Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten

Candi Borobudur merupakan sebuah bangunan bercorak Budha peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Berdasarkan Prasasti Karang Tengah dan Tri Tepusan, pendiri candi ini adalah pemimpin Mataram yang berasal dari Wangsa Syailendra bernama Samaratungga. Berdasarkan kedua prasasti tersebut, Syailendra adalah penganut Buddha, tepatnya aliran Mahayana. Diperkirakan, Candi Borobudur dibangun pada tahun 750-850 M.

Dengan demikian, Candi Borobudur merupakan peninggalan yang bercorak agama Budha. 

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Bentuk Candi Borobudur melambangkan kosmologi Buddha Mahayana dengan tiga tingkatan yaitu kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu.

KOMPAS.com - Rencana pemerintah memasang tarif naik ke atas Candi Borobudur sebesar Rp 750.000 per orang menimbulkan pro kontra di masyarakat. 

Pemerintah berdalih, rencana tersebut adalah upaya konservasi atau pelestarian situs sejarah. Lonjakan harga tiket juga dibarengi dengan pembatasan jumlah turis, yakni 1.200 orang per hari.

“Langkah ini kami lakukan semata-mata demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip dari Kompas.com (4/6/2022). 

Candi Borobudur memiliki sejarah panjang. Situs ini merupakan bukti sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. Berikut sejarah Borobudur seperti dirangkum oleh Kompas.com. 

Baca juga: Tiket Naik Borobudur Rp 750.000, Ini Perbandingan Harga Masuk Candi di Dunia

Baca juga: Rute ke Candi Borobudur, Bisa Naik Transportasi Umum dan Kendaraan Pribadi

Sejarah Borobudur 

Berdasarkan informasi dari situs Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Candi Borobudur diduga didirikan pada pemerintahan Dinasti Syailendra antara 750 – 842 masehi. Pendiriannya, diperkirakan secara bertahap dan gotong royong sebagai wujud kebaktian ajaran agama Buddha. 

Balai Konservasi Borobudur dalam situsnya menyebutkan, Sejarawan J.G. de Casparis berpendapat bahwa pendiri Candi Borobudur adalah Raja Samaratungga yang memerintah pada 782-812 masehi, masa Dinasti Syailendra. Candi Borobudur dibangun untuk memuliakan agama Budha Mahayana. 

Pendapat itu berdasarkan interpretasi prasasti berangka tahun 824 masehi dan prasasti Sri Kahulunan 842 masehi. 

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten
Lihat Foto

KOMPAS IMAGES / FIKRIA HIDAYAT

Tiket masuk Borobudur saat ini ditetapkan sebesar Rp 50.000, sementara harga tiket masuk Candi borobudur atau tiket Borobudur untuk anak adalah Rp 25.000.

Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam situsnya menyebutkan, ada tafsiran lain yang menuturkan bahwa Candi Borobudur bukanlah semata-mata berlatar agama Buddha. Lebih dari itu, bangunan candi dipengaruhi oleh konsep pemujaan leluhur yang diwujudkan dalam bentuk bangunan berteras. 

Oleh sebab itu, Candi Borobudur mempunyai keragaman fungsi yakni monumen untuk memuliakan leluhur pendiri Dinasti Syailendra dan memuliakan agama Buddha. 

Baca juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Masih Belum Naik, Ini Daftarnya

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten
Lihat Foto

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bhiku dan umat Buddha berdoa bersama di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2021).

KOMPAS.com - Peninggalan sejarah penyebaran agama Buddha di Indonesia sampai saat ini bisa diamati dan dipelajari dari keberadaan beberapa candi.

Mempelajari sejarah, kita bisa dengan meudah mengebali ciri khas candi dengan corak Buddha yang ditemukan di beberapa tempat di Indonesia.

Baca juga: Ciri Khas Candi Buddha di Indonesia serta Contohnya

Beberapa candi telah mengalami pemugaran dan dipelajari sejak zaman kolonial, bahkan hingga saat ini.

Baca juga: Berwisata ke Candi Borobudur, Cek Harga Tiket, Jam Buka, dan Sejarahnya

Berikut beberapa candi Buddha di Indonesia beserta lokasi dan sejarah singkatnya yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber.

Baca juga: Libur Lebaran, Candi Kalasan dan Candi Sari di Sleman Buka Lagi untuk Wisatawan

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan sebuh candi Buddha yang cukup terkenal dan terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Candi ini adalah monumen Buddha terbesar di dunia yang menjadi situs warisan budaya dunia versi UNESCO.

Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan Dinti Syailendra, tepatnya pada abad ke-8 dan ke-9 masehi.

