Di bisnis John, apa pun merek-nya, Rp 800.000 ongkosnya. Termasuk bila merek itu Kate Spade New York, LV, pun Hermes.
John menunjukkan ke saya tas wanita yang baru saja datang: Kate Spade. Yang tiga warna itu. Tas itu terkelupas. Harus diperbaiki. Istilah kerennya: harus di-make over. Agar jadi seperti baru kembali.
Itulah bisnis John: JohnAnglo Leather. Yang Kamis dua pekan lalu ikut festival UMKM #KemenkeuSatu di Surabaya.
Saya berkunjung ke semua gerai UMKM di festival itu. Termasuk ke JohnAnglo Leather. Bertemu bos besarnya: John. Tinggi. Gempal. Ganteng. Muda. Cocok bila ia punya nama John. Tapi itu nama bisnisnya.
"Nama asli saya Agus Nanang Ichtiar," ujar John.
"Saya Arek Suroboyo," tambahnya.
Saya tidak peduli dengan nama aslinya itu. Saya tetap memanggilnya John. Itulah nama resmi artisnya.
John memang punya pengalaman panjang di urusan kulit. John pernah 11 tahun bekerja di pabrik kulit ECCO milik perusahaan asing Swedia. Yang juga punya pabrik segala macam perlengkapan wanita berbasis kulit. John tahu cara memasak kulit. Tahu cara memilih kulit. Tahu bagaimana harus memperlakukan kulit.
Masalahnya: John tidak ingin terus menjadi karyawan. Ia ingin berwiraswasta. Ia pun berani memproduksi tas dan sepatu kulit. Dengan kualitas tidak kalah dengan merek yang mahal-mahal itu. Ia membuka industri rumahan.
Tentu tidak mudah jadi wiraswasta. Tapi setelah menekuni jalan sulit itu John menemukan celah yang dulunya tidak terlihat: make over.
Pengusaha kadang baru menemukan celah ketika sudah menerjuni bisnis awal. Yang diinginkan: memproduksi tas. Yang ditemukan: make over. Itu jalan tak terduga di tengah perjalanan bisnisnya.
Ternyata begitu banyak wanita yang sayang tas mahalnya. Tapi tas itu kadang mengalami kecelakaan. Maka John yang bisa menyelamatkannya.
John pun masuk ke celah yang tersembunyi itu: make over.
Pengalamannya yang panjang di ECCO membuat John tidak canggung membongkar tas mahal-mahal. Untuk diperbaiki.
"Dalam melakukan make over kulit tas yang sudah terluka kita ganti. Persis sama," katanya. Kalau yang luka bagian depannya, yang belakang pun sekalian kita ganti. Agar kedua sisinya sama. Itu sebernarnya sama saja dengan membuat tas baru. Betul begitu?
"Iya dan tidak," katanya. Ada unsur ''tidak'' - nya.
Bagian dalam tas mahal itu tidak diganti. Tidak dibuang. Dipakai lagi sepenuhnya. Yang bentuknya seperti kain sutera lembut itu. Bagian dalam tas bisa dikembalikan seperti semula. Itu yang membuat tidak terasa kalau tas tersebut sudah di-make over.
Apalagi logo mereknya juga dikembalikan di posisi aslinya. Pegangan tasnya memang diganti, tapi logam gantungan yang asli dipakai kembali. Di logam itu biasanya ada logo merek aslinya. Orang pun tidak tahu kalau pegangan tas itu sudah dibuat baru.
John tentu juga bikin tas baru. Dengan merek JohnAnglo. Tidak hanya dari kulit sapi. Ia juga membuat tas yang bahannya dari kulit buaya. Croco. Juga yang dari kulit ular.
Kalau saja tas-tas merek John Anglo itu tidak dipajang di kios UMKM bisa jadi dikira bikinan Florida atau Milano.
John memilih kata ''Anglo'' memang dimaksudkan agar ejaannya mirip-mirip kata dalam bahasa Italia.
Sekarang, tentang Paulus. Make over juga dilakukan Paulus. Di bidang lain.
Dulunya Paulus juga bekerja di restoran terkemuka: Ultimo. Di kawasan wisata utama Bali. Itu restoran bintang lima. Masakan Eropa-Amerika. Saya belum pernah ke sana: takut pada harganya. Satu pizza saja Rp 750.000. Kalau makan dengan steak-nya bisa habis Rp 3 juta.
Waktu terjadi Covid, resto itu tutup. Demikian juga resto bintang lima lainnya di seluruh pulau Dewata. Bali seperti mati.
Pemilik resto itu pulang ke negaranya. Paulus juga harus pulang: ke Surabaya. Tanpa pekerjaan. Tanpa penghasilan. Yang ia miliki adalah keahlian.
Ahli masak.
Ahli membuat steak.
Ahli memilih daging.
Ahli membuat pizza.
Ahli memilih keju berkualitas.
Pulang ke Surabaya, Paulus pun survei. Ia pun tahu bahan baku untuk resto Ultimo bisa didapat di Surabaya. Ada importer daging dan keju jenis yang ia perlukan.
Maka Paulus memutuskan: bikin restoran bintang lima di kaki lima di daerah elite Surabaya: CitraLand.
Ia beli peralatan dapur yang memenuhi syarat untuk membuat steak dan pizza kelas bintang lima. Tidak perlu baru. Agar terjangkau.
Ia pun beli bahan-bahan bangunan bekas. Ia atur dengan selera seni bahan bekas. Ini kaki lima tapi ada sekat dan sedikit atap. Ada meja dan kursi bekas. Dipoles dengan rasa seni.
Saya diajak mantan (?) Presiden Persebaya, yang saya belum lupa namanya, makan di situ.
Benar-benar makanan bintang lima. Rasa dan tekstur steaknya serasa makan steak di Texas. Tapi ini kaki lima. Dan pizza kejunya: seperti lagi makan di Milan. Dengan harga kaki lima.
"Di resto tempat saya kerja dulu, pizza ini dijual Rp 750.000," ujar Paulus. "Di sini hanya Rp 45.000," tambahnya. Bahannya sama. Rasanya sama.
Karir Paulus dimulai dari DJ. "Untuk bisa memimpin restoran dengan baik harus berawal dari DJ," katanya. Saya terbengong mendengar itu. Apa hubungan restoran dengan pengatur lagu di diskotek? Ternyata DJ yang ia maksud adalah pekerjaan cuci piring. "Kami, di dunia resto, menyebut pencuci piring itu DJ. Gerakannya kan sama," guraunya.
Dari DJ, Paulus magang di dapur. Lalu belajar masak. Naik jadi chef. Terakhir jadi general manager dengan gaji di atas Rp 100 juta/bulan.
Gara-gara covid kini Paulus jadi bos. Di kaki lima miliknya: Steak BRO!. Covid telah membuat orang berkantong kaki lima bisa makan steak bintang lima. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 9 Oktober 2022: Loket Kanjuruhan
Basuki Rahmad Yani
Masalah mundur harusnya belajar sama Pak Anang ketua DPRD Lumajang yg gak hafal Pancasila, gak punya malu,
Kelender Indonesia Lengkap
Jika musibah terjadi, ada dua hal yang sering dilakukan orang, mencari kambing hitam dan cuci tangan. Tetapi Anda Sudah Tahu, Abah lebih memilih untuk merajut harapan dan move on ke masa depan. Bravo Disway...
DeniK
Club Persib sudah melakukan nya. 1KTP 1 Tiket hanya online.Dan apa yang terjadi management di demo terus menerus oleh komunitas supporter
Chei Samen
Selamat Pagi Bang Agus, makasih masukan anda. Stasiun KA, mengingatkan saya. Bahawa pernah menaiki kereta. Baru saya tahu kereta itu kereta api. Hahaha. Salam sehat hari ini.
Chei Samen
Suatu ketika saya berpengalaman menaiki kereta dari stasiun Surabaya ke Jakarta. Sore. Terus, di Blora saya lihat Stasiun Cepu. Ndhak tau saya, saya turun. Tahulah sudah bahawa Cepu itu Paka (di bagian timur Malaya). Saya main-main ke tetangga (Bojonegara), lalu ketemu Begawan Solo, berperahu pula sekitar 2 jaman di BS. Jelas Pak Gesang bilang ada kehidupan di sepanjang BS. Tidak kesampaian saya ke Jakarta!!
AnalisAsalAsalan
ACAB bukanlah gebyah Uyah, tetapi majas Totem pro parte (menyebut keseluruhan tetapi yang dimaksud sebagian). Contoh lain: Rakyat Indonesia gila bola. Padahal hanya sebagian. Buktinya? Saya bukan pecinta bola, tetapi pecinta wanita -- istri maksudnya. Hahahahaha.
Mirza Mirwan
"All Cops Are Bastard." Meminjam "unen-unen" dalam Bahasa Jawa, anggapan seperti itu disebut "nggebyah uyah padha asine", menyamaratakan. Gegara beberapa oknum polisi "bastard" lantas dianggap semua polisi "bastard" juga. Padahal seberapapun polisi yang brengsek dan "bastard", masih lebih banyak polisi yang baik. Setidaknya, begitulah yang saya lihat di kota saya. Tetapi, apa boleh buat, dalam hal brengseknya oknum polisi itu seringkali malah mendatangkan malapetaka bagi siapa yang melaporkannya. Dianggap mencemarkan nama baik si oknum. Lantas muncul kesan di masyarakat bahwa atasannya permisif terhadap kebrengsekan si oknum. Berikutnya, masyarakat menganggap polisi sebagai "common enemy", musuh bersama. Suka tak suka, malu tak malu, para petinggi Polri harus ikhlas menerima hujatan itu, seraya berusaha menegakkan disiplin anggotanya. Kasus Duren Tiga barangkali sebuah contoh. Dan Polri sudah memecat puluhan perwira, dari perwira menengah hingga perwira tinggi. Tetapi itu masih belum cukup. Di lingkup Polres/ta/tabes, masih banyak oknum bintara yang "bastard". Menegakkan benang basah? Barangkali, iya. Tetapi benang basah masih bisa ditegakkan dengan memegangnya dari atas. Untuk jabatan Kapolsek, Kapolres, Kapolda, juga Kasat dan Kadiv harus dipegang anggota Polri yang punya kredibilitas. Mereka itu yang akan menegakkan disiplin anak buahnya.
EVMF
* baik sekali 'nak tiap hari antar-jemput anak bapak kuliah. # 'kan ACAB. * apaan tuh ACAB? # Aku Cinta Anak Bapak.
Chei Samen
Selamat Pagi Semua! Ada pepatah Melayu, "Jika keruh di hulu, takkan jernih di kuala". Amat dalam maksudnya. Dipersempitkan kata, mendidik anak-cucu, bermula dari ayah (orang tua). Ortu mahu anaknyi baik (mungkin alim). Namun cara olah, cara didik kepada anak tidak membanggakan (dari pelbagai sisi). Akan gitu-gitulah anak itu.. Abah sudah tahu.
Budi Utomo
Satu-satunya lagu Bob Marley yang saya suka adalah No Woman No Cry. Bercerita mengenai perjuangan wong cilik melawan pejabat korup. No Woman Don’t Cry maksudnya. Shed your tears. Seka air matamu. Itu sepenggal kalimatnya. Tapi saya lebih suka versi disco yang dinyanyikan grup band kulit hitam Boney M tahun 1979. 5 tahun setelah versi reggae original Bob Marley 1974 itu.
Leong putu
Awalnya mungkin cinta, namun karena sering dikecewakan dan disakiti, pada akhirnya jadi benci. Pada saat sudah benci namun tetap disakiti, akhirnya munculah A.C.A.B ini... Baca atrikel pagi ini, saya teringat masa lalu, saat masih Jomblo. Lebih tepatnya Jomblo tersakiti. Lebih spesifik lagi : Jomblo yang sering tersakiti karena ditinggal pacar yg lari dengan pemuda ganteng lainnya, namun kaya (punya kendaraan bermotor/mobil) Hu hu hu...hu.. Pada masa itu kami AJD ( Aliansi Jomblo Desa ) punya theme song favorit, yang kami nyanyikan bersama. Biasanya saat duduk dipinggir pantai, beralaskan tikar dekat api unggun. Nyanyinya penuh emosi. Nyanyinya keras - keras. Theme songnya : No Woman, No Cry. Tidak ada wanita, tidak ada tangisan. Puas rasanya. Ha ha.ha... .. .. Namun belakangan, saat mengerti arti sesungguhnya dari No Woman No Cry, saya jadi geli geli sendiri. .. Tapi gak pa pa lah...namanya juga masa lalu. Semoga A.C.A.B di Negri tercinta ini belum pada tingkat kronis. Semoga bisa sembuh. ***Sudah bukan anggota AJD sejak 2004.
Budi Utomo
死猪不怕开水烫. Dead Pig (死猪) Not Afraid (不怕) Boiling Water (开水烫).
Budi Utomo
Kaum rebahan alias Lying Flat alias Tang Ping 躺平 (baca: Thang Phing) kini sudah diganti di Tiongkok menjadi Bai Lan 摆烂 alias Let (it) Rot alias Biarkan Membusuk. Saya paling ngakak membaca quote kaum Bai Lan di Tiongkok: Babi Mati Tak Takut Air Mendidih. Wkwkwk.
Johan
Jauh kebelakang puluhan tahun yang lalu, saya sudah dengar ungkapan ini di Pontianak. Diucapkan dalam dialek Hakka. Sie Chu Eng Bui Gun Shui (死猪不畏滚水) Koh Liam Then pasti paham, wkwkwk.
Budi Utomo
Bai Lan di Tiongkok ini mirip dengan fenomena slackers di USA 1990 an. Ketatnya kompetisi mendapatkan pekerjaan dan ketidakpastian ekonomi masa depan melahirkan generasi Bai Lan / Slacker. Mereka boro-boro mikir kawin atau punya anak. Lha untuk diri sendiri saja sudah pusing tujuh keliling. Ini jelas masalah sosial besar bagi pemerintah Tiongkok karena populasi penduduk makin menyusut dengan tingkat yang jauh lebih drastis. Kasus ini juga melanda Jepang, Korsel, Taiwan. Jumlah anak yang dilahirkan per wanita makin merosot. Malas kawin. Kalau Indonesia? Tenang aja. Walau mungkin sulit cari kerja tetap tapi kawin dan punya anak jalan terus. Ada yang bilang orang Indonesia tak pernah putus asa soal masa depan yang lebih baik dari saat ini. Wkwkwk
Ghost It Is
Rasanya polisi desa tidak se-mengerikan polisi di malang. Terutama penangan orkes. Jika ada keributan. 2 polisi turun ke lokasi keributan. 1 orang di amankan, dua tangan di hentikan. Tidak ada pemukulan sama sekali. Sayapun pernah terjebak dalam suasana mencekam. Singkatnya keributan di orkes itu berlanjut. Desa di serang. Ada beberapa orang datang dengan senapan angin, dan samurai setelah kejadian. Akhirnya, saya profokasi seluruh orang kampung untuk bertahan dengan senjata tajam. Tidak ada cara lain. Saya lihat 40% dari mereka ketakutan. Kepolisian pun mendukung. Pokoknya jangan serang dulu. Bertahan saja. Total ada ribuan senjata tajam dari jam 4 sore sampai jam 2 malam. Ini belum termasuk bahan bakar yang di siapkan. Sekitar jam 3 malam, selesai bisa di damai. Tidak ada korban jiwa, atau luka parah.
Fauzan Samsuri
Perombakan atau perubahan bisa dilakukan karena terpaksa/dipaksa, bisa juga dilakukan dengan disengaja. Sayang, kerap kali memilih melakukan perubahan karena pilihan pertama, menunggu tragedi/kejadian luar biasa, dalam berbangsa kita bisa mengambil contoh Tragedi G30 S, Tragedi Semanggi untuk mengawali Reformasi dan di sepak bola Tragedi Kanjuruhan. Meski menyakitkan harusnya kita memilih yang kedua; disengaja, sehingga ibarat menyembuhkan penyakit kita bisa memilih dokternya dan merencanakan pengobatnya. Semoga kedepan kita bisa berubah tanpa terpaksa dan tidak menunggu Tuhan untuk mengingatkannya.
Mirza Mirwan
....membina pemulung dan mantan napiter? Kalau polisi yang sudah purna tugas, ada Pak Suladi di Malang. Bertugas di kantor Samsat jelas lahan basah bagi oknum polisi brengsek. Tetapi tidak bagi Pak Suladi. Untuk mencari tambahan penghasilan, ia memilih menjadi pemulung, meningkat jadi pengepul. Agak jauh ke belakang ada Pak Ase Kusmana di Cipanas. Selama 29 mengabdi di Kepolisian ia meninggalkan kesan mendalam, terutama anak-anak sekolah. Maka ketika ia purna tugas di tahun 2017, anak-anak sekolah yang dulu dibantu menyeberang, dan sudah punya pekerjaan tetap, menggalang dana untuk memberi hadiah lebaran. Terkumpul Rp14,1juta. Dan ia juga mendapatkan hadiah Umrah dari Biro Perjalanan Haji dan Umrah. Sebenarnya banyak anggota polisi yang baik, jujur, berintegritas dan punya kredibilitas. Mestinya bisa menjadi suar pemandu polisi lain bagaimana seharusnya menjadi polisi. Sayangnya, apa boleh buat, gegara nila setitik rusak susu sebelanga.
Farwadi Barma
Di negeri yang katanya asal kadrun, warga di sana, keluarga korban berhak menuntut denda kehilangan nyawa mulai dari 1,5 Milyar. Itu harus dibayar oleh pihak yang lalai atau tidak ada maksud menghilangkan nyawa korban. Kalau di negeri ini keluarga korban mengalami kerugian ganda; kehilangan anggota keluarga karena kelalaian orang lain, dan kehilangan keadilan.
Ghost It Is
Have money have bikini. No money no bikini. Hmmm kapitalisme
Liam Then
Banyak hormat yang hilang di Indonesia. Rasa hormat ,menghargai sesama. Hanya menjadi buih di sudut bibir. Cuma ada satu rasa hormat yang semakin mengental, hormat kepada benda yang namanya uang. Gak percaya, cobalah rasakan waktu tanggal muda. Betapa istri sangat hormat kepada anda, pisang goreng dan kopi kental panas sudah di meja, sewaktu anda bangun pagi. Siap panas bahkan sebelum gosok gigi, karena sudah diperhitungkan istri. Selepas anda gosok gigi, pisang goreng dan kopi akan menjadi hangat, sehangat senyuman istri, di tanggal 1. Money......hormaaattt grakkkkk
Er Gham
Baret polisi dan polisi militer miringnya ke kiri bawah. Maksudnya sebagai petugas yang bertugas pelindung keamanan dan penegakan hukum. Sedangkan baret tentara miringnya ke kanan bawah. Yaitu personil untuk berperang dalam medan pertempuran.
Liam Then
Kemarin ada di singgung sikap ksatria. Di dunia ini yang paling mengesankan saya adalah sifat ksatria yang ada di masyarakat Jepang. Mulai dari politisi, yakuza, bahkan sampai komik manga mereka, sikap ksatria menguar keluar begitu terasa. Dari kamikaze,harakiri, sampai masyarakat yang bersikap ksatria kepada aturan, tahu dan taat, paham dan tahu konsekwensi dari aturan. Hasilnya, lingkungan yang aman, mendukung dan produktif. Yang paling mengesankan saya, baru-baru lalu. Gempa yang merusak reaktor Fukushima. Baca Fukushima 50, yang bahkan ada anggota Yakuza di dalamnya. Jika sikap ksatria kita pupuk dalam keseharian. Tak mampu bilang tak mampu, tak bisa bilang tak bisa. Tak tahu bilang tak tahu. Saya yakin gak lama, lingkungan kita akan menajdi teratur, lancar, padu dan elegan, seperti Jepang.
Sumber:
- Tag:
- # #kemenkeusatu
- # steak bro!
- # johnanglo leather
- Share:
Komentar: 120
Silahkan login untuk berkomentar
- 2 bulan
Ghost It Is
Karir harus mulai dari bawah. Dari ngentit uang bos sampai ngentit uang negara. Saya daftar jadi dirut atau komut kalau begitu. Lebih aman jadi komut si, dirut yang tak jadikan tameng wkwk
Reply
- 2 bulan
Ghost It Is
Dari 750 ribu ke 45 ribu. Sangat cerdas. Berapa persen penghematan yang di lakukan. Tinggal tambahkan menu. Paket jomblo. Plus2.
Reply
- 2 bulan
Mr P
Bersyukur buat hari ini, semoga esok lebih baik...... ... ...
Reply
- 2 bulan
Ghost It Is
Dahlan Iskan kabur langsung membahas UMKM. Maklum punya karyawan. Tapi ada kode, buaya di kuliti, ular di kuliti. Daging buaya dan daging ularnya di apakan.
Reply
- 2 bulan
ra tepak pol
urutan 112 dari seluruh komen termasuk reply
Reply
- 2 bulan
Mirza Mirwan
Dari beberapa media barat yang saya akses tiap hari, saya selalu tertarik membaca berita tentang Ukrsina-Rusia. Hingga beberapa hari yang lalu saya sudah senang, kayaknya perang Ukraina-Rusia segera berakhir. Sebab, Ukraina sudah berhasil merebut beberapa kota yang semula dikuasai Rusia. Sementara di Rusia, Putin juga menghadapi tekanan publik agar segera menarik pasukannya dari Ukraina -- padahal Putin malah memberlakukan wajib militer. Ealah, ternyata dugaan saya salah. Gegara jembatan Krimea dihancurkan Ukraina, Putin langsung "tiwikrama", marah bukan kepalang -- dalam dunia wayang biasanya berubah menjadi raksasa. Wajar, memang, kalau Putin marah besar. Jembatan Krimea -- The Crimean Bridge atau Kerch Bridge -- yang berupa sepasang jembatan (satu untuk jalan dengan empat jalur, satunya lagi untuk rel kereta api dua trek) yang membentang 19 km di atas selat Kerch baru digunakan sejak 2018 (untuk jalan) dan 2019 (untuk kereta). Biaya pembangunannya juga ngudubilah, "ora mekakat", US$3,7 miliar (setara Rp56,6triliun). Buntutnys, dini hari tadi lusinan misil diluncurkan ke berbagai kota, termasuk ibukota Kyiv dan Lviv yang dua bulan terakhir relatif aman. Di Kyiv saja tercatat 12 orang tewas. Ironisnya, peristiwa itu terjadi hanya dua hari setelah sebuah NGO di Rusia dan sebuah NGO di Ukraina diumumkan sebagai penerima hadiah Nobel Perdamaian bersama Ales Bialiatski, aktivis HAM dari Belarusia yang saat ini masih mendekam di penjara.
Reply
- 2 bulan
Muin TV
Harga 1 kg daging sapi sekitar 120.000/kg. Kalo seperempat kilo, 30 ribuan. Mungkin 1 porsi steak isinya 1-2 ons daging. Bisalah... masih ada untung..
Reply
- 2 bulan
EVMF
Baru sempat melanjutkan tulisan tadi pagi. Bagaimanapun juga pengalaman hidup tidak akan pernah membohongi kita, walaupun hanya 2 bulanan hidup di negara yg kebetulan sangat familiar dgn steak, pizza, dan yg sejenisnya ; apa yg ditulis CHD hari ini sangat sulit untuk dicerna oleh logika normal : ("Di resto tempat saya kerja dulu, pizza ini dijual Rp 750.000," ujar Paulus. "Di sini hanya Rp 45.000," tambahnya. Bahannya sama. Rasanya sama.) Sudah pasti saya selalu sangat menghargai upaya "out of the box" dari orang-orang yg memulai usahanya ; mempromosikan usahanya tentu suatu keharusan, suatu keharusan juga bahwa promosi tidak mesti bombastis yg mengesampingkan alur logika. Melanjutkan mengenai "standar kualitas yg sama untuk bahan baku makanan" pada tulisan tadi pagi, maka persaingin bisnis yg sehat akan terbentuk dgn sendirinya. Konsumen mendapatkan hak yg semestinya ketika mau makan steak misalnya, di-manapun kita mau makan kualitas bahan baku-nya standar. Dan pengusaha yg menjual steak dgn harga yg jauh lebih mahal akan ter-eliminasi dgn sendirinya. Tentu saja harga steak akan bervariatif tergantung ukuran porsinya, juga kenyamanan tempat makannya, dlsb ; tetapi harganya akan berada di price-range yg reasonable.
