Bukti lain yang memperkuat adanya teori arab atau teori Mekah yaitu

Bukti lain yang memperkuat adanya teori arab atau teori Mekah yaitu

Bukti lain yang memperkuat adanya teori arab atau teori Mekah yaitu
Lihat Foto

Indephedia

Ilustrasi masuknya Islam ke Indonesia

KOMPAS.com - Para ahli memiliki perbedaan pendapat terkait proses masuknya Islam ke Indonesia.

Perbedaan pendapat tersebut kemudian melahirkan teori-teori masuknya Islam ke Indonesia.

Empat teori yang paling terkenal adalah Teori Gujarat, Teori Mekkah atau Teori Arab, Teori Persia, dan Teori Cina, yang masing-masing memiliki kelebihan dan juga kelemahan.

Salah satu tokoh Indonesia yang berpendapat soal proses masuknya Islam ke Indonesia adalah Buya Hamka.

Landasan teori Buya Hamka yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia berasal dari Arab, adalah Hikayat Raja-raja Pasai.

Dalam Hikayat Raja-raja Pasai, disebutkan bahwa Syaikh Ismail datang dari Mekkah ke Pasai dan mengislamkan rajanya, Merah Silu, yang kemudian bergelar Malik al-Shalih.

Kali ini akan dibahas mengenai kelebihan dan kelemahan Teori Mekkah masuknya Islam ke Indonesia.

Baca juga: Kelebihan dan Kelemahan Teori Gujarat

Teori Mekkah

Teori Mekkah atau Teori Arab dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold bersama Crawfurd, Niemann, dan de Hollander.

Dalam pandangan Arnold, para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8.

Teori Mekkah menyatakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke Nusantara pada sekitar abad ke-7, dibawa langsung oleh para pedagang Arab.

Buktinya adalah adanya permukiman Islam pada 674 di Baros, Banten.

Teori ini juga disetujui oleh beberapa ahli Indonesia, seperti Buya Hamka dan M. Yunus Ismail, yang meyakini bahwa Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh pedagang Arab.

Baca juga: Sejarah Perkembangan Islam di Thailand

Kelebihan dan kelemahan Teori Mekkah

Seperti halnya teori-teori lain, meski masih dalam perdebatan para ahli sejarah, Teori Mekkah juga memiliki kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan Teori Mekkah yaitu adanya persamaan mazhab di Arab dan di Indonesia, yang memakai mazhab Syafi'i.

Selain alasan kesamaan mazhab, Hamka melihat bahwa gelar raja-raja Pasai adalah al-Malik, bukan Shah atau Khan seperti yang terjadi di Persia dan India.

Dalam Hikayat Raja-raja Pasai yang ditulis setelah 1350, disebutkan bahwa Syaikh Ismail datang dari Mekkah melalui Malabar menuju Pasai dan mengislamkan rajanya, Merah Silu, yang kemudian bergelar Malik al-Shalih.

Hal ini sekaligus membantah Teori Gujarat, yang menyatakan bahwa pengaruh Islam di Indonesia datang dari Gujarat, India.

Baca juga: Tajdid, Gerakan Pembaruan dalam Ajaran Islam

Teori Mekkah menyebut jika Islam masuk ke Indonesia dari Mekkah, sebagai pusat agama Islam, sementara Gujarat hanya sebagai tempat singgah.

Di samping itu, pada abad ke-13, telah terdapat ulama-ulama Jawa yang mengajarkan tasawuf di Mekkah.

Naguib Al-Attas juga pembela Teori Arab, yang berargumen bahwa sebelum abad ke-17, seluruh literatur keagamaan Islam yang relevan tidak mencatat satu pengarang Muslim India.

Disamping kelebihannya, Teori Mekkah juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya fakta terkait peranan bangsa Arab dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia.

Referensi:

  • Simangungsong, Lister Eva. (2020). Sumatera Utara dalam Periodesasi. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sebentar lagi bulan suci Ramadan akan tiba! Apabila tidak berubah, bulan puasa tahun ini akan jatuh pada tanggal 24 April 2020.

Ramadan adalah salah satu bulan pada kalender hijriyah. Pada bulan ini, umat Islam di seluruh dunia wajib melakukan ibadah puasa selama satu bulan lamanya. Umat Islam diwajibkan untuk menahan diri dari makanan, minuman, serta amarah dan hawa nafsu mulai dari terbitnya fajar (waktu subuh) hingga tenggelamnya matahari (waktu maghrib). Bulan Ramadan dianggap suci karena menurut agama Islam, banyak keberkahan yang akan didapatkan ketika beribadah di bulan ini.

Ramadan memberikan kesan tersendiri di kalangan masyarakat Indonesia. Waktu sahur dan berbuka dijadikan momen untuk berkumpul keluarga. Di berbagai daerah, terutama di kompleks pemukiman serta perkampungan, banyak warga yang turun ke jalan untuk menjajakan ta’jil (santapan berbuka puasa) di waktu menjelang berbuka. Di Indonesia sendiri terdapat istilah “ngabuburit” yang merupakan aktivitas menunggu waktu berbuka.

Nuansa Ramadan yang khas di Indonesia ini dapat menandakan bahwa betapa banyaknya penduduk yang beragama Islam.

Seperti yang kita sudah ketahui negara dengan penduduk pemeluk agama Islam paling banyak adalah negara Indonesia. Negara kepulauan ini memiliki warga beragama Islam sebanyak 222 juta jiwa lebih pada tahun 2016. Angka tersebut di atas dari penduduk beragama Islam Pakistan yang berada di posisi ke dua dengan 195 juta jiwa, disusul India dengan jumlah 183 juta jiwa, dan Bangladesh di urutan ke empat dengan 149 juta jiwa.

Keberadaan agama Islam di Indonesia pun memiliki sejarahnya sendiri. Pada zaman dahulu, pedagang-pedagang dunia sering sekali menggunakan samudera untuk dijadikan jalur lalu lintas perdagangan. Berkat letak Indonesia yang strategis, yaitu di antara samudera hindia dan samudera pasifik, banyak pedagang yang sering menyambangi negara ini.

Selain letaknya yang strategis, Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah. Tak heran banyak pedagang mancanegara yang melakukan aktivitas perdagangan di Indonesia.

Teori Masuknya Islam di Indonesia

Islam datang ke Indonesia berkat peran pedagang yang terlebih dahulu memeluk agama Islam. Selain berdagang, mereka juga melakukan penyebaran agama Islam. Terdapat 3 terori yang mampu menjelaskan datangnya Islam di Indonesia.

1. Teori Mekkah

Menurut teori ini, Islam dibawa oleh pedagang yang berasal dari Mekkah di abad 7 masehi. Terdapat tiga bukti yang mendukung teori ini.

Pertama, adanya perkampungan Islam di Barus, Sumatera di tahun 674 masehi. Sesuai namanya, penghasilan utama dari kampung ini adalah kapur barus. Benda ini menjadi kesukaan dari Timur Tengah. Sehingga mengundang pedagang dari sana untuk datang ke Indonesia.

Kedua, ditemukannya makam Islam tertua Indonesia, tepatnya di Gresik, Jawa Tengah. Makam bernama Siti Fatimah binti Maimun tersebut ditulis menggunakan ukiran kaligrafi arab bergaya kufi.

Ketiga, adanya pemakaman Islam di wilayah Majapahit di Trowulan. Diyakini bahwa pada era kerajaan Majapahit sudah banyak orang yang memeluk agama Islam.

2. Teori Persia

Teori ini menyatakan bahwa, selain disebarkan oleh pedagang dari Mekkah, Islam juga disebarkan oleh pedagang yang berasal dari Persia yang kira-kira kini letaknya ada di negara Iran.

Menurut teori ini, Islam dibawa oleh pedagang yang asalnya dari Iran pada abad 11. Terdapat dua hal yang bisa membuktikan teori ini.

Pertama, setiap tanggal 10 Muharram, di Bengkulu dan Sumatera Barat selalu diadakan upacara Tabuik. Upacara ini diadakan untuk mengenang cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali. Upacara ini adalah upacara tahunan yang juga dilakukan di Persia.

Kedua, Bukti kedua, adanya kesamaan ajaran sufi yang dianut oleh Syekh Siti Jenar, seorang ulama sufi asal Jepara, dengan sufi Iran beraliran Al-Hallaj.

3. Teori Gujarat

Menurut teori ini, Islam dibawa ke Indonesia oleh pedagang yang berasal dari Gujarat pada abad ke 13 Masehi.

Bukti pertama yang mendukung teori ini adalah bentuk batu nisan Sultan Malik Al-Saleh, sultan dari Kerajaan Samudra Pasai. Batu nisan ini mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat.

Bukti lainnya adalah tulisan dari Marco Polo, pedagang dari Venesia. Tulisan itu menyatakan bahwa Marco Polo pernah mendatangi Perlak, Aceh Timur. Dia menuliskan bahwa di Perlak terdapat Kerajaan Islam Pertama dan sudah banyak penduduk yang beragama Islam.

Kamu bisa belajar lebih lengkap lagi mengenai proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia menggunakan Aplikasi Pahamify. Di situ kamu bisa belajar bagaimana pedagang itu bisa menggunakan media perdagangan untuk menyebarkan Islam dan bagaimana jalur penyebaran agama Islam di Indonesia serta peranan pesantren dalam memperkuat penyebaran agama Islam di negara ini.

