Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?

Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?
Sumber gambar: freepik.com

Makan merupakan kebutuhan primer manusia guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Makan ditujukan untuk memenuhi energi, membangun sel tubuh, dan mempertahankan keseimbangan zat didalam tubuh. Zat yang telah masuk ke dalam tubuh sebagai makanan akan diolah sedemikian rupa dengan proses yang kompleks sehingga menghasilkan komponen yang bermanfaat bagi makhluk hidup, namun bukan berarti seluruh zat yang dikonsumsi akan selalu dicerna habis oleh tubuh.

Makanan yang sudah masuk akan diambil nutrisinya. Sisa dari pencernaan makanan tersebut merupakan limbah yang akan dibuang dari saluran cerna kita dalam bentuk tinja. Terkadang Anda mungkin memperhatikan bahwa beberapa makanan tampak utuh dan tidak berubah dalam tinja Anda. Meskipun hal ini biasanya tidak membahayakan, mungkin ada beberapa kondisi ketika seseorang dengan makanan yang tidak tercerna di tinja harus berkonsultasi dengan dokter.

.

Mengapa terdapat makanan yang tidak tercerna di tinja?

Penyebab paling umum dari makanan yang tidak tercerna dalam tinja adalah makanan yang mengandung tinggi serat. Meskipun tubuh dapat memecah sebagian besar makanan, sebagian besar serat tetap tidak tercerna. Namun, mengonsumsi serat sangat bermanfaat, salah satunya karena menambah massa/besar pada tinja. Kotoran yang lebih besar akan merangsang dinding usus untuk bergerak sehingga membantu mendorong bahan makanan dalam saluran pencernaan. Contoh makanan yang berserat tinggi yang sebagian besar tetap tidak tercerna antara lain kacang-kacangan, jagung, dan sayuran.

Penyebab lain yang mungkin menyebabkan tampaknya komponen makanan dalam tinja Anda adalah karena proses mengunyah yang kurang optimal. Proses pencernaan sudah dimulai sejak makanan masuk kedalam mulut dimana terdapat proses pencernaan kimiawi dengan air liur dan proses pencernaan mekanik dengan gigi-geligi yang menghancurkan dan menggerus makanan Anda. Apabila proses mengunyah makanan hanya sebentar, tentunya proses pencernaan makanan secara mekanik selanjutnya akan terganggu. Hal ini menyebabkan makanan belum hancur sempurna dan usus tidak mampu menyerapnya dengan baik, sehingga makanan dapat keluar sebagai tinja yang masih dalam bentuk yang dapat dikenali.

.

Baca juga: Wajib Tahu: 14 Fakta Menarik Tentang Serat!

.

Bagaimana tanda jika makanan di tinja yang berbahaya?

Pada umumnya apabila terdapat sisa makanan yang masih dapat dikenali pada tinja Anda adalah proses yang normal. Namun, perlu diperhatikan apabila terdapat keluhan yang menyertai, berupa:

Keluhan penyerta tersebut bisa jadi adalah suatu pertanda saluran cerna Anda terganggu. Adanya gangguan pada sistem pencernaan dapat meningkatkan sekresi cairan di saluran pencernaan dan meningkatkan motilitas atau pergerakan dari organ pencernaan. Proses tersebut dapat menimbulkan keluhan diare dan perubahan pola BAB. Diare yang terjadi menyebabkan berkurangnya waktu transit makanan sehingga proses penyerapan berlangsung cepat dan kurang optimal. Gangguan ini dapat menyebabkan penurunan berat badan secara berangsur dan tidak disadari. Apabila sudah terdapat lendir atau darah pada tinja, hal tersebut memungkinkan adanya proses peradangan yang cukup serius.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan makanan yang tidak tercerna sepenuhnya oleh tubuh disertai adanya keluhan penyerta antara lain alergi makanan tertentu, intoleransi laktosa (gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa), iritasi usus (IBS), peradangan pada usus (IBD), dan penyakit celiac (gangguan penyerapan nutrisi karena lapisan usus yang rusak akibat kekebalan tubuh memberikan reaksi setelah penderita mengonsumsi gluten).

.

Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?
Share on Facebook

Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?
Tweet

Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?
Follow us

Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?
Save

Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?
Makanan yang sulit dicerna oleh tubuh

SRIPOKU.COM -- Proses pencernaan makanan tak selamanya berjalan baik, hal itu ditandai dengan masih adanya sisa makanan utuh di tinja. 

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan hal itu bisa terjadi menurut dokter ahli sistem pencernaan.

Berikut ini lima penyebab masih ada makanan yang utuh saat BAB seperti dikutip dari Prevention.com.

1. Makanan sulit dicerna

Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah dengan bantuan bakteri.

Namun, terkadang ada beberapa makanan yang sulit dipecah atau dicerna dalam tubuh.

