Jelaskan mengenai peran antagonis dan protagonis dalam Seni Teater

Jelaskan mengenai peran antagonis dan protagonis dalam Seni Teater

tuliskan dan jelaskan macam macam tokoh peran berdasarkan karakternya dalam teater

Jawaban

Macam-macam tokoh dalam seni teater adalah sebagai berikut :

  1. Tokoh protagonis, yaitu tokoh inti, peran utama yang menjadikan pusat perhatian dalam sebuah kisah.
  2. Tokoh antagonis, yaitu tokoh utama yang menjadi lawan atau penentang sehingga muncullah suatu konflik atau permasalahan.
  3. Tokoh tritagonis, yaitu peran penengah atau pendamai dari konflik yang timbul.
  4. Tokoh Pembantu, yaitu tokoh pelengkap, figuran yang menjadi penguat gambar suasana atau jalannya cerita.

Pembahasan

Seni Teater adalah adalah seni yang kompleks artinya dapat bekerjasama dengan cabang seni lainnya. Seni teater adalah suatu bentuk pertunjukan drama atau sandiwara yang menitikberatkan pada pemeranan di Indonesia.

Bentuk seni teater banyak macamnya di setiap daerah dapat kita jumpai seni teater yang tidak kalah dengan seni teater dari luar negeri.

Teater ini merupakan suatu wadah berkesenian yang dilakukan secara kolektif berdasarkan cerita pada masa lalu, masa kini, dan yang akan datang.

Salam Budaya, di kesempatan kali ini saya akan membahas menngenai materi penokohan di dalam seni teater. Penokohan dapat di artikan pelukisan karakter/kepribadian pelaku utam di sebuah naskah. Penokohan di dalam seni teater biasnya di tentukan secara terpilih oleh seorang sutradara.

Jelaskan mengenai peran antagonis dan protagonis dalam Seni Teater

Mengapa Harus Sutradara? Sudah pernah saya bahas mengenai peran penting seorang sutradara di artikel sebelumnya. Sutradaya memiliki kewenangan untuk memilik aktor/aktris yang akan bermain di sebuah naskah yang akan di pentaskan. Melalui pemilihan yang di sebuat casting. Tetapi kita tidak akan membahas lebih dalam pemilihan pemain di artikel kali ini, melainkan membahas penokohan di dalam seni teater. Peran dalam penokohan  menurut sifatnya, terbagi dalam beberapa hal :


Peran Protagonis


Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi penontonnya. Peran protagonis ini biasanya menjadi tokoh sentral, yaitu tokoh yang menentukan gerak adegan.

Peran Antagonis
Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis. Dia adalah tokoh yang jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci bagi penonton.

Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, tetapi juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral. Posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya.

Karakter di bagi menjadi tiga bagian menurut kedudukannya di dalam cerita:

1. Karakter Utama (Main Character)


Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari penonton dan menjadi pusat perhatian penonton.. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.

2. Karekter Pendukung (Secondary Character)
Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard di dalam sebuah cerita.

3. Karakter Figuran (Incedentral Character)
Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka sering disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau penjual bakso keliling.

Itulah materi mengenai penokohan di dalam seni teater, sebenranya penokohan di dalam seni teater tidak berbeda dengan penokohan yang berada di perfilman. Hanya saja bila di perfilman kita tidak bisa menonton secara langsung beda halnya dengan seni teater yang dpat di lihat secara langsung. Sekian materi kali ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, Terimkasih dan Salam Buya. 

Advertisement

Jelaskan mengenai peran antagonis dan protagonis dalam Seni Teater
Ilustrasi (Pixabay)
pojokseni.com - Apa yang menjadi unsur paling esensial dari teater? Yah, ada banyak yang penting dalam teater, karena teater adalah kerja kolektif. Tapi, semuanya akan sepakat dengan satu hal, bahwa unsur paling esensial dalam teater adalah; aktor!

Yah, berbicara tentang aktor, tentunya kita akan berbicara tentang tugasnya sebagai pemegang peran atau menjadi tokoh dalam sebuah lakon. Berdasarkan metode Stanislavsky, terkait tokoh dan penokohan yang mesti dilakoni aktor itu berdasar pada "situasi terberi" (given circumstances). Apa saja "yang diberikan naskah"?

Untuk tokoh, maka mulai dari nama, umur, jenis kelamin, karakter, ciri fisik, status, psikologis, dan sebagainya, semuanya adalah situasi terberi dari sebuah naskah. Maka karena itu, seorang aktor mesti menganalisa naskah lebih dalam dan berdiskusi dengan teman-teman serta sutradaranya untuk mendapatkan karakter yang tepat. Tapi, apa sebenarnya definisi tokoh? Seperti yang disebut di atas, tokoh adalah pemegang peran tertentu dalam drama. Dalam artikel ini, akan dibahas jenis-jenis tokoh berdasarkan banyak hal.
Jelaskan mengenai peran antagonis dan protagonis dalam Seni Teater
Pementasan Penembahan Reso
Pertama, didasarkan perannya dalam jalan cerita tersebut. Ini yang paling familiar, tokoh protagonis, antagonis dan tritagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh utama, dia pemilik kehendak tentang kebaikan, cita-cita, kebijakan dan sisi positif. Itulah kenapa tokoh protagonis sering juga disebut tokoh yang baik. Tapi, tidak di semua naskah si protagonis ini menang, loh. Berikutnya adalah tokoh antagonis. Definisi aslinya adalah tokoh yang menentang kehendak dari tokoh utama (protagonis). Karena tokoh utama pemilik kehendak yang baik, dan tokoh antagonis ini menentangnya, maka tokoh ini sering juga disebut tokoh yang jahat. Nah, untuk menambah bumbu cerita, maka sering muncul tokoh tritagonis yang menjadi penengah, atau berdiri di antara tokoh yang memiliki kehendak (protagonis) dengan tokoh penentangnya (antagonis). Tokoh protagonis, ditujukan untuk mengambil empati dari penonton, sedangkan tokoh antagonis diciptakan untuk menciptakan adanya konflik. Selain ketiga jenis itu (protagonis, antagonis dan tritagonis) ada jenis tokoh lainnya berdasarkan peran. Ada tokoh deutragonis, foil dan utility. Tokoh deutragonis adalah tokoh yang mendukung, memihak dan membantu tokoh protagonis. Sedangkan tokoh foil adalah tokoh yang (biasanya) berpihak pada tokoh antagonis. Tokoh foil terlibat dalam konflik (baik secara langsung maupun tidak langsung) dan ia juga berperan besar untuk menyelesaikan cerita. Sedangkan tokoh utility adalah tokoh pelengkap. Tapi, tokoh utility justru kebanyakan adalah tokoh yang "menyampaikan suara asli penulis" dalam berbagai naskah.
Jelaskan mengenai peran antagonis dan protagonis dalam Seni Teater
Pementasan Malin nan Kondang
Selain itu, ada juga istilah Tokoh Sentral, Tokoh Bawahan dan Tokoh Latar. Ketiganya adalah jenis tokoh yang dilihat dari keterlibatannya menggerakkan alur cerita. Tokoh sentral adalah tokoh yang paling berpotensi untuk menggerakkan alur, ia menjadi pusat cerita dan bahkan menjadi penyebab konflik tersebut terjadi. Tokoh bawahan adalah istilah untuk tokoh yang ikut menggerakkan dan mengembangkan alur, tapi tidak begitu besar pengaruhnya. Sedangkan tokoh latar adalah istilah untuk tokoh yang "melengkapi" cerita, untuk menghidupkan suasana dan latar. Tokoh latar sering pula disebut dengan istilah tokoh tambahan.
Jelaskan mengenai peran antagonis dan protagonis dalam Seni Teater
Pementasan Teater Satu Lampung
Ada jenis tokoh yang punya sifat yang monoton, dari awal drama sampai akhir. Biasanya, tokoh ini disebut dengan istilah tokoh sederhana (flat). Tapi, bila menunjukkan perkembangan, perubahan dan perbedaan, maka tokoh ini disebut dengan istilah tokoh bulat (round). Tokoh yang tidak berkembang, atau tidak berubah (secara esensi) sering pula disebut tokoh statis. Sedangkan yang mengalami perubahan, terutama perubahannya signifikan, disebut tokoh berkembang. Ada juga karakter tokoh yang gerak-geriknya tidak wajar, kadang bersifat simbolis saja, kadang unik, maka tokoh ini disebut tokoh teatrikal. Tokoh yang satu ini jarang ditemukan di lakon realis, tapi di lakon klasik, ia sering sekali muncul. Terakhir, adalah tokoh karikatural. Tokoh ini satir, geraknya kadang di-stilir, kata-katanya menyindir dan berlebihan. Ia kadang hadir sebagai kelucuan di tengah konflik atau kesedihan, dan di kesempatan lain muncul sebagai keriangan di tengah ketegangan.

Demikian ulasan singkat tentang tokoh dan jenis-jenisnya, semoga bisa membantu. Artikel lainnya tentang Tokoh dan Penokohan bisa Anda lihat di sini >> Jenis-Jenis Penokohan Dalam Drama yang Musti Anda Ketahui