Keadaan dunia memang sedang kurang baik. Keharusan kita untuk melakukan physical distancing, membuat kita harus tetap beraktivitas di dalam rumah. Biarpun kamu belum bisa berangkat ke sekolah, aktivitas belajar masih bisa optimal ketika dilakukan di rumah. Apalagi kalau kamu menggunakan aplikasi Pahamify dengan berbagai fitur menarik di dalamnya yang kini bisa kamu akses secara gratis sampai tanggal 31 Mei 2020 ! Download sekarang juga untuk merasakan #BelajarSeruDiRumah!

Penulis: Afif Rizki

tirto.id - Dalam Teori Mekkah, Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang-pedagang Arab yang datang ke nusantara sekaligus untuk berdakwah.

Sebuah ideologi tidak datang begitu saja. Kehadirannya di suatu wilayah dibawa oleh pihak-pihak tertentu yang kemudian menyebar luas di masyarakat. Begitu pula kehadiran agama Islam di Indonesia, dibawa bangsa lain dengan kontak bersama masyarakat nusantara.

Masuknya Islam di nusantara memiliki beberapa teori. Di antara teori tersebut adalah Teori Gujarat, Teori Arab (Mekkah), Teori Persia, dan Teori China. Masing-masing teori memiliki landasan dan pendukung masing-masing.

Sumber sejarah yang dipakai untuk penentuan teori antara lain penemuan artefak dan kebudayaan masa lampau. Dari situ kemudian dikaji dengan fakta sejarah lain untuk membuktikan kebenaran masing-masing teori.

Teori Mekah dan Tokoh Pendukungnya

Bukti lain yang memperkuat adanya teori arab atau teori Mekah yaitu

Masuknya Islam di nusantara yang diduga dibawa muslim dari Timur Tengah dikuatkan melalui Teori Arab atau disebut pula Teori Makkah.

Dalam modul Sejarah Indonesia: Islam Nusantara (2017) terbitan Kemdikbud, Teori Arab mengemukakan dahulu pedagang-pedagang muslim Arab datang ke nusantara sekaligus untuk berdakwah.

Teori ini didukung oleh Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, Buya Hamka, Naquib al-Attas, Keyzer, M. Yunus Jamil, dan Crawfurd.

Menurut kajian T.W. Arnold, banyak pedagang dari Arab yang mendominasi perdagangan di Coromandel-Malabar. Peristiwa itu terjadi sekitar abad 7-8 masehi. Mulai sinilah para pedagang berhubungan dengan wilayah nusantara.

Dari pusat perdagangan di Coromandel-Malabar, para pedagang menyebar ke nusantara. Saat berdagang, mereka turut menyebarkan Islam pada penduduk lokal.

Sementara itu, Crawfurd juga melihat kaitan antara Islam yang berkembang di Indonesia dan di Arab. Crawfurd berpendapat bahwa Islam di nusantara memiliki persamaan mazhab dengan Mekkah dan Mesir yaitu mazhab Syafi'i.

Hal ini berbeda dengan mazhab yang berkembang di Gujarat/India yang menganut mazhab Hanafi. Buya Hamka juga menguatkan pendapat bahwa Islam masuk di Indonesia atas peran pedagang muslim Arab.

Dalam kajiannya disebutkan bahwa gelar raja Samudera Pasai sama seperti gelar raja di Arab yakni Al Malik. Berbeda dengan gelar raja di India yang memakai nama Khan, sehingga pengaruh dari Arab lebih terlihat.

Bukti lain yang disodorkan Hamka untuk memperkuat Teori Mekkah yaitu penemuan naskah kuno.

Dalam buku Sejarah Umat Islam (1997), Hamka menyebut naskah kuno ini berisi penjelasan bahwa bangsa Arab sudah bermukim pada tahun 625 masehi di sekitar Pantai Barat Sumatera. Di samping itu, ditemukan nisan kuno bertulis Syekh Rukunuddin bertahun 672 masehi.

Para ahli pendukung Teori Mekkah menyatakan adanya kekuasaan politik Islam yang muncul di nusantara pada abad 13. Artinya, jauh sebelum itu Islam sudah masuk Indonesia sekitar abad 7.

Penyebaran Islam sangat dipengaruhi kehadiran bangsa Arab. Mengutip modul Sejarah Indonesia Kelas X (2020), saat ini Teori Mekkah dinilai paling kuat menjadi alasan masuknya Islam di Nusantara dari teori-teori lain.

Namun, teori ini memiliki kelemahan dalam kurangnya fakta dan bukti pendukung untuk menjelaskan peran bangsa Arab pada proses penyebaran Islam di Indonesia.

Baca juga:

  • Abed al-Jabiri: Dialektika Nalar Arab hingga Kritik Islam Nusantara
  • Sejarah Pengaruh Islam di Nusantara: Bidang Politik dan Ekonomi
  • Kontribusi Mustafa Ataturk bagi Islam & Sains yang Sering Dilupakan
  • Sejarah Hidup H.O.S. Tjokroaminoto: Pemimpin Abadi Sarekat Islam

Baca juga artikel terkait TEORI MASUKNYA ISLAM atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/adi)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Aditya Widya Putri
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates