Mengapa ekonometrika melibatkan ilmu ekonomi statistik dan matematika?

Ekonomi matematika adalah metode ekonomi yang menggunakan prinsip dan alat matematika untuk membuat teori ekonomi dan untuk menyelidiki kesulitan ekonomi. Matematika memungkinkan para ekonom untuk membangun model yang ditentukan secara tepat dari mana kesimpulan yang tepat dapat diturunkan dengan logika matematika, yang kemudian dapat diuji menggunakan data statistik dan digunakan untuk membuat prediksi yang dapat diukur tentang kegiatan ekonomi di masa depan.

Perkawinan metode statistik, matematika, dan prinsip ekonomi memungkinkan pengembangan ekonometrika. Kemajuan dalam daya komputasi, teknik big data, dan aplikasi matematika tingkat lanjut lainnya telah memainkan peran besar dalam menjadikan metode kuantitatif sebagai elemen standar ekonomi.

  • Ilmu ekonomi matematika adalah ilmu ekonomi yang mengandalkan metode kuantitatif untuk mendeskripsikan fenomena ekonomi.
  • Meskipun disiplin ilmu ekonomi sangat dipengaruhi oleh bias peneliti, matematika memungkinkan para ekonom untuk secara tepat mendefinisikan dan menguji teori ekonomi terhadap data dunia nyata.
  • Keputusan kebijakan ekonomi jarang dibuat tanpa pemodelan matematika untuk menilai dampaknya dan makalah ekonomi baru jarang diterbitkan tanpa matematika di dalamnya.


Memahami Ekonomi Matematika

Ekonomi matematika bergantung pada pendefinisian semua asumsi, kondisi, dan struktur kausal yang relevan dari teori ekonomi dalam istilah matematika. Ada dua manfaat utama dari melakukan ini. Pertama, memungkinkan ahli teori ekonomi untuk menggunakan alat matematika seperti aljabar dan kalkulus untuk menggambarkan fenomena ekonomi dan menarik kesimpulan yang tepat dari asumsi dan definisi dasar mereka. Kedua, memungkinkan para ekonom untuk mengoperasionalkan teori dan kesimpulan ini sehingga mereka dapat diuji secara empiris menggunakan data kuantitatif dan, jika divalidasi, digunakan untuk menghasilkan prediksi kuantitatif tentang masalah ekonomi untuk kepentingan bisnis, investor, dan pembuat kebijakan.

Sebelum akhir abad ke-19, ilmu ekonomi sangat bergantung pada verbal, argumen logis, penjelasan situasional, dan kesimpulan berdasarkan bukti anekdot untuk mencoba memahami fenomena ekonomi. Para ekonom sering bergumul dengan model yang bersaing yang mampu menjelaskan hubungan berulang yang sama yang disebut keteraturan empiris, tetapi tidak dapat secara definitif mengukur ukuran hubungan antara variabel ekonomi pusat.

Pada saat itu, ilmu ekonomi matematis sedang berangkat dalam arti bahwa ia mengusulkan rumus-rumus untuk mengukur perubahan dalam perekonomian. Ini mengalir kembali ke ekonomi secara keseluruhan, dan sekarang sebagian besar teori ekonomi menampilkan beberapa jenis bukti matematis.


Dari Main Street hingga Wall Street hingga Washington, para pembuat keputusan telah terbiasa dengan prediksi kuantitatif yang keras tentang ekonomi karena pengaruh ekonomi matematika. Saat menetapkan kebijakan moneter , misalnya, bank sentral ingin mengetahui kemungkinan dampak perubahan suku bunga resmi terhadap inflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Dalam kasus seperti inilah para ekonom beralih ke ekonomi ekonometrik dan matematika.

Ekonometrika

Ekonometrika mencoba menerjemahkan teori ekonomi abstrak menjadi alat yang berguna untuk pembuatan kebijakan ekonomi sehari-hari dengan menggabungkan ekonomi matematika dengan metode statistik. Tujuan ekonometrik secara keseluruhan adalah untuk mengubah pernyataan kualitatif — seperti “hubungan antara dua atau lebih variabel adalah positif” —dalam pernyataan kuantitatif — seperti “ pengeluaran konsumsi meningkat sebesar 95 sen untuk setiap kenaikan satu dolar dalam pendapatan yang dapat dibuang”.

Ekonometrika sangat berguna dalam memecahkan masalah pengoptimalan di mana pembuat kebijakan, misalnya, mencari perubahan terbaik dari berbagai penyesuaian untuk memengaruhi hasil tertentu.

Karena kita dibanjiri dengan lebih banyak informasi, metode ekonometrik telah menjadi hal yang umum dalam ilmu ekonomi.Seperti yang dikatakan oleh Stock and Watson’sIntroduction to Econometrics , “metode ekonometrik digunakan di banyak cabang ekonomi, termasuk keuangan, ekonomi tenaga kerja, ekonomi makro , ekonomi mikro , dan kebijakan ekonomi.”

Keputusan kebijakan ekonomi jarang dibuat tanpa pemodelan ekonometrik untuk menilai dampaknya dan makalah ekonomi empiris jarang diterbitkan tanpa konten ekonometrik di dalamnya.

Kritik Ekonomi Matematika

Kritikus memperingatkan bahwa ekonomi matematika mungkin mengaburkan daripada mengklarifikasi teori ekonomi dan menciptakan udara presisi yang salah, kepastian bagi ekonomi teoritis dan empiris. Merumuskan pernyataan tentang teori ekonomi dalam istilah matematika harus selalu bergantung pada definisi yang sangat tepat dari istilah-istilah yang diperlakukan sebagai kuantitas dalam model matematika.

Sayangnya, karena fakta yang tak terhindarkan bahwa fenomena ekonomi selalu melibatkan unsur-unsur subjektif dan tak teramati yang terjadi dalam benak manusia para pelaku ekonomi yang diteliti, definisi yang tepat seperti itu tidak pernah sepenuhnya mungkin dalam ilmu ekonomi. Ini pasti mengarah pada ambiguitas interpretasi dan pemalsuan faktor-faktor yang tidak dapat langsung dimasukkan ke dalam model matematika atau ekonometrik.

Ambiguitas dan kebohongan semacam itu persis seperti yang dimaksudkan oleh praktik ekonomi matematis yang harus dihindari dalam upayanya memberikan jawaban yang tegas dan tepat atas pertanyaan para pembuat keputusan dan pembuat kebijakan. Paling banter, ini secara tajam membatasi tingkat kepastian yang dapat ditempatkan pada kesimpulan yang dihasilkan dan, paling buruk, matematika canggih dapat digunakan untuk menutupi hasil dan kesimpulan yang secara fundamental menyesatkan.

Akibatnya, ekonom, dan mereka yang mengandalkan mereka sebagai ahli dan otoritas, cenderung mengabaikan masalah ini demi kepercayaan dan kepastian dalam mendorong penjelasan ekonomi dan resep kebijakan pilihan mereka.

Ekonometrika adalah ilmu yang membahas masalah pengukuran hubungan ekonomi. Di dalamnya, ekonometrika melibatkan teori ekonomi, matematika, dan statistika dalam satu kesatuan sistem yang bulat, menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri dan berlainan dengan ilmu ekonomi; matematika; maupun statistika. Secara singkat, ekonometri, berarti pengukuran ekonomi. 

Ekonometrika dapat dianggap sebagai analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi riil yang berdasar pada pengembangan teori dan observasi yang dihubungkan dengan metode inferensi.

Teori ekonomi, hanya menyatakan secara kualitatif suatu hubungan dalam suatu pernyataan atau postulat atau hipotesis. Misalnya, teori ekonomi hanya menyatakan adanya hubungan negatif antara harga dan jumlah permintaan (semakin tinggi harga di pasar, semakin rendah jumlah permintaan). Namun teori ekonomi tidak memberikan pengukuran secara numerik berkaitan dengan hubungan kedua variabel tersebut, yang artinya teori ekonomi tidak menjelaskan berapa jumlah permintaan akan naik atau turun sebagai akibat dari perubahan harga yang terjadi. Hal ini merupakan lahan kajian dari ahli matematika ekonomi, yang membangun model matematis secara eksak dari hubungan dua variabel tersebut. 

Namun sekali lagi perlu disadari bahwa, matematika berhubungan dengan sesuatu yang pasti, sedangkan keadaan di lapangan tidak selalu seperti itu. Banyak hal seperti keadaan politik dan sosial yang mempengaruhinya, sehingga muncul suatu probabilitas. Oleh sebab itu dibutuhkan kajian statistika ekonomi yang mengembangkan model matematis dengan pengujian secara empiris.

Jadi, Ekonometrika pada dasarnya digunakan sebagai alat analisis ekonomi, dengan tujuan menguji kebenaran teorama-teorama teori ekonomi yang berupa hubungan antarvariabel ekonomi dengan data empirik.

Teorama-teorama yang persifat apriori pada ilmu ekonomi dinyatakan terlebih dahulu dalam bentuk matematika, sehingga dapat dilakukan pengujian terhadap teorama-teorama itu. Bentuk matematika teorama ekonomi ini disebut model. Pembuatan model ekonometri merupakan salah satu sumbangan ekonometrika di samping pembuatan prediksi (peramalan atau forecasting) dan pembuatan berbagai keputusan alternatif yang bersifat kuantitatif, sehingga dapat mempermudah para pengambil keputusan untuk menentukan pilihan.



Salah satu bagian paling penting dari ekonometri adalah analisis regresi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kaitan antara satu variabel dengan variabel yang lain. 

Berdasarkan data yang digunakan, ekonometrika dibagi menjadi tiga analisis, yaitu 


  • analisis runtun waktu (time series), yaitu menjelaskan mengenai perilaku suatu variabel sepanjang beberapa waktu berturut-turut,
  • antar-wilayah (cross section),  menjelaskan antara beberapa daerah dalam satu waktu tertentu (snapshot).
  • analisis data panel, menggabungkan antara data runtun waktu dengan data antar-wilayah.

Sejarah

Metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi sebenarnya telah lama dikembangkan sejak abad ke-18. Vilfredo Pareto (Paris, 15 Juli 1848 -- Jenewa, 19 Agustus 1923) berkontribusi dalam menjelaskan distribusi pendapatan dan pilihan individu melalui pendekatan matematis yang berdasarkan atas teori ekonomi. Selain Pareto, Marie-Esprit-Léon Walras dari Perancis pada abad ke-18 mengembangkan teori keseimbangan umum yang menjelaskan mengenai aliran barang dan jasa dalam perekonomian.

Pada awal tahun 1950-an ekonometri dikembangkan sebagai satu cabang sendiri dari ilmu ekonomi. Jan Tinbergen dari Belanda, yang kini namanya diabadikan sebagai salah satu institusi akademik besar di Eropa (Tinbergen Institute), merupakan salah tokoh utama yang mengembangkan ilmu ini.

Saat ini ekonometri telah berkembang sedemikian pesat, sehingga banyak jurnal ilmiah yang didedikasikan untuk ilmu ini, seperti Econometrica, Journal of Econometrics, Journal of Applied Econometrics, dan Journal of the Operational Research. Penggunaan ekonometri telah sedemikian luas, sehingga hampir semua jurnal, tesis, disertasi, dan bahkan skripsi dalam ilmu ekonomi memakai ekonometri sebagai salah satu alat yang digunakan. 

Sementara itu dalam prakteknya, ekonometri terutama dipakai di bank sentral, oleh tim ekonomi pemerintah untuk melakukan perencanaan dan analisis kebijakan ekonomi, dan juga oleh dunia usaha untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan. Selain di bidang moneter, ekonometri juga sudah banyak dipakai di berbagai bidang ekonomi yang lain termasuk duania bisnis dan manajemen, seperti mikroekonomi, pemasaran, dan finance.

Di Indonesia, penerapan ekonometri masih terbatas dan pengembangan ilmu ini hanya pada lembaga / universitas tertentu saja. Dua dari sedikit akademisi di bidang ekonometri di Indonesia adalah Profesor Insukindro dari Universitas Gadjah Mada terutama berkat penerapan ekonometri untuk ekonomi moneter dan Dr. Ari Kuncoro dari Universitas Indonesia karena pekerjaannya di bidang mikroekonometri.



Berikut adalah beberapa tokoh peraih hadiah Nobel yang berjasa mengembangkan ekonometri :
  • Jan Tinbergen dan Ragnar Anton Kittil Frisch mendapat Hadiah Nobel Ekonomi tahun 1969 (tahun pertama Hadiah Nobel Ekonomi diberikan) karena mengembangkan dan menerapkan model dinamik untuk analisis ekonomi.
  • Lawrence Robert Klein, profesor ekonomi di University of Pennsylvania, mendapat Nobel tahun 1980 berkat pekerjaannya di pemodelan ekonomi melalui komputer.
  • Trygve Magnus Haavelmo dihadiahi pada tahun 1989. Kontribusi utamanya pada artikel yang ia tulis tahun 1944 di jurnal Econometrica yang berjudul "The Probability Approach to Econometrics".
  • Daniel Little McFadden dan James Joseph Heckman berbagi penghargaan untuk tahun 2000 untuk pekerjaannya di bidang mikroekonometri. McFadden mendirikan laboratorium ekonometri di University of California, Berkeley, Amerika Serikat.
  • Robert Fry Engle dan Clive William John Granger pada tahun 2003 karena kontribusi mereka pada pengembangan analisis runtun waktu. Engle menjadi pionir metode autoregressive conditional heteroskedasticity (ARCH) sedangkan Granger atas metode kointegrasi.


Page 2