Jelaskan sistem kepercayaan masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan

1. Sistem Kepercayaan.

Sistem kepercayaan bangsa Indonesia mulai muncul sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan lukisan-lukisan pada dinding goa di Sulawesi Selatan. Lukisan itu berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang dirantangkan. Lukisan seperti ini diartikan sebagai sumber kekuatan atau simbol pelindung untuk mencegah roh jahat. Ada juga cap tangan dengan jari-jari tidak lengkap yang merupakan simbol berkabung dan penghormatan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang ini berkembang sejak masa bercocok tanam hingga masa perundagian.
Selain sebagai simbol penghormatan terhadap roh nenek moyang, ada juga kepercayaan terhadap kekuatan alam. Adanya kepercayaan semacam ini antara lain terungkap dengan ditemukannya bangunan megalithikum yang dianggap mempunyai kekuatan. Corak kepercayaan seperti ini dinamakan dinamisme.

2. Sistem Kemasyarakatan

Dengan semakin bertambahnya jumlah manusia, sistem kemasyarakatan mulai tumbuh. Gotong royong dirasakan sebagai kewajiban yang mendasar dalam menjalankan berbagai kegiatan hidup, seperti menebang hutan, menangkap ikan, menebar benih, dan lain-lain. Demi menjaga kehidupan bersama agar tetap harmonis, manusia menyadari akan pentingnya aturan-aturan yang harus disepakati bersama agar aturan tersebut ditaati. Ditunjuk pula seorang pemimpin yang bertugas menjamin berlakunya aturan-aturan ini.

Proses perubahan tata kehidupan terus berlangsung secara perlahan-lahan. Selanjutnya pada masa perundagian, tata kemasyarakatan semakin teratur. Rasa kesetiakawanan yang kuat dibarengi dengan munculnya golongan-golongan mesyarakat seperti golongan pemimpin agama dan golongan petani.

3. Sistem Bahasa

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri atas beribu-ribu pulau. Hal ini juga membuat Indonesia memiliki jumlah dialek bahasa yang beagam pula. Bahasa-bahasa yang ada di Indonesia sendiri termasuk dalam rumpun Bahasa Melayu Austronesia atau bahasa melayu kepulauan selatan.

Perkembangan Bahasa Melayu terlihat jelas pada zaman Kerajaan Sriwijaya setelah mendapat pengaruh dari Bahasa Sansekerta. Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi atau bahasa Prasasti Keparaan Sri Wijaya. Dalam perkembangan selanjutnya, Bahasa Melayu berhasil menjadi bahasa pergaulan dalam perdagangan atau menjadi bahasa perantara diseluruh kepulauan Nusantara.

4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Masyarakat sejarah telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat mengetahui angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan. Selain itu, masyarakat juga telah mengenal ilmu astronomi sebagai penunjuk arah dalam pelayaran atau sebagai penunjuk waktu dalam bidang pertaian. Oleh karena itu, mereka telah mengetahui secara teratur waktu bercocok tanam, panen, dan saat yang tepat untuk berlayar dan menangkap ikan.

5. Ekonomi

Masyarakat Indonesia sejak masa praaksara telah mengenal hubungan perdagangan dengan daerah-daerah lain. Hali ini dikarenakan masyarakat pada setiap daerah tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Hubungan perdagangan yang mereka kenal pada saat itu adalah sistem barter, yaitu saling tukar menukar barang yang besar kecil nilai barangnya telah disepakati bersama. Selain itu, ada dugaan bahwa saat itu mulai dikenal alat tukar berupa kulit kerang yang indah.

Adapun barang-barang dagangan masyarakat praaksara antara lain sebagai berikut: a. Ramuan hasil hutan. b. Hasil pertanian atau peternakan. c. Benda hasil kerajinan.

d. Garam.

6. Organisasi Sosial

SEbagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa kelompok masyarakatnya. Pada zaman praaksara, kelompok masyarakat dikenal dengan sebutan suku. Hubungan antar individu dalam suatu kelompok sangat erat. Disamping itu, pola kerja sama dan hidup gotong royong dalam suatu kelompok suku sudah terjalin dengan sangat baik.


Jelaskan sistem kepercayaan masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan


Beberapa tradisi sejarah masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan ini merupakan kebudayaan asli masyarakat Indonesia yang dikemukakan oleh para ahli. Beberapa tradisi tersebut diantaranya adalah,

a. Sistem kepercayaan: manusia tidak dapat dilepaskan dari sistem kepercayaan atau religi. Dalam tingkatan yang sederhana, masyarakat Indonesia mengenal konsep kehidupan setelah mati, kemudian mengenal konsep menghormati roh nenek moyang, yaitu seorang yang diyakini sebagai pendiri suatu kampung tersebut, juga meyakini bahwa suatu benda memiliki kekuatan gaib.

b. Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial: sistem kemasyarakatan merupakan bagian penting dari struktur sosial masyarakat pada masa lalu. Sementara itu organisasi sosial merupakan sarana masyarkat untuk memcapai tujuan kelompok, sebagaimana diketahui bahwa manusia tidak dapat mencapai tujuan seorang diri. Organisasi sosial dibangun untuk mengatasi permasalahan masyarakat serta menyejahterakan masyarakat.


c. Sistem mata pencaharian : mata pencaharian yang berkembang diantaranya adalah sistem berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering), berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut/meramu, bercocok tanam (food producing) serta menangkap ikan.


d. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup ( teknologi ): teknologi merupakan komponen kebudayaan yang berkaitan dengan cara produksi, cara pemakaian alat, dan pemeliharaan alat tersebut. Peralatan dan perlengkapan hidup pada masa pra sejarah diantaranya berupa alat alat produktif seperti kapak batu, alat alat tulang, penumbuk, penggiling, serta alat alat menenun dan transportasi. disamping itu terdapat alat untuk persenjataan demi melindungi diri dari berbagai ancaman, selain itu sebagai alat untuk menangkap dan membunuh hewan buruan.


e. Sistem Bahasa: bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Merupakan perwujudan budaya yang digunakan untuk berkomunikasi dan berhubungan satu sama lain, baik melalui isyarat (gerakan), lisan untuk menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicara. Melalui bahasa manusia akan menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tat krama sekaligus membaur dengan masyarkat yang lain. bahasa memiliki fungsi sebagai sarana berekspresi, berkomunikasi, berintegrasi dan beradaptasi dengn masyarakat dan llingkungan.


f. Sistem kesenian: kesenian mengacu kepada keindahan (estetika) yang berasal dari hastrat manusia terhadap keindahan yang dapat dirasakan oleh mata, telinga, hati. Manusia memiliki citarasa tinggi teradap kesenian dari yang sederhana maupun kompleks. Sistem kesenian yang berkembang pada masa pra aksara diantaranya dapat dijumpai dari lukisan lukisan pada dinding gua, kemudian dari peralatan yang memiliki ciri seni berupa ukiran maupun hiasan misalnya para peralatan berupa nekara, moko, kapak corong, kapak lonjong, arca dll.


g. Ilmu Pengetahuan: ilmu pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. pengetahuan didapatkan melalui intuisi, wahyu, berfikir secara logis menggunakan logika, percobaan empiris dari trial and error. Masyarakat tidak mungkin tanpa pengetahuan. Sebab secara harfiah manusia dibekali dengan akal yang mampu berpikir memenuhi kebutuhan hidupnya. manusia dengan nalurinya akan berupaya menggunakan pengetahuan yang diperolehnya untuk menciptakan peralatan yang berfungsi mempermudah hidupnya.  Pengetahuan yang dimiliki oleh masyarkat pada masa pra aksara diatnaranya pengetahuan tentnag alam, pengetahuian tentang tumbuhan, tetnang tubuh manusia, serta pengetahuan tentang tingkah laku manusia. []

Ilustrasi sistem kepercayaan manusia pada zaman praaksara. Foto: Pixabay

Masa praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan. Akan tetapi manusia praaksara pada zaman Mesolitikum sudah mulai mengenal sistem kepercayaan.

Menurut Buku Siswa Sejarah Peminatan SMA/MA Kelas 10 karya FX. Sugeng Wahyu Widodo, S.Pd., sistem kepercayaan manusia zaman praaksara diprediksi ada pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.

Salah satu bukti yang memperkuat keberadaan sistem kepercayaan manusia zaman praaksara, yakni terdapat lukisan perahu pada nekara atau gendang besar dari perunggu.

Di lukisan tersebut terdapat sebuah gambar kendaraan yang akan mengantarkan roh nenek moyang ke alam kubur. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pada masa itu manusia purba sudah percaya dengan roh nenek moyang.

Tak hanya itu, ada beberapa sistem kepercayaan lain yang diterapkan pada masa tersebut. Lalu, seperti apa sistem kepercayaan manusia pada zaman praaksara dan apa saja jenisnya? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak penjelasannya berikut ini yang disadur dari buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revis 2017 (Buku SIswa) karya Restu Gunawan dkk.

Sistem kepercayaan manusia pada zaman praaksara yang pertama adalah percaya dengan roh nenek moyang. Kepercayaan ini diprediksi muncul saat manusia pada zaman itu hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan.

Berdasarkan sejarah, kepercayaan terhadap roh nenek moyang hadir saat manusia mengalami mimpi dalam tidurnya. Dalam mimpi itu, ia melihat dirinya ada di tempat yang berbeda dari tubuh jasmaninya.

Mereka percaya bahwa tubuh yang ada di tempat merupakan jiwa yang terlepas dari jasmani. Dengan demikian setiap ada orang yang mati, roh dari orang tersebut akan dihormati atau dipuja-puja.

Sistem kepercayaan manusia pada zaman praaksara selanjutnya adalah kepercayaan animisme. Kepercayaan ini adalah lanjutan dari sistem kepercayaan sebelumnya.

Manusia pada masa itu mulai terbuka dan mengerti sebab akibat dari gejala alam yang dirasakan. Setelah itu mereka mencari tahu solusi atas masalah dari gejala alam tersebut.

Pada akhirnya mereka menganggap bahwa penyebab gejala atau fenomena tersebut berasal dari roh. Mereka percaya roh merupakan penentu dan pengatur alam semesta. Pada sistem kepercayaan ini, manusia pada zaman praaksara menjalani ritual seperti pembacaan doa dan pemberian sesajen.

Ilustrasi dinamisme. Foto: Unsplash.com

Sistem kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan yang meyakini keberadaan kekuatan gaib atau mistis di dalam benda-benda tertentu. Manusia di zaman praaksara menganggap kepercayaan ini memiliki kekuatan yang berpengaruh pada keberhasilan maupun kegagalan manusia dalam menjalani hidup.

Contoh sistem kepercayaan dinamisme adalah memuja batu besar, api, pohon, matahari, patung, dan lain sebagainya. Agar mendapatkan kekuatan tersebut, manusia melakukan upacara pemberian sesajen dan berbagai ritual lainnya.

Totemisme juga menjadi salah satu sistem kepercayaan yang dianut manusia pada zaman praaksara. Totemisme merupakan keyakinan bahwa binatang tertentu patut dipuja karena suci dan mempunyai kekuatan gaib di dalamnya.

Biasanya binatang yang disembah tidak boleh diburu dan dimakan. Contoh binatang yang dianggap suci antara lain ular, sapi, dan harimau.

Monoisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada sistem kepercayaan ini manusia mulai berpikir lebih jauh dengan apa yang dialaminya selama hidup.

Hal itu meliputi pemikiran siapa yang menciptakan, meghidupkan, dan mematikan manusia, tumbuhan, serta binatang. Dengan demikian manusia menyimpulkan bahwa terdapat kekuatan yang tidak bisa ditandingi oleh kekuatan manusia.