Mengapa suatu wilayah jumlah penduduknya padat sedangkan wilayah lain jarang penduduknya

Jakarta -

Detikers, tahu enggak sih, salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar. Seperti diketahui, berdasarkan data Worldometers 2021, Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.

Dikutip dari Agustina Bidarti dalam bukunya Teori Kependudukan, masalah kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial karena terjadinya di lingkungan sosial atau masyarakat. Masalah kependudukan dapat terjadi karena adanya ketimpangan antara pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Jumlah penduduk yang besar ternyata hanya salah satu dari masalah kependudukan di Indonesia. Nah, berdasarkan modul pembelajaran Geografi yang disusun oleh Cipta Suhud Wiguna, S.Pd, M.Pd., dan SMAN Situraja, masalah kependudukan di Indonesia bisa dikelompokkan berdasarkan kuantitatif dan kualitatif, lho.

1. Jumlah Penduduk Besar

Penduduk suatu negara menjadi faktor terpenting dalam melaksanakan pembangunan. Dengan memiliki jumlah penduduk lebih dari 273 juta jiwa, Indonesia mengalami berbagai permasalahan sebagai berikut.

a. Pemerintah mengalami kesulitan dalam menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup rakyatnya.

b. Terbatasnya kesediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan, serta fasilitas sosial lainnya.

2. Pertumbuhan Penduduk Cepat

Jika pertumbuhan penduduk yang cepat tidak diimbangi dengan daya dukung lingkungan yang seimbang, berbagai permasalahan akan muncul, baik masalah lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata

Masalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Akibat dari tidak meratanya penduduk, luas lahan pertanian di pulau jawa semakin sempit karena dijadikan lahan permukiman dan industri. Sebaliknya, banyak lahan di luar pulau Jawa belum dimanfaatkan secara maksimal karena kurangnya sumber daya manusia.

Masalah Kependudukan yang Bersifat Kualitatif

1. Tingkat Kesehatan

Tingkat kesehatan di Indonesia masih belum merata dan tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena kualitas kesehatan penduduk tidak terlepas dari pendapatan penduduk di suatu daerah. Semakin tinggi pendapatan penduduk, maka kemampuan untuk membeli pelayanan kesehatan juga semakin tinggi.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Namun, sayangnya masih banyak penduduk Indonesia yang kesulitan mendapat akses pendidikan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat Pendidikan di Indonesia, yaitu1. Pendapatan perkapita penduduk yang rendah.2. Ketidakseimbangan jumlah murid dengan sarana Pendidikan yang ada.3. Rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya Pendidikan.

3. Tingkat Pendapatan

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan pada 2020 mengalami peningkatan. Selain itu, pendapatan perkapita yang masih rendah menyebabkan masyarakat tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya sehingga sulit mencapai kesejahteraan.

Upaya Mengatasi Masalah Kependudukan

Untuk mengurangi masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan, nih Detikers.

1. Pengurangan pertumbuhan penduduk. Salah satu cara yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah memberlakukan program Keluarga Berencana (KB).

2. Meningkatkan pemerataan pembangunan.

3. Menciptakan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduk.

4. Melakukan program transmigrasi.

5. Melaksanakan program perbaikan gizi, salah satunya melalui POSYANDU.

6. Melengkapi sarana dan prasarana Kesehatan. Salah satu caranya adalah dengan membangun puskesmas dan rumah sakit.

7. Penyediaan air bersih.

8. Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai perguruan tinggi.

9. Menambah jumlah tenaga kependidikan di semua jenjang Pendidikan.

10. Melaksanakan program wajib belajar Pendidikan dasar 9 tahun.

11. Pemberian beasiswa.

12. Menyediakan kelengkapan fasilitas Pendidikan, seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat keterampilan lainnya.

13. Menciptakan kurikulum Pendidikan yang sesuai.

14. Meningkatkan kualitas tenaga pengajar.

15. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan suber daya alam.

16. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi.

