Indeks harga t itu apa dalam menghitung pertumbuhan eko

Jika Anda membaca data pertumbuhan untuk variabel apapun, pastikan Anda mengetahui apakah pertumbuhan itu dihitung secara year-on-year (y-o-y), atau quarter-to-quarter (q-t-q) atau month-to-month (m-t-m).
Apabila pertumbuhan dihitung secara y-o-y,

  1. bila data yang digunakan adalah data bulanan (seperti inflasi misalnya), maka inflasi Januari 2015 dihitung sebagai persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2015 relatif terhadap IHK setahun sebelumnya, yaitu Januari 2014.   Ini sama artinya dengan “laju inflasi dalam setahun”.  
  2. bila data yang digunakan adalah data kuartalan (seperti GDP misalnya), maka pertumbuhan GDP Kuartal IV 2014 dihitung sebagai persentase perubahan GDP Kuartal IV 2014 relatif terhadap GDP setahun sebelumnya, yaitu GDP Kuartal IV 2013. Ini sama artinya dengan “laju pertumbuhan GDP dalam setahun”.  

Apabila pertumbuhan dihitung secara q-t-q, untuk variable GDP misalnya, maka pertumbuhan GDP Kuartal IV 2014 dihitung sebagai persentase perubahan GDP Kuartal IV 2014 relatif terhadap GDP satu kuartal sebelumnya, yaitu GDP Kuartal III 2014. Ini sama artinya dengan “laju pertumbuhan GDP dalam satu kuartal”.  
Apabila pertumbuhan dihitung secara m-t-m, untuk variable inflasi misalnya, maka inflasi Januari 2015 dihitung sebagai persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2015 relatif terhadap IHK sebulan sebelumnya, yaitu Desember 2014.  Ini sama artinya dengan “laju inflasi dalam sebulan”.

Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat, hal tersebut menunjukan harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur inflasi yaitu melalui Indeks Harga Konsumen.

Indeks harga konsumen (IHK) adalah Indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu kelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.  Perubahan IHK dari waktu  ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan harga (inflasi) atau tingkat penurunan harga (deflasi) dari barang dan jasa. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pada Bulan Januari 2014, tahun dasar yang digunakan di dalam perhitungan IHK adalah tahun 2012 yang diperoleh dari SBH 2012.  Berikut adalah rumus untuk menghitung indeks harga konsumen metode Modified Laspeyres (dijabarkan dibawah ini):

Indeks harga t itu apa dalam menghitung pertumbuhan eko

dengan keterangan sebagai berikut:

In                      : Indeks bulan ke-n

Pni                    : Harga jenis komoditi i pada bulan ke-n

P(n-1)i               : Harga jenis komoditi I pada bulan ke-n-1

P(n-1)i  . Q(0i)  : Nilai konsumsi jenis komoditi i bulan ke n-1

P0i  . Q0i          : Nilai konsumsi jenis komoditi i pada tahun dasar

Setelah diketahui indeks harga konsumen (IHK) di bulan tersebut, inflasi dapat diketahui melalui perhitungan persentase perubahan IHK. Umumnya persentase perubahan tersebut dibagi dapat menjadi tiga, yaitu month-to-month (m-t-m), year-to-date (y-t-d) dan year-on-year (y-o-y). Inflasi m-t-m membandingkan nilai IHK pada bulan amatan dengan bulan sebelumnya (misal bulan amatan adalah bulan Januari maka bulan sebelumnya adalah Desember). Inflasi y-t-d membandingkan IHK pada akhir tahun amatan dengan titik tertentu dalam tahun yang telah berjalan. Adapun inflasi y-t-y membandingkan nilai IHK pada bulan amatan tertentu dengan IHK pada bulan yang sama pada tahun sebelumnya (sebagai contoh untuk menghitung inflasi year-on-year April 2017 maka IHK April 2017 dibandingkan dengan IHK April 2016). Formula untuk masing-masing metode penghitungan inflasi tertera di bawah (dengan keterangan A metode penghitungan inflasi m-t-m, B metode y-t-d dan C metode y-o-y.

Indeks harga t itu apa dalam menghitung pertumbuhan eko

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose – COICOP), yaitu Kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan dan olah raga dan kelompok transportasi dan komunikasi.

Selain pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya yang dinamakan disagregasi inflasi. Tujuan dari Disagregasi inflasi tersebut adalah untuk menghasilkan indikator inflasi yang lebih menunjukan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK tersebut dapat dikelompokan menjadi inflasi inti dan inflasi non-inti.

Adapun inflasi inti dapat didefinisikan sebagai komponen inflasi yang cenderung persisten di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental. Faktor-faktor tersebut antara lain interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang) dan ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen. Sedangkan inflasi non-inti adalah komponen inflasi yang cenderung memiliki volatilitas yang tinggi karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Adapun komponen dari inflasi non-inti adalah Inflasi Komponen Bergejolak (volatile food) dan Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (administered prices).

Inflasi komponen bergejolak dapat didefinisikan sebagai inflasi yang secara dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. Sedangkan inflasi komponen harga diatur pemerintah dapat didefinisikan sebagai inflasi yang secara dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.

Apa indikator yang sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi?

Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Bagaimana rumus mengukur pertumbuhan ekonomi?

Adapun, cara mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat digunakan rumus sebagai berikut : Gt = ((PBDt – PBDt-1) / PBDt-1)) x100%. Selain itu, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Nilai PDB yang bagaimanakah yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi?

Pertumbuhan Ekonomi dihitung menggunakan PDB atas dasar harga konstan yaitu dengan cara mengurangi nilai pada periode t (tahunan/triwulanan) terhadap nilai pada periode t-1 (periode sebelumnya), dibagi dengan nilai pada periode t-1 dikalikan dengan 100 (persen) Artinya..