Contohnya, makanan tinggi serat seperti jagung, wortel, sereal, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?
Jagung (pixabay.com/DorisDorfmeister)

Akibatnya, tidak semua nutrisi bisa diserap tubuh.

"Hampir semua makanan nabati mengandung karbohidrat kompleks yang tidak mudah diubah menjadi kalori oleh tubuh kita," ujar ahli gastroenterologi di NewYork-Presbyterian/Columbia University Medical Center, Daniel Freedburg.

2. Tidak mengunyah dengan baik

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Kompas.com

Tags:

Penyebab makanan sulit dicerna

Jika Si Kecil sering mengalami sembelit atau konstipasi, mungkin Bunda harus memerhatikan kembali kecukupan makanan berserat yang ia konsumsi. Sebab, serat pada makanan dibutuhkan Si Kecil agar kesehatan pencernaannya terjaga dengan baik.

Untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, anak-anak memerlukan asupan nutrisi yang baik. Idealnya, makanan yang dikonsumsi Si Kecil harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta serat. Makanan berserat sangat dibutuhkan, baik oleh bayi, anak-anak maupun orang dewasa, untuk mencegah masalah pada sistem pencernaan, obesitas, bahkan penyakit jantung.

Mengapa makanan berserat tidak dapat dicerna oleh organ pencernaan?

Fungsi Makanan Berserat untuk Anak

Serat dibagi menjadi dua jenis, yaitu serat larut air dan serat tidak larut air. Serat larut air adalah jenis serat yang akan berubah menjadi zat seperti gel ketika tercampur dengan air. Sedangkan serat tidak larut air tidak bisa dicerna oleh usus, sehingga membuat tinja menjadi padat. Asupan serat juga membantu melancarkan gerakan usus. Inilah manfaat makanan berserat yang membuat Si Kecil terhindar dari sembelit.

Makanan berserat umumnya mengandung sedikit kalori dan memiliki banyak manfaat penting bagi proses pencernaan, antara lain:

  • Membuat Si Kecil kenyang lebih lama, sehingga ia tidak rewel saat beraktivitas.
  • Mengandung efek prebiotik, yakni mampu memelihara bakteri baik dalam usus, sehingga mencegah infeksi pada saluran cerna Si Kecil.
  • Membantu Si Kecil dalam menjaga berat badan yang optimal.
  • Mencegah risiko terjadinya obesitas dan diabetes pada anak.

Pemberian makanan berserat pada anak tergantung pada usianya. Untuk anak berusia 1-3 tahun, kebutuhan seratnya sekitar 16 gram per hari. Sedangkan anak berusia 4-8 tahun membutuhkan serat lebih banyak, yakni sekitar 22 gram per hari.

Sumber serat yang baik untuk anak meliputi roti gandum, sereal, buah-buahan (jeruk, apel, pisang, pir), sayur-sayuran (seperti brokoli, bayam, kentang, dan wortel), serta kacang-kacangan (seperti kacang kedelai, kacang polong, kacang almond).

Kendati makanan berserat sangat baik untuk kesehatan pencernaan Si Kecil, namun Bunda tidak dianjurkan memberinya secara berlebihan. Sebab, mengonsumsi terlalu banyak makanan berserat justru bisa menyebabkan perut Si Kecil kembung, kram, dan bergas.

Asupan Nutrisi Penting bagi Si Kecil

Selain serat, Bunda juga harus memerhatikan asupan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan oleh Si Kecil, di antaranya:

  • Karbohidrat berperan penting sebagai sumber energi utama.
  • Protein berfungsi untuk menyusun sel dan jaringan tubuh, membentuk hormon, serta menggantikan jaringan tubuh yang rusak.
  • Asam lemak omega-3 dan omega 6 yang berperan penting untuk mendukung kecerdasan, kesehatan tulang, dan mencegah asma. Termasuk juga DHA, yaitu sejenis asam lemak omega-3 memiliki peranan penting untuk tumbuh kembang otak anak.

Jika Si Kecil masih suka pilih-pilih makanan, sehingga kerap mengacuhkan makanan berserat yang Bunda sediakan, Bunda bisa mencari alternatifnya. Misalnya, dengan mengubah potongan buah atau sayuran segar menjadi jus yang siap diminum oleh Si Kecil.

Selain itu, Bunda juga bisa mencoba memberikan susu yang diperkaya atau difortifikasi serat dan beragam nutrisi penting untuk Si Kecil. Namun perlu Bunda ingat, bahwa susu atau suplemen tidak bisa menggantikan seluruh nutrisi penting yang terkandung pada makanan berserat. Jadi, tetap berikan Si Kecil makanan berserat ya, Bunda. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter gizi mengenai kebutuhan nutrisi anak.

Terakhir diperbarui: 11 Februari 2019