Kapan saja waktu kita untuk mengucapkan salam sebutkan empat

Kapan saja waktu kita untuk mengucapkan salam sebutkan empat

ZAMAN L, S. Ag
MTs Negeri 1 Pelalawan

Bagi siswa madrasah sudah lumrah memberi dan menjawab salam di dalam kelas, karena setiap guru masuk kelas memberi salam kepada siswa dan setiap memulai pembelajaran siswa dianjurkan juga memberi salam pada guru. Namun dimasa pandemi COVID-19 tentu pembelajaranya berbeda seperti biasa, yaitu melalui pembelajaraan daring dan luring yaitu siswa menerima pembelajaran melalui tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran during dan luring guru memulainya menyapa siswa dengan memberi salam dan dijawab oleh siswa, ada yang langsung dan ada melalui tulisan. 

Di masa pandemi siswa mengucapkan salam melalui media sosial dengan berbagai gaya, ada yang benar adapula yang salah, ada yang lengkap adapula yang singkat seperti mekum, As, dan ada pula secara singkatan saja. Begitu juga memberi salam hanya kepada orang-orang yang tertentu saja atau orang yang dikenalnya. Ada juga ucapan salam ditukar dengan kata lain seperti, selamat pagi, selamat siang, hai dan sebagainya.

Bagi siswa yang datang kesekolah menemui guru, siswa setiap berjumpa dengan gurunya hanya sebagian kecil yang memberi salam. Kalau berjabat tangan memang tidak dianjurkan selama suasana zona merah dan kuning sesuai dengan petunjuk kesehatan. Berjabat tangan dalam bersalaman itu sudah ada sejak zaman Rasulullah Shalallahu ‘Alaihiwasallam dan dilanjutkan oleh para sahabat. Sebagaimana perkataan Abu Chaththab (Qatada) berkata:  Artinya “Saya bertanya kepada Anas: “Apakah berjabatan tangan itu terjadi pada sahabat Rasulullah Saw? Jawabnya Ya “. (HR. Bukhari)

Di hadis lain juga dijelaskan bahwa “Tidak ada orang Muslim bertemu lalu berjabat tangan, melainkan diampunkan dosa keduanya sebelum berpisah” (HR. Muslim)

Hal-hal yang berkaitan dengan salam antara lain:

Secara harfiah salam berasal dari kata salima (سلم, يسلم, سلا مة) Artinya selamat. Lafaz ini terdapat dibeberapa ayat al Qur’an seperti QS. Al-An’am ayat 54 Artinya: ”Apabila orang-orang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah; Salaamun Alaikum (mudah-mudahan Allah melimpahkan keselamatan kepada kamu) Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang”.

Kata salam adalah merupakan isim mashdar dari kata salima, memiliki makna yang cukup banyak, antara lain keselamatan, kedamaian, penghormatan dan ketentraman dan kedudukan. Sedangkan kata aslama mempnyai arti menyelamatkan, mendamaikan dan menundukkan.

  1. Menyebarkan salam dan hukumnya

Islam itu sangatlah indah, salah satunya adalah kita dianjurkan menyebarkan salam kepada banyak orang (Islam). Dengan menyebarkan salam akan timbul rasa saling cinta dan kasih sayang melalui rahmat dan berkah dari Allah SWT.

Rasulullah Saw bersabda: “Demi Dzat yang diriku di dalam kekuasaan-Nya kamu tidak masuk surga kecuali beriman dan kamu tidak beriman (dengan sempurna) sehingga kamu saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepadamu atas suatu perkara apabila kamu melakukannya, niscaya kamu saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kamu” (H.R Muslim)

Setiap memulai pembelajaran baik langsung, luring atau daring dianjurkan menyampaikan salam baik lisan atau tulisan. Hal inipun berdasarkan hadis Rasulullah Saw: Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda : Artinya :” Apabila sampai salah satu kamu ke Majelis, hendaknya memberi salam. Dan bila bangun akan meninggalkan majelis, harus mengucapkan salam. Bukankah yang pertama itu lebih baik layak (baik) dari yang kedua”. (HR. Abu Daud-At Tirmidzi)

Jadi memberi salam kepada seseorang itu hukuamnya sunah. Sedangkan menjawab salam hukumnya wajib kecuali pada tempat-tempat yang terlarang dan pada orang-orang yang tertentu.

  1. Kalimat salam dan maknanya

Kalimat dalam salam terbagi 3 macam, pertama, assalamu’alaikum artinya selamat atas kamu, setiap orang yang berada didepan atau mendengar orang yang mengucapkan salam dengan kata assalamu’alaikum, maka orang yang menjawab salam tersebut dengan kata wa’alaikum salam. Siapa yang melakukan seperti itu maka ia mendapatkan pahala 10. Maknanya pertama mendo’akan orang yang diberi salam. Kedua, orang yang memberi salam menjamin keselamatan orang yang didepannya atau dikawasannya yaitu selamat dari tangannya, selamat dari mulutnya, selamat dari perbuatannya, selamat dari segala perkataan dan perilaku yang buruk dan selamat dari ancaman orang lain selagi mereka berdekatan begitu juga berlaku sebaliknya. Aljarjani mendefinisikan salam sebagai do’a selamat seseorang dari bencana baik di dunia maupun di akhirat (tajarrud al nafsian al mihnati al darain).

Kedua, assalamu’alaikum warahmatllahi artinya selamat atas kamu dan mendapatkan rahmat Allah SWT. Orang yang mengucapkan salam seperti ini maka ia mendapatkan 20 pahala, kemudian orang yang dihadapan atau mendengarnya membalas dengan kalimat yang sama yaitu “Wa’alaikum salam warahmatullahi” atau ditambah dengan yang lain. Artinya selain daripada do’a selamat juga meminta pada Allah SWT. juga mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Sedangkan makna rahmat menurut al Ashfihani dalam Mufradat Alfadzh al Qur’an, kata rahmat berarti “kelembutan yang menuntut berbuat baik kepada yang disayangi”. Atau mendapatkan kasih sayang Allah SWT. Menurut ensiklopedia Islam, rahmat artinya ar-riqqah (kasih sayang). Artinya orang yang memberi salam mendoakan kepada yang diberi salam yaitu selamat dan mendapatkan kasih sayang Allah SWT.

Ketiga, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu artinya semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahanNya melimpah kepada kalian”. Orang yang mengucapkan salam seperti ini maka ia mendapatkan 30 pahala, kemudian orang yang dihadapan atau mendengarnya membalas dengan kalimat yang sama yaitu “Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh” atau ditambah dengan yang lain (waridhwaana). Artinya selain daripada do’a selamat juga meminta pada Allah SWT. mendapatkan rahmat serta keberkahan dari Allah SWT. Dalam perkara menjawab salam, Allah telah memerintahkan kita untuk membalas dengan lebih baik setidaknya sepadan, sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an: Artinya :”Apabila engkau diberi penghormatan (salam) dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik dari padanya, atau balaslah (penghormatan itu dengan sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu”. (QS. An-Nisa’: 86).

Salam itu seperti 3 jenis jeruk pertama, salam yang diibaratkan jeruk purut, di luar berkerut di dalam asam. Orangnya mau bersalaman tetapi mukanya berkerut, asam dan hatinya juga berkarat (tak bersih), bahkan ada memalingkan muka, sifat yang seperti ini hendaknya dijauhi karena itu tidak baik, memakai sifat pendendam.

Kedua, salam yang diibaratkan jeruk nipis, yaitu di luar licin rupanya di dalamnya asam. Hal ini baru hanya melihatkan muka yang manis didepan orang tapi di hatinya masih tak senang. Hadits Rasulullah: Abu Dzaar r.a berkata, Rasulullah s.a.w bersabda kepada saya : Artinya;”janganlah meremahkan suatu kebaikan, walau sekedar menghadapi teman dengan muka manis”. (HR. Bukhari).

Ketiga, salam diibaratkan seperti jeruk manis, yaitu di luar bagus, bersih, mengkilat sampai kedalampun juga bersih, harum dan manis. Hal yang seperti inilah yang seharusnya dicontoh memberi salam dengan baik, sopan dan ikhlas dan diikuti senyum bahwa menunjukan kita senang. Memberi dan menjawab salam juga hendaknya dengan sempurna supaya lebih baik dan dicintai Allah SWT, karena mengandung do’a, rahmat dan berkah.

Sangat dianjurkan kepada siswa untuk selalu memberikan penghormatan kepada siapa yang ditemui melalui daring atau luring berupa ucapan salam, baik kepada teman, guru atau orangtua. Salam yang diucapkan itu hendaknya dengan ikhlas dan ucapaan yang sempurna.

Rasulullah SAW mengajarkan ucapkan salam sebelum masuk rumah.

republika

Rasulullah SAW mengajarkan ucapkan salam sebelum masuk rumah. Rasulullah SAW (ilustrasi)

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  وعَنْ رِبْعِيٍّ قَالَ : حَدَّثَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي عَامِرٍ أَنَّهُ اسْتَأْذَنَ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ فِي بَيْتٍ فَقَالَ : أأَلِجُ ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لِخَادِمِهِ : " أخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمْهُ الاِسْتِئْذَانَ ، فَقُلْ لَهُ : قُلِ : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ، أَأَدْخُلُ " ، فَسَمِعَهُ الرَّجُلُ فَقَالَ : السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ ، أَأَدْخُلُ ؟ فَأَذِنَ لَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَدَخَلَ " [ أخرجه أبو داود وأحمد 

Baca Juga

  • Penyesalan Perempuan Yahudi Buta yang Kerap Hina Rasulullah

Suatu hari datang seorang dari Bani Amir ke rumah Rasulullah dan meminta izin untuk memasuki rumah beliau. Maka, Rasulullah berkata kepada pembantunya, “Keluarlah kamu dan ajarkan laki-laki itu adab meminta izin, katakanlah padanya untuk mengucapkan, ‘Assalamualaikum, bolehkah aku masuk?” (HR Abu Dawud dan Ahmad) 

Hadits tersebut berisi anjuran bagi setiap umat Islam untuk mengutamakan salam sebelum memasuki suatu rumah. Mengucapkan salam adalah bagian dari perintah Allah SWT.

Karena salam merupakan doa, baik bagi yang mengucapkan maupun yang mendengarkan. 

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ  ۚ

“…Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya), yang artinya juga memberi salam kepada dirimu sendiri…” (QS an-Nur [24]: 61).

Betapa pentingnya meminta izin sebelum memasuki sebuah rumah yang bukan milik sendiri. Cara ini merupakan salah satu kaidah dalam bersilaturahim. Dan, begitu indah akhlak seseorang yang selalu mengawali ucapan salam kepada siapa pun yang ditemuinya. 

وعن أَبي أُمامة صُدَيِّ بن عجلان الباهِلِي قال: قال رسولُ الله إنَّ أَوْلَى النَّاس باللهِ مَنْ بَدَأهم بالسَّلام

“Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah mereka yang memulai salam.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Selain itu, beberapa kaidah salam yang baik adalah bagi orang yang berkendaraan mengucapkan salam kepada yang berjalan kaki. Pejalan kaki memberi salam kepada yang duduk. Orang yang lebih muda memberi salam kepada yang lebih tua. Mereka yang kuat memberi salam kepada yang lemah.

Dan, bagi yang kaya memberi salam kepada yang miskin, begitu seterusnya. Jika seperti itu, secara sendirinya akan mengurangi sifat thagha dalam diri setiap Muslim, sekaligus memperkokoh ukhuwah Islamiyah.

Kaidah salam yang lain juga mengatur rendah dan tingginya suara saat mengucapkan salam, terutama ketika malam hari. Mengucapkan salam harus dengan suara rendah dan lembut selama dapat didengar oleh orang yang masih terjaga.

Dengan kata lain, apabila mengucapkan salam pada malam hari selama bukan urusan yang amat penting dan mendesak, tidak boleh mengganggu orang yang sedang tidur apalagi membangunkannya.

Kaidah selanjutnya, salam tidak hanya untuk kaum pria saja. Asma’ binti Yazid RA pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah ketika lewat di depan masjid dan sekelompok perempuan sedang duduk-duduk di sana maka Rasulullah melambaikan tangannya sambil memberi salam.

Dan, dianjurkan juga untuk mengucapkan salam kepada anak-anak agar membiasakan mereka dengan adab-adab memberi salam. Anas RA menceritakan bahwa ketika ia melewati anak-anak kecil, kemudian ia mengucapkan salam kepada anak-anak tersebut. Begitulah keteladanan Rasulullah dan para sahabatnya dalam mengutarakan salam. 

Sebagai umatnya, sudah selayaknya kita meneladani Rasulullah dan para sahabatnya. Sebab, mereka telah mencontohkan tata cara yang baik dalam menebar salam antara satu dengan yang lain. Di manapun mereka berada, tidak lupa berbagi salam. 

Kapan saja waktu kita untuk mengucapkan salam sebutkan empat

sumber : Harian Republika

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...