Jelaskan kerja W dan kalor (Q masing-masing sebagai fungsi jalan disertai contoh)

Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan 1. Buat Peta konsep atas berbagai konsep yang dibahas pada Modul 3 Hukum 1 Termodinamika Proses: Dasar: Hukum Kekekalan Energi 1. Isobasik 2. Isotosik 3. Isotermal 4. Adiabatik Contoh: Siklus Carrot 2. Jelaskan hukum konservasi energi, disertai contoh Hukum Konservasi Energi/kekekalan energi merupakan hukum yang menyatakan bahwa energi itu kekal dan tidak dapat berubah (besarnya) sepanjang waktu, memiliki nilai yang sama baik sebelum sesuatu terjadi maupun sesudahnya. Energi dapat diubah bentuknya, tapi besarnya akan selalu sama. Contoh : Teko Pemanas Air Pada saat kita menggunakan teko pemanas air, kita sebenarnya melihat prinsip kekekalan energi. Teko pemanas air mengubah energi listrik dari kabel menjadi energi panas pada element pemanas. Elemen pemanas inilah yang kemudian memanaskan air sehingga energi panas berpindah ke air pada teko. Terdapat pula beberapa kerugian-kerugian energi yang hilang dalam bentuk panas ke lingkungan, suara, dan lain-lain. Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan 3. Jelaskan kerja (w) dan kalor (q) masing-masing sebagai fungsi jalan; disertai contoh. Rumus hukum I Termodinamika dipakai dengan perjanjian sebagai berikut ini : 1. Usaha (W) bernilai positif (+) jika sistem melakukan suatu usaha 2. Usaha (W) bernilai negatif (-) jika sistem menerima suatu usaha 3. Q bernilai negatif jika sistem melepaskan kalor 4. Q bernilai positif jika sistem menerima suatu kalor Contoh: Bila Penghisap bergerak sepanjang jarak dx terhadap tekanan luar p, maka kerja yang dilakukan oleh gas adalah, kerja = gaya x jarak δw = – p A dx dimana A dx merupakan perubahan volume dV, sehingga δw = – p dV Tanda minus dalam persamaan (1) adalah sesuai dengan perjanjian bahwa kerja yang dilakukan oleh gas dihitung negatip. Kerja yang dilakukan oleh gas bila volume berubah dan V1 ke V2 dapat mengintegrasikan persamaan (2), sehingga diperoleh persamaan berikut ini δw = – P ∆V Untuk perubahan yang berlangsung secara reversibel, akan berlaku: wrev = – Dengan p adalah tekanan gas. Harga integral ini dapat dihitung bila persamaan keadaan dari gas yang bersangkutan diketahui. Misalnya untuk gas ideal pada temperatur tetap, wrev = – = -nRT wrev = – nRT ln (V2/V1) 4. Jelaskan perubahan kalor pada volume tetap dan kapasitas panas pada volume tetap. Kapasitas kalor gas pada volum tetap (Cv) Kapasitas kalor pada volum tetap artinya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat satu kelvin pada volum tetap. Artinya kalor yang diberikan dijaga selalu konstan.  Karena volume system selalu konstan, maka system tidak bisa melakukan kerja pada lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa melakukan kerja pada system. Jadi kalor yang ditambahkan pada system digunakan untuk menaikan energi dalam sistem. Maka secara matematis : Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan Cv = Q/ΔT = (3/2nRΔT)/ΔT Cv = 3/2nR 5. Jelaskan  perubahan kalor pada tekanan tetap dan kapasitas panas pada tekanan tetap. kapasitas kalor gas pada tekanan tetap (Cp) Kapasitas kalor gas adalah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat satu Kelvin pada tekanan tetap. tekanan system dijaga selalu konstan. Karena yang konstan adalah tekanan, maka perubahan energi dalam, kalor, dan kerja pada proses ini tidak ada yang bernilai nol. Maka secara matematis : Cp = Q/ΔT = ((5/2PΔV)/(ΔT)) = ((5/2nRΔV)/(ΔT) Cp = 5/2nR 6. Jelaskan energi dalam sebagai fungsi suhu dan volume. Secara fisika, perbedaan Uf dan Ui ditafsirkan sebagai perubahan energi sistem. Jadi, kesamaan antara perubahan energi dan kerja adiabat mengungkapkan prinsip kekekalan energi. Namun, perlu ditekankan bahwa persamaan itu mengungkapkan sesuatu yang lebih daripada prinsip kekekalan energi. Persamaan ini menyatakan bahwa ada fungsi energi, perbedaan fungsi antara dua keadaan menyatakan perubahan energi sistem. Energi internal adalah suatu fungsi koordinat termodinamik yang banyaknya sama dengan yang diperlukan untuk memerinci keadaan suatu sistem. Jadi, energi internal dapat dibayangkan sebagai fungsi dari dua koordinat termodinamik. Jika koordinat yang dipakai untuk memeriksa kedua keadaan hanya berbeda infinitesimal, perubahan energi internalnya ialah dU, yang merupakan diferensial saksama, karena merupakan diferensial dari fungsi sebenarnya.              Telah diperlihatkan bahwa kapasitas panas pada volume tetap cv adalah : Dan kapasitas panas tekanan tetap adalah Dengan mengintegralkan kedua persamaan di atas akan diperoleh: Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan Dalam hal di atas diasumsikan bahwa nilai cp dan cv tidak berubah dengan berubahnya suhu. (Pada kenyataannya nilai cp dan cv sedikit berbeda pada suhu yang berbeda). Selisih antara cp dan cv adalah : Dalam hal sistem hidrostatik U dipandang sebagai fungsi dari θ dan V, maka :          Berdasarkan persamaan H = E + pV, karena itu Energi dalam juga dapat dituliskan dengan persamaan yang mirip dengan persamaan di atas, karena E juga merupakan fungsi dari suhu dan volume. cv untuk gas monoatomik seperti helium adalah 3/2 R. Karena itu untuk helium berlaku cp = R + 3/2 R = 5/2 R. Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan 7. jelaskan entalpi sebagai fungsi suhu dan tekanan; Entalpi adalah sifat dari sistem termodinamika yang mengekspresikan kemampuan untuk melakukan pekerjaan non-mekanik dan melepaskan panas. Entalpi diwakili dengan simbol H, sedangkan entalpi tertentu direpresentasikan sebagai H Tindakan entalpi jumlah panas yang digunakan atau dilepaskan pada tekanan konstan oleh sistem juga. Entalpi dibahas sebagai perubahan entalpi. Perubahan entalpi berkorelasi dengan perubahan energi internal (U) dan perubahan volume (V) yang dikalikan dengan tekanan. Entalpi secara langsung berkaitan dengan suhu. Jika suhu naik, maka energi internal sistem meningkat menyebabkan peningkatan perubahan entalpi. H = U + PV 8. Jelaskan koefisien Joule-Thomson. percobaan Joule-Thomson atau Joule-Kelvin bertujuan (∂h/∂P), yaitu perubahan entalpi karena perubahan-perubahan P. Analog dengan persamaan sebelumnya maka berhubungan antara (∂h/∂P)_T dengan besran yang terukur adalah: (∂h/∂P)_T=-c _ ̅ p (∂T/∂P)_h Besaran (∂T/∂P)_h kemudian disebut koefisien Joule-Thomson (Joule-Kelvin) dan diberi simbol μ. μ=(∂T/∂P)_h 9. Jelaskan cara menghitung besaran-besaran termodinamika dalam proses ekspansi isotermik reversibel gas ideal; Pada proses isotermal, temperatur awal proses akan sama dengan temperatur akhir proses atau T1 = T2 . kondisi ini menyebabkan dT = 0 sehingga perubahan energi dalam sistem (dU) = 0. Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan Kerja pada proses isotermal dapat dihitung : Dari hukum gas ideal : Karena T = konstan maka p.V = konstan (C). sehingga maka m, R dan T konstan maka : Didapat: Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan 10. Jelaskan cara menghitung besaran-besaran termodinamika dalam proses ekspansi isotermik reversibel gas nyata; Contoh Soal: 1. Persamaan keadaan untuk suatu gas nyata diberikan sebagai: P (V–n b) = n. R. T Turunkan persamaan untuk kerja yang dilakukan, jika gas ini dimampatkan secara isoterm dan reversibel dari volume Va ke volume Vb • dW= –P. dV  W= – • P(V–n b) = n. R. T  P = n. R.T V–nb • W = – dV = –n. R. Ta • • Vb > Va jadi ln < 0 • Sehingga W > 0 11. Jelaskan cara menghitung besaran-besaran termodinamika dalam proses ekspansi isotermik irreversibel gas ideal; Perubahan energi dalam pada proses isotermal adalah 0 sehingga besar perubahan kalor akan sama dengan kerja pada proses isotermal. Perubahan entalpi pada proses isotermal : Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan 12. Jelaskan cara menghitung besaran-besaran termodinamika dalam proses ekspansi adiabatik reversibel gas nyata. Proses adiabatis reversibel adalah proses termodinamika dimana tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem (adiabatis) dan proses ini mampu balik (reversibel) artinya tidak ada hambatan atau gesekan. Pada kenyataannya proses ini tidak ada di alam, tetapi penyederhaan yang demikian dapat mempermudah untuk menganalisa sistem. Pada p-V diagram dapat digambarkan sebagai berikut. Karena tidak ada kalor yang dapat masuk dan keluar dari sistem, maka tidak ada perubahan kalor atau dQ = 0. Sehingga kerja yang diberikan atau dilakukan oleh sistem akan mengubah energi dalam sistem. Proses ini berlangsung pada kondisi p.Vk = konstan. Dimana k adalah rasio panas jenis pada tekanan konstan dengan panas jenis pada volume konstan atau sering disebut juga sebagai index isentropis. Kerja pada proses adiabatis reversibel dapat dihitung sebagai berikut : Karena proses berlangsung pada kondisi p.Vk = C , maka: sehingga : Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan Perubahan energi dalam sistem adiabatis reversibel : Tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem sehingga : Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan Entalpi pada proses adiabatis reversibel : Entalpi proses adiabatis reversibel  adalah massa dikali panas jenis tekanan konstan dan dikali dengan delta temperatur. Dari mana asalnya coba turunin sendiri. Petunjuk dQ = 0 untuk proses ini. 13. Jelaskan hubungan antara suhu dan volume pada ekspansi adiabatik reversibel gas ideal. Untuk substansi sederhana, pada proses adiabatik dimana volume meningkat, energi dalam dari substansi harus berkurang Persamaan matematika untuk gas ideal yang mengalami proses adiabatik reversibel adalah dengan P adalah tekanan, V adalah volume, dan  adalah panas spesifik pada tekanan konstan,   adalahpanas spesifik pada volume konstan,   adalah indeks adiabatik, dan   adalah derajat kebebasan (3 untuk gas monoatomik, 5 untuk gas diatomik dan senyawa sederhana, seperti karbon dioksida). Untuk gas ideal monoatomik,  , dan untuk gas diatomik (seperti nitrogen dan oksigen)  .[3] Perhatikan bahwa rumus diatas hanya berlaku untuk gas ideal klasik dan bukanBose–Einstein atau gas Fermi. Untuk proses adiabatik reversibel, juga berlaku hubungan dengan T adalah temperatur absolut. Dapat juga dituliskan Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan 14. Jelaskan hubungan antara tekanan dan volume pada ekspansi adiabatik reversibel gas ideal. Semua kerja (δW) yang dilakukan besarnya sala dengan perubahan energi dalam U karena tidak ada panas δQ yang masuk dari lingkungan. Kerja tekananvolume δW yang dilakukan oleh sistem didefinisikan Meski begitu, P tidak konstan pada proses adiabatik tapi turut berubah seiring dengan perubahan V. Maka perlu diketahui berapa nilai dP dan dV berhubungan satu sama lain. Untuk gas ideal, energi dalamor an ideal gas the internal energy is given by dengan   adalah angka derajat kebebasan dibagi 2, R adalah konstanta gas universal, dan n adalah jumlah mol pada sistem. Turunkan persamaan (3) dan menggunakan hukum gas ideal,  menghasilkan Persamaan (4) sering dituliskan sebagai   karena  , . Substitusi persamaan (2) dan (4) ke persamaan (1) sehingga gabungkan : : bagi kedua sisi dengan PV: Setelah mengintegralkan sisi kiri dan kanan dari  maka menjadi, Eksponenkan kedua sisi, kemudian substitusi  panas  sampai V dan dari   sampai P  dengan  , rasio kapasitas Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan Hilangkan tanda negatif dan didapatkan Maka: dan 15. Jelaskan hubungan antara tekanan dan suhu pada ekspansi adiabatik reversibel gas ideal. Perubahan kalor (q) Karena adiabatik maka q = 0 Kerja yang diakukan sistem (-w) (-dw)= Pling dV Pling = P2 (Karena Irreversibel Pling = P2) (-W) = P2(V2-V1) (nRTP 2−2−nRT p1 ) T 2−P2 (-W) = nRT ( T 1−P1 ) (-W) = P2 1 Perubahan energi (∆ U ¿ ∆ U = w (karena q = 0) ∆ U = - P2 (V2 – V1) Atau ∆ U = Cv dT ∆ U = Cv (T2-T1) Perubahan entalpi (∆ H ¿ dH = Cp dT ∆ H = Cp (T2-T1) Rumus di atas berlaku untuk Cv dan Cp yang tetap (Tidak bergantung pada perubahan suhu) Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan 16. menghitung perbandingan kerja reversibel masing-masing pada gas ideal dan gas nyata. Untuk gas ideal (-Wideal) = nRT In V2 V1 Untuk gas Van der Waals (-Wvdw) = nRT In V 2−nb 1−1 + an2 V 2−V 1 V 1−nb ( ) Jika V>>nb maka untuk gas van der waals tersebut dapat direduksi menjadi: (-Wvdw) = nRT In V2 1−1 + an2 V 2−V 1 V1 ( ) Dengan mengurangkan (-Wvdw) terhadap (-Wideal) maka akan diperoleh seperti berikut: (V1−1 2V 1 ) 1−1 ) = -an ( V 1V 2 ) 1−1 ) = -an ( V 21V 2 ) (-Wideal) – (-Wvdw) = -an2 (-Wideal) – (-Wvdw 2 (-Wideal) – (-Wvdw 2 Karena dalam ekspansi V2 > V1 maka ruas kanan persamaan diatas berharga positif. Oleh karena itu, kuantitas (-Wideal) – (-Wvdw) juga berharga positif. Dapat dimengerti bahwa (-Wideal) > (-Wvdw) Hal ini menunjukkan, bahwa kerja reversibel yang diperoleh dalam ekspansi gas ideal lebih besar daripada kerja yang diperoleh dalam ekspansi gas nyata 17. Jelaskan perubahan energi pada proses lingkar (daur); dan Gambar 2.3: Siklus Carnot, dua proses isotermal, dua proses adiabatik. Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan Siklus Carnot adalah proses termodinamik yang dialami oleh zat kerja (working substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses isotermal dan dua proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang terjadi pada temperatur lebih tinggi,   zat mengalami ekspansi dan menyerap kalor  kedua, yang terjadi pada temper.atur rendah  . Proses isotermal , zat mengalami kompresi dan melepas kalor  . Garis isotermal pertama dan kedua dihubungkan oleh dua proses adibatik. adiabatik pertama zat mengalami ekspansi, sedangkan adibatik kedua zat mengalami kompresi. Diagram siklus Carnot terdapat dalam Gambar 2.3 Jadi pada siklus Carnot, kalor diserap kemudian sebagai dikonversi menjadi kerja mekanik lalu sebagaiannya dilepaskan lagi sebagai kalor. Hk. Oleh karena perubahan energi dalam  berdasarkan Hk. I,   untuk proses tertutup (siklus), maka Efisiensi mesin Carnot adalah  Kalor   dapat diperoleh dari Hk. I, yaitu dengan menghitung kerja oleh proses isotermal yaitu sbb:  Untuk proses isotermal,  kalor yang dilepas adalah  , sehingga . Perbandingan kalor yang diserap dan Analisis proses adiabatik dimana berlaku  sehingga   menghasilkan  Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan 18. Jelaskan cara menghitung efisiensi mesin Carnot Keadaan suatu sistem dalam termodinamika dapat berubah-ubah, berdasarkan percobaan besaran-besaran keadaan sistem tersebut. Namun, besaran-besaran keadaan tersebut hanya berarti jika sistem berada dalam keadaan setimbang. Misalnya, jika Anda mengamati suatu gas yang sedang memuai di dalam tabung, temperatur dan tekanan gas tersebut di setiap bagian tabung dapat berubah-ubah. Oleh karena itu, Anda tidak dapat menentukan suhu dan temperatur gas saat kedua besaran tersebut masih berubah. Agar dapat menentukan besaran-besaran keadaan gas, gas harus dalam keadaan reversibel. Apakah yang dimaksud dengan proses reversibel? Proses reversibel adalah suatu proses dalam sistem di mana sistem hampir selalu berada dalam keadaan setimbang. Gambar 9.8 Perubahan keadaan gas dalam siklus reversibel. Perhatikanlah Gambar 9.8. Dari grafik p–V tersebut, suatu gas mengalami perubahan keadaan dari A ke B. Diketahui bahwa pada keadaan A sistem memiliki tekanan p1 dan volume V1. Pada tekanan B, tekanan sistem berubah menjadi p2 dan volumenya menjadi V2. Jika gas tersebut mengalami proses reversibel, keadaan gas tersebut dapat dibalikkan dari keadaan B ke A dan tidak ada energi yang terbuang. Oleh karena itu, pada proses reversibel, kurva p–V yang dibentuk oleh perubahan keadaan sistem dari A ke B dan dari B ke A adalah sama. Dalam kenyataannya, sulit untuk menemukan proses reversibel karena proses ini tidak memperhitungkan energi yang hilang dari dalam sistem (misalnya, gesekan). Namun, proses reversibel memenuhi Hukum Pertama Termodinamika. Tahukah Anda yang dimaksud dengan siklus termodinamika? Siklus termodinamika adalah proses yang terjadi pada sistem sehingga akhirnya sistem kembali pada keadaan Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan awalnya. Namun, apakah energi kalor dapat seluruhnya diubah menjadi energi mekanik? Adakah mesin yang dapat mengubah kalor seluruhnya menjadi usaha? Pada tahun 1824 seorang ilmuwan Prancis, Sadi Carnot (1796 – 1832), mengemukakan model mesin ideal yang dapat meningkatkan efisiensi melalui suatu siklus, yang dikenal dengan siklus Carnot. Mesin ideal Carnot bekerja berdasarkan mesin kalor yang dapat bekerja bolakbalik (reversibel), yang terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses adiabatik. Gambar 9.9 Siklus Carnot Pada gambar tersebut suatu gas ideal berada di dalam silinder yang terbuat dari bahan yang tidak mudah menghantarkan panas. Volume silinder tersebut dapat diubah dengan cara memindahkan posisi pistonnya. Untuk mengubah tekanan gas, diletakkan beberapa beban di atas piston. Pada sistem gas ini terdapat dua sumber kalor yang disebut reservoir suhu tinggi (memiliki suhu 300 K) gas memiliki temperatur tinggi (300 K), tekanan tinggi (4 atm), dan volume rendah (4 m3). Berikut urutan keempat langkah proses yang terjadi dalam siklus Carnot. a. Pada langkah, gas mengalami ekspansi isotermal. Reservoir suhu tinggi menyentuh dasar silinder dan jumlah beban di atas piston dikurangi. Selama proses ini berlangsung, temperatur sistem tidak berubah, namun volume sistem bertambah. Dari keadaan 1 ke keadaan 2, sejumlah kalor (Q1) dipindahkan dari reservoir suhu tinggi ke dalam gas. b. Pada langkah kedua, gas berubah dari keadaan 2 ke keadaan 3 dan mengalami proses ekspansi adiabatik. Selama proses ini berlangsung, tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem. Tekanan gas diturunkan dengan cara mengurangi beban yang ada di atas piston. Akibatnya, temperatur sistem akan turun dan volumenya bertambah. c. Pada langkah ketiga, keadaan gas berubah dari keadaan 3 ke keadaan 4 melalui proses kompresi isotermal. Pada langkah ini, reservoir suhu rendah (200 K) menyentuh dasar silinder dan jumlah beban di atas piston bertambah. Akibatnya tekanan sistem meningkat, temperaturnya konstan, dan volume sistem menurun. Dari keadaan 3 ke keadaan 4, sejumlah kalor (Q2) dipindahkan dari gas ke reservoir suhu rendah untuk menjaga temperatur sistem agar tidak berubah. d. Pada langkah keempat, gas mengalami proses kompresi adiabatik dan keadaannya berubah dari keadaan 4 ke keadaan1. Jumlah beban di atas piston bertambah. Selama proses ini berlangsung, tidak ada kalor yang keluar atau masuk Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan ke dalam sistem, tekanan sistem meningkat, dan volumenya berkurang. Menurut kurva hubungan p–V dari siklus Carnot, usaha yang dilakukan oleh gas adalah luas daerah di dalam kurva p–V siklus tersebut. Oleh karena siklus selalu kembali ke keadaannya semula, ΔUsiklus = 0 sehingga persamaan usaha siklus (Wsiklus) dapat dituliskan menjadi Wsiklus = ΔQsiklus = (Q1 – Q2) ………. (9–28) dengan: Q1 = kalor yang diserap sistem, dan Q2 = kalor yang dilepaskan sistem. Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi mekanik (usaha). Perbandingan antara besar usaha yang dilakukan sistem (W) terhadap energi kalor yang diserapnya (Q1) disebut sebagai efisiensi mesin. Persamaan matematis efisiensi mesin ini dituliskan dengan persamaan dengan η = efisiensi mesin. Oleh karena usaha dalam suatu siklus termodinamika dinyatakan dengan W = Q1 – Q2 maka Persamaan (9–30) dapat dituliskan menjadi Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q1) sama dengan temperatur reservoir suhu tingginya (T1). Demikian juga, besarnya kalor yang dilepaskan sistem (Q2) sama dengan temperatur reservoir suhu rendah mesin Carnot tersebut. Oleh karena itu, Persamaan (9–30) dapat dituliskan menjadi Keterangan: η : efisiensi mesin Carnot T1 : suhu reservoir bersuhu tinggi (K) T2 : suhu reservoir bersuhu rendah (K) Dari Persamaan (9–31) tersebut, Anda dapat menyimpulkan bahwa efisiensi mesin Carnot dapat ditingkatkan dengan cara menaikkan temperatur reservoir suhu tinggi atau menurunkan temperatur reservoir suhu rendah. Contoh Soal Sebuah mesin Carnot menyerap kalor sebesar 1.000 kJ. Mesin ini bekerja pada

Muhammad Hanif Firdaus 041166731 Teknik Pangan reservoir bersuhu 300 K dan 100 K. Berapa kalor yang terbuang oleh mesin? Diketahui : T1 = 300 K T2 = 200 K Q1 = 1.000 kJ Ditanyakan: Q2 = …? Jawab : η = [ 1- (T2/T1)] x 100% = [1 – (200/300)] x 100% = 33,33% = 1/3 Untuk menghitung Q2, dapat Anda gunakan persamaan efisiensi: η = [ 1- (Q2/Q1)] x 100% 1/3 =  1 – (Q2/1.000) Q2 = 333,3 kJ Jadi, kalor yang terbuang oleh mesin sebesar 333,3 kJ.