Hadis terdiri dari tiga bagian yaitu sanad matan dan rawi berikut yang dimaksud rawi adalah

Rawi berarti orang yang meriwayatkan hadis. Ada pula yang mengartikan bahwa rawi adalah orang yang memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke dalam suatu kitab hadis.

Istilah  rawi  yang pertama sama dengan sanad, yaitu oarng yan menerima hadis dan menyampaikan kepada orang lain tanpa membukukannya. Pada pengertian kedua, rawi lebih cepat disebut mudawwin (orang yang  mengumpulkan dan membukukan hadis).

Baca Juga : Pengertian Sanad

Dalam ilmu hadis, riwayat adalah memindahkan atau menyampaikan suatu hadis dari seorang sahabat Nabi Muhammad saw. Kepada orang berikutnya. Riwayat juga berarti membukukan hadis dalam satu kumpulan hadis dengan menyebutkkan sanad-nya. Rawi  pertama suatu hadis adalah sahabat Nabi Muahmmad saw, sedangkan rawi  terahkir adalah orang yang menulis atau mengumpulkannya, seprti al-Bukhari,Muslim, dan Abu Dawud.

Rowi menurut bahasa, adalah orang yang meriwayatkan hadits dan semacamnya. Sedangkan menurut istilah yaitu orang yang menukil, memindahkan atau menuliskan hadits dengan sanadnya baik itu laki-laki maupun perempuan.

Syarat-Syarat Rawi sebagai berikut :

  1. Islam, karena itu, hadis dari orang kafir tidak diterima.
  2. Baligh, hadis dari anak kecil di tolak
  3. ‘Adalah (sifat adil)
  4. Dhobth (teliti, cerdas dan kuat hafalannya)

Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Rosul, antara lain ;

  1.  Abu Huroiroh (Abdur Rahman bin Shohr Ad Dausi Al Yamani r.a.), beliau lahir pada tahun 19 H, dan wafat pada tahun 59 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 5374 hadis.
  2. Abdulloh bin Umar bin Khottob, beliau lahir pada tahun 10 SH, dan wafat pada tahun 73 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 2630 hadis.
  3. Anas bin Malik, beliau lahir pada tahun 10 SH, dan wafat pada tahun 93 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 2286 hadis.
  4. Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As Shiddiq, beliau lahir pada tahun 9 SH, dan wafat pada tahun 57 SH. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 2210 hadis.
  5. Abdulloh bin Abbas Bin Abdul Mutholib, beliau lahir pada tahun 3 SH, dan wafat pada tahun 67 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 1540 hadis.
  6. Jabir bin abdulloh Al Anshory, beliau lahir pada tahun 6 SH, dan wafat pada tahun 78 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 1540 hadis.
  7. Abu Sa’id Al khudzry, Sa’id bin Malik bin Sanan Al Anshory, beliau lahir pada tahun 12 SH, dan wafat pada tahun 74 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 1170 hadis.

Baca Juga ; Pengertian Matan

Contoh:

ﻋﻦ ﺍﻢﺍﻟﻤﺆ ﻤﻨﻴﻦﻋﺎﺜﺸﺔ ﺮﻀﻲ ﺍﷲ ﻋﻨﻬﺎ ﻘﺎﻠﺕﻘﺎﺮ ﺴﻮ ﻠﺎ ﷲ ﺼﻠﻌﻢ ﻤﻦ ﺍﺤﺪﺙﻔﻲ ﺍﻤﺭﻨﺎ ﮬﺬ ﺍﻤﺎﻠﻴﺲ ﻤﻨﻪ ﻓﮭﻢﻭﺮﺪﱞ.﴿ﻤﮅﻔﻖﻋﻟﻴﻪ﴾

‘Warta dari umul mukminin,’aisyah ra, ujurnya:’rasulallah saw telah bersabda:’barang siapa yang mengada-adakan suatu yang bukan termasuk dalam urusan (agama) ku, maka ia tertolak’.”

