sebagai berikut:

a. Konsep

Konsep dalam penciptaan lukisan merupakan proses awal dalam penciptaan lukisan. Proses ini berupa pembuatan rancangan terkait segala hal mengenai karya seni yang akan dibuat. Konsep juga bisa berperan sebagai pembatas berpikir kreator maupun penikmat seni. Menurut Mikke Susanto 2011 : 277, menjelaskan bahwa konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan karya. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau kadang-kadang tertulis secara singkat. Konsep merupakan konkretisasi dari panca indera dimana peran tersebut disebutkan dalam A.M Djelentik 2004 : 2 tentang rasa nikmat atau indah yang terjadi pada manusia. Rangsangan tersebut diolah menjadi kesan yang kemudian dilanjutkan kembali pada perasaan lebih jauh sehingga manusia dapat menikmatinya, dalam konteks kali ini panca indra yang dimaksud adalah mata atau kesan visual. sehingga konkretisasi indera diperoleh dari perwujudan suatu pemikiran yang kemudian divisualisasikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesaia 2002: 588 konsep adalah rancangan atau buram surat dsb; idea atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkret; gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan akal budi untuk memahami hal-hal lain. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep dalam seni lukis adalah pokok pikiran utama yang mendasari pemikiran secara keseluruhan. Konsep sangat penting dalam berkarya seni karena jika sebuah konsep berhasil, maka akan terjadi persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar antara kreator dan penikmat. Dalam hal ini konsep dalam penciptaan lukisan adalah mengangkat kesenian Reyog Ponorogo.

b. Tema Subject Matter

Penciptaan lukisan tidak bisa dilepaskan dari adanya tema, hal tersebut karena tema merupakan kumpulan pokok pikiran yang terkandung dalam penciptaan karya seni. Tema merupakan hal yang penting sehingga sesuatu yang lahir adalah sesuatu yang memiliki arti dan nilai baru. Tema merupakan gagasan yang dikomunikasikan pencipta karya seni kepada khalayak. Tema bisa saja menyangkut masalah sosial, budaya, religi, pendidikan, politik, pembangunan dan sebagainya Nooryan Bahari, 2008: 22. Sony Kartika 2004:28, dalam sebuah karya seni hampir dapat dipastikan adanya subject matter, yaitu inti atau pokok persoalan yang dihasilkan sebagai akibat adanya pengolahan objek yang terjadi dalam ide seseorang seniman dengan pengalaman pribadinya. Kemudian, menurut Mikke Susanto 2011:383, subject matter atau tema pokok adalah “objek-objek atau ide-ide yang dipakai dalam berkarya atau ada dalam sebuah karya seni”. Jadi dapat disimpulkan bahwa, tema merupakan gagasan seniman atau ide seorang seniman tentang pengalaman pribadinya yang dikomunikasikan melalui karya lukisan. Tema juga merupakan hasil pengamatan dan perenungan dalam penciptaan lukisan, sehingga terjadi pengolahan dalam diri penulis ketika menciptakan sebuah karya, dengan mengangkat tema penggambaran objek tokoh- tokoh yang berperan dalam kesenian Reyog Ponorogo dengan berbagai karakter, ragam gerak dan kostum properti serta momen penting dalam kesenian Reyog Ponorogo.

2. Fisikoplastis

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA