Jelaskan yang kamu dapat dari pengalaman teks eksplanasi di atas

Secara etimologi, ekspalansi berasal dari kata bahasa Inggris, Eksplanation, yang berarti keterangan atau penjelasan. Teks eksplanasi sendiri merupakan sebuah teks yang berisi penjelasan atas sebuah kejadian atau fenomena. Baik itu yang berkaitan dengan alam, sosial, ilmiah, ataupun budaya.

Nah, di setiap peristiwa yang terjadi di sekitar kita ini, tentunya tidak terjadi begitu saja bukan? Ada sebab akibat disini, dan sebuah proses di dalamnya. Kita bisa mengamati dan merasakan berbagai persitiwa tersebut dengan mudah. Bahkan kita juga bisa mempelajari polanya dengan menggunakan aspek ”mengapa” dan “bagaimana” peristiwa tersebut bisa terjadi.

Untuk hal-hal yang berkaitan dengan alam misalnya, sebagian dari kita pasti tidak asing lagi dengan sejumlah fenomena atau peristiwa seperti tsunami, banjir, gunung meletus, tanah longsor, dan sebagainya bukan? Pertanyaannya sekarang, mengapa dan bagaimana semua itu bisa terjadi?

Nah, disini kita akan membahas itu secara lebih rinci, lewat beberapa contoh teks eksplanasi.

Judul : Banjir

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Dalam arti “air mengalir”, kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.

Selain sejumlah tempat yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain, banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan.

Di berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir dikendalikan dengan hati-hati. Pertahanan seperti bendungan, waduk, dan weir digunakan untuk mencegah sungai meluap, peralatan darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan. Banjir pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan pantai, seperti tembok laut, pengembalian pantai dan pulau penghalang.

Judul : Tsunami

Tsunami atau secara etimologi berarti “ombak besar di pelabuhan”, adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya membesar saat mendekati pantai.

Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam, menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar.

Sebab tsunami yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut, terutama yang terjadi di zona penunjaman dengan kekuatan 7,0 skala magnitudo momen atau lebih. Penyebab lainnya adalah longsor, letusan gunung, dan jatuhnya benda besar seperti meteor ke dalam air.

Secara geografis, hampir seluruh tsunami terjadi di kawasan Lingkaran Api Pasifik dan kawasan Palung Sumatra di Samudra Hindia. Risiko tsunami dapat dideteksi dengan sistem peringatan dini tsunami yang mengamati gempa-gempa berkekuatan besar dan melakukan analisis data perubahan air laut yang terjadi setelahnya. Jika dianggap ada risiko tsunami, pihak berwenang dapat memberi peringatan atau mengambil tindakan seperti evakuasi. Risiko kerusakan juga dapat dikurangi dengan rancangan tahan tsunami, seperti membuat bangunan dengan ruang luas, serta penggunaan bahan beton bertulang, maupun dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara menyelamatkan diri dari tsunami, seperti pentingnya mengungsi dan menyiapkan rencana darurat dari jauh-jauh hari.

Judul : Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.

Ketika bayangan bumi menutupi sebagai atau seluruh penampang bulan, maka pada saat itulah akan terjadi gerhana bulan. Terutama ketika bumi menempati posisi di antara matahari dan bulan, dan berada pada satu garis lurus yang sama, yang kemudian membuat sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan karena dihalangi oleh posisi bumi saat itu.

Judul : Petir

Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya.

Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.

Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Judul : Tanah Longsor

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.

Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh, diantaranya erosi, lereng dari bebatuan dan tanah yang  diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat,  dan gunung berapi yang menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tanah longsor, seperti tidak membuat kolam atau sawah diatas lereng, tidak mendirikan rumah di bawah tebing, jangan menebang pohon di sekitar lereng, jangan memotong tebing secara tegak lurus, dan tidak mendirikan bangunan di sekitar Sungai.

Jelaskan yang kamu dapat dari pengalaman teks eksplanasi di atas

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan teks eksplanasi, kita bisa pelajari setiap detailnya, mulai dari ciri-ciri, struktur, contoh, dan cara membuat teks eksplanasi secara lengkap.

---

"Selamat siang pemirsa. Sekarang saya berada di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Seperti yang terlihat di belakang saya, perkebunan penduduk mengalami imbas dari kebakaran hutan. Terlihat asap yang mengepul di udara dan menganggu aktivitas warga.."

Pernahkah kamu menonton atau membaca berita tentang bencana alam? Biasanya, terdapat penjelasan mengenai proses terjadinya fenomena tersebut. Untuk menjelaskan sebab akibat sebuah peristiwa, kamu bisa menceritakannya lewat teks eksplanasi. Hmm, apa sih teks eksplanasi itu?

Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan mengenai suatu fenomena atau peristiwa, baik fenomena alam maupun fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena alam yang dimaksud bisa berupa tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran hutan, proses terbentuknya pelangi, dan sebagainya. Sedangkan fenomena sosial yang dapat dijelaskan oleh teks eksplanasi antara lain; aksi demonstrasi, tawuran, peperangan, dan lain-lain.

Teks eksplanasi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan wawasan secara jelas kepada pembaca. Itulah mengapa, di dalam teks eksplanasi harus memuat hubungan sebab akibat dan proses terjadinya peristiwa tersebut.

Ciri-ciri Teks Eksplanasi

Ada empat ciri-ciri teks eksplanasi yang wajib kamu ketahui, yakni:

1. Faktual

Artinya, teks eksplanasi memuat informasi yang nyata dan benar adanya.

2. Bersifat Keilmuan

Teks eksplanasi membahas fenomena yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Misalnya, gempa bumi dikaitkan dengan ilmu Geografi. Atau aksi demonstrasi yang dibahas dari sudut pandang ilmu Sosiologi.

3. Informatif

Teks eksplanasi bertujuan untuk memberikan informasi tanpa mempengaruhi pembaca. Ingat ya, teks eksplanasi hanya menjelaskan proses terjadinya suatu kejadian, bukan untuk membujuk siapapun.

4. Membahas hal-hal yang bersifat umum

Teks eksplanasi menjelaskan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Pola Pengembangan Teks Eksplanasi

Ada 2 pola pengembangan untuk membuat teks eksplanasi. Pertama, pola pengembangan proses. Kedua, pola pengembangan sebab akibat. Biar nggak tertukar, kita bahas satu persatu, ya!

1. Contoh Teks Eksplanasi Pola Pengembangan Proses 

Pola ini disusun berdasarkan kronologi atau sesuai urutan waktu saat peristiwa itu terjadi. Contohnya seperti ini:

"Pada Juli 1826, Belanda mengulangi serangannya ke Daksa lagi. Oleh Pangeran Diponegoro, Daksa telah dikosongkan terlebih dahulu. Sewaktu tentara Belanda kembali dari Daksa untuk menuju ke Yogyakarta, dengan tiba-tiba, dihadang dan dibinasakan oleh pasukan pangeran Diponegoro dari tempat persembunyiannya. Setelah mendapat kemenangan itu, pasukan Pangeran Diponegoro dengan secepat kilat menghilang dari Daksa. Beberapa bulan setelahnya, atas anjuran Kyai Mojo, Pangeran Diponegoro mengadakan penyerangan besar ke Surakarta. Di bulan Oktober 1926, pasukan Diponegoro menyerang Belanda di Gawok dan memperoleh kemenangan yang gemilang."

Kata yang dicetak tebal pada teks eksplanasi di atas menandakan urutan peristiwa tersebut terjadi. Gimana, teman-teman? Apakah kalian sudah paham?

2. Contoh Teks Eksplanasi Pola Pengembangan Sebab Akibat

Pola ini memposisikan sebab sebagai gagasan utama, dan akibat sebagai rincian pengembangan, atau sebaliknya. Contohnya seperti ini:

"Hujan merupakan fenomena alam yang biasa terjadi. Hujan umumnya diawali oleh proses penguapan air laut karena panas matahari. Panas matahari menyebabkan air menguap ke udara, baik itu air laut, air sungai, air danau, juga air dari kandungan makhluk hidup lainnya. Proses yang selanjutnya terjadi yaitu kondensasi atau pemadatan uap air dan menjadi sebuah embun."

Dari paragraf di atas, kita dapat memahami bahwa panas matahari merupakan penyebab terjadinya hujan, atau bisa dikatakan hujan merupakan akibat dari proses penguapan air laut. Perhatikan kalimat yang dicetak tebal ya!

---

Sebelum mempelajari kaidah kebahasaan dan struktur teks eksplanasi, aku mau kasih tau kalau kamu bisa tanya soal apa aja di Roboguru. Cukup foto soal, dan jawaban langsung diberikan saat itu juga. Belajar jadi lebih mudah, deh!

Jelaskan yang kamu dapat dari pengalaman teks eksplanasi di atas

Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Kaidah kebahasaan adalah pedoman atau aturan kebahasaan untuk membuat suatu teks. Ada 5 kaidah kebahasaan dalam teks eksplanasi:

1. Konjungsi (Kata Sambung)

  • Konjungsi Kausalitas

    Konjungsi kausalitas adalah kata sambung yang menghubungkan dua klausa atau lebih untuk menjelaskan sebab akibat. Contoh konjungsi kausalitas, yaitu: karena, akibat, oleh sebab itu, dan oleh karena itu. Misalnya, pada kalimat "Hujan terjadi karena proses penguapan air laut,".

  • Konjungsi Kronologis

    Konjungsi kronologis adalah kata sambung yang menghubungkan dua klausa atau lebih untuk menjelaskan urutan waktu kejadian. Contoh konjungsi kronologis, yaitu: kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya, dan sebelumnya. Misalnya, pada kalimat "Setelah mendapat kemenangan itu, pasukan Pangeran Diponegoro dengan secepat kilat menghilang dari Daksa."


2. Pronomina Penunjuk

Pronomina penunjuk adalah kata yang digunakan untuk menggantikan penyebutan benda. Contoh pronomina penunjuk yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi, antara lain: ini, itu, dan tersebut. Misalnya, pada kalimat "Tawuran pelajar menjadi fenomena yang sering muncul di ibukota. Penyimpangan sosial tersebut biasanya dilakukan selepas pulang sekolah." Kata tersebut digunakan untuk menjelaskan nomina di depannya, yaitu tawuran pelajar.

3. Kata Pasif

Kata pasif diawali dengan imbuhan di- atau ter-. Contohnya pada kalimat "Para buruh yang tergabung dalam organisasi Ikatan Buruh Indonesia menyampaikan aspirasi mereka di depan Istana Presiden." Kata tergabung merupakan bentuk kata kerja pasif. 

Baca juga: Pahami Pengertian Teks Deskripsi Beserta Ciri-ciri dan Strukturnya, Yuk!

4. Kata Denotatif

Kata denotatif adalah kata yang memiliki makna sebenarnya. Wah, maksudnya gimana, sih? Eits, jangan bingung. Kata denotatif adalah kata yang sesuai dengan observasi berdasarkan penglihatan, penciuman, pendengaran, atau pengalamanJadi, kata denotatif bersifat faktual dan objektif.

5. Kata Teknis

Kata teknis adalah kata atau gabungan kata yang mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat dalam bidang tertentu. Singkatnya,  kata teknis dapat disebut sebagai istilah. Contohnya nih, kamu sedang membaca teks eksplanasi mengenai kebakaran hutan. Kamu menemukan istilah firespot, yang berarti titik awal penyebaran api.

Jelaskan yang kamu dapat dari pengalaman teks eksplanasi di atas

 

Struktur dan Cara Membuat Teks Eksplanasi

Setelah mengetahui ciri-ciri, pola pengembangan, dan kaidah kebahasaan teks eksplanasi, sekarang kita berlatih membuat teks eksplanasi sendiri, yuk. Caranya gampang kok, kamu harus memahami strukturnya terlebih dahulu. Cus, mulai!

Struktur teks eksplanasi dibagi menjadi 3:

1. Identifikasi Fenomena

Adalah gambaran awal tentang fenomena yang disampaikan. Di tahap ini, kamu bisa memilih topik yang ingin kamu bahas. Misalnya, kebakaran hutan. Pada tahap identifikasi fenomena, kamu akan menjelaskan definisi tentang apa itu kebakaran hutan dan dampaknya. Definisi ini kamu letakkan di paragraf pertama, ya.

2. Penggambaran Rangkaian Kejadian

Struktur yang kedua memuat proses terjadinya fenomena tersebut. Kamu bisa menjelaskan penyebab atau tahapan-tahapan bagaimana kebakaran hutan itu berlangsung.

3. Ulasan

Struktur teks eksplanasi yang terakhir yaitu ulasan. Berisi komentar atau penilaian penulis mengenai dampak fenomena yang dibahas.

Contoh Teks Eksplanasi

Nah, supaya lebih memahami penyusunan teks eksplanasi, berikut  contoh teks eksplanasi beserta strukturnya.

Kebakaran Hutan

Identifikasi Fenomena

Kebakaran Hutan adalah kondisi saat hutan dilanda api dalam intensitas yang besar, sehingga mengakibatkan kerusakan sebagian atau keseluruhan hasil hutan. Kebakaran hutan juga berdampak terhadap pencemaran udara di sekitar rumah penduduk.

Penggambaran Rangkaian Kejadian

Kebakaran Hutan dapat disebabkan oleh ulah manusia dan alam. Ulah manusia yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan antara lain; membuang puntung rokok sembarangan, membakar hutan secara sengaja, atau lupa mematikan api unggun. Selain itu, musim kemarau yang berkepanjangan turut menjadi faktor terjadinya bencana ini. Daun atau ranting pohon yang bergesekan dapat menimbulkan api yang menyebar dengan luas.

Ulasan

Hutan merupakan sumber daya alam yang harus kita jaga. Sebagai makhluk hidup yang memiliki akal, alangkah baiknya kita berpartisipasi dalam melestarikan hutan. Dimulai dari membuang puntung rokok di tempat sampah dan mematikan api unggun sebelum meninggalkan hutan.

---

Itu tadi pembahasan mengenai teks eksplanasi dan contohnya. Kalau belum mengerti, kamu bisa belajar bareng STAR Master Teacher di Brain Academy. Bisa coba gratis dulu, lho. Asyik, 'kan? Klik banner di bawah ini ya. Dadah~

Jelaskan yang kamu dapat dari pengalaman teks eksplanasi di atas

Referensi:

Kebakaran Hutan [Daring]. Tautan: http://ppid.menlhk.go.id/berita/berita-foto/787/hujan-datang-pencegahan-kebakaran-hutan-dan-lahan-tetap-dilakukan 

Teks Eksplanasi Kebakaran Hutan [Daring]. Tautan: https://www.materibindo.com/2019/03/contoh-teks-eksplanasi-kebakaran-hutan-dan-strukturnya.html 

(diakses 31 Maret 2022)