2. Candi Mendut

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten
Lihat Foto

Commons Wikimedia

Candi Mendut, salah satu candi di Jawa Tengah

Candi Mendut adalah sebuah candi Buddha yang berlokasi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Candi ini merupakan rangkaian dari kompleks candi Buddha yang bisa dijumpai di Magelang.

Home Nasional Nasional Lainnya

tim | CNN Indonesia

Senin, 20 Jun 2022 11:30 WIB

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten

Indonesia memiliki sejumlah peninggalan sejarah bercorak Buddha yang berasal dari kerajaan-kerajaan pada masa lampau. Berikut daftar peninggalannya. (AFP/GOH CHAI HIN)

Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia memiliki sejumlah peninggalan sejarah kerajaan bercorak Buddha. Maklum saja, beberapa kerajaan dan pusat ajaran Buddha berada di Nusantara pada masa lampau.

Mulai dari candi, prasasti, arca, hingga karya sastra. Setiap peninggalan sejarah tersebut memiliki fungsinya masing-masing di masanya.

Candi merupakan bangunan keagamaan atau tempat ibadah pada masa purbakala. Bangunan ini digunakan untuk ritual ibadah, memuja dewa-dewi, dan penghormatan bagi leluhur.

Sementara prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan keras dan tahan lama, seperti batu dan logam. Sedangkan arca adalah patung sebagai media keagamaan untuk memuja dewa-dewi.

Berikut daftar peninggalan sejarah bercorak Buddha di Tanah Air.

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten
Candi Borobdur yang ada sejak masa Dinasti Syailendra merupakan salah satu peninggalan sejarah bercorak Buddha. (iStock/sihasakprachum)

Candi Borobudur yang saat ini tengah jadi pembicaraan publik karena wacana kenaikan harga tiket masuk ke area stupa menjadi Rp750 ribu per turis lokal, merupakan peninggalan sejarah bercorak Buddha.

Bangunan yang berdiri di masa pemerintahan Wangsa Syailendra pada 800 Masehi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia. Candi Borobudur memiliki tiga pelataran melingkar dengan sau stupa utama, 72 stupa berlubang, 2.672 panel relief, dan 504 arca Buddha.

Candi yang menjadi tempat ibadah umat Buddha di Indonesia dan dunia itu terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. UNESCO memasukkan Candi Borobudur sebagai salah satu situs warisan dunia.

2. Candi Muara Takus

Beberapa sejarawan menyebut Candi Muara Takus yang terletak di Kabupaten Kampar, Riau ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim bercorak Buddha terbesar di Nusantara.

Namun para ahli purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Yang pasti, Candi Muara Takus merupakan candi tertua di Pulau Sumatra.

Bahkan, ini merupakan satu-satunya situs peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Di kompleks candi ini ada bangunan lain yang terdiri atas Candi Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai, serta Palangka.

3. Candi Sewu

Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak Budha yang terletak di kabupaten
Candi Sewu yang berada di Klaten, Jawa Tengah ini merupakan salah satu peninggalan sejarah bercorak Buddha. (ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho)

Candi Sewu merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur. Namun, candi ini berusia lebih tua dari Candi Borobudur, meski sama-sama dibangun pada 800 Masehi.

Uniknya, Candi Sewu yang terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini sebenarnya memiliki 249 candi. Tapi, masyarakat sekitar menamainya Candi Sewu yang berarti seribu dalam bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Roro Jonggrang.

Kompleks candi ini dibangun di akhir masa pemerintahan Rakai Panangkaran, raja termahsyur dari Kerajaan Mataram Kuno.

Namun sempat dipugar di masa pemerintahan Rakai Pikatan, pangeran dari Dinasti Sanjaya yang menikah dengan Pramodhawardhani dari Dinasti Syailendra.

4. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti yang ditemukan di Kampung Kedukan Bukit, Kota Palembang, Sumatera Selatan ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini ditemukan oleh orang Belanda bernama C. J. Batenburg pada 29 November 1920.

Sejarahwan menyebut peninggalan sejarah bercorak Buddha ini dibuat pada 683 Masehi. Prasasti itu mengisahkan soal kemajuan pelayaran Indonesia di masa Kerajaan Sriwijaya.

Informasi ditulis dengan aksara Pallawa dan menggunakan bahasa Melayu Kuno. Saat ini, Prasasti Kedukan Bukit disimpan di Museum Nasional Indonesia.

Peninggalan sejarah bercorak Buddha, lanjut sebelah...

10 Peninggalan Sejarah Kerajaan Bercorak Buddha di Indonesia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA