Ketiga hewan pada gambar diatas dikelompokkan dalam ordo yang sama yaitu

Hewan mamalia menjadi salah satu kelompok dalam kingdom animalia. Secara definisi, mamalia bisa diartikan sebagai hewan yang menyusui, sebab ciri khas dari kelompok ini yaitu memiliki kelenjar susu.

Menurut keterangan di jurnal Biocelebes 12(3), hewan mamalia adalah kelompok hewan vertebrata yang mempunyai kelenjar mamae. Sementara itu dalam “Modul Ajar Taksonolo Vertebrata” oleh Rahmadina, M.Pd. dari UIN Sumatera Utara, mamalia juga diartikan sebagai hewan vertebrata yang memiliki sifat homoetherm atau berdarah panas.

Mamalia menjadi kelompok yang penting dalam memelihara dan mempertahankan keberlangsungan proses ekologis. Kelompok mamalia tersebar di berbagai tempat mulai dari laut, sepanjang garis pantai, danau, sungai, bawah tanah, di atas tanah, pepohonan, bahkan di udara. Meskipun demikian, kelompok memiliki risiko kepunahan paling tinggi.

Ciri Ciri Hewan Mamalia

Kelompok mamalia memiliki ciri khusus yang berbeda dibandingkan kelompok hewan vertebrata lainnya. Mengutip dari “Buku Siswa Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, berikut ciri ciri hewan mamalia yang perlu diketahui:  

  1. Mempunyai kelenjar susu.
  2. Bernapas menggunakan paru-paru.
  3. Berdarah panas atau homoioterm karena suhu tubuhnya tetap dan tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
  4. Berkembang biak dengan cara melahirkan, namun ada juga yang bertelur.
  5. Pada pemukaan tubuh terdapat rambut.
  6. Umumnya hidup di darat, namun ada juga yang hidup di air.

Baca Juga

Menurut penjelasan di “Buku Siswa Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, jenis hewan mamalia terbagi menjadi 12 ordo. Berikut uraian lengkapnya.

  1. Monotremata yaitu mamalia yang bertelur. Contohnya platypus.
  2. Insectivora yaitu mamalia kecil yang memakan serangga. Contohnya celurut dan tupai cokelat kecil.
  3. Marsupialia yaitu mamalia yang memiliki kantong. Contoh hewan vertebrata ini yaitu kanguru, koala, dan kuskus.
  4. Rodentia merupakan mamalia pengerat yang memiliki gigi seri seperti pahat dan bisa tumbuh terus menerus. Contohnya, marmot, landak, dan bajing.
  5. Chrioptera yaitu hewan mamalia yang dapat terbang. Contohnya kelelawar.
  6. Pholidota yaitu mamalia yang tidak memiliki gigi, tubuhnya dibungkus sisik dari zat tanduk dan rambut, serta memiliki lidah kecil dan panjang. Contohnya trenggiling.
  7. Carnivora merupakan mamalia yang memakan daging. Mamalia ini mempunyai gigi kuat serta taring besar dan tajam. Contohnya harimau, singa, dan anjing laut.
  8. Catacea yaitu mamalia yang tubuhnya seperti ikan dan hidup di air. Mamalia ini memiliki kaki depan yang dimodifikasi sehingga mirip dayung dan tidak memiliki kaki belakang. Contohnya lumba-lumba hidung botol, paus biru, dan paus pembunuh.
  9. Proboscidea merupakan mamalia yang memiliki belalai. Contohnya gajah.
  10. Sirenia adalah mamalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai depan seperti sirip. Kelompok ini tidak memiliki kaki belakang. Ekornya besar dan pilih horizontal. Contohnya yaitu duyung.
  11. Ungulata merupakan hewan vertebrata yang berkuku. Contohnya rusa sambar, jerapah, badak, kuda, tapir, dan kuda nil.
  12. Primata adalah jenis mamalia yang matanya menghadap ke arah depan. Contohnya beruk, orang utan, dan lutung jawa.

Baca Juga

Agar lebih jelas, berikut ini kami berikan uraian contoh hewan mamalia dari beberapa ordo.

Advertising

Advertising

Platypus merupakan hewan mamalia dari ordo monotremata atau mamalia yang bertelur. Platypus merupakan hewan semi akuatik yang banyak ditemukan di Benua Australia. Platypus merupakan mamalia yang termasuk dalam kelompok hewan ovovivipar.

Hewan ini umumnya berkembang biak dengan cara bertelur seperti kelompok burung. Namun platypus memiliki kelenjar susu seperti mamalia yang berkembang biak dengan cara beranak atau melahirkan.

Maka dari itu, para ahli memasukan platypus sebagai kelompok hewan ovovivipar. Hewan ini juga dikenal sebagai hewan peralihan dari evolusi yang terjadi di kelas burung ke mamalia.

2. Tupai cokelat kecil

Contoh hewan mamalia lainnya yaitu tupai. Hewan ini menjadi bagian dari ordo insectivora yaitu mamalia kecil yang memakan serangga. Tupai cokelat dikenal juga dengan nama tupai kekes.

Menurut penjelasan di Jurnal Hutan Lestari 5(1), tupai kekes memiliki tubuh berwarna cokelat dengan bintik bungalan dan garis tengah berwarna hiyam di setenag bagian depan tubuhnya.

Di bagian garis bahu juga biasanya terdapat bungulan puacat. Bagian bawah berwarna jingga kusam, dengan pangkal bulu abu-abu pucat. Sementara itu, di bagian bawah dan ujung ekor memiliki warna jingga terang.

Baca Juga

Kanguru merupakan hewan mamalia dengan ciri khas memiliki kantong di perutnya. Kanguru memiliki beberapa jenis. Kanguru pohon adalah salah satu jenis kanguru yang menjadi hewan endemik Papua.

Selain di Papua, kanguru juga banyak ditemukan di Benua Australia. Hewan ini bahkan menjadi ikon tersendiri untuk benua tersebut. Hewan ini masuk dalam ordo marsupialia yaitu mamalia yang memiliki kantong.

4. Bajing

Banjing adalah mamalia yang masuk dalam ordo rodentia atau hewan pengerat. Mengutip dari e-journal.uajy.ac.id, bajing memiliki panjang tubuh sekitar 198 mm, panjang ekor 195 mm, dan panjang kaki sekitar 44 mm.

Satwa ini bersifat arboreal atau hidup di pohon, meskipun terkadang bisa ditemukan di permukaan tanah. Bajing juga diketahui menyukai habitat daerah perkebunan. Hewan ini biasanya memanfaatkan tajuk pohon jutan untuk aktivitas seperti makan dan istirahat.

Baca Juga

Hewan mamalia ini berasal dari ordo chiropyera atau mamalia yang bisa terbang. Selain itu, kelelawar juga termasuk dalam kelompok hewan vivipar atau berkembang biak dengan cara beranak. Hewan yang aktif di malam hari ini mengalami masa kehamilan kurang lebih 3 – 6 bulan.

6. Gajah

Gajah termasuk dalam kelompok mamalia dan masuk dalam ordo proposcidea. Hewan ini juga berkembang biak dengan cara vivipar atau melahirkan. Gajah membutuhkan waktu sangat lama untuk mengandung anaknya.

Hewan besar ini memerlukan waktu kurang lebih 18 – 24 bulan untuk mengandung anaknya. Gajah betina dewasa biasanya hanya mampu melahirkan anak 4 – 5 kali saja. Oleh sebab itu, tak heran jika populasi gajah terancam punah karena perkembangbiakannya sangat terbatas.

Baca Juga

Contoh hewan mamalia lainnya yaitu kera. Hewan ini termasuk dalam ordo primata. Sama seperti gajah dan kelelawar, kera juga merupakan hewan vivipar. Hewan yang satu ini akan mengalami fase kehamilan setelah terjadi ovulasi.

Untuk periode kehamilan berbeda-beda sesuai dengan fisiologis jenis kera tersebut. Beberapa spesies kera antara lain gibbon, simang, orang utan, simpanse, gorila, dan bekantan.

Salam dan Bahagia 


Tempo hari, anak-anak telah Ibu ajak mengamati ciri-ciri makhluk hidup yang ada di sekitar kalian. Kali ini kita akan belajar Klasifikasi Makhluk Hidup. Budayakan literasi membaca sejak dini.

1. Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup

Makhluk hidup sebagai objek kajian biologi sangat beraneka ragam. Agar mudah mempelajarinya, para ahli melakukan klasifikasi untuk menyederhanakannya. Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dimilikinya. Cabang ilmu biologi\ yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi (Yunani, taxis = susunan, nomos = aturan).

Klasifikasi makhluk hidup dilakukan secara sistematis dan bertahap. Organisme-organisme yang memiliki persaman tertentu dimasukkan ke dalam satu kelompok. Dari anggota kelompok tersebut, dicari lagi persamaan dan perbedaan ciri lainnya untuk membentuk kelompok yang lebih kecil. Hal ini berdasarkan kajian evolusi bahwa organisme dalam satu kelompok memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Makin banyak persaman ciri, makin dekat pula kekerabatannya. Contohnya, ular memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan kadal daripada dengan ayam.

Perhatikan gambar berikut, manakah hewan yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat? 

2. Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup

  1. Pengamatan sifat makhluk hidup. Proses yang dilakukan adalah mengidentifikasi makhluk hidup dengan cara mengamati dari tingkah laku, bentuk morfolofi, anatomi, dan fisiologi (fungsi faal tubuh).
  2. Pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri yang diamati. Proses pengelompokkan makhluk hidup dilakukan berdasarkan ciri dan sifat atau persamaan dan perbedaan yang diamati.
  3. Pemberian nama makhluk hidup. Setelah dikelompokkan, langkah klasifikasi selanjutnya adalah memberi nama makhluk hidup agar lebih mudah dipahami. Sistem penamaan makhluk hidup salah satunya adalah system tata nama ganda (Binomial Nomenclature).

3. Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup 

Jadi, dengan mengklasifikasikan makhluk hidup dapat diperoleh beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:

  1. Menyederhanakan objek studi biologi yang beraneka ragam sehingga lebih mudah untuk mempelajarinya.
  2. Dapat mengetahui hubungan kekerabatan antara organisme yang satu dengan organisme lainnya.

4. Dasar-Dasar Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Beberapa dasar klasifikasi digunakan dalam melakukan klasifikasi, antara lain berdasarkan ciri-ciri fisik, morfologi, cara bereproduksi, manfaat, ciri-ciri kromosom, kandungan gen di dalam kromosom, dan kandungan zat biokimia, berdasarkan dasar-dasar klasifikasi tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup dapat dibedakan menjadi sistem alamiah, sistem artifisial (buatan) sistem filogenetik, dan sistem modern.

  • Klasifikasi Sistem Alamiah
  • Klasifikasi Sistem Artisifal (Buatan)
  • Klasifikasi Sistem Filogenetik
  • Klasifikasi Sistem Modern

Klasifikasi sistem alamiah adalah klasifikasi untuk membentuk takson-takson yang bersifat alamiah (sesuai kehendak alam). Dasar yang digunakan adalah adanya persamaan sifat, terutama sifat morfologinya. Klasifikasi sistem alamiah dikemukakan pertama kali oleh Aristoteles. Aristoteles mengelompokan di bumi ini menjadi 2 kingdom, yaitu hewan dan tumbuhan. Kemudian hewan dikelompokan lagi berdasarkan persamaan habitat dan perilakunya,sedangkan tumbuhan dikelompokan lagi berdasarkan ukuran dan strukturnya, misalnya tumbuhan pohon (beringin, mangga, jeruk, kelapa), tumbuhan perdu (tomat, bayam, cabai, terung), dan tumbuhan semak (rumput, jahe).

Klasifikasi sistem artisifal adalah klasifikasi untuk tujuan praktis, misalnya berdasarkan kegunaannya. Berdasarkan kegunaannya, tumbuhan dikelompokan menjadi tanaman obat (jahe, kina, kayu putih, ginseng), tanaman hias (mawar, melati, cempaka, anggrek), tanaman makanan pokok (padi, jagung, gandum, ubi), tanaman sayuran (bayam, kangkung, kacang panjang, kol), tanaman buah-buahan (jeruk, salak, pepaya, apel), tanaman sandang (kapas), dan tanaman untuk papan (jati, bambu, meranti).

Pada sistem filogenetik, klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara organisme atau kelompok organisme, dengan melihat kesamaan ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi dan etologi (perilaku). Filogeni merupakan hubungan kekerabatan antara organisme berdasarkan proses evolusinya. Hubungan kekerabatan tersebut digambarkan sebagai pohon filogenetik. Klasifikasi sistem filogenetik diperkenalkan sejak munculnya teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859.

Klasifikasi sistem modern dibuat berdasarkan hubungan kekerabatan organisme (filogenetik), ciri-ciri gen atau kromosom, serta ciri-ciri biokimia. Pada klasifikasi sistem modern, selain menggunakan dasar perbandingan ciri-ciri morfologi, struktur anatomi, fisiologi, etologi, juga dilakukan perbandingan struktur molekuler dari organisme yang diklasifikasikan.

5. Tingkatan Takson Dalam Klasifikasi Makhluk Hidup

Tingkatan takson merupakan tingkatan dari suatu unit atau kelompok makhluk hidup yang disusun mulai dari tingkat paling tinggi hingga tingkat paling rendah. Urutan tingkatan takson dalam klasifikasi mulai dari tingkat paling tinggi hingga tingkat paling rendah, yaitu:

  1. kingdom(kerajaan) atau regnum(dunia)

  2. phylum(filum), atau division(divisi)

  3.  classis(kelas)

  4. ordo(bangsa)

  5. familia(famili/suku)

  6. genus(marga),

  7. species(spesies/jenis)

    Semakin Tinggi tingkatan takson, maka akan semakin banyak pula anggota takson, namun makin akan banyak pula perbedaan ciri antar sesama anggota takson, Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson maka semakin sedikit pula anggota takson dan semakin banyak pula persamaan ciri antar anggota takson. 

Kingdom adalah tingkatan takson yang tertinggi dengan jumlah anggota takson terbesar. Organisme di bumi dikelompokkan menjadi beberapa kingdom, antara lain (1)kingdom Monera (organisme uniseluler tanpa nukleus), (2) kingdom Protista (eukariotik yang memiliki jaringan sederhana), (3) kingdom Fungi (jamur), (4)kingdom Plantae (tumbuhan), dan (5) kingdom Animalia (hewan).

Filum (phylum) digunakan untuk takson hewan, sedangkan divisi (divisio) digunakan untuk takson tumbuhan. Kingdom Animalia dibagi menjadi beberapa filum, seperti filum Chordata (memiliki notokorda saat embrio), filum Echinodermata(hewan berkulit duri), dan filum platyhelminthes (cacing pipih). Nama divisi pada tumbuhan menggunakan akhiran -phyta.Contohnya kingdom plantae dibagi menjadi tiga divisi, antara lain Bryophyta (tumbuhan lumut), Pteridophyta(tumbuhan paku) dan Spermatophyta(tumbuhan berbiji).

Anggota takson pada setiap filumatau divisi dikelompokkan lagi menjadi ordo berdasarkan persamaan ciri-ciri yang lebih khusus. Nama kelas tumbuhan menggunakan akhiran yang berbeda,antara lain: -opsida (untuk lumut), -edoneae(untuk tumbuhan berbiji tertutup),-phyceae (untuk alga), dan lain-lain. Contohnya divisi Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas Monocotyledoneae dan kelas Dicotyledoneae; divisi Bryophyta diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hepaticopsida (lumut hati), Anthoceratopsida(lumut tanduk), dan Bryopsida (lumut daun); dan filum Chrysophyta (ganggang keemasan) dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu Xanthophyceae, Chrysophyceae,dan Bacillariopyceae.

Anggota takson pada setiap kelas dikelompokkan lagi menjadi ordo berdasarkan persamaan ciri-ciri yang lebih khusus. Nama ordo pada takson tumbuhan umumnya menggunakan akhiran -ales. Sebagai contoh kelas Dicotyledoneae dibagi menjadi beberapa ordo, antara lain ordo Solanales, Cucurbitales, Rosales, Malvales,Asterales, dan Poales.

Anggota takson setiap ordo diklasifikasikan lagi menjadi beberapa famili berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu. Famili berasal dari bahasa Latin familia. Nama famili pada tumbuhan umumnya menggunakan akhiran -aceaemisalnya Compositae (nama lain Asteraceae) dan Graminae (nama lain Poaceae). Sementara itu, nama famili pada hewan umumnya menggunakan akhiran kata -idae, misalnya Homonidae (manusia), Felidae (kucing), dan Canidae (anjing).

Baca Juga : Proses Metamorfosis Pada Belalang

Anggota takson setiap famili dikelompokkan lagi menjadi beberapa genus berdasarkan persamaan ciri-ciri tertentu yang lebih khusus. Kaidah penulisan nama genus ialah menggunakan huruf kapital pada kata pertama dan dicetak miring atau digarisbawahi. Sebagai contoh, famili Poaceae terdiri atas genus Zea (jagung), Triticum(gandum), Saccharum (tabu), dan Oryza(Padi-padian).

Spesies adalah tingkatan takson paling rendah. Anggota takson spesies memiliki persamaan ciri paling banyak dan terdiri atas organisme yang bila melakukan perkawinan secara alamiah dapat menghasilkan keturunan yang fertil (subur). Nama spesies terdiri dari dua kata. Kata pertama menunjukkan nama genusnya dan kata kedua menunjukkan nama spesifiknya. Sebagai contoh, pada genus Rosa terdapat spesies Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa gigiantea, Rosa alba, Rosa rugosa, dan Rosa dumalis.

6. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom 

Sistem lima kingdom ditemukan oleh seoarng ahli Ekologi Amerika SerikatRobert H. Whittaker pada tahun 1969 dengan menggunakan dasar tingkatan organisme, susunan sel, dan faktor nutrisinya. Adapun sistem klasifikasi lima kingdom ini adalah sebagai berikut:

  1. Kingdom Monera.

  2. Kingdom Protista.

  3. Kingdom Fungi.

  4. Kingdom Plantae.

  5. Kingdom Animalia.

7. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup

Dalam kehidupan, mungkin sering menemukan suatu jenis makhluk hidup, misalnya tanaman mangga dalam bahasa Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda. Misalnya orang Jawa Tengah menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur, sedangkan di Sumatera Barat disebut pauh. Contoh lain, pisang dalam bahasa Indonesia, di Jawa Barat disebut cau, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan gedang. Nama mangga dan pisang dapat berbeda-beda menurut daerah masing-masing, dan hanya dimengerti oleh penduduk setempat.

Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua orang, maka setiap jenis makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin, sesuai dengan kode Internasional Tata Nama Tumbuhan dan Hewan. Nama ilmiah makhluk hidup digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia. Walaupun terkadang sulit di eja atau diingat, tetapi diharapkan suatu organisme hanya memiliki satu nama yang benar. Upaya memberi nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh para ilmuwan, akhirnya melahirkan sistem tata nama binomial nomenklatur (tata nama biner) yang meliputi ketentuan pemberian nama takson genus dan spesies.

Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Selanjutnya setiap nama genus makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris-bawahi.

Contoh, marga tumbuhan Solanum (terong-terongan), marga hewan Felis (kucing), dan sebagainya.

Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua katatunggal (mufrad) yang sudah dilatinkan. Misalnya, tanaman jagungnama spesiesnya (jenis) Zea Mays. Burung merpati nama spesiesnya Columbia livia. Kata pertama merupakan nama marga (genus), sedangkan kata kedua, merupakan petunjuk spesies atau petunjuk jenis. Dalam penulisan nama petunjuk jenis, seluruhnya menggunakan huruf kecil. Selanjutnya setiap nama jenis (spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris-bawahi agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain.

8. Identifikasi Makhluk Hidup

  • Kunci Determinasi atau Dikotomis

Para ahli biologi melakukan penelitian terhadap suatu makhluk hidup, dari segi apa pun, seperti jumlah sel, dinding sel, ukuran, cara berkembang biak, dapat melakukan fotosintesis atau tidak, dan lain-lain. Selain diteliti, para ahli taksonomi yang bertugas mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan takson (kingdom, filum, divisi, ordo, kelas, dll.) memberikan banyak pertanyaan kepada ahli biologi tentang ciri-ciri makhluk hidup tersebut. Pertanyaan-pertanyaan ini disebut Kunci Determinasi/Kunci Dikotom.

Tujuan kunci determinasi adalah mengenali ciri-ciri makhluk hidup, lalu makhluk hidup tersebut ditetapkan identitas supaya dapat diklasifikasikan menurut takson secara benar (dari kingdom, filum, divisi, ordo, kelas, dll.).

Contoh kunci determinasi:

  • Bawalah seekor hewan kemudian jawablah kunci determinasi berikut ini!
  1. Tidak bertulang belakang ………………………………………..(bila ya lanjutkan ke nomor 2)

  2. Memiliki ruas-ruas tulang belakang ……………………………(bila ya lanjutkan ke nomor 3)

  3. Tubuh lunak, kaki tidak berbuku-buku …………………………siput (bila ya jawabannya siput)

  4. Tubuh tidak lunak dan berbuku-buku ………………………….(bila ya lanjutkan ke nomor 4)

  5. Bergerak dengan sirip …………………………………………………ikan (bila ya jawabannya ikan)

  6. Bergerak bukan dengan sirip …………………………………….(bila ya lanjutkan ke nomor 6)

  7. Bersayap ……………………………………………………………….(bila ya lanjutkan ke nomor 5)

  8. Tidak bersayap ……………………………………………………….lipan (bila ya jawabannya lipan)

  9. Menyusui anaknya …………………………………………………..mamalia (bila ya jawabannya mamalia atau kerbau)

  10. Tidak menyusui anaknya …………………………………………(bila ya lanjutkan ke nomor 7)

  11. Sayapnya sisik …………………………………………………………..kupu-kupu (bila ya jawabannya kupu-kupu)

  12. Sayapnya lurus ……………………………………………………….belalang (bila ya maka belalang)

  13. Mengalami metamorfosis …………………………………………katak (bila ya jawabannya katak)

  14.  Tidak mengalami metamorfosis ………………………………..(bila ya lanjutkan ke nomor 8)

  15. Tidak mengerami …………………………………………………….buaya (bila ya jawabannya buaya)

  16. Mengerami telurnya …………………………………………………burung (bila ya jawabannya burung)

Dari kunci itu diperoleh:

Tabel: Kunci Determinasi

9. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan hal yang penting bagi kehidupan. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah variasi organisme hidup pada tiga tingkatan, yaitu tingkat gen, spesies, dan ekosistem. Keanekaragaman hayati berperan sebagai indikator dari sistem ekologi dan sarana untuk mengetahui adanya perubahan spesies.

Keanekaragaman hayati juga mencakup kekayaan spesies dan kompleksitas ekosistem sehingga dapat memengaruhi komunitas organisme, perkembangan dan stabilitas ekosistem.

Keanekaragaman hayati muncul sebagai akibat dari adanya persamaan dan perbedaan ciri serta sifat yang terdapat pada makhluk hidup. Secara garis besar keanekaragaman hayati terbagi ke dalam tiga tingkatan yaitu, tingkat gen, jenis, dan ekosistem.

Keanekargaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi pada suatu kelompok spesies.Gen adalah materi yang terdapat pada kromosom, bersifat heterediter (diturunkan) yang berfungsi mengatur dan mengendalikan sifat atau penampilan suatu makhluk hidup. Variasi gen menyebabkan fenotip dan genotip setiap makhluk hidup berbeda. Variasi gen dapat terjadi melalui perkawinan maupun akibat interaksi gen dengan lingkungannya.

Contoh:

  • Variasi mangga (gadung, gedong gincu, golek, apel, kelapa, madu).

Keanekaragaman jenis (spesies) adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok berbagai spesies yang hidup di suatu tempat.

Contoh :

  • Variasi pada genus Panthera (singa, harimau, macan tutul, jaguar)

Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena adanya persamaan dan perbedaan komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem. Faktor biotik maupun faktor abiotik ini sangat beragam, oleh sebab itu ekosistem yang tersusun atas dua faktor tersebut pun memiliki perbedaan antar ekosistem satu dengan ekosistem lainnya. Keanekaragaman ekosistem dibedakan menjadi keanekaragaman ekosistem alamiah dan keanekaragaman ekosistem buatan (Gambar 2.3.3).

Contoh :

  1. Keanekaragaman ekosistem alamiah: variasi ekosistem laut
  2. Ekosistem laut,
  • Biotik : cumi-cumi, kepiting, kuda laut, rumput laut.
  • Abiotik : terumbu karang, pasir laut, karang.

10. Kaitan Klasifikasi dengan Evolusi

Kaitan klasifikasi dengan evolusi merupakan suatu pendekatan analisis terhadap keragaman makhluk hidup dan hubungannya dengan evolusi antarorganisme. Adapun hubungan evolusi antarkelompok organisme ini dikenal dengan filogeni.

Sejak Darwin mengemukakan teorinya, klasifikasi memiliki tujuan untuk pengaturan kelompok makhlukhidup secara sederhana, yaitu untuk membuat klasifikasi yang mencerminkan hubungan evolusi antarmakhluk hidup. Oleh karena itu, dibuat suatu sistem klasifikasi yang memperlihatkan hubungan evolusi antarmakhluk hidup. Perhatikan gambar hubungan evolusi dan klasifikasi berikut ini.

Para ilmuwan biasanya menggunakan pohon filogenetik untuk menggambarkan hipotesis tentang sejarah evolusi spesies. Diagram bercabang ini memperlihatkan hierarki klasifikasi kelompok makhluk hidup ke dalam kelompok yang lebih kecil.Pada akhir abad ke-20, perkembangan Biologi Molekular mencapai kemajuan yang cukup baik. Para ilmuwan telah dapat membedakan dan membandingkan spesies serta kedekatan secara evolusi melalui pendekatan molekular. Pada tingkat molekular, kedekatan antara dua spesies sesuai dengan akumulasi perbedaan genom kedua spesies tersebut.

 Sumber : //www.dosenpendidikan.co.id/

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA