Contoh sikap gereja yang mengakomodasi kebudayaan adalah

Pembahasan

A.     Pengertian Kebudayaan

Mungkin penting bagi orang Kristen untuk mendapat gambaran tentang konteks kebudayaan yang mau tidak mau akan mempengaruhi kesaksian kristiani kita.

Kebudayaan tentunya bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Koentjaraningrat mengatakan kata “kebudayan” berasal dari bahasa Sansekerta : budhayah , yaitu bentuk jamak dari budi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebuadayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Sedangkan kata “budaya’ merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “budaya” dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan menurut E.B. Taylor mengatakan “ kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sementara itu, J. Verkuyl mengatakan “kebudayaan adalah pengerjaan (pengusahaan, pengelola) kemungkinan-kemungkinan dalam alam ciptaan oleh manusia. Jadi dimanapun manusia mengubah dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jasmani dan rohani di dalam alam yang Tuhan ciptakan, disitulah terdapat kebudayaan. Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kebudayaan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.

Ada 2 kebudayaan duniawi;

1.      Yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

a.       Teknologi

Dampak negative dari kebudayaan teknologi adalah:

·        Manusia semakin kebal and tidak peka terhadap kesadaran atau rasa ketergantungan terhadap Allah

·        Manusia semakin terpisah dalam hubungan Allah dan sesamanya

b.      Materialistis

Kebudayaan telah membawa manusia kepada kemajuan dan hasrat untuk menikmati hidup secara lahiriah. Manusia menjadi kapitalis, egois, dan sinis terhadap masalah rohani. Manusia tidak segan melakukan manipulasi untuk kepentingan dan kenikmatan diri. Penghargaan kepada harta, uang dan kekayaanlebih daripada menghargai dan menghormati martabat manusia.

2.      Yang berkaitan dengan kehidupan beragama

a.       Pandangan Hidup

b.      Pola Hidup

B.     Perbedaan Injil dan Kebudayaan

1.      Injil

Pertama-tama bukanlah hasil kebudayaan. Injil bukanlah karya manusia melainkan ALlah. Tetapi demi memulihkan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, maka Injil harus 'inkarnasi' dalam kebudayaan manusia. Injil telah 'lahir' di tengah kebudayaan bangsa Yahudi walau hal ini tidak berarti bahwa Injil juga merupakan kebudayaan. Injil justru bersifat menyucikan kebudayaan manusia. Karena itu dalam pemberitaan Injil, harus memilah mana yang merupakan berita (supra-natural dan supra-kultural) dan mana yang merupakan 'pakaian kebudayaan' Injil. Dengan demikian Injil dapat diterima dalam semua kebudayaan yang ada di antara segenap umat

manusia di dalam dunia.
 
  2. Kebudayaan

Merupakan upaya manusia untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, bermoral, nikmat, puas, dan bahagia. Tetapi Injil menolong manusia menjadi manusia baru dalam Tuhan. Dengan demikian, Injil melampaui kebudayaan. Sebab oleh Injil, manusia memiliki kehidupan yang sesungguhnya, berharga, bersifat pasti, penuh pengharapan, dan memiliki tujuan hidup yang sesuai dengan rencana ALlah. Oleh Injil Kristus manusia mendapatkan kehidupan yang kekal

dan kekudusan yang sempurna (Kehidupan Zakheus, Matius, Nikodemus, dll).

3.           

Kebudayaan memisahkan manusia dari sesamanya dan manusia dari Allahnya.  Sebaliknya Injil mempersatukan kembali manusia dengan Allah dan sesamanya. (Ef 2:13-18).

  4. Kebudayaan menjadikan manusia menghadapi sesamanya secara tidak manusiawi.     Kecenderungan manusia menghargai sesamanya ditentukan oleh status sosialnya, pekerjaannya, relasi-interaksi yang terjadi. Sedangkan Injil memberikan penglihatan yang baru, sehingga setiap umat tebusan Kristus memandang sesamanya manusia sebagai manusia seutuhnya dan bukan manusia modul. Manusia menurut Injil adalah umat yang berharga dan dikasihi Allah. Untuk manusialah, Tuhan Yesus telah merelakan nyawaNya. Apapun status sosial dan jabatannya, oleh Injil kita memandang setiap manusia sebagai dia yang membutuhkan Injil keselamatan.

C.     Ciri-ciri kebudayaan

1.      Bersifat Historis

Manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju, yang diwariskan turun-temurun. Kehidupan manusia melakukan dan mengalami begitu banyak perkembangan. Perubahan danperkembangan yang dilakukan manusia tersebut, pada umumnya tercatat dalam sejarah kehidupan manusia. Perlu dicatat juga bahwa tidak ada satu kebudayaan pun yang tinggal statis. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan-perubahan baik yang bersifat positif, yang mengatah pada perkembangan atau perubahan-perubahan yang bersifat negatif maupun sebaliknya.

2.      Bersifat Geografis

Kebudayaan manusia tidak selalu seragam, ada yang berkembang pesat dan ada yang lamban, ada juga yang nyaris berhenti kemajuannya, contohnya Jakarta lebih pesat kemajuannya dibandingkan dengan beberapa suku di Papua, Badui, dll.

3.      Bersifat perwujudan Nilai-Nilai

Di dalam perjalanan kebudayaan manusia selalu berusaha melampaui (batas) keterbatasannya, sejarah kebudayaannya seperti musafir yang tidak pernah berhenti pada titik tertentu. Kebudayaan ingin selalu menciptakan yang baru. Manusia dan kebudayaannya ingin selalu tampil tanpa batas.

D.     Sikap Kristen Terhadap kebudayaan

Ada 5 macam sikap umat Kristien terhadap kebudayaan, yakni:

1.      Antagonistis atau oposisi

Sikap antagonistis atau oposisi terhadap kebudayaan ialah sikap yang melihat pertentangan yang tidak terdamaikan antara agama Kristen dan kebudayaan.Sebab akibatnya, sikap ini menolak dan menyingkirkan kebudayaan pada semua ungkapannya. Gereja dan umat beriman memang harus berkata tidak atau menolak ungkapan kebudayaan tertentu, yakni kebudayaan yang ; 1. MenghinaTuhan 2. Menyembah berhala dan 3. Yang merusak kemanusiaan.

2.      Akomodasi atau persetujuan

Kebalikan dari sikap antagonis adalah mengakomodasi, menyetujui atau menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada. Terjadilah sinkritisme. Salah satu sikap demikian ditujukan untuk membawa orang pada cara berfikir, cara hidup dan berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain sedemikian rupa sehingga seolah-olah semua agama sama saja.

3.      Dominasi atau sintesis

Dalam gereja yang mendasari ajarannya pada teologi Thomas Aquinas. Ia menganggap bahwa sekalipun kejatuhan manusia kedalam dosa telah membuatcitra ilahinya merosot pada dasarnya manusia tidak jatuh total, manusia masihmemiliki kehendak bebas yang mandiri. Itulah sebabnya didalam menghadapi kebudayaan kafir sekalipun, umat bias melakukan akomodasi secara penuh dan menjadikan kebudayaan kafir itu sebagai bagian imam, namun kebudayaan itu disempurnakan dan disucikan oleh sakramen yang menjadi anugrah Ilahi.

4.      Dualisme atau pengutuban

Yang dimaksud dengan sikap dualistis atau pengutuban terhadap kebudayaan ialah pendirian yang hendak memisahakan iman dari kebudayaan ialah ; terdapatpada kehidupan kaum beriman kepercayaan kepada karya Allah kepada TuhanYesus Kristus, namun manusia tetap berdiri didalam kebudayaan kafir. Peran penebusan Tuhan Yesus yang mengubah hati manusia berdosa menjadi manusia yang hidup didalam iman tidak lagi berarti menghadapi kebudayaan.

5.      Pengudusan atau pertobatan

Sikap pengudusan adalah sikap yang tidak menolak, namun tidak juga menerima, tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan manusia kedalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia dapat menerima kebudayaan selama hasil hasil itu memuliakan Allah, tidak menyembah berhala, mengasihi sesama dan kemanusiaan. Sebaliknya, bila kebudayaan itu memenuhi salah satu atau keempat sikap budaya yang salah satu itu, umat beriman harus menggunakan firman Tuhan untuk menguduskan kebudayaan itu, sehingga terjadi transformasi budaya kearah budaya yang, memuliakan Allah.

E.      Pandangan Alkitab terhadap Kebudayaan dilihat dari Beberapa Aspek

a.       Tugas Manusia dan Kebudayaan

   Dalam Kejadian 1 : 28 dikatakan “ Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka : “ beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi  dan taklukanlah itu”. Kata “takklukan: dalam bahasa ibrani diambil dari kata “kabash”. Istilah ini dipakai sekitar lima belas kali dalam perjanjian lama yang berarti menundukan lawan, atau menaklukkan musuh. Untuk menundukan itu membutuhkan kekuatan Implikasi yang  harus dipikirkan, jika hanya sampai disini ialah tindakan sewenang – wenang manusia terhadap alam, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan. Namun menaklukan alam, sebenarnya Adam harus memikitrkan, mengerjakan, mengusahakan, mengelola alam ini dan melestarikannya.mengalahkan bukan membinasakan, melainkan menjadikan alam bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta mengusahakan kesejahteraan dirinya dan alam semesta. Manusia mengemangkan cipta dan karsanya bagi kesejahteraan hidupnya. Inilah mandatm yang dipercayakan Allah kepada manusia.

b.      Tujuan kebudayaan

   Kebudayaan yang dinyatakan dalam alkitab, pada mulanya dan seharusnya bertujuan untuk memuliakan Allah (Vertikal). Apakah semua manifestasi kebudayaan di semua aktivitas manusia digunakan untuk memuliakan Allah ? apakah seni suara, musik , lukis, ukir, asitektur, teknik, imu pengetahuan, dan semua manifestasi kebudayaan pada masa kinitertuju untuk memuliakan Allah ? ataukah segala kemampuan dikerahkan untuk mendirikan menara babel ?Tujuan selanjutnya untuk meningkatkan kehidupan manusia (Horizontal). Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan yang diberikan Allah untuk meningkatkan, mempermudah manusia untuk melakasanakan pekerjaannya.

Contoh dulu , kalau manusia ingin bekerja disawah hanya mengandalkan cangkul tetapi di zaman modern ini manusia dipermudah dengan kehadiran alat – alat pertanian yang serba modern. Kenyataan yang kita lihat banyak sekali hasil kebudayaan yang dipergunakan bukan untuk mengasihi Allah dan sesama manusia, melainkan  untuk penyembahan berhala dan kebanggaan atau ambisi diri.

c.       Kuasa Dosa dan iblis dalam Kebudayaan

  Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kebudayaan telah menjadi bagian integral keberdosaan manusia. Manusia yang mengelola kebudayaan adalah manusia yang berdosa, makka kebudayaan pun iikut jatuh ke dalam dosa. Sehingga manusia dapat mengarahkan kebudayaan itu bukan untuk memuliakan Allah. Manusia dapat menciptakn kebudayaan untuk menjadikan hasil kebudayaan sabaggai berhala misalnya uang. Dalam kenyataannyatidak sedikit orang yang menganggap uang adalah segala- galanya. Mereka melakukan dan menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang. Uang sudah menggantikan Tuhan bagi dirinya.  Bandingkan 1 Timotius 6 : 10 “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka”.

F.      Panggilan Orang Kristen Terhadap Kebudayan

1.      Orang Kristen menyangkali diri terhadap kebudayaan yang melawan Firman Allah

2.      Orang Kristen memikul salibnya terhadap kebudayaan yang melawan Kristus

3.      Orang Kristen mengikut Tuhan Yesus di tengah arus kebudayaan


Page 2