Kitab yang diturunkan di bulan suci ramadhan adalah kitab

JABAR | 6 April 2022 08:30 Reporter : Novi Fuji Astuti

Merdeka.com - Al Quran adalah wahyu Ilahi (kalâmullah) yang secara fungsional dimaksudkan sebagai petunjuk bagi umat manusia (hudan li an-nâs). Dengan fungsinya tersebut Al Quran menjadi rujukan sentral atas berbagai persoalan sosial-keagamaan semenjak generasi awal Islam.

Al Quran menjadi cahaya karena ia menerangi manusia dengan kebenaran dan mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah, keraguan, kesyirikan, kekufuran, akhlak yang tercela dan segala bentuk maksiat. Serta membawa manusia menuju cahaya ilmu, iman dan akhlak yang terpuji.

Al Quran pertama kali diturunkan pada bulan Ramadan di mana peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan Nuzulul Quran. Adapun mengenai waktu atau tanggal tepatnya kejadian tersebut, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, sebagian meyakini peristiwa terjadi pada awal tanggal 8 atau 18 (tanggal berdasarkan riwayat Ibnu Umar).

Sementara sebagian lainnya berpendapat bahwa Al Quran diturunkan pada bulan Rajab pada tanggal 17 atau 27 menurut riwayat Abu Hurair, dan lainnya adalah pada bulan Ramadan pada tanggal 17 (Al-Bara' bin Azib) ,21 (Syekh Al-Mubarakfuriy) dan 24 (Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo'). Lebih jauh berikut ini informasi lengkapnya telah dirangkum dari media.neliti.com dan berbagai sumber lainnya:

2 dari 3 halaman

Menurut Syekh M Ali As-Shabuni bahwa Al Quran pertama kali turun pada tanggal 17 Ramadhan saat usia Rasulullah mencapai 40 tahun (sekitar 608-609 M). Ketika Rasulullah sedang beruzlah di gua Hira (sekira 5 kilometer dari Makkah), tiba-tiba Jibril datang membawa wahyu. Jibril memeluk dan melepaskan Rasulullah SAW. Hal ini diulanginya sebanyak 3 kali.

Kitab yang diturunkan di bulan suci ramadhan adalah kitab

©Mahmud Turkia/AFP

Setiap kali memeluk, Jibril mengatakan, “Iqra’!” artinya “Bacalah.”
“Aku tidak mengenal bacaan,” jawab Rasulullah. “Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq, khalaqal insana min alaq. Iqra wa rabbukal akram. Alldzi allama bil qalam. Allamal bil qalam. Allamal insana ma lam ya’lam,” kata Jibril pada kali ketiga membaca Surat Al-Alaq ayat 1-5.

Pandangan ini didukung oleh riwayat Imam Bukhari dari sayyidah Asiyah RA. Bulan Ramadhan disebut secara harfiah sebagai turunnya Al-Qur’an pada Surat Al-Baqarah ayat 185. Sedangkan malaikat yang turun membawa wahyu adalah Ruh Amin atau Ruh Kudus yang disepakati sebagai Jibril oleh mufassirin sebagaimana keterangan Surat As-Syu’ara ayat 193-195 dan Surat An-Nahl ayat 102. (As-Shabuni, 2016: 15-16).

3 dari 3 halaman

Terdapat dua bentuk keperluan yang dibutuhkan oleh Rasulullah SAW akan turunnya Al Quran secara berangsur-angsur, yaitu; Pertama, untuk memantapkan dan memperteguh hati beliau, karena setiap peristiwa yang beliau alami selalu disusul dengan turunnya Al Quran. Kedua, agar Al Quran mudah dihafal.

Menurut Muhammad Baqir Hakim, terdapat beberapa tanda bukti kebesaran Al Quran yang dapat kita ketahui melalui proses turunnya secara bertahap, yaitu: Pertama, Selama perjalanan dakwah Rasulullah SAW selama dua puluh tahun lebih lamanya telah terjadi perubahan-perubahan yang mendasar melalui proses yang cukup berat dan cobaan yang sangat dahsyat.