Kata rawi atau arawi, berati orang yang meriwayatkan atau yang memberitakan hadits. Yang dimaksud dengan rawi ialah orang yang merawikan/meriwayatkan, dan memindahkan hadits. Sebenarnya antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang hampir sama.

Baca Juga : Idgham Syamsiyah dan Indgham Qomariyah

Sanad-sanad hadits pada tiap-tiap thabaqah atau tingkatannya juga disebut para rawi. Begitu juga setiap perawi pada tiap-tiap thabaqah-nya merupakan sanad bagi yabaqah berikutnya. Akan tetapi yang membedakan kedua istilah diatas ialah, jika dilihat dari dalam dua hal yaitu :

dalam hal pembukuan hadits. Orang-orang yang menerima hadits kemudian mengumpulkanya dalam suatu kitab tadwin disebut dengan rawi. Dengan demikian perawi dapat disebutkan dengan mudawwin, kemudian orang-orang yang menerima hadits dan hanya meyampaikan kepada orang lain, tanpa membukukannya disebut sanad hadits. Berkaitan dengan ini dapat disebutkan bahwa setiap sanad adalah perawi pada setiap tabaqagnya, tetapi tdak setiap perawi disebut sanad hadits karena ada perawi yang langsung membekukanya.

dalam penyebutan silsilah hadits, untuk susunan sanad, berbeda dengan peyebutan silsilah susunan rawi. Pada silsilah sanad, yang disebut sanad pertama adalah orang yang lasung meyampaikan hadits tersebut kepada penerimanya. Sedangkan pada rawi yang disebut rawi pertama ialah para sahabat Rasul SAW.

Dengan demikian penyebutan silsilah antara kedua istilah ini merupakan sebaliknya. Artinya rawi pertama sanad terakhir dan sanad pertama adalah rawi terakhir. Untuk lebih memperjelas uraian tentang sanad, matan dan rawi di atas yang lebih lanjut pada hadits di bawah ini.

Abubakar bin Abi Syaibah dan Abukarib telah menceritakan (hadits) kepada kami yang diterimanya dari al-A’masy dari umara bin umair. Dari Abd ar-rahman bin yazi, dari Abdullah bin mas’ud katanya :”Rasulullah SAW telah bersabda kepada kami: wahai sekalian pemuda barang siapa yang sudah mampu untuk melakukan pernikaha, maka menikahlah, karena dengan menikah itu (lebih dapat) menjaga kehormatan.

Akan tetapi barang siapa yang belum mampu melakukannya, baginya hendaklah berpuasa. Karena dengan berpuasa itu dapat menahan hasrat seksual” (H.Ral-Bukhari dan muslim). Disini dapat kita jelaskan bahwa:

dari nama Abu Bakar bin abi syaibah sampai dengan Abdullah bin mas’ud merupakan silsilah atau rangkaian /susunan orang-orang yang meyampaikan hadits. Itu semua adalah sanad hadits tersebut, yang juga sebagai jalan matan. Dan mulai kata “wahai sekalian pemuda sampai degan berpuasa dapat menahan hasrat seksual” adalah matan, materi atau lafaz hadits tersebut yang mengandung makna makna

Baca Juga : Hukum Mim Mati

Hadis terdiri dari tiga bagian yaitu sanad matan dan rawi berikut yang dimaksud rawi adalah

Your browser isn’t supported anymore. Update it to get the best YouTube experience and our latest features. Learn more

  • Hadis terdiri dari tiga bagian yaitu sanad matan dan rawi berikut yang dimaksud rawi adalah
  • Hadis terdiri dari tiga bagian yaitu sanad matan dan rawi berikut yang dimaksud rawi adalah
  • Hadis terdiri dari tiga bagian yaitu sanad matan dan rawi berikut yang dimaksud rawi adalah
  • Hadis terdiri dari tiga bagian yaitu sanad matan dan rawi berikut yang dimaksud rawi adalah
Remind me later

Hadis terdiri dari tiga bagian yaitu sanad matan dan rawi berikut yang dimaksud rawi adalah

Secara umum struktur  hadits terdiri atas tiga komponen, yaitu sanad atau isnad (rantai penutur), matan (redaksi hadits), dan mukhraj (rawi).  

1.   Sanad Hadits

Sanad ialah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadits. Dalam hubungan ini dikenal istilah musnid, musnad dan isnad. Musnid adalah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadits yang seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi SAW (pengertian ini berbeda dengan kitab musnad). Sedangkan isnad adalah keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadits atau keterangan mengenai jalan sandaran suatu hadits.

Selain itu juga terdapat istilah sighat al isnad, yaitu lafal yang terdapat dalam sanad yang digunakan oleh rawi yang menunjukkan tingkat penerimaan dan penyampaian hadits dari rawi tersebut. Ada delapan sigat al isnad sesuai dengan tingkatannya:

1. al sima’ min lafz al sheikh (mendengar dari lafal syekh), contoh: sami’tu (aku mendengar)

2. qira’at ‘ala al sheikh (membaca tulisan syekh), contoh: qara’tu ‘ala (aku membaca)

3. al ijazat, contoh: ajaztu laka Sahih al Bukhari (aku ijinkan untukmu kitab Sahih al Bukhari)

4. al munawalah, contohnya “hadis ini saya terima dari si fulan, maka riwayatkanlah atas namaku”

5. al mukatabah (tulisan), contoh: “si fulan telah menceritakan padaku secara tertulis”

6. al I’lam (pemberiahuan), contoh: “saya telah meriwayatkan hadis ini dari si fulan, maka riwayatkanlah daripadaku”

7. al wasiyat, yakni guru mewasiatkan suatu hadis menjelang ia pergi jauh atau merasa ajalnya sudah dekat, dan

8. al wijadah, yakni rawi memperoleh hadis yang ditulis oleh seorang guru, tetapi tidak dengan jalan sima’i atau ijazah, baik semasa atau tidak, baik berjumpa atau tidak.

2.   Matan

Menurut bahasa, matan artinya sesuatu yang tampak, bagian bumi yang keras dan tinggi. Dalam istilah ilmu hadis, matan adalah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang lain.

Ditinjau dari cara dalam menyampaikan hadits, terdapat beberapa matan hadits, yaitu:

1. yang lafal atau setiap katanya persis atau sama dengan lafal pada matan hadits yang lain

2. yang antara satu matan hadits dan lainnya hanya terdapat persamaan makna, isi atau tema, sedangkan lafalnya berbeda

3. yang antara satu matan hadits dan lainnya saling bertentangan (berbeda), baik lafal maupun maknanya. Keadaan inilah, antara lain, yang menjadi obyek penelitian para ahli guna memperoleh hadits yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan untuk dinisbahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam hadits sahih, dari segi matan disyaratkan dua hal, yakni:

  • Tidak ada shadz (bertentangan), artinya isi hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits lain dari orang yang terpercaya.
  • Tidak ada cacat (‘illat), artinya hadits tersebut tidak ada cacatnya, dalam arti adanya sebab tersembunyi yang dapat mengurangi kesahihan hadits.

3.   Rawi Hadits

Rawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang (gurunya). Seringkali sebuah hadis diriwayatkan oleh bukan hanya satu rawi, akan tetapi oleh banyak rawi.

Kritik terhadap periwayatan hadis biasanya mempersoalkan baik dari segi kualitas pribadi atau kelurusan moral (‘adalah) maupun kapasitas intelektualnya (dhabit}). Periwayatan dikategorikan memenuhi segi kualitas pribadi bila telah memenuhi syarat berikut:

a. Beragama Islam

b. Mukallaf

c. Melaksanakan ketentuan agama Islam

d. Memelihara muru’ah, yang sejalan dengan patokan norma tentang orang jujur yang dapat diterima pemberitaannya.

Sedang pemenuhan segi kapasitas intelektual adalah:

a. Hafal dengan sempurna hadis yang diterimanya

b. Mampu menyampaikan dengan baik hadis yang dihafalnya itu kepada orang lain

c. mampu memahami dengan baik hadis yang dihafalnya

Bagikan artikel