Jelaskan yang dimaksud nilai religius dalam hikayat

6 Nilai Nilai yang Terkandung dalam Hikayat dan Karakteristiknya – Suatu hikayat mempunyai nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya sebagai bentuk pelajaran bagi pembaca.

Apakah kamu sudah tahu nilai-nilai tersebut dan karakteristiknya?

Nilai-Nilai pada Hikayat dan Karakteristiknya

https://unsplash.com/@linussandvide

Jika kamu pernah membaca hikayat sebagai salah satu prosa berbahasa Melayu, kamu akan mendapati ciri karya sastra tersebut akan berbeda dengan karya sastra yang lain.

Biasanya, setelah membaca hikayat seseorang akan menjadi bersemangat, bahkan jiwa kepahlawanannya meningkat. Selain itu, hikayat juga dapat dijadikan bacaan pengisi waktu luang atau hiburan.

Pada artikel berikut, Mamikos akan memberikan informasi terkait nilai-nilai yang terkandung pada hikayat beserta karakteristiknya.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Hikayat

Nilai-nilai yang terdapat di dalam hikayat sangat beragam. Nilai-nilai tersebut bisa muncul secara bersamaan atau hanya salah satu atau beberapa saja dalam suatu hikayat.

Meskipun tidak disampaikan secara tersurat, pembaca bisa menemukan nilai-nilai positif dari hikayat dengan membaca keseluruhan cerita, kemudian menyimpulkannya.

Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam hikayat di antaranya:

1. Nilai Moral

Nilai moral pada suatu hikayat berkaitan erat dengan masalah moral.

Untuk memberikan nilai moral, pada hikayat dicantumkan nasihat-nasihat terkait budi pekerti atau perilaku yang bisa memberikan sudut pandang baru bagi pembaca.

2. Nilai Religi

Nilai religi atau nilai agama pada hikayat berkaitan erat dengan masalah keagamaan.

Untuk menemukan nilai religi pada suatu hikayat, terdapat penggunaan kosakata yang berkaitan dengan istilah-istilah religi, seperti dosa dan pahala, surga dan neraka, ketuhanan, makhluk gaib, dan sebagainya.

3. Nilai Budaya

Hikayat juga bisa memuat nilai budaya yang bermanfaat bagi para pembacanya.

Nilai tersebut didapatkan dari perkembangan budaya secara turun-temurun di lingkungan masyarakat setempat dan masih berkaitan dengan kebudayaan melayu.

4. Nilai Pendidikan

Nilai edukasi atau nilai pendidikan pada hikayat berkaitan dengan proses perubahan sikap serta perilaku seseorang yang diceritakan. Dengan adanya nilai pendidikan, pembaca diharapkan bisa lebih dewasa.

5. Nilai Estetika

Nilai estetika ternyata juga ada pada hikayat dan sangat berkaitan erat dengan hal-hal indah. Sebab, pada hikayat biasanya diceritakan tentang keindahan suasana cerita atau kisah para tokohnya.

6. Nilai Sosial

Nilai sosial pada hikayat berkaitan erat dengan kehidupan suatu masyarakat serta digambarkan dengan nasihat.

Nilai sosial berkaitan erat dengan kepatuhan serta kepantasan jika diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik Hikayat

Suatu hikayat mempunyai karakteristik khas yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Adapun karakteristik yang terdapat pada hikayat antara lain:

1. Ditulis Tanpa Nama (Anonim)

Karakteristik hikayat yang pertama adalah nama penulis yang tidak diketahui atau anonim.

Jadi, kamu tidak akan menemukan nama pembuat atau pengarang hikayat karena memang tidak tercantum di sana. Sebab, hikayat disampaikan secara lisan dan turun-temurun.

Bahkan, masyarakat zaman dahulu percaya bahwa hikayat adalah cerita yang benar-benar terjadi secara nyata serta tidak ada yang sengaja mengarangnya.

2. Mengandung Unsur yang Mustahil

Pada hikayat, kamu akan menemukan cerita yang seakan-akan mustahil terjadi, baik dari segi pemilihan bahasa ataupun isi cerita hikayat.

Karena sifat mustahil itu lah seringkali isi hikayat tidak dapat dinalar dan terkesan tidak logis.

3. Mengandung Cerita yang Menceritakan Kesaktian

Pernah membaca cerita yang menceritakan kesaktian yang membuat pembaca kagum?

Salah satu karakteristik tersebut juga akan kamu temukan saat membaca hikayat, apalagi jika sedang menceritakan kisah raja.

4. Istana Sentris

Karakteristik hikayat selanjutnya adalah bertema dan berlatar cerita di kerajaan. Hikayat seringkali menceritakan suatu negeri yang dipimpin oleh raja, baik raja yang bengis ataupun raja yang bijaksana.

Selain menggambarkan raja sebagai pemimpin, konflik di dalamnya pun masih berkaitan dengan kondisi kerajaan.

5. Disebarkan Secara Lisan

Hikayat disebarkan dari satu generasi ke generasi lain secara lisan atau melalui cerita, sehingga proses penyampaiannya lebih cepat dibandingkan dengan menceritakannya melalui media tulisan.

Penyampaian hikayat secara lisan juga turut memudahkan masyarakat untuk mendapatkan nilai positif dari cerita.

Pencerita juga bisa menambahkan nilai-nilai positif yang akan disampaikan beserta pesan moral lainnya.

Karena disebarkan secara lisan, tidak mengherankan jika ada variasi pada hikayat yang judulnya sama, seperti penambahan atau pengurangan cerita karena disesuaikan oleh pencerita.

6. Bersifat Tradisional

Karakteristik hikayat selanjutnya adalah bersifat tradisional atau mempertahankan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat di zaman tersebut.

Akibatnya, suatu hikayat bisa menjadi klise secara penyusunan ataupun cara pengungkapannya.

7. Religius dan Mendidik

Suatu hikayat dengan karakteristik religius menjadi hal penting sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral serta nilai positif.

Biasanya, pengarang hikayat memang tidak menyampaikan nilai moral secara tersurat, sehingga pembaca lah yang menyimpulkan sendiri.

Untuk mendapatkan nilai moral secara maksimal dari suatu hikayat, kamu perlu membaca keseluruhan isi cerita kemudian menyimpulkannya.

8. Arkais

Karakteristik arkais yang dimiliki hikayat menunjukkan bahwa penceritaan hikayat menggunakan bahasa yang sudah lampau atau tidak biasa digunakan saat ini.

Misalnya saja adanya kata ‘titah, ‘upeti’, ‘hatta’, ‘bejana’, dan sebagainya.

9. Statis

Hikayat identik dengan karya sastra yang sifatnya tetap atau statis. Hal ini dapat terlihat karena penulisan kisahnya tidak jauh berbeda dengan hikayat-hikayat dari negara lain.

Bahkan, bisa dikatakan bahwa kisah dan unsur yang ada di dalam hikayat mempunyai kesamaan satu dengan yang lainnya.

Tertarik Membaca Hikayat?

Setelah membaca penjelasan terkait nilai-nilai dan karakteristik hikayat, apakah kamu semakin tertarik mencari tahu hikayat?

Ada banyak tema hikayat yang bisa kamu temukan di sekitar, misalnya hikayat dengan tema keagamaan, tema sejarah, tema biografi, tema cerita rakyat, dan masih banyak lagi.

Contoh hikayat yang populer dan banyak dibahas berasal berbagai negara. Dari Melayu, kamu bisa membaca “Hikayat Hang Tuah”, sedangkan dari India kamu bisa membaca “Sri Rama”.

Di Indonesia, terdapat “Hikayat Indera Jaya” dari Jawa yang sebenarnya mempunyai kesamaan dengan hikayat dari India dan Arab karena pengaruh budaya.

Penutup

Demikian informasi terkait 6 nilai nilai yang terkandung dalam hikayat dan karakteristiknya yang perlu kamu ketahui.

Kini, kamu tidak akan kesulitan dalam menentukan nilai-nilai pada suatu hikayat beserta karakteristiknya apabila diberikan soal terkait.

Jangan lupa cari tahu lebih banyak informasi terkait hikayat dan contoh-contoh judul hikayat beserta sinopsisnya sebagai bahan belajar.

Kamu bisa mengakses blog Mamikos untuk mendapatkan informasi terkait berbagai macam karya sastra dan informasi pendidikan lainnya.

Bahkan, ada informasi tentang pelajar, mahasiswa, hingga anak kost. Semoga bermanfaat.

Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Pada artikel berikut, kamu akan mempelajari sepuluh nilai-nilai hikayat. Hikayat termasuk pada jenis sastra Melayu klasik merupakan cerminan masyarakat lama. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat adalah cerminan kondisi masyarakat lama saat itu.

Baca juga: Hikayat [LENGKAP]: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Struktur
Berikut merupakan nilai-nilai hikayat dan pengertiannya:

Nilai-Nilai dalam Hikayat beserta Fungsinya

Jelaskan yang dimaksud nilai religius dalam hikayat

Sebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat beserta fungsinya? Berikut penjelasan singkatnya.

1. Nilai Religius

Nilai religius adalah nilai kepercayaan terhadap Sang Maha Pencipta.

2. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang mencerminkan norma-norma berinteraksi terhadap sesama.

3. Nilai Budaya

Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat istiadat dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tertentu.

4. Nilai Pendidikan

Nilai pendidikan adalah nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Nilai Kepahlawanan (Patriotik)

Nilai patriotik adalah nilai yang berkaitan dengan sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.

6. Nilai Ekonomi

Nilai ekonomi adalah segala hal yang berhubungan dengan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

7. Nilai Politik

Nilai politik adalah nilai yang berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan tujuan tertentu untuk meraih kemenangan pada diri seseorang dan berkaitan dengan usaha untuk mengatur kelangsungan hidup.

8. Nilai Moral

Nilai moral atau etika merupakan nilai yang berkaitan dengan baik buruknya suatu perbuatan yang berlaku dalam masyarakat. Nurgiantoro menyatakan moral menyarankan pada pengertian (ajaran) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila. Berdasarkan pendapat di atas, menyatakan nilai-nilai hikayat dalam hal ini moral sama dengan pengajaran perbuatan baik atau buruk yang di terima oleh khalayak umum seperti budi pekerti, kewajiban, akhlak, dan susila. Nurgiantoro menyatakan moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan. Pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca. Adapun moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ajaran moral merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ajaran moral bersifat praktis, sebab dapat ditampilkan atau ditemukan dalam kehidupan nyata, sebagaimaan model yang ditampilkan dalam cerita itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-tokohnya. Nurgiantoro membagi jenis-jenis moral dalam hikayat adalah sebagai berikut.

Moral pendidikan

Moral yang terkandung dalam kegiatan belajar pembelajaran didalamnya memiliki unsur edukasi (mendidik).

Moral budaya

Aspek ideal yang berwujud sebagai konsep abstrak hidup di dalam pikiran masyarakat mengenai kata yang harus dianggap penting dan berharga dalam hidup.

Moral Agama

Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Religius dengan agama memang sangat berkaitan, berdampingan, bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya menyarankan pada makna yang berbeda.

Moral Sosial

Jenis moral sosial mencakup masalah yang bersifat tidak terbatas. Ajaran moral sosial dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang menyangkut  harkat dan martabat manusia.

9. Nilai Estetis

Sudjiman menyatakan nilai estetis adalah emosi dan pikiran dalam hubungannya dengan keindahan dalam sastra, terlepas dari pertimbangan-pertimbangan moral, sosial, politik praktis, dan ekonomis. Estetika berurusan dengan konsep-konsep tentang apa yang indah dan buruk, yang syahdu dan lucu yang sama sekali tidak ada urusan langsung dengan kegunaan atau morlitas. Nilai estetika dalam sastra berkaitan dengan bahasa dalam seni sastra. Nurgiantoro menyatakan bahwa dalam sastra dapat disampaikan dengan cat dalam seni lukis, keduanya merupakan unsur bahan, alat, sarana, yang diolah untuk dijadikan sebuah karya yang mengandung "nilai lebih" daripada sekedar bahannya itu sendiri. Disamping bersifat imajinatif dan fiktif, dalam bahasa sastra banyak mengandung konotatif dan makna kiasan. Oleh karena itu karya sastra mengandung nilai estetik yang tinggi.

10. Didaktis

Sudjiman menyatakan penggunaan karya sastra sebagai alat pengajaran atau pembinaan moral, keagamaan dan estetika. Jika maksud utama pengarang ialah menyampaikan pesan atau pengajaran, karyanya bersifat didaktis, jadi maksud utama pengaranglah yang menentukannya. Namun Nurgiyantoro mengemukakan bahwa bentuk menyampaikan nilai pendidikan itu bersifat moral atau budaya, ada bentuknya, langsung atau tidak langsung. Dalam hal ini hikayat termasuk folklore sastra klasik yang bentuk penyampaian pesannya hendak disampaikan pembaca. Itulah tadi sepuluh macam nilai-nilai dalam hikayat. Disarankan bagi kamu untuk mempelajari juga unsur-unsur hikayat di bawah ini.
Baca juga: Unsur Unsur Hikayat

Demikianalah artikel tenang nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat beserta pengertiannya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.