Reply- 2 bulan
EVMF
@ Fa Za, kalau seperti itu kasusnya, maka tulisan "Bahannya sama. Rasanya sama." tidak lengkap dan bisa menimbulkan banyak pertanyaan. Terimakasih.
Reply
- 2 bulan
EVMF
Terimakasih AAA, senang bisa berdiskusi dgn Anda, tentu saja saya menghargai pemikiran anda.
Reply
- 2 bulan
Fa Za
"Di resto tempat saya kerja dulu, pizza ini dijual Rp 750.000," saya yakin rasa pizzanya sama, tp mungkin porsinya berbeda
Reply
- 2 bulan
AnalisAsalAsalan
Ada harga - ada kualitas. Saya setuju. Namun, sampean lupa bahwa kualitas itu bukan hanya bahan dan rasa. Padahal, yang dijamin hanya bahan dan rasa. Saya juga menulis di no 7, bisa jadi ini strategi marketing awal (promosi), mencari kepercayaan pelanggan. Nanti, baru bisa dinaikkan pelan-pelan. Kesimpulan akhir, terserah sampean mau percaya atau tidak. Senang berdiskusi dengan sampean.
Reply
- 2 bulan
EVMF
@AAA "Di resto tempat saya kerja dulu, pizza ini dijual Rp 750.000," ujar Paulus. "Di sini hanya Rp 45.000," tambahnya. Bahannya sama. Rasanya sama. disway.id ada harga - ada kualitas. logika saya mengatakan : sebaiknya jangan menuliskan "bagian akhir" dari kutipan di atas.
Reply
- 2 bulan
AnalisAsalAsalan
Coba sampean perhatikan: 1. Di kawasan wisata utama Bali. Mahal bingits tentunya. 2. Restoran bintang lima. Berapa biaya untuk mengurus dan menjaganya? 3. Bahan baku bisa didapat di Surabaya. 4. Peralatan dapur tidak baru. Di bintang lima ya mengkilat, juga piring untuk penyajian dll. 5. Bahan-bahan bangunan bekas. Mana ada di bintang lima beginian? 6. Gaji di atas 100 juta/bulan. Belum karyawan-karyawan lain. 7. Sayang, Abah tidak bertanya gajinya dan gaji karyawannya per bulan saat ini. Namun, di berita lain ada info keuntungan memang ga banyak. Bisa jadi untuk promosi atau target laku banyak.
Reply
- 2 bulan
EVMF
@AAA tetapi tidak akan berlipat sampai 16-17 kali (750rb berbanding 45rb).
Reply
- 2 bulan
AnalisAsalAsalan
Bicara logika. Hemmm. Logika mengatakan, "Air mineral dijual di pinggir jalan Rp3.000,00. Adapun di restoran Rp 6.000,00, sedangkan di hotel Rp10.000,00." Service, suasana, image, brand, sewa tempat dll memengaruhi harga jual. Barang sama harga bisa berbeda.
Reply
- 2 bulan
Liam Then
Adem dan enak baca kisah sukses UMKM. Jadi teringat waktu nyales di Blok A tanah abang dulu. Bos ini ngomong ke kami para sales,yang mengeluh omset sepi. "Kalian yang muda-muda ini harus semangat, dulu saya umur 15 ,jejak kaki di Jakarta, uang di kantong cuma seribu rupiah." "Bos umur berapa sekarang"? "32" Cerita si Bos menjadi legend diantara kami kaum sales. 2 kios sempit, hook dempet di lantai 3 blok A Tanah abang, seharga minimal 6m, waktu itu memberi bukti , apa yang di capai dengan modal semangat. Bayangkan, hanya bawa seribu. Jejak kaki di Jakarta. Semangat kami para sales bukan lagi membara-bara, tapi melepuh-lepuh sudah. Sebagaimana cerita sukses, selalu ada plot twist yang tak terduga. Yang lupa tertinggal sangkut di cerita. Tapi ini klaimnya kaum yang tak terima, ia kalah oleh orang yang jejak kaki di Jakarta hanya bawa duit 1000. " Kau lupa istrinya siapa, dia kerja ,kemudian kawin dengan anak bosnya !!!" "Dari sperma menjadi ganteng, juga perlu usaha"!!! "Njir usaha seperti apa itu, itu takdir" "Ah ,tak percaya pula kau ini.Aku modali kau ke Korea, mukamu aku permak ,biar mirip Hyo Seung Jun apa itu, lupa aku namanya, biar kau ganteng. Model semangat kau sekarang. Biar ganteng juga tak bisa seperti bos kau tadi,mokondo juga perlu semangat" "Ah,tak usah sok kau modali aku, kau di cari ibu kosan itu" ............
Reply- 2 bulan
Liam Then
Kisah nyata modal semangat itu benar adanya. Di Jakarta yang menjadi pusat penampungan orang perantauan Kalbar. Banyak kisah sukses UMKM from zero to hero diantara kami. Untuk bahan bakar semangat di hati. Yang gagal-gagal tak usah di pikirkan. Di doakan saja. Karena mau berhasil, harus fokus tujuan. Tapi ingat-ingat, sukses ada levelnya, small achievement, big achievement. Yang small bisa untuk siapa saja. Yang Big hanya untuk golongan 98% skill di urat syaraf otak, 1% luck, 1% fate.
Reply
- 2 bulan
AnalisAsalAsalan
Steak, makanan apa itu? Awal mencoba steak -- yang murah meriah, saya kena culture shock. "Ga ada nasi?" tanya saya. "Ga ada, Mas," jawabnya. "Tolong dong sampean belikan nasi bungkus di warung, ini uangnya." "Baik, Mas." Kalau ga makan nasi, rasanya belum makan. Hahahahaha.
Reply
- 2 bulan
Chei Samen
Latest, untuk mkluman Abah dan sobat parlimen +6 udah bubar. Pemilu datang lagi.. PRU-15
Reply- 2 bulan
Chei Samen
Pak Mirza, pertama berbanyak terima kasih atas doa anda. Kedua: Pemerhatian anda benar. November dan Disembar di negeri belahan Pantai Timur (Kelantan-Trengganu- Pahang -Johoer) sering banjir badang. Dibilang Musim Tengkujuh. Pemerintah telah diberi masukan/input. Namun, yaa.. tekanan dan sebagainya memungkinkan segalanya. Ya.. hadapi aja! Ketiga: Sepakbola. Seperti yang kita-kita nyatakan/ tuliskan. Hari ini Malaysia menang. Esok lusa Indonesia menang. Bak kata orang lama, "menang tak dapat semuanya, kalah tak hilang segalanya". Persahabatan dan persaudaraan jangan putus kerana olahraga! MERDEKA!!
Reply
- 2 bulan
Mirza Mirwan
Selamat sore Pakcik Chei. Semoga sentiasa sihat sejahtera bersama keluarga. Saya tadi juga baca di portal New Straits Times bahwa Ismail Sabri Yakoob membubarkan parlemen. Langkah PM itu adalah sesuatu yang apa boleh buat. PM bukan hanya menghadapi tekanan dari luar (oposisi), tetapi juga dari internal koalisi yang sedang memerintah. Mereka menginginkan pilihan raya -- mestinya baru September 2023 -- dipercepat, untuk membentuk pemerintahan dengan dukungan yang kuat. Masalahnya, begitu parlemen bubar, dalam jangka 60 hari harus sudah digelar pilihan raya. Itu artinya saat musim hujan. Padahal tidak sedang musim hujan saja beberapa bulan yang lalu banjir sudah melanda beberapa daerah. Apalagi nanti bila tiba musim hujan. Kalau itu terjadi, partisipasi pemilih pasti turun drastis. Artinya pemerintahan yang terbentuk juga kurang dukungan. Ibarat maju kena mundur kena. Sepengamatan saya dari jauh, demokrasi di negara Pakcik memang rawan gejolak. Sejak pilihan raya 2018 sampai sekarang sudah tiga kali ganti pemerintahan. Dan semuanya tidak punya dukungan yang kuat. Tetapi itu semua urusan para politisi, Pakcik. Yang jelas, saya perlu menyampaikan tahniah karena Timnas MalaysiaU-17 lolos ke putaran final piala AFC 2023. Walaupun saya pendukung Timnas Indonesia U-17, saya bersikap obyektif saja. Timnas Malaysia U-17 memang layak menang.
Reply
- 2 bulan
Namu Fayad
Yang tidak mudah adalah cara menduplikat John dan Paulus.
Reply
- 2 bulan
Mirza Mirwan
Stik (steak) adalah makanan yang nyusahin, menurut saya. Dulu, dekade 1980-an, saya selalu ditertawakan teman-teman saya kalau makan stik. Sementara mereka nyaman saja menyuap irisan daging dengan garpu di tangan kiri, saya harus memindahkan garpu ke tangan kanan dulu. "Why do you bother so much to stab meat with your right hand?" tanya teman saya. "Since I was little, my mom taught me that I should eat with my right hand," jawab saya. "I know...I know, you are muslim." Saya pernah mencoba mengiris daging dengan pisau di tangan kiri. Ternyata susah. Dan memegang pisau di tangan kiri itu juga menyalahi etika, lho. Kalau ingat masa-masa itu saya suka tersenyum sendiri. Dan rindu pada mereka. Kami berbeda etnis dan iman, tetapi bisa menjadi teman yang baik. Dan mereka selalu mengalah pada saya, menghindari minuman keras dan makanan yang mengandung unsur babi.
Reply- 2 bulan
Chei Samen
Di sini di bilang seven siries Bang Agus. Kayak bmw!! Ya udah, bikin aja klub kepala 7. Saya pendokong, @BA capres. Abah pasti jeles! klubkepalatujuh.com
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
Giginya sudah lama BERTUGAS-nya. Dah waktunya MPP..
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
@pak Johan.. Cocok untuk anak muda. Tapi buat Yangkung kepala 7, perlu ALAT BANTU. He he..
Reply
- 2 bulan
Johan
Pak Agus, kalau saya langsung potong pakai gigi. Tangan kosong anti ribet. wkwkwk
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
CARA MAKAN STEIK.. Kalau saya, sebelum mulai makan, saya POTONG-POTONG dulu, sampai dapat sekitar 10 potongan pakai tangan kanan. Habis itu pisau pindah ke tangan kiri, garpu di kanan. Barulah, mulai makan pakai tangan kanan.. @jadi ingat almarhumah IBU..
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
JADI PRESIDEN PASTI ENAK.. Enak fasilitasnya. Enak kehormatannya. Meski pasti berat TANGGUNG JAWABNYA. Tapi jadi BAPAKNYA PRESIDEN..? "Kayaknya sih UENAK juga.." @meski sesekali ikutan KEPIKIRAN.. Presiden di negeri BONEK..
Reply- 2 bulan
Chei Samen
Bang Agus..., kasihanilah "orang tua" tuh. Di sana tetrbatuk-batuk beliau baca tuh. Diceritakan oleh penglipurlara, orang tua kalau merajuk, payah/ susah nak pujuk!
Reply
- 2 bulan
yea aina
Beda Bang Jhon dan Bro Paulus: JhonAnglo membidik ibu-ibu bertas bintang lima, tapi isi tasnya cuma kaki lima. Permak tas mahal-bintang lima pakai ongkos kaki lima saja. BroPaulus menyasar orang-orang berkantong kaki lima tapi kepo rasa steak-pizza bintang lima. Kesenjangan isi kantong kaki lima dan bintang lima, memang bisa diperkecil dengan "ide" bisnis Jhon dan Paulus. Mengawali dengan UMKM kaki lima menuju Multi bisnis bintang lima. Kemenkeu satu, berupaya mencetak WP kaki lima menjadi WP bintang lima. Keuangan negara "menunggu" setoran pajak anda semua hhhmmm.
Reply
- 2 bulan
Orang jauh
#75 Di resto harga 750rb, sekarang bisa dinikmati 45rb saja? ahhhh yg bener?
Reply
- 2 bulan
bitrik sulaiman
Kejelian melihat dan menangkap peluang, serta mengeksekusinya pada kesempatan pertama mengantar pada kesuksesan. Berani Deklarasi pertama dengan cepat dan tepat adalah hasil kejelian melihat momen. Momen tak datang berkali-kali. Apakah sukses? Lihat saja. Kalau Deklarasi pertama diragukan hasilnya apatah lagi yang teriak buncit sekali. Hihi. Ini ngomong aoa ya.
Reply- 2 bulan
sinung nugroho
Saya baru menyadari jika selama ini saya salah mengeja nama Bpk dengan Bintrik atau Brintik. Maaf
Reply
- 2 bulan
yea aina
Paling tidak, sukses menjelma dari identitas pPA menjadi pProA. Hhhh, ini juga ngomong apa yah?
Reply
- 2 bulan
Mirza Mirwan
"Covid-19 pandemic brings blessings", itulah ungkapan yang tepat untuk melukiskan nasib Paulus. Kalau saja bukan karena restorannya tutup gegara pandemi, boleh jadi sampai sekarang ia masih nyaman menjadi anak buah bos, karena gajinya cukup besar -- Rp100juta/bulan. Tetapi gegara pandemi ia menjelma menjadi bos. Bagi orang yang nyinyir pasti berkilah: Paulus punya modal, wajar saja bisa jadi bos. Si nyinyir lupa bahwa, ysng terutama, Paulus punya keahlian khusus: embuat stik kelas bintang lima Nah, keahlian khusus itulah yang mengantarkannya menjadi bos. Tetapi berkah dari pandemi covid-19 bukan hanya dirasakan oleh Paulus, meski dalam skala kecil Banyak mantan pekerja pabrik yang kena PHK gegara pandemi sukses membuka usaha ysng tak pernah terlintas di benaknya saat masih nyaman menjadi pekerja. Dan penghasilannya per bulan setara upah setahun saat bekerja di pabrik. Di youtube banyak bertebaran konten yang mengisahkan kesuksesan korban PHK itu. Kunci utama bukan pada modal, melainkan pada keahlian. Juga tekad yang kuat untuk mengubah nasib, tentu saja. Tuhan tak akan mengubah nasib kita kalau kita sendiri tidak berusaha untuk mengubahnya.
Reply- 2 bulan
bitrik sulaiman
Masya Allah. Tetap bersyukur.
Reply
- 2 bulan
Chei Samen
Ituun = Itupun
Reply
- 2 bulan
Liam Then
Jangan lupa perjuangan dan kesabaran Om Paulus, dari DJ naik sampai menjadi GM. Tentu tidak sebentar.
- 2 bulan
Chei Samen
Assalamualikum w.t.b. Selamat Sore Pak Mirza. Lain padang lain belalang. Saya, pengalaman peribadi saya. Bukan cerita bisnes. Kesan lokdon. Pemerintah +6 mendzolimi saya. Tiga tahunan, hampir empat tahun dikurung. Kalau dulu, suka mutar-mutar / jalan-jalan. Malah Lintas Timur itu saya nyetir sendiri Jambi-Palembang. Jugak seluruh Pulau Bangka dan Belitong. Jugak mutar mutar sendiri. Berkesempatan liat-liat desanya Ahok, juga muzium kata Bang Andrea Hirata.. Nih, udah 4 tahun duduk di rumah until now! Terbiasa. Akibat lokdon. Ituun masih ada teman juga anak-anak saya ajak main main ke Jawa dan Victoria. Saya bilang paspornyi udah bakar. Rupa rupanya enak sekali duduk di rumah. Hari hari motong rumput dan tanam singkong. Sambil curi-baca nukilan Abah dan juga cetusan rasa anda-anda semua. Kasus terpencil kesan "Lockdown", hanya kepada Chei Samen. Tabik Pak Guru dan sobat semua. Moga sehat-ceria.
Reply
- 2 bulan
Hendro Purba
Kalau tugas pemerintah "Memajukan Kesejahteraan Umum" Maka siapapun yang merasa mendapatkan Gaji Dari Negara harus mengambil peran sebagai Motivator, Provokator Mempengaruhi Siapapun Untuk Menjadi ORANG KAYA ..
Reply
- 2 bulan
Alon Masz Eh
"Steik itu enak mbah? " Ndak tahu cu, si mbah cuman makan daging pas kondangan, si mbah ambil yang besar2 biar kayak steik, tahunya yang mbah ambil lengkuas semua.... Hiks "Si mbah kasih amplop berapa waktu itu? " Amplopnya kosong le "Hahahah....Si mbah jan bonek tenan, pantesan dapet lengkuas"
Reply- 2 bulan
Liam Then
Hahaha ,saya juga pernah keambik lengkuas. Memang mirip daging
Reply
- 2 bulan
yea aina
Untuk bisa MEMIMPIN restoran dengan baik, harus mengawali dari pekerjaan terendah, DJ cuci piring sekalipun. Begitulah alur sukses memimpin, meniti karier dari paling bawah. Beda dengan karier memimpin karena warisan tongkat estafet dari orang tua. Gak tahu kapan cuci piringnya, tahu-tahu sudah "dicalonkan" jadi pemimpin restoran. Gak tahu kapan berkarier rendahannya, tahu-tahu sudah "maksa" dicalonkan jadi presiden kwkwkw. Kalaupun bisa jadi presiden beneran, semoga baik-baik saja restoran eh... negaranya. Kalau belum paham sisik-meliknya, jangan nekat ngomong besar seolah jadi pemimpin.
Reply
- 2 bulan
Alon Masz Eh
Dari tulisan ini, kita tahu bahwa proses itu penting. Tidak ada profesi seperti mi instant, langsung jadi Dari karyawan pabrik tas kulit, jadi bos reparasi tas kulit Dari tukang cuci piring, jadi chef, jadi GM, jadi bos kaki lima rasa resto Dari wartawan magang, jadi bos.... Bener mbah... Yu mi itu sudah berapa lama ikut kita mbah? 40 tahun, dari masih perawan Hah? Karirnya kok ga naik2 kayak yg diceritain abah toh mbah? Sebenarnya waktu masih perawan dulu, sempet terpikir untuk naikkan jabatannya dari asisten rumah tangga... Cuman mbah Putri ndak setuju... Naik jabatan jadi apa toh mbah? Jadi asistennya si mbah langsung uhuk2 Wooo... Ya ndak semua cerita sukses berkarir yang si abah ceritain bisa ditiru toh mbaaah....
Reply
- 2 bulan
Kang Sabarikhlas
CHD hari ini bagus memotivasi pengusaha muda untuk selalu mencari celah² yg terlewatkan. Beda yang saya alami,... "Cak, ngapain tenger² sampean?" istri saya bertanya..." anu Dik, lagi membayangkan celah² yang ada dipikiranku".... "Apa!..sudah tua masih mikir 'wedokan'.." istri saya marah,.. " ini celah² usaha pekerjaan, Dik!, bukan celahnya wong wedok"... saya jengkel...jadi ingat Abah makan steak, wuenake.. Saya langsung cabut dari komplek PAKUWON..eh anu PAbrik KUlit WONocolo, anu jelasnya..kampung Wonocolo Pabrik Kulit, di jalan saya tolahtoleh mungkin bisa ketemu mantan²an presiden persebaya biar diajak makan soto banjar, pun bingung saya nanti memanggil siapa namanya.. akhirnya saya langsung ke langganan soto babat depan pagar samsat ketintang, 15k uenak kenyang.. lupa steak, lupa istri jengkelin, lupakan Abah..eh..anu ndak lupa... duh, nikmatnya makan di emperan rasa restoran...
Reply
- 2 bulan
Macca Madinah
Untuk membuat suatu produk bertahan dan tumbuh makin besar adalah konsistensi terhadap mutu produk yg dimau (oleh empunya usaha). Sebagai penikmat produk/jasa, bukan pembuat, saya maunya mendapatkan mutu yg terus sama, sesuai harga (yg bisa naik). Sedih saja melihat, kalau nanti, Steak Bro, tiba2 menjadi waralaba dan muncul di mana2, tapi kasak-kusuk di belakang bilang "Wah, gak seenak dulu". Semoga jangan sampai begitu ya Bro Paulus, Bang John. Konon, di sanalah keahlian para pedagang keturunan Tionghoa di Indonesia. Misal mereka menjual buah, yg besar dipisah dg yg sedang/kecil, dan diberi harga yg beda. Wah ini hal yg lain lagi ya. Maaf jadi nglantur hehehe.
Reply
- 2 bulan
Impostor Among Us
Nawaitu jalan-jalan ke Surabaya. Masuk dalam list incaran: Steak House Bro! Citraland.
Reply
- 2 bulan
Jimmy Marta
Ada harga karena rasa. Itu seperti yg dibuat para chef hebat dg resep rahasianya. Atau juga resto padang yg legendaris. Mereka selalu menyesuai harga demi tetap menjaga rasa. Ada harga karena tempat. Ini umumnya adalah cafe resto di daerah wisata. Jualannya lebih karena lokasinya indah dan eksotis. Tempat orang melepaskan pandangan. Juga selfi2. Jangan tuntut rasa jangan protes harga.
Reply- 2 bulan
yea aina
Biasanya hanya dialami pengunjung bandara abidin @PakJM. Icip-icip langit padahal kantong masih kaki 5 kwkwkw
Reply
- 2 bulan
Jimmy Marta
Ada harga, tp gk ada chef hebat. Tidak juga lokasi wisata. Bandara. Itu karena tempat menuju langit. Rasa biasa harganya selangit..
Reply
- 2 bulan
Mr P
Bila Kerbau bisa dilatih membajak, jika Gajah bisa dilatih main sepak bola. Terlebih manusia yg telah sukses mengendalikan api. / Mr. P /
Reply
- 2 bulan
Bedy Da Cunha
Saya diajak mantan ( ? ) Presiden Persebaya,yg saya belum lupa namanya makan disitu. Abah..Namanya Azrul Ananda alias Mas Ulik. Sehat2 selalu ya Abah. Sehat2 selalu ya Mas Ulik.
Reply- 2 bulan
yea aina
Sebagai bapaknya presiden (mantan sekalipun) Persebaya. Enak yo Bah. Makan steik dibayari, tiket laga Persebaya pun spesial, tinggal berangkat ke stadion kwkwkw.
Reply
- 2 bulan
Saifudin Rohmaqèŕqqqààt
Orang itu kalau sudah pusing sepuluh keliling. Hatinya bersedih. Pikirannya buntu. Hutangnya banyak. Sudah nggak bisa mikir lagj. Dikasih masukan apa saja ternyata mudah menerima. Tidak mendebat apalagi mengajak bertengkar. Contoh rumahnya dilempar kotoran hewan. Apa solusinya? Marah atau ngamuk? Memukuli yang melempar? Tidak, itu bukan solusi. Karena otaknya sudah puyeng, mau saja ketika dikasih saran begini. Bilang aja, saya bahagia dilempar kotoran hewan, karena kotoran itu akan bisa saya jadikan pupuk. Jadi saya tak perlu beli pupuk. Setelah praktek 10 kali ternyata masalahnya hilang sendiri. Itulah teori yang membekas di pikiranku. Dan sudah banyak membantu orang yang bermasalah. Kena phk karena covid. Banyak yang tersungkur. Banyak yang bangkrut. Tapi banyak pula yang kemudian menjadi lebih sukses. Kotoran yg dilempar pun akan jadi pupuk... enak kan?
Reply
- 2 bulan
Jimmy Marta
Stik...stiek.. steik..ah ngucapin nya aja salah2. Itu awal2 adanya resto stik dikota saya. Nyimak yg dibincangkan anak2 saya. Tiga-empat tahun lalu. Katanya bayar 100 ribu bisa makan steik sepuasnya. Pemilik resto pasti dah tahu persis kemampuan mulut dan kapasitas perut makan daging. Mungkin hasil surveynya menyatakan konsumsi dagingnya di kota sy rendah. Yang mungkin saja banyak makan daging hanya saat idul adha...
Reply
- 2 bulan
Johan
Untuk golongan elit namanya make over. Untuk golongan kere namanya permak tas.
Reply- 2 bulan
Budi Utomo
Saya yakin Bung Johan bukan kaum kaypang alias NIK-SIM. Buktinya? Bisa punya smartphone or laptop untuk comment. Wkwkwk. Bersyukurlah kita bukan kaum yang NIKSIM sekali. HAGNENEM. Wkwkwk. Note: yang pakai huruf besar mohon dibaca terbalik dari kanan ke kiri. Teman dari Malang yang mengajari saya bahasa “Malang” ini. Katanya orang Malang biasa bicara begitu. Semacam bahasa rahasia di antara mereka. Entah benar atau tidak tapi itu yang dia katakan pada saya. Benar Pak Pry? Wkwkwk
Reply
- 2 bulan
Johan
Kaum kaypang cukup pakai kantong kresek, wkwkwk
Reply
- 2 bulan
Johan
wkwkwk betul betul
Reply
- 2 bulan
Budi Utomo
China Expected To Become World’s Largest Luxury Market By 2025. Begitu judul artikel yang membuat kaum Bai Lan 摆烂 makin berontak jiwa niksim nya (baca terbalik ala Malang). Wkwkwk.
Reply
- 2 bulan
Jimmy Marta
Modern nya : make up. Konvensional : make bedak
Reply
- 2 bulan
Rihlatul Ulfa
Jika polisi, apa-apa yang dilakukannya untuk penanganan masa harus dilakukan dengan kekerasan dan gas air mata. mulai sekarang yg perlu jadi polisi, mereka-mereka saja para algojo, si preman-preman itu. buat apa mereka dididik sedemikian rupa, mendapat cap sosial lebih tinggi dari masyarakat umum, apalagi untuk menggaet jodoh. digaji oleh rakyat. tapi tidak bisa menangani dengan humanis. borok terbuka diawal dari kasus Sambo, kekuasaan yg menyebabkan hilangnya akal sehat dan nurani. sekarang, anarkisme, penanganan yg tidak sesuai tahap dan prosedur membuat korban bukan hanya brigadir J. sesuatu apapun yg terlalu dibiarkan dan terlalu dimanja akan berakhir dengan keburukan.
Reply
- 2 bulan
Rihlatul Ulfa
Kenapa petinggi host broadcast itu tidak dijadikan tersangka juga ya? bukannya ketua LIB sebelumnya mengadakan rapat bersama mereka, tentu itu keputusan bersama antar dua pihak. atau ketua LIB itu akan membela dirinya di pengadilan nanti.
Reply
- 2 bulan
Terang Sekali
Bang Paulus...kapan buka cabang di Batam?...
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
GENERASI UMKM.. Ternyata, UMKM bisa dibedakan menjadi.. 1. UMKM Tradisional. 2. UMKM Kreatif.. Butir 1, biasanya pilotnya sudah sepuh. Butir 2, biasanya pilotnya anak muda.. @salut.. anak muda.. dan juga tuk anak tua..
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
ERA-NYA UMKM. Anak-anak di jaman saya, kalau ditanya, cita-citanya apa.. Maka jawabnya adalah: jadi dokter, tentara, insinyur, polisi.. Tapi anak-anak sekarang, jawabnya: jadi artis, jadi Youtuber, dan seterusnya. Satu dua menjawab, mau bisnis, mau jadi pengusaha, mau bikin UMKM.. Saya bangga, apalagi UMKM yang kreatif banget. @sekali service 800k, sapa yang gak bangga..
Reply- 2 bulan
Agus Suryono
@pak MU Tul. Anak bungsu saya juga sudah menjalankannya. Sejak semester 2. Sampai saat ini di semester 7. Sampai kadang dimarahi ibunya. Karena sering sampai lupa urusan kuliah..
Reply
- 2 bulan
mzarifin umarzain
BISNIS ONLINE JUGA DIMINATI OLEH ANAK2 MUDA YG KREATIF.
Reply
- 2 bulan
Namu Fayad
Pelanggan Pak John sudah pas itu banyak dari ibu-ibu. Urusan tas, merogoh kocek sebesar itu pantas untuk membayar kenangan dan penampilan. Lain ceritanya sebagian bapak-bapak; jaket kulit, atau tas kulit, semakin terlihat lusuh maka semakin legend.
Reply
- 2 bulan
ibnuhidayat setyaningrum
Yang pertama aku pikirkan melihat pak Dahlan foto di warung steak itu adalah Pak Dahlan makan di situ bayar apa tidak ya? Kalau bayar, apakah juga bayar dengan uang pas? Kalau pakai uang 50an ribu, apakah susuknya juga masih diminta? Kalau tidak bayar, apa gak malu sama aku? Wong aku mampir ke warung mi ayam yang harga nya 7rb saja mau bayar kok? Mosok Pak Dahlan mantan Dirut PLN yang sekarang surplus listrik maka. Steak gak mau bayar??
Reply- 2 bulan
AnalisAsalAsalan
Abah ya ga bayar, maszeh. Gratis tis tis. Yang bayar ya yang ngajak Abah, yang mantan ada tanda tanyanya itu lho, Anda sudah tahu. Hahahahaha.
Reply
- 2 bulan
Juve Zhang
Sekelas Abah yg didatangi seperti dapat durian runtuh, untuk PLN surplus itu bukan prestasi tapi bencana bagi PLN .
Reply
- 2 bulan
EVMF
Pengalaman pernah hampir 2 bulan tinggal di kota kecil Silkeborg, di negeri-nya Hans Christian Andersen. Ada hal yg menarik mengenai standar kualitas yg sama untuk bahan baku makanan, pengolahan, dlsb ; baik itu di kota-kota besar seperti København dan Aarhus, maupun di kota-kota kecil seperti Silkeborg, Vejle, dan yg lainnya. Juga, hot dog di kios kecil yg ada di square kota Silkeborg berkualitas sama dgn yg ada di bandara Kastrup København. Singkat kata ; baik itu mahasiswa, pegawai maupun bos besar, kualitas makanannya sama.
- 2 bulan
Juve Zhang
Sebagai orang kampung dan dulu jadi kuli, kalau masuk rumah makan Jepang di hotel bintang 5 gak ada rasa takut, tenang melangkah ,Enak saja makan ini itu, bukan karena dompet tebal, lihat angka yg harus dibayar diatas 1 juta, tapi karena Abidin (atas biaya dinas) wkwkwkwkwk. Apapun makannya bayarnya Abidin . Sehat dompet sehat pikiran.
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
PERBEDAAN KELAS.. Sangat disyukuri, karena makin banyak warga kelas ATAS di negeri kita. Mulai dari yang MAMPU bayar REPARASI TAS Rp 800.000 sekali reparasi. Sampai yang mampu BELI TAS BARU seharga Rp 800.000. Sampai yang penghasilannya per bulan KURANG dari Rp 800.000. Jangan lupa, bahkan masih ada profesi GURU HONORER, yang gaji bulanannya tak sampai Rp 800.000. Tetapi kita wajib BANGGA, punya warga KELAS ATAS seperti itu. Supaya pelan-pelan MEREMBES.. Ke bawah..
Reply- 2 bulan
Agus Suryono
@pak JZ Arloji dilepas/ ditarik, apa tidak KRASA "nggrenjel" pak..?
Reply
- 2 bulan
Juve Zhang
Itu humor , saya benar benar kehilangan jam tangan di Jakarta naik mikrolet.wkwkwkwkwkwk zaman nya Jakarta padat merayap setiap jam. Bukan hanya saat jam masuk kantor atau pulang.
Reply
- 2 bulan
Budi Utomo
@Juve Zhang. Bicara soal arloji jadi ingat humor Gus Dur. Ceritanya Gus Dur naik pesawat bareng Bill Clinton. Tetiba Clinton buka jendela pesawat lalu bilang: Kita di atas New York. Saya barusan nyentuh Patung Liberty. Gus Dur tak mau kalah. Gus Dur membuka jendela pesawat lalu menjulurkan tangan keluar sambil berkata: Tanah Abang, Jakarta! Bill Clinton: Gimana Anda tahu? Gus Dur: Arloji saya dijambret. Wkwkwk
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
@pak JZ Setuju. He he..
Reply
- 2 bulan
Juve Zhang
Gaya hidup berbeda, ada wawancara anak orang terkaya disini, ditanya mengapa tak beli pesawat pribadi, ya nyaman naik omprengan Garuda saja,katanya. Wkwkwkwk
Reply
- 2 bulan
Juve Zhang
Kalau cari duitnya halal, ya oke oke saja. .tapi konon om Bill gate jam tangannya Casio digital murahan, beliau lebih pintar otaknya ,kalau jam tangan nya 10 milyar takut tangan nya di bacok orang dan lari ,terus yg diambil jam nya Saja sama pembacok.wkwkwkkwkk
Reply
- 2 bulan
tulisan hari ini mengingatkan lagi saya kenapa suka baca tulisan abah. sebab, belakangan tulisan abah bikin saya bertanya apa yg saya cari di tulisan2 model manusia sakit hati ini?
Reply
- 2 bulan
Jokosp Sp
Hari ke tujuhnya sudah selesai, buka dengan lembaran - lembaran baru. Kelanjutan " PUTRI " sangat ditunggu.
Reply- 2 bulan
yea aina
Setuju Pak @JM. Tragedi kanjuruhan, kita semua berharap kejelasan motif dan pelaku sesungguhnya terungkap. Siapa yang harus bertanggung jawab atas hilangnya nyawa 131 orang? Wani nulis lagi dengan judul "Tanggung Kanjuruhan" Bah? Pun tulisan "Panggung Kanjuruhan" terpaksa hilang dari CHD.
Reply
- 2 bulan
Jimmy Marta
Nujuh hari boleh berlalu. Tp seratusan nyawa di kanjuruhan jgn sampai begitu saja berlalu. Satu nyawa di duren tiga aja kita pilu berminggu-minggu... Dan.. Kisah seorang Putri yg sudah 30 hari masih kita tunggu..
Reply
- 2 bulan
Juve Zhang
Masa berkabung 7 hari sangat manusiawi. Langsung loncat promosikan UMKM. Mengincar Menteri UMKM kabinet pak AB _ pak Mayor AHY. Setia menunggu "sinyal" untuk gerak badan 24, wkwkwkwk
Reply
- 2 bulan
Jokosp Sp
Mbah Mars masih paling setia, Mbah Kliwon sudah muncul kumisnya, Om Leong Putu juga sudah muncul setelah lama sibuk dengan jualannya. Yang belum muncul Om Aryo...........tidak lengkap rasanya kalau belum ketawa - ketiwi pagi hari dengan komentar yang lucu - lucu. Ha haaaaaa
Reply
- 2 bulan
Chei Samen
Ada sebuah cerita makan. Mungkin juga bercanda. Dikisahkan oleh Tok Wan (mbah lanang) kami (+6) pada suatu ketika dahulu. Beliau masih sihat sampai sekarang, dah hampir satu abad usianyi. Ya.. sihat-sihat Tok Wan. Beliau bilang lebih kurang begini, "saya itu kalau makan, akan berhenti sebelum kenyang". Ikuti lah pesan beliau.. Dua kali jadi piem (prime minister), jugak dikabarkan paling tua jadi piem. Yang saya juga belum lupa namanyi. Sehat sehat semua +62.
Reply- 2 bulan
Chei Samen
@Bung JZ, emangnya MM (DrM) ramai pengkagum. Untuk Mat Sabu, 10 tahun silam, Bang Mat Sabu itu idolanya anak bungsu (cowok) saya. Ketika si anak masih bocah, berusia sekitar 5 tahun. Kerana lucu dan keras suaranyi ketika berpidato. Selamat Malam @Bung JZ. Sehat selalu.
Reply
- 2 bulan
Juve Zhang
Bos MM hebat, tak banyak makan nasi dan Wang, itu sihat, Tapi paling suka sama bang Mat Sabu, bang Mat politisi yg jenaka. Dan pintar main kata lucu. Tak banyak orang sepintar bang Mat.
Reply
- 2 bulan
imau compo
Mudah-mudahan steak ini muncul juga di Jakarta bisa nyicip steak rasaTexas dan Pizza rasa Milan. Review-nya sdh dibuat DI. Saya orangnya gak suka coba-coba, apalagi makanan, takut rasa dan harganya diluar harapan. Jadi ingat lagi, pengalaman di stasiun Okayama, putar-putar stasiun sampai tiga kali takut makanannya haram rasanya di luar harga dan rasa yg diharapkan. Ketemu, menu ikan di Stxrbxck meskipun tidak puas juga.
Reply- 2 bulan
Jo Neka
Ke Japan bisa masa gak bisa ke Sby buat icip heee pisss
Reply
- 2 bulan
thamrindahlan
Kota lama objek wisata / Ada di jakarta juga semarang / Sudah lama menulis terbata / Tak juga bisa awak mengarang /
Reply- 2 bulan
Jimmy Marta
Di kota lama kita berjalan/Warganya hidup damai dan rukun/Hebatnya pak thamrindahlan/Bercerita dengan pantun. #belajarmantun
Reply
- 2 bulan
Chei Samen
Selamat Pagi semua. Lagi-lagi penulis belum lupa nama beliau itu.. "..yang saya belum lupa namanya.."
Reply
- 2 bulan
Kliwon
Kapan hari aku ngopi sama cak Kim. Bosnya JTV yang mantan anak buahnya pak DI itu. Kita makan steak di depan Graha Pena. Dan selepas makan, jiwa jelataku menggelinjang meronta. Sepotong daging, yang kalau dijadikan sate mungkin jadi 5 tusuk itu, seharga sekarung beras 25 kg. Padahal rasanya pun tak jauh beda dibanding sate atau rendang. Pesan moralnya adalah.., apapun dagingnya, baik yang mahal atau yang murah, rasanya tetaplah sama. Yaitu rasa daging.
Reply- 2 bulan
Amat Kasela
Beda lah. Daging dengan perawatan beda dengan tanpa perawatan. Dah pernah nyicip daging yang puluhan juta belum? Wkwkwk Katanya yang bikin beda itu: sensasinya.
Reply
- 2 bulan
Jo Neka
Daging opo mbah Kliwon..
Reply
- 2 bulan
Mbah Mars
Di mana-mana hobimu memang menggelinjang kok Om.
Reply
- 2 bulan
dabaik kuy
KPK hrs belajar mencari celah sama john... mencari celah korupsi anis gak ketemu...memang gak akan ketemu krn BPK sdh periksa formula E tdk ada kerugian negara, tdk ada masalah, malah mengerakkan ekonomi jkt 2,5 T... nah sebaliknya kasus sumber waras dan lahan cengkareng yg iata BPK ada kerugian negara... malah sama KPK dibebaskan dgn alasan tdk ada niat jahat.... hehe aneh tdk ada niat jahat tp ada kerugian negara ... KPK belajarlah mencari celah keadilan...bukan mencari celah menjilat penguasa
Reply- 2 bulan
Jo Neka
Orang itu siapa pak dabaik kuy..
Reply
- 2 bulan
dabaik kuy
org yg merugikan negara di kasus sumber waras dan lahan cengkareng skr merugikan rakyat di pertamina...peryamina tdk pernah rugi...tapi ketika org ini masuk pertamina malah pertamina rugi besar... pintar mencari celah kerugian org ini wkwkw...
Reply
- 2 bulan
Mamak Edi
Jika makan hanya untuk urusan rasa di lidah, datanglah ke Steak House Bro! Citraland. Kalau mau tambah dengan rasa gengsi dan kelas, pergilah ke bintang lima, yang nyaris sejuta seporsi. Bung Paulus, itu logo halalnya tidak official. Mendaftarkan sertifikat halal sekarang katanya sudah lebih murah setelah diadopsi kemenag. Pikir saya, Bung perlu daftar itu, karena nama Bung: Paulus.
Reply
- 2 bulan
Mbah Mars
Manusia itu "Kokean polah". "Kokean pertengseng". Dalam hal makan misalnya, rasa lezat ya hanya sebentar di lidah. Yang harganya Rp. 100.000 dengan yang Rp. 5.000 akan sama persis setelah lewat kerongkongan dan masuk ke perut. Apa lagi saat keluar. Sama warnanya: Kuning kecoklatan. Hallo Om Leong Putu, gut moning. Tahu kalau muncul karena baca komen terpilihnya.
Reply- 2 bulan
Jo Neka
Ehhh sudah mbah2 jangan suka manggil2 om Leong entar ketularan mudanya..Nackal hihihi..kaboor
Reply
- 2 bulan
Ahmad Zuhri
Keren..????
Reply
- 2 bulan
Agus Suryono
10..?
Reply
- 2 bulan
Amat Kasela
Yang paling pandai mencari celah itu Kang tambal ban. Sekecil apa pun celah, pasti ketemu. Belajarlah darinya. Selamat Senin! I love Monday!