17. Mengoptimalkan peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian.

Nah, itu dia penjabaran mengenai masalah kependudukan di Indonesia beserta dengan upaya untuk mengatasinya.

Simak Video "Mensesneg Klarifikasi soal 'Jokowi Tak Tahu Proses RUU Sisdiknas'"



(pal/pal)

Ilustrasi kepadatan penduduk. Foto: Unsplash.

Kepadatan penduduk merupakan perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah berdasarkan satuan tertentu. Kepadatan penduduk merupakan indikator awal untuk mendeteksi tingkat perkembangan wilayah. Kawasan dengan kepadatan tinggi umumnya adalah pusat pemukiman dan perekonomian.

Namun, kepadatan penduduk yang berlebihan tentu saja akan mengganggu kenyamanan bersama di lingkungan tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari kepadatan penduduk pun bermacam-macam. Mulai dari tingginya tingkat kompetisi dunia kerja, turunnya kualitas lingkungan, sampai terganggunya stabilitas keamanan.

Inilah penjelasan lengkap mengenai kepadatan penduduk yang terjadi di lingkungan sekitar kita.

Faktor Penyebab Kepadatan Penduduk

Suatu wilayah tumbuh lebih padat dibanding daerah lain karena didorong beberapa faktor. Berikut tiga faktor yang menyebabkan kepadatan penduduk.

Keadaan wilayah secara fisik menjadi salah satu penentu manusia untuk menetap. Indikator fisiografis di antaranya letak ketinggian, kesuburan tanah, iklim, ketersediaan air, dan kondisi sumber daya. Pemusatan penduduk tentu lebih banyak di dataran rendah dibandingkan dataran tinggi.

Selain itu, manusia juga sangat sulit bertahan di daerah yang jauh dari sumber air. Perkembangan pemukiman juga sangat cepat di daerah dengan elevasi datar, karena mobilitas penduduk relatif lebih cepat dibandingkan dengan daerah berbukit.

Wilayah dengan pertumbuhan ekonomi pesat seperti daerah industri akan menarik pendatang lebih banyak. Faktor-faktor seperti ketersediaan pekerjaan dan upah yang relatif tinggi juga berkontribusi dalam hal ini. Dampaknya, pemukiman menjadi semakin padat karena adanya arus urbansiasi.

Keadaan lingkungan sosial yang kondusif dan cenderung aman menjadi salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menetap di suatu wilayah. Selain itu, budaya perkotaan yang jauh lebih modern dari pedesaan membuat masyarakat memilih untuk tinggal dan menetap di perkotaan.

Ilustrasi kepadatan penduduk. Foto: Unsplash.

Jenis-Jenis Kepadatan Penduduk

1. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian

Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu kepadatan penduduk agraris dan fisiologis. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.

Istilah lain untuk kepadatan penduduk agraris adalah kepadatan penduduk netto. Sementara kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan jumlah penduduk total, baik yang berprofesi sebagai petani maupun yang bukan petani, dengan luas lahan pertanian.

2. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)

Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah per kilometer persegi. Kepadatan penduduk aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total (tanpa memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah, baik wilayah lahan pertanian maupun tidak.

3. Kepadatan Penduduk Ekonomi

Kepadatan penduduk ekonomi adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah tetapi menurut kapasitas produksinya. Kepadatan penduduk ekonomi juga memperhitungkan sektor industri serta perdagangan yang berlangsung dalam daerah tersebut.

Cara Penanggulangan Kepadatan Penduduk

Melalui langkah-langkah penanggulangan berikut, diharapkan masalah kepadatan penduduk bisa teratasi.

  • Melaksanakan program transmigrasi penduduk.

  • Membuat peraturan pemerintah yang mengatur tentang imigrasi dan emigrasi.

  • Melengkapi sarana dan prasarana sampai ke pelosok desa.

  • Melaksanakan program pemerataan pembangunan selain di Pulau Jawa.

  • Penyebaran pendirian pusat industri dan perdagangan ke berbagai daerah.