Bagi manusia biasa akan sangat kewalahan dan tidak akan mampu menjalaninya. Akan tetapi Al Quran dapat mengiringi perjalanan dakwah beliau SAW. Baik dalam keadaan lemah maupun kuat, sulit maupun dalam keadaan lapang, dan dalam masa-masa memperoleh kekalahan maupun kemenangan.

Kedua, Al Quran diturunkan secara bertahap kepada Rasulullah SAW. memberikan semangat dan membantu Rasulullah SAW. secara batiniah bagi keberlanjutan proses dakwah Rasulullah SAW. Ketiga, Risalah Islam mengalami berbagai keraguan, tuduhan-tuduhan, kondisi politik yang tidak menentu dan cobaan lainnya yang berasal dari kaum musyrik.

Untuk menghadapi semua itu, Rasulullah SAW memerlukan bantuan dari Al Quran. Dan bantuan tidak akan maksimal bila Al Quran tidak diturunkan secara berangsur-angsur, karena pada waktu itu kondisi memerlukan proses yang harus melewati tahapan-tahapan tertentu secara terus-menerus dan berkelanjutan.

(mdk/nof)

Baca juga:
Cara Menjaga Organ Pernapasan Selama Puasa Ramadan, Penting Diketahui
Cerita Astronot Puasa dan Salat di Luar Angkasa 'Harus Mengikat Kaki Agar Bisa Sujud'
Keistimewaan Puasa Dibanding Ibadah Lain, Perlu Diketahui
CEK FAKTA: Vaksin dan Tes Swab Tidak Membatalkan Puasa
Niat Sholat Dzuhur Sendiri, Pahami Pula Tata Cara dalam Menjalankannya
Al Quran Diturunkan pada Bulan Ramadan, Berikut Sejarahnya yang Wajib Diketahui

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Allah swt menurunkan kitab-kitab suci ini untuk menjadi pedoman hidup manusia dalam beragama dan bersosial. Keberadaan kitab-kiab suci tersebut merupakan sesuatu yang harus diimani keberadaannya. Dan barang siapa yang mengingkari, maka ia termasuk orang-orang yang sesat. Allah swt berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا باللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ باللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

ِArtinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’: 136).

Yang dimaksud kitab-kitab suci tersebut ialah: Al Qur’an yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw, At Taurah yang diberikan kepada Nabi Musa As, Zabur yang diberikan kepada Nabi Dawud As, dan Injil yang diberikan kepada Nabi Isa As.

Selain keempat kitab tersebut, ada juga lembaran-lembaran (shuhuf) yang diberikan kepada Nabi Ibrahim As. di mana Nabi Ibrahim As. beserta Nabi Ishaq As. mengajak umatnya serta menghakiminya menggunakan dasar lembaran-lembaran tersebut. Di dalam Al Qur’an disebutkan:

إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى. صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى

Artinya: “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu. Yaitu Kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (QS. Al A’la: 18-19)

Kemudian, lembaran-lembaran tersebut biasa disebut dengan Shuhuf Ibrahim.

Kesemua kitab-kitab tersebut, begitu juga Shuhuf Ibrahim dikenal dengan sebutan Kitab Samawy. Kitab Samawy artinya kitab yang datang dari langit. Kata langit sendiri sebagai simbol dari ketinggian Allah swt.

Menariknya, kitab-kitab Samawy di atas, semuanya diturunkan di bulan Ramadan. Kebenaran ini diungkapkan sendiri oleh Rasulullah saw dalam riwayat dari Watsilah bin Asqa’ As:

أُنْزِلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنِ مِنْ رَمَضَانَ وَالْإِنْجِيْلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَاُنْزِلَ الْفُرْقَانُ لِأَرْبَعَ وَعِشْرِيْنَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: “Shuhuf Ibrahim diturunkan di awal bulan Ramadan, Taurat diturunkan pada hari keenam bulan Ramadan, Injil diturunkan pada hari ke tiga belas bulan Ramadan, dan Al Furqan (Al Qur’an) diturunkan pada tanggal 24 bulan Ramadan” (HR. Ahmad)

Dalam riwayatnya Muawiyah bin Shalih ra terdapat tambahan redaksi:

وَنُزِلَ الزَبُوْرُ عَلَى دَاوُدَ فِي اثْنَيْ عَشَرَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ

Artinya: “Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud As pada malam ke dua belas di bulan Ramadan”

Hadits ini ditulis oleh Ibn Katsir dalam kitabnya Al Bidayah wa Al Nihayah.

Inilah salah satu keistimewaan bulan Ramadan. Maka wajar jika para ulama’ sepakat bulan Ramadan adalah bulan yang paling mulya. Karena di bulan ini, Allah swt menurunkan kitab-kitab suci yang menjadi tolak ukur baik dan tidak, selamat dan tidaknya seseorang.

Gambar : https://pixabay.com

Bulan suci Ramadhan mempunyai nilai historis yang sangat penting dan sangat berarti bagi kehidupan manusia, karena erat sekali hubungannya dengan waktu diturunkannya wahyu-wahyu Allah ke muka bumi yang di amanahkan melalui utusan-utusan-Nya.

Adanya bulan suci Ramadhan ini bukan saja memiliki kemulyaan yang sangat tinggi dibandingkan sebelas bulan lainnya, ternyata memiliki nilai histroris pula bagi umat beragama di dunia, terutama penganut agama langit karena Kitab Suci Samawi Turun di Bulan Suci Ramadhan.  

Menurut riwayat, mengatakan bahwa : "Kitab Shuhuf Nabi Ibrahim turun pada malam pertama bulan Ramadhan. Kitab Taurat turun pada malam kedua belas dan kitab Al-Qur'an turun pada malam kedua puluh empat di bulan Ramadhan".

Nah, karena turunnya kitab-kitab suci itu pada bulan Ramadhan, maka para ilmuwan Islam menyebutnya bahwa bulan Ramadhan adalah bulan turunnya revolusi samawiyah, turunnya kitab-kitab suci (wahyu Allah) sebagai koreksi total terhadap banyaknya kemunkaran, kebathilan, kemusrikan, kekufuran dan berbagai keangkuhan manusia dalam perkembangannya dari zaman ke zaman.

Sedangkan pada zaman Nabi Ibrahim penyelewengan dan bermacam kemunkaran dirombak dan di koreksi oleh kitab-kitab shuhuf Ibrahim. Berbagai pelanggaran dan kemunkaran umat Nabi Musa juga dikoreksi dan dibetulkan oleh wahyu Allah yaitu kitab Taurat, sedangkan pada zamannya Nabi Dawud Alaihissalam, Allah menurunkan petunjuknya melalui kitab Zabur.

Keangkuhan dan kesombongan kaum di zaman Nabi Isa Alaihissalam, dirombak oleh Allah dengan diturunkannya kitab Injil, yang terakhir yaitu berbagai penyimpangan, kesesatan, kejahiliyahan, kedzaliman dan kekufuran umat Muhammad SAW dibetulkan, dikoreksi  serta diluruskan dengan kitab Allah yang terbesar dan berlaku sepanjang masa yaitu Al-Qur'anul Karim.

Al-Qur'an sebagai perombak segala bentuk kekufuran, menghilangkan kedzaliman dan penyimpangan-penyimpangan yang ada di dunia ini. Al-Qur'an turun dari langit sebagai pembawa berkah dan semangat revolusi terbesar untuk mematahkan semua bentuk kejahiliyahan dan kemusyrikan yang berusaha eksis di masyarakat, memberikan petunjuk, penjelas, penentu baik-benar dan pemisah antara yang haq dan yang bathil. Hal ini menunjukan bahwa Al-Qur'an tampil ditengah-tengah kehidupan manusia memiliki arti dalam tiga fungsi, yaitu :

1. Sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia

2. Memberikan penjelasan tentang petunjuk-petunjuk Allah yang pernah ada.

3. Sebagai pembeda antara yang haq dan yang bathil.

Dari fungsi penampilan Al-Qur'an ini, maka jika seseorang manusia hendak mencari petunjuk dalam menuju jalan hidup yang paling benar jawabannya tiada lain kecuali beriman dan mengikuti petunjuk Al-Qur'an.