Kedudukan yang diperoleh seseorang melalui usahanya sendiri disebut


Didalam masyarakat, ada orang-orang tertentu yang menduduki kelas sosial yang lebih tinggi, sedang yang lainnya berada dikelas sosial yang lebih rendah. Perbedaan kedudukan diukur menurut penilaian warga masyarakat yang bersangkutan. Kata Stratifikasi sosial berasal dari bahasa Latin, yakni stratum yang berarti tingkatan dan socius yang berarti teman atau masyarakat. Jadi, secara umum dapat kita katakan bahwa stratifikasi sosial adalah tingkatan sosial yang ada dalam masyarakat.

Adapun dasar yang bisa digunakan untuk menggolongkan suatu masyarakat dalam sebuah pelapisan sosial antara lain sebagai berikut :

1) Kekayaan (capital) Wujud kekayaan dilihat dari kepemilikan harta benda. Semakin banyak kepemilikan harta benda maka seseorang akan menempati posisi yang tinggi.

2) Kekuasaan (power) diihat dari kepemilikan kekuasaan atau wewenang. Kekuasaan yang besar bisa menghantarkan seseorang pada kedudukan yang tinggi.

3) Kehormatan (privilege) Seseorang dapat menempati posisi tinggi dalam lapisan sosial masyarakat bila ia sangat dihormati atau disegani.

4) Ilmu pengetahuan (science) Seseorang yang memiliki level pengetahuan yang tinggi akan bisa menempati posisi yang tinggi.

Perlu dipahami bahwa kriteria yang telah disebut ini bukanlah sesuatu yang bersifat kaku atau limitif, artinya masih memungkinan didapatinya faktor lain yang bisa dijadikan dasar pembentukan stratifikasi sosial. Kunci dari penggolongan ini adalah jika masih didapatkannya sesuatu yang dianggap berharga di tengah kehidupan masyarakat.

A. Unsur-unsur Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial tidak bisa dilepaskan dari unsur-unsur yang ada di dalamnya. Adapun unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Status

Status di sini dapat didefinisikan sebagai kedudukan. Paul B. Horton mendefinisikan status sebagai suatu posisi seseorang dalam sebuah kelompok sosial. Umumnya terdapat tiga macam cara memperoleh status. Pertama, Ascribed Status. Ascribed Status merupakan kedudukan yang diperoleh seseorang melalui kelahiran, misal kedudukan anak bangsawan diperoleh karena kelahiran dari orang tua kalangan bangsawan. Kedua, Achieved Status. Achieved Status merupakan kedudukan seseorang yang diperoleh dengan usaha, misal mencapai gelar sarjana dengan kuliah. Ketiga, Assigned Status. Assigned Status merupakan kedudukan seseorang yang diperoleh melalui pemberian, misal gelar kehormatan karena dianggap berjasa.

2. Peranan atau Peran Sosial

Peranan merupakan seperangkat harapan yang di dalamnya ditemui seperangkat peran (role set) yang dimiliki oleh seseorang pada suatu posisi tertentu. Di sini dipahami bahwa di dalam suatu status tidak hanya memiliki satu peran saja namun juga terdapat sejumlah peran lain yang saling berkaitan. Misal, seorang guru juga sebagai seorang ayah atau ibu. Menurut Soerjono Soekanto dalam peranan setidaknya mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi dalam masyarakat.

b. Peranan sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Berbicara soal peranan maka kita tidak bisa melepaskan diri dari konflik status. Konflik ini akan muncul ketika ada pertentangan antar status dan peranan yang harus dilakukannya. Konflik status muncul ketika seseorang harus memilih salah satu yang harus dipilih dalam menghadapi situasi tertentu. Misal, seorang polisi menangkap pelaku kejahatan sedang ternyata pelaku itu adalah anaknya sendiri.

3. Kelompok

Kelompok adalah sejumlah individu yang memiliki norma- norma, nilai-nilai serta harapan yang mana secara sadar semua faktor ini saling berkaitan satu sama lain. Kelompok ini berperan sangat vital karena dalam kehidupan bermasyarakat kita berinteraksi di dalam lingkup kelompok.

4. Lembaga

Lembaga atau institusi merupakan pola organisasi dari kepercayaan serta perilaku yang ditujukan pada pemenuhan kebutuhan sosial tertentu. Keberadaan lembaga ini menjadi sangat penting karena sangat membantu masyarakat di dalam mencapai tingkat kebutuhan tertentu.

B. Sifat Stratifikasi Sosial

Dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

1. Stratifikasi Tertutup (Closed Social Stratification). Stratifikasi ini membatasi kennungkinan seseorang untuk melakukan mobilitas atau pindah lapisan baik itu lapisan atas maupun laipisan bawah. Dalam pelapisan ini salah satu jalan untuk memasukinya hanya melalui kelahiran, misal: pada masyarakat berkasta.


2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification). Pada sistem ini setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk melakukan mobilitas atau pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Contoh pelapisan sosial terbuka ini dapat kita temui pada masyarakat negara maju atau negara industri.


3. Stratifikasi Sosial Campuran. Pada kenyataannya kita tidak hanya menemui pelapisan sosial yang bersifat tertutup dan terbuka saja. Akan tetapi di dalam kehidupan masyarakat dewasa ini kita juga mendapati campuran dari keduanya seperti yang bisa kita lihat pada masyarakat Bali. Dari sisi budaya mereka menggunakan sistem pelapisan sosial tertutup seperti adanya empat kasta, yakni Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Akan tetapi dalam sistem ekonomi yang berjalan menggunakan sistem terbuka. Disinilah masing-masing anggota masyarakat bisa melakukan mobilitas berdasar kecakapannya tanpa memandang latar belakang kasta.

Pengertian Status Sosial – Status sosial adalah suatu kedudukan sosial seseorang di masyarakat yang dapat diperoleh dengan sendirinya (otomatis) melalui usaha ataupun karena pemberian. Interaksi sosial akan mendorong individu untuk dapat mencapai status sosial yang lebih tinggi. Status sosial yang lebih tinggi akan berpengaruh pula pada sikap dan rasa penghargaan yang tinggi dari masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi.

Sebagai contoh, seorang pejabat tentunya memiliki ruang lingkup interaksi yang lebih luas dan bervariatif bila dibandingkan dengan seorang petani. Pejabat akan berinteraksi dengan banyak orang dan dari berbagai status dan latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari masyarakat biasa, pengusaha, politikus, teknokrat, akademis, dan sebagainya yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya. Lain halnya dengan petani, dalam kesehariannya ia hanya berinteraksi dengan sedikit orang yang status dan latar belakangnya juga tidak jauh bebeda dengan dirinya.

1. Macam-Macam Status Sosial

Beberapa macam status sosial yaitu:

a. Ascribed status

Ascribed status, yaitu status sosial yang diperoleh dengan sendirinya atau otomatis akan didapatkan karena faktor keturunan. Status yang diperoleh memungkinkan orang untuk bersikap pasif. Seseorang dapat memiliki status ini tanpa harus berjuang ataupun melakukan usaha apa pun.

Contohnya anak seorang bangsawan akan menjadi bangsawan pula dan mendapatkan kehormatan dari masyarakat karena status sosial yang diwariskan dan yang dimiliki oleh orang tuanya.

Achieved status, yaitu status yang diperoleh melalui usaha yang disengaja terlebih dahulu. Untuk memperoleh status ini harus melalui perjuangan yang panjang dengan memerlukan pengorbanan dan lebih bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.

Hampir semua status yang dimiliki oleh seseorang di masyarakat harus diperjuangkan terlebih dahulu dalam meraihnya. Contohnya untuk menjadi sarjana harus melalui perjuangan terlebih dahulu. Seorang sarjana akan berjuang dengan keras untuk memperoleh gelar akademisnya.

Tingkatan pendidikan dalam masa yang panjang harus dilalui untuk mencapainya yang juga memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.

Baca juga: Ciri dan sifat stratifikasi sosial

c. Assigned status

Assigned status, yaitu status yang diberikan oleh masyarakat sebagai tanda penghargaan atas jasanya. Pada dasarnya status yang diperoleh adalah akibat dari status yang telah diperolehnya terlebih dahulu. Contohnya seorang pahlawan yang dihargai oleh masyarakat atas jasa perjuangannya. Untuk menjadi seorang yang disebut pahlawan tentu ia harus berjuang mencapai statusnya dengan semua pengorbanan, baik jiwa maupun raga.

Pada masyarakat terdapat jenjang (stratifikasi sosial) yang merupakan penggolongan seseorang sesuai dengan status sosialnya. Penggolongan tersebut apabila didasari oleh kriteria ekonomi disebut kelas sosial. Kelas sosial ini terbagi atas kelas sosial atas, menengah, dan bawah.

Pada umumnya istilah kelas sosial lebih menunjukkan pada kelompok kelas sosial atas. Mereka merupakan golongan orang-orang yang kaya dan bergengsi. Mereka bangga dengan status sosial yang disandangnya. Semakin tinggi kelas sosialnya, maka akan semakin tinggi pula prestise (gengsi) yang dimilikinya.

Oleh karena itu, mereka membentuk ciri tertentu agar tampak berbeda dengan kelas sosial yang lain. Ciri-ciri tersebut merupakan kebanggaan bagi pemiliknya. Ciri-ciri atau tanda tertentu yang dapat menunjukkan kelas sosial disebut simbol status.

Beberapa simbol status masyarakat kelas atas, yaitu:

a. Tempat tinggal

Kelas sosial atas biasanya tinggal di perumahan elite yang mewah dan memiliki prestise tinggi. Orang yang tinggal di perumahan mewah menunjukkan bahwa ia adalah kelompok orang kaya. Perumahan yang mewah dengan semua fasilitasnya akan memberikan kebanggaan bagi pemiliknya. Dengan melihat tempat tinggalnya, orang sudah dapat menilai kelas sosial seseorang.

Baca juga: Pengertian struktur sosial

b. Kekayaan

Kekayaan menjadi unsur utama yang sering ditonjolkan seperti mobil mewah, perhiasan, dan sebagainya. Kekayaan menjadi bagian terpenting dalam kelompok sosial karena dianggap sebagai simbol kesuksesan. Mobil mewah seperti merk jaguar sangat langka di Indonesia karena harganya yang mahal dan jumlahnya yang terbatas. Mobil ini memberi kebanggaan tersendiri bagi orang yang memiliki dan memakainya.

c. Penghasilan

Pada umumnya kelas sosial atas memiliki penghasilan yang tinggi. Mereka pada umumnya para eksekutif yang bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu dan menjadi orang yang sukses. Ada hubungan yang erat antara penghasilan dengan jenis pekerjaan. Kelompok sosial atas mempunyai pekerjaan yang elite dengan penghasilan yang tinggi.

d. Pakaian

Pakaian yang digunakan oleh kelompok sosial atas adalah pakaian yang bagus dan mahal. Mereka bangga mengenakan pakaian produksi luar negeri seperti baju buatan Italia, parfum dari Prancis, dan sebagainya.

e. Kegemaran

Kegemaran atau hobi kelompok sosial atas adalah kegiatan-kegiatan yang memerlukan biaya yang besar, seperti shopping ke luar negeri, olahraga golf, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai jenis kegemaran tertentu. Ada kegiatan tertentu yang dapat dilakukan oleh orang umum, tetapi juga menjadi status simbol kelas sosial atas, misalnya memancing. Memancing merupakan kegemaran dari setiap orang tanpa batas kelas sosial. Tetapi memancing menjadi hobby elit ketika dilakukan oleh golongan kelas sosial atas. Mereka memancing Blue Marlyn di laut lepas dengan menggunakan kapal pesiar mewah.

Baca juga: Ciri organisasi sosial

2. Konflik Status Sosial

Seseorang dalam masyarakat biasanya memiliki beberapa kedudukan sekaligus. Dari bermacam-macam kedudukan (status) yang dimilikinya tersebut biasanya yang selalu menonjol hanya satu, yaitu status yang utama. Begitu pula dengan masyarakat yang hanya melihat pada kedudukan utama yang menonjol tersebut.

Atas dasar tersebut, kemudian seorang individu yang memiliki bermacam-macam status digolongkan ke dalam kelas-kelas yang tertentu dalam masyarakat. Misalnya Pak Rudi mempunyai kedudukan sebagai suami, kepala rumah tangga, ketua RT, dan sebagai kepala sekolah. Bagi masyarakat, kedudukan sebagai kepala sekolahlah yang dianggap utama (menonjol).

Sering terjadi antara kedudukan-kedudukan yang dimiliki seseorang menimbulkan pertentangan-pertentangan atau konflik. Konflik status seringkali tidak dapat dihindari, karena adanya kepentingan-kepentingan individu yang tidak selalu sesuai, atau sejalan dengan kepentingan-kepentingan masyarakatnya, sehingga seringkali sulit bagi individu untuk mengatasinya.

Contohnya seseorang sarjana ekonomi bekerja sebagai sopir taxi ketika baru lulus. Sebagai sarjana ekonomi, ia memiliki status sosial yang tinggi. Tetapi sebagai seorang sopir taxi, sebenarnya ia tidak memerlukan gelar sebagai sarjana. Pekerjaan sebagai sopir taxi oleh sebagian besar masyarakat masih dianggap sebagai pekerjaan kelas bawah.

Daftar Pustaka
Raharjo, Puji. 2009. Sosiologi